Half Of My Soul

Rating : T

Pairing : Sasuhina/Narusaku

Genre : Hurt/Comfort/ Romance

Warning : AU, OOC, typo, abal, geje, dan lain-lain

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

Chapter 1. masa lalu

Uchiha Sasuke pria berumur 29 tahun, pria yang sukses di bidangnya juga sosok suami yang sempurna bagi Haruno Sakura. Dulu hidupnya biasa, namun ia mencapai sukses ketika sudah menikah. Istrinya adalah penyokong kesuksesan terbesar dalam hidupnya.

Sasuke memulai karir sebagai pegawai di Perusahaan Kosmetik milik Haruno Corp. Namun siapa sangka anak dari pemilik perusahaan itu menyukainya dan akhirnya mereka mengikat tali pernikahan.

Sebuah Pernikahan yang sangat bahagia, harmonis dan berjalan dengan semestinya.

Tapi, tidak ada kehidupan yang mulus, kan? Setiap orang pasti punya permasalahan. Dan ada yang namanya cobaan. Kadangkala, ada banyak hal yang tidak diharapkan. Terjadi.

.

"Dear. Menurutmu bagaimana gaun ini?" Sasuke memandang sebuah gaun yang sedang di perlihatkan oleh istrinya. Ia tersenyum.

"Hn, coba dulu." Sakura tersenyum kemudian mengecup pipi suaminya dan bergegas ke ruang ganti.

Sasuke memandang Sakura yang gembira. Besok adalah ulang tahun pernikahannya, ia dan Sakura berniat makan malam bersama, hn, akhir-akhir ini waktu mereka bersama memang sedikit jarang.

Saat Sasuke mencoba untuk memilah-milah baju istrinya, seorang anak kecil tidak sengaja menabrak punggungnya. Karena ia memiliki tubuh yang besar, tentu saja anak kecil itu yang tertimpa kemalangan.

"Kau tidak apa-apa. Nak?"

Anak kecil itu menggeleng. Rambut hitamnya bergerak seiring dengan gerakan kepalanya. Matanya menatap fokus pada Sasuke.

Entah kenapa Sasuke merasa punya ikatan dengan bocah laki-laki itu. Waktu berhenti sesaat saat mata mereka saling menatap. Namun perasaannya buyar saat anak laki-laki itu berusaha bangkit. Sasuke membantunya.

Kemudian menepuk punggung bocah itu.

"Sai!"

Suara itu…? Sasuke tiba-tiba menjadi beku, apakah ia berhalusinasi? Tapi sudah lama ia melupakan suara itu. Suara yang bertahun-tahun hadir dalam mimpi buruknya.

Ia bisa mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat. Ia bahkan mengenali dengan sangat suara langkah kaki itu. Terasa lembut menyentuh lantai, ia merindukan sepasang kaki itu.

"O…hay, Sasuke."

Sasuke berdiri. Tidak. Ia tidak berhalusinasi, ia ada di hadapannya. Wanita itu ada dihadapannya. Tersenyum lembut.

Hyuuga Hinata. Mantan kekasihnya.

"Apa kabar. Sasuke?" bersikap seolah-olah mereka hanya kawan lama yang bertemu kembali. Sasuke tidak menjawab, ia masih memasang wajah dingin.

Ia membenci perempuan ini, benci dengan waktu yang mempertemukan mereka. Benci senyumannya yang lembut, ben…ci tapi, ia rindu padanya, rindu senyumannya, rindu sentuhannya, rindu pelukan hangatnya. Ia begitu merindukannya. Tak bisa membencinya.

"Lama tidak jumpa ya, Sasuke?" Hinata mendekat dan memeluk Sasuke.

Sasuke gementar tubuhnya kaku sesaat, tidak berniat ingin membalas pelukan wanita ini. Hinata yang tidak menerima respon hanya tersenyum. Kemudian melepas pelukannya.

"Sayang!" sakura yang baru keluar dari tempat ganti baju terkejut melihat Sasuke dan… mantan kekasih suaminya dahulu. Ia tidak bergerak. Hatinya terlalu takut untuk mendekat. Ia tahu wanita itu terlalu besar pengaruhnya di dalam hati Sasuke.

"Sakura. Ya?"

Hinata menoleh kebelakang, kemudian tersenyum manis, bertapa Sasuke ingin mencekik perempuan ini, ingin menciumnya, ingin memeluknya. Dan bilang, ia memaafkan semua kesalahannya andai ia minta maaf.

Sakura mendekat, kemudian memeluk lengan suaminya. Sasuke terhenyak lalu merasa miris. Tangan kirinya mencengkeram dadanya. Sesak.

"Hinata?" seorang laki-laki muncul di antara mereka bertiga. Laki-laki berperawakan tinggi dan berwibawa. Tersenyum hangat pada mereka.

"Teman mu. Sayang?"

Hinata lagi-lagi tersenyum.

"Iya, ini Sasuke dan istrinya, mereka teman…lamaku."

Sasuke memandang pria itu. Dari gesture tubuhnya, pria ini pasti bukanlah orang sembarangan. Sepertinya ia C.E.O dari sebuah Perusahaan.

"Perkenalkan, aku Hatake Kakashi…suami Hinata."

Dan semuanya menjadi gelap.

.

.

.

"Sakura? Pacaran, yuk?" seorang laki-laki dengan rambut pirang khas campuran asia dan barat menekuk dan memegang seikat bunga, tersenyum lebar kearah Sakura.

Biasanya laki-laki itu pasti dapat tendangan, karena ulah konyolnya. Tapi, entah kenapa hari ini Sakura tidak meresponnya.

Laki-laki pirang tersebut bangkit, ia tahu pasti ada sesuatu yang terjadi pada wanita itu. Berteman cukup lama dan karena wanita itu adalah seseorang yang sangat dicintainya. Tentu ia tahu segala sesuatu tentang perempuan ini.

"Ada apa?"

Dan hanya dengan kalimat singkat itu, Sakura menangis dalam pelukannya.

"Naruto… dia kembali."

Naruto merasa sakit setiap kali melihat Sakura menangis, tapi ia sudah tahu jauh-jauh hari, bahwa ia bukanlah pria, yang diperbolehkan untuk menghapus air mata perempuan yang sangat dicintainya ini.

"Hinata kembali."

.

Setelah menenangkan Sakura, Naruto mengantar gadis itu pulang, Sakura tidak dalam keadaan baik. Ia kadang khawatir. Apa keputusannya dahulu, untuk melepaskan Sakura pada sahabat baiknya adalah benar? Tapi Sakura sangat mencintainya. Sakura mencintai temannya sendiri. Uchiha Sasuke.

Setelah mengantar Sakura, ia bergegas ke kantor Sasuke. Ketika sampai di ruangan pria itu, ia menemukan Sasuke berdiri di dekat jendela raut wajahnya gelisah.

"Sasuke."

"Oh, kau Naruto?"

Sasuke lalu menduduki meja kerjanya, ia membaca sekilas kertas di sana, tapi nyatanya ia tidak bisa fokus.

"Sakura bilang, kalian bertemu…Hinata, ya?"

Tidak ada jawaban, Naruto mengeram tidak suka reaksi yang di tunjukkan Sasuke.

"Dengar," suara Naruto berat, karena menahan amarah. "Hinata orang yang pernah menyakitimu, ia penghianat."

Lagi-lagi Sasuke diam, matanya masih memandangi kertas yang ada di mejanya. Naruto tidak bisa membaca ekspresi Sasuke.

"Jangan sakiti Sakura. Hargai pengorbananku. Sakura sangat mencintaimu."

"Aku tahu." Sasuke memandang tajam pada Naruto. "Tak usah kau beritahu, aku juga tahu itu."

"Bagus!" Naruto menyilangkan tangannya di dada.

"Lupakan Hinata. Dan…perasaan basi itu."

Setelah mengatakan itu Naruto hendak keluar dari ruangan Sasuke. Ia rasa ia sudah cukup untuk mengingatkan Sasuke. Untuk tahu dimana ia berpijak sekarang. Namun suara Sasuke menghentikannya.

'Naruto…! Anaknya, mirip denganku."

.

.

.

FLASHBACK

"Sasuke, bagaimana kalau kita putus saja?"

Sasuke cukup terkejut dengan pernyataan dari kekasih yang sudah dua tahun ia pacari, ia memang bukan lelaki yang cukup romantis, untuk bisa mengajak date kekasihnya setiap hari.

Ia hanya pria biasa dengan kehidupan yang biasa pula, yang kadang pekerjaan lebih ia utamakan ketimbang pacarnya sendiri. Tahu sendiri ia hanya pegawai rendahan.

Namun hidupnya lebih berwarna sejak ia mengenal Hyuuga Hinata. Dan menjadi pacarnya adalah kebahagian yang dikirimkan Tuhan untuknya.

"Ada apa denganmu?"

Apa Hinata sedang bercanda? Sungguh tidak lucu kalau itu candaan.

"Ayah, ingin aku menikah secepatnya."

Sasuke menghela nafas, bukan sekali ini Hinata bilang kalau Ayahnya menginginkan pernikahan, Hinata, tapi apakah hanya karena itu, mereka harus putus?

"Bukankah sudah kubilang, aku belum mapan. Hinata? Apa kau tidak bisa menunggu?"

Sasuke kadang tidak mengerti tingkah pacarnya akhir-akhir ini. Selalu mencari masalah dan alasan-alasan yang membuat mereka bertengkar hanya karena hal-hal kecil.

Namun cintanya pada perempuan ini mengalahkan logikanya. Apapun yang di lakukan wanita itu entah kenapa bisa ia terima begitu saja. asalkan wanita itu tetap berada disisinya. Selalu ada di dekatnya.

"Kalau kubilang ada pria kaya yang melamarku. Menurutmu, aku harus bagaimana?"

Sasuke terhenyak, tidak percaya pada setiap kata yang keluar dari mulut kekasihnya.

"Aku akan menikah…bulan depan"

Dan hari itu. Entah kenapa muncul petir di hatinya

Tbc…