Banyak pertanyaan tentang Yunho dan Jaejoong karena chap. 1, 2 dan 3 banyak typo(s), Arai mohon maaf itulah knp Arai memaksakan diri untuk menulis disaat mood tak baik. Dan di chap. Selanjutnya Arai akan ^^

Dan maaf sebelumnya, Arai sudah lama tidak membuka Akun bukan karena ff belum selesai karena Arai lupa Pass. xD

Dan satu hal lagi, Arai akan fokus pada Millioner terlebih dahulu, karena Arai lagi sibuk dengan Kuliah. ^o^ Mohon maaf nee….

Summary :

Seorang Milioner menyukai namja dengan kehidupan yang glamour dan sudah berkeluarga. ia mencintai seorang KIM JAEJOONG yang selalu mengabaikannya, dengan berbagai cara sang milioner mencari perhatian seorang KIM JAEJOONG. berhasilkah?

Previos

Dua orang dewasa berbeda jenis kelamin kini duduk dengan santainya disalah satu restoran berbintang, senyum tak lepas dari wajah bahagia keduannya. Seperti ada sesuatu yang sangat menyenangkan sehingga membuat keduanya saling melemparkan senyuman terbaik mereka.

Just go back if u don't like it…

#Sorry Yunnie

Yunho menatap bocah kecil yang beberapa waktu lalu di bully oleh teman-temannya, Yunho hanya menatap Changmin dengan tatapan mungkin kasihan? Tawa lepas yang ditunjukan Changmin membuat Yunho semakin senang, di satu sisi ia bahagia karena Jaejoong akan ikut liburan dan satu sisi Changmin bisa membuat hatinya tenang.

"Gyu Jin!"panggil Yunho tanpa mengalihkan pandangannya pada Changmin yang kini tengah bermain dihalaman rumahnya. Gyu Jin, namja 30 tahun yang berperan sebagai asisten Yunho menghampiri majikannya.

"Nde, Tuan" Gyu Jin datang dan langsung memposisikan dirinya berdiri dibelakang Yunho, tidak lupa ia membungkuk sebagai rasa hormat. "Ada yang bisa saya bantu?"

Yunho tersenyum dan membalikan tubuhnya menatap Gyu Jin yang kini tersenyum padannya "Tolong beritahu Min Woo agar mencari tahu tentang Lee ahjumma" Gyu Jin mengerutkan keningnya bingung, bingung karena orang yang majikannya cari itu bukanlah orang penting.

Yunho menyadari raut wajah bingung Gyu Jin tapi ia abaikan itu "Nde, Tuan akan saya kabarkan pada Min Woo~shi, saya permisi Tuan"ujar Gyu Jin kemudian dan berbalik meninggalkan Yunho tidak lupa ia membungkukan badannya pada Yunho.

Yunho teringat, ia harus menyiapkan keperluannya untuk besok. Jangan tanya kenapa ia menyiapkan perlengkapannya sendiri, karena ia tak ingin jika barang pribadinya yang ada di kamar dan ruang kerjanya disentuh. Jika kamar atau ruang pribadinya di bersihkan itupun hanya Lee ahjumma yang sudah menemani Yunho sejak lama.

Yunho memilih beberapa potong pakaian, ia tak ingin membawa banyak barang karena nanti ia bisa membelinnya disana. Yunho tak lupa membawa frame berukuran kecil yang terdapat foto dirinya, Jaejoong dan Bayi mungil yang hanya sekali ia lihat.

Yunho hanya tersenyum miris mengingatnya, sudah berapa banyak detektif yang ia bayar untuk mencari anaknya, tapi tetap saja hasilnya nihil. Tapi, bukan Jung Yunho kalau tak bisa mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya begitupun dengan Jaejoong.

Dan mata tajamnya menatap kearah kotak beludru berwarna merah dan perlahan membukanya. Sebuah benda berbentuk segitiga dimana setiap sikunya memiliki simbol tersendiri dan ditengahnya ada simbol "Y'J" dengan huruf berwana emas dan besar. Yunho memegang bandul berbentu segitiga dan menduduka dirinya di ranjang miliknya dan sesekali tersenyum mengingat kenangan pada kalung itu.

Tok...tok...

Suara pintu kamarnya terdengar, Yunho menyimpan kalung miliknya di ranjang dan Yunho menoleh kearah pintu, nampaklah sosok yeoja yang kini masuk ke kamar Yunho tak lupa ia menunduk.

"Waeyo Won~ah?"tanya Yunho yang kini duduk di sofa dekat ranjang King size miliknya, yeoja bernama Won tersenyum. "Kedatangmu pasti membawakan berita bukan?"lanjut Yunho dan dibenarkan oleh anggukkan Won.

"Ne, Tuan. Ada berita yang harus saya sampaikan"ujarnya dan langsung disambut senyuman oleh Yunho, oh Tuhan Yunho merasa hari ini ia begitu tak ingin membuat Yunho menunggu lama, ia sangat menyadari ekspresi bahagia dari majikannya.

Dan disinilah Won menceritakan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari Jaejoong dikediaman Choi, sesekali Yunho tertawa kecil saat mendengar Jaejoong masih saja manja dan yang membuatnya tak senang yaitu Jaejoong malah menunjukan kepada orang lain sikap manjanya itu.

Tapi satu hal yang bisa Jaejoong simpulkan bahwa dirinya(Yunho) masih mempunyai harapan untuk merebut Jaejoong dari Choi Siwon. Karena ada satu yang membuatnya sangat simple yaitu Kalung berinisial "Y'J"

Seharusnya Won mengabarkan tentang Jaejoong seminggu sekali tapi Won beralasan banyak yang dikerjakan dan sulit untuk menemui Yunho sehingga ia baru bisa bertemu dengan Yunho dua minggu kemudian.

"Won~ah, aku mengandalkanmu dan terima kasih atas informasinya dan itu sangat membantu" Won tersenyum, ia senang karena majikannya puas dengan informasi yang ia berikan. Won membungkukan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Yunho yang tersenyum seorang diri. Ia benar-benar bahagia.

"Jaejoongie, tunggu aku sayang"

Millioner

©Arai ZheeAry (AZ)

Yunho menikmati sorenya dengan tenang, ia memimpikan bisa menikmati sore hari dengan istri dan anaknya namun seribu sayang itu hanyalah mimpi yang mungkin akan sulit dijadikan kenyataan. Ia tahu dimana Jaejoong berada walau sekarang Jaejoong sudah menjadi milik orang lain tapi ia sendiri tak tahu dimana anaknya berada.

Ia harus menghubungi Min Woo, ia ingin tahu kabar anaknya. Jung Changmin, sekarang juga. Akitivitas Yunho yang tengah merogoh ponselnya terhenti saat mendengar tawa khas anak kecil. Yunho mengerutkan keningnya bingung, seingatnya di rumhanya ini tak ada anak kecil.

"Yah, Changmin~ah. Halmonie lelah, jangan berlari sayang"

Mata tajam itu menatap sosok namja kecil yang kini berlari mengintari kolam renang yang kini memang berada ditaman belakang.

"ANI! Minnie mau mandi dicini halmonieee"rengeknya manja yang kini mulai membuka jaket yang ahjumma nampak kelelahan mengejar Changmin.

"Lee ahjumma!" akhirnya Yunho memanggil Lee ahjumma dan suara Yunho itu mengagetkan dua orang yang berbeda usia dan berbeda gender. Hal itu membuat Changmin membalikan badannnya karena rasa takut pada Yunho, kaki Changmin malah salah berpijak dan membuat salah satu kakinya menginjak air dan seluruh tubuhnya tercebur.

"Changmin~ah!"

Kejadian barusan tak luput dari penglihatan Yunho, entah atas dorongan apa yang terjadi pada Yunho. Tubuhnya bergerak sendiri untuk menuju kolam renang dan menyebur menyelamatkan bocah kecil berumur tiga tahun.

Yunho meraih tubuh mungil Changmin yang kini berada di dasar kolam, Yunho membawa Changmin kepermukaan air. Menempatkan bocah kecil tersebut di tepi kolam.

"Changmin~ah, halmonie mohon bangunlah" kedua tangan keriput Lee ahjumma menepuk pelan kedua pipi Changmin.

Eh?

Yunho mengerutkan keningnya mendengar nama yang dipanggil oleh Lee ahjumma, bocah kecil itu bernama Changmin? Yunho menggeleng pelan, menolak kemungkinan-kemungkinan yang , kenapa ia baru menyadari nama bocah gembul ini?

Yunho masih menatap Changmin yang belum sadarkan diri "Gyu Jin!" panggil Yunho pada namja yang kini berdiri dibelakangnya yang memegang handuk untuk majikannya.

"Nde, Tuan" sahutnya sopan

"Panggil dokter Jang, Palli" Gyu Jin meninggalkan Yunho, tak lupa ia menyerahkan handuk pada Yunho.

"Changmin~ah" berkali-kali Lee ahjumma memanggil nama Changmin, Yunho menggendong tubuh kecil Changmin dan membawanya ke kamar pribadinya. Lee ahjumma hanya mengikuti majikannya yang menggendong cucunya.

"Lee ahjumma, cepat bawakan apa saja yang bisa menyadarkan 'bocah' ini dan jangan lupa bawakan baju ganti untuknya" Lee ahjumma mengaguk dan meninggalkan Yunho dengan Changmin cucunya. Mata tajam itu terus menatap tubuh Changmin yang tidak menunjukan tanda-tanda akan kesadarannya.

Yunho membalikan tubuhnya, kenapa bayang-bayang Changmin terus ada di benaknya? Yunho menggeleng, ia tak ingin membayangkan yang tidak-tidak.

"Um-ma..hh"

Yunho kembali membalikan tubuhnya, menatap Changmin yang sepertinya mengigau. Matanya masih tertutup, keringat membasahi pelipisnya, bibirnya mulai memucat. Apa ia demam? Yunho menusuk-nusuk pipi gembul Changmin dengan jari telunjuknya.

"Hey... bocah, bangunlah"

Kenapa kau nampak mirip dengan seseorang ah bukan maksudnya perpaduan wajah. Yunho kembali menggelengkan kepalanya.

"Mianhae, keterlambatan saya" dokter Jang membungkukan badannya melihat dokter Jang yang sudah hadir. Yunho tersenyum kemudian mengambil kaos dan celananya, ia harus cepat-cepat mengganti pakaiannya sebelum ia demam.

"Dokter Jang, urus bocah ini. Arraseo?"dokter berusia empat puluh tahun itu memangguk saat dokter Jang mendengar perintah dari Yunho. Dokter Jang adalah dokter khusus keluarga Jung. Sebelum Yunho benar-benar meninggalkan kamarnya ia masih sempat menatap bocah kecil yang kini maih setia memejamkan matanya.

Setelah selasai mengganti pakaiannya, Yunho hanya duduk santai di ruang menghilangkan rasa jenuhnya ia terus menggati chanel televisi dihadapannya. Sesekali ia menunggu kabar tentang si 'bocah dari Lee ahjumma.

Dokter Jang sudah pulang beberapa waktu yang lalu dan semenjak itu Yunho duduk dengan resah di sofa empuk masih tertidur di kamarnya, Yunho ingin ke kamarnya ingin memastikan keadaan 'bocah' itu bukan khawatir hanya ingin tahu saja. Tapi apa yang ia lihat…

"Aniyo, Min mau bobok sini halmonie"keukeuh namja kecil yang kini menutupi tubuhnya dengan selimut tebal milik Yunho. Changmin memang hyperaktive.

"Kalau Min nakal, Halmonie akan di pecat dan Min nggak bisa makan lagi" Lee ahjumma masih terus merayu Changmin. "Lepaskan milik Tuan itu sayang"

"Andwae! Ini milik Min dan Min nggak mau kalau belhenti makan, nanti Min mati bagaimana?" Changmin memasang wajah sedihnya saat membayangkan jika dirinya tak bisa makan lagi. Itu adalah mimpi buruk menurutnya.

"Min, dengarkan halmonie Min−"

"Ahjumma, biarkan 'bocah' ini istrahat disini dan Lee ahjumma bisa kembali bekerja" suara berat Yunho mengintruksi percakapan dua orang berbeda usia dan berbeda gender tersebut. Lee ahjumma membungkuk.

"Mianhae Tuan atas kesalahan saya, saya mohon jangan pecat saja" mata tajam Yunho masih terus menatap Changmin yang kini terbaring dengan selimut yang menutupi hingga hidungnnya. Dan hanya matanya saja yang terlihat dan kedua mata itu saling menatap satu sama lain.

"Tenang saja ahjumma dan kembalilah bekerja" Lee ahjumma menegakkan tubuhnya dan mulai meninggalkan kamar Yunho.

"Baiklah, siapa namamu eoh?" Yunho mulai mengajak bicara bocah gembul yang kini nampak takut terhadapanya. Bagaimanapun Yunho pernah memiliki seorang anak walau belum 24 jam menjadi ayah, bayinya menghilang begitu saja.

Changmin melepaskan selimutnya dan berusaha keras untuk turun dari ranjang King size tersebut. Changmin berdiri menghadap Yunho dan senyum Changmin mengembang dan membungkukan badannya.

"Annyeong Lee Changmin imnida"

Deg

"Changmin?" Changmin menatap Yunho dengan kedua matanya yang hampir mirip dengan mengangguk pasti dan tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi susunya yang terlihat.

Changmin kembali menaiki ranjang dan merebahkan tubuhnya di ranjang tak lupa ia menepuk-nepuk tempat yang masih kosong di sampingnya, seolah menyuruh Yunho untuk berbaring setan apa yang merasuki Yunho sehingga ia menuruti penmintaan namja kecil yang sudah dua kali ia tolong.

Yunho menyerngitkan dahinya bingung, ia menatap kotak beludru yang ia simpan di ranjang. Dimana kalungnya? Kenapa hanya ada tempatnya saja?

"Waeyo? Kenapa Jussi mengambil balang yang bukan milik jussi?" please, Yunho semakin bingung berbicara pada 'bocah' ini yang menurutnya berbicara berputar-putar.

"Kau mengambil kalung milikku?"

"Milik Jussi? Ani" tapi Yunho tak percaya dengan ucapan namja kecil berumur tiga tahun ini, Bisa dilihat sekarang dileher Changmin. Ia telah memakai kalung milik Yunho dan Changmin tak mau mengakuinya?

"Jangan berbohong 'bocah'" Yunho menyimpan kotak beludru miliknya di meja nakas, Changmin melotot melihat Yunho.

"Ani, Min tak bohong" Yunho memutar bolanya malas, ia malas berdebat dengan bocah yang baru dikenalnya dan satu hal Yunho menyadari tentang bocah bernama 'Changmin' ternyata Changmin mempunyai sifat keras kepalanya. Yunho menunjuk kalung yang dikenakan Changmin, Changmin mengikuti apa yang ditunjukan oleh Yunho.

"Ini?" Changmin memegang bandul miliknya dan situlah Yunho melihat raut kesedihan dari wajah Changmin. "Ini diberikan oleh halmonie, tak lihatkah ada nama Min disini?"

Millioner

©Arai ZheeAry (AZ)

Hari yang menurut Yunho adalah hari yang bahagia, akhirnya datang juga. Dimana ia akan bertemu dengan kekasih hatinya, menurutnya. Yunho tak henti-hantinya mengumbar senyumnya, appa Jung nampak memperhatikan sang anak yang kini menatap makananya dengan wajah bodohnya.

Akhirnya semalam Yunho memutuskan untuk pulang kerumah orang tuanya sekalian untuk berpamitan. Yunho tak ingin melihat raut wajah Changmin saat !.

"Yah, yang kau pikirkan eoh?" Yunho melihat appanya yang kini tersenyum penuh arti padanya. Yunho hanya menjawabnya dengan senyuman bodoh yang ia tunjukan.

"Ck, kau seperti sedang jatuh cinta Yun" umma Jung kini ikut nimbrung, Yunho hanya tersenyum malu. Seperti remaja yang tengah jatuh cinta aniya?

"Aku memang sedang jatuh cinta, umma"

Kedua orang tua Yunho hanya mengangguk, mereka tahu siapa yang telah merebuta hati anak tunggalnya ini. Siapa lagi kalau bukan namja yang bermarga Kim itu? Siapa lagi kalau bukan dia?

Yunho melirik kearah pergelangan tangannya, ahh~ sudah waktunya untuk ke pulau Jeju. Yunho melirik kearah kedua orang tuanya dan berpamitan kepada orang tuanya.

Millioner

©Arai ZheeAry (AZ)

"Park Junsu, kau sungguh lelet" Jaejoong terus menggerutu sejak dari seoul hingga ke Jeju masalahnya kecil yeah karena Junsu menyuruh Jaejoong hanya membawa satu koper saja. Jaejoong mengembungkan pipinya kesal.

"Jae, kita disini hanya beberapa hari dan berhenti mengeluh"Junsu berjalan bergandengan tangan dengan Yoochun, sepasang suami istri ini berjalan melewati Jaejoong yang memegang koper miliknya.

"Kamarmu ada di nomor 3304 Jae, ini kuncinya" Junsu melempar kunci kearah Jaejoong yang kini mengulum lolipop miliknya. Jaejoong mendengus kesal melihat sepasang suami istri ini yang membuatnya kesal. Sangat kesal.

"Ini masih jam sembilan untuk kau marah-marah Jae" Jaejoong mengedikan bahunya, tidak memperdulikan ucapan Junsu barusan dan terus berjalan menuju kamarnya.

Brukh...

Jaejoong menghempaskan tubuhnya diranjang, mata bulatnya menjelajah keseluruh tersenyum saat mengingat sewaktu dirinya datang ke pulau Jeju bersama Yunho. Jaejoong menggeleng pelan, kenapa ia memikirkan Yunho.

"Aish... Jinjja" Jaejoong menutup wajahnya dengan bantal. Jaejoong selalu meyakinkan dirinya bahwa dirinya hanyalah milik Siwon. Jaejoong sudah bersuami, ingat itu.

Dertt... dertt

Jaejoong membuang bantalnya begitu saja, dan mengambil tersenyum saat melihat nama yang tertera di ponselnya. Jaejoong mengangkatnya, berbicara dengan sahabatnya Kimbum. Setelah lumayang lama ia berbincang dengan Kimbum, Jaejoong langsung kembali menutup wajahnya dengan bantal.

Kimbum bertanya dimana dirinya sekarang, haahh~ Jaejoong beruntung memiliki sahabat yang perduli padanya. Mengobrol dengan Kimbum membuatnya lelah, tak ada salahnya jika tidur sebentar untuk menghilangkan rasa kantuk.

Dan kebiasaan buruk Jaejoong muncul lagi, ia lupa menutup pintu kamarnya dan dengan leluasa seseorang masuk kedalam kamarnya yeahh... melakukan hal-hal yang tidak-tidak padanya. Bisa saja terjadi kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Millioner

©Arai ZheeAry (AZ)

Seorang namja bertubuh besar masuk kedalam lift yang membawanya ke lantai dasar. Senyumnya terus mengembang karena tugasnya sudah selesai sekarang, waktunya ia menghubungi bossnya yang menunggu kabar darinya.

"Ne , saya sudah melakukan seperti yang anda perintah"terdengar suara puas dari suara di seberang sana. "Ne"

"Perlahan-lahan semuanya akan terbongkar, aku membantumu"

.

Yunho terus menerus mengembangkan senyumnya semenjak ia tahu jika sang 'kekasih' ikut serta dalam liburan yang diajak oleh rasa tak tega menghampiri dirinya karena meninggalkan sosok namja mungil di mansion mewahnya.

Yunho tersadar apa yang dipikirkannya dan mulai menggelengkan kepalanya, menyangkal pikiran tentang bocah yang selalu ingin makan itu. Andwae! Bimbang, itulah yang dirasakannya. Ia hanya menunggu kabar dari Min Wo.

Yunho mulai memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya, memikirkan apa saja yang akan dilakukannya di pulau Jeju nanti. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya di Jeju ,bahagia? Tentu saja jawabannya iya.

.

"Jae~ah cepat habiskan makan malammu" Jaejoong hanya terdiam, ia tak berniat untuk menjawab ucapan Junsu. Jaejoong merasa ngantuk dan lelah. Makanan dihadapan Jaejoong masih utuh. Jaejoong hanya memandang kosong makanan dihadapannya dengan pandangan tak minat.

Junsu hanya menghela nafas panjang melihat perubahan sahabatnya, Junsu menatap suaminya yang berada disampingnya dan hanya sebuah gelengan yang didapat oleh Junsu.

Jaejoong berdiri dari tempatnya membuat suara deritan dari kursi tersebut "Aku mau tidur, kalian makan saja" belum sempat Jaejoong membalikan tubuhnya, sepasang tangan menekan kedua bahunya agar duduk kembali.

"Kau harus makan baru tidur, Boo"

Jaejoong mendelik, apa-apaan manusia yang satu ini. Tiba-tiba saja datang dan bertingkah sesukanya. Yunho tak perduli dengan tatapan tak suka dari Jaejoong.

"Makanlah dan jangan terus menatapku seperti itu, nanti kau akan semakin jatuh cinta padaku"mendengar pernyataan konyol dari Yunho, Jaejoong hanya bisa macam apa yang Tuan Jung ini katakan?

"Yunho~ah, kau baru saja tiba?" Yunho mengangguk saat Yoochun bertanya padanya. "Heechul hyung kemana?"Yoochun mengedikan bahunya tak tahu, saat Yunho bertanya padanya.

"Ah~ Heechul hyung akan menyusul, ia sibuk mengurusi baby-nya"Yunho hanya tersenyum mendengar ucapan Junsu, kenapa tiba-tiba ia merindukan sosok kecil yang ada dirumahnya? Yunho menoleh kesamping, Jaejoong.

Namja berkulit pucat itu memegang sendoknya dan memakan makanannya sedikit demi sedikit. Yunho tersenyum, Jaejoongnya memang tak berubah hanya saja Jaejoong yang sekarang semakin tidak maksudnya pesona dari Kim Jaejoong semakin bertambah.

Junsu yang melihat perubahan pada diri Jaejoong hanya tersenyum, kisah cinta yang rumit. Yoochun dan Junsu saling memandang dan keduanyapun tersenyum penuh arti.

"Boo"

"Berhenti mengikuti Jung" Jaejoong berbalik dan berjalan menghentakan kedua kakinya, kenapa Yunho mengikuti dirinya? Jaejoong mempercepat langkahnya menuju kamarnya, ditutup dengan kasar pintu berwarna kecoklatan.

Jaejoong menghempasakan tubuhnya di ranjang, tangan kanannya menyentuh dadanya. Kenapa ia masih merasakannya? Jaejoong menggeleng, menyangkal semua yang dipikirkannya. Jaejoong mmejamkan kedua matanya.

"Ah~ aku ingin susu vanilla" dibuka kembali sepasang mata bulat, dengan berat hati ia bangkit dari tempat tidur dan mulai berjalan meninggalkan kamarnya. Setiap malam pasti dirinya ingin meminum susu vanilla.

"Ada susu vanilla?" sang pelayang menyerngit dan menggeleng pelan, Jaejoonng menghela nafas panjang dan mulai meninggalkan sang pelayang.

"Nuna, ada kedai susu yang terkenal enak dipesisir pantai"Jaejoong berbalik melihat sang pelayan yang berteriak. Jaejoong tersenyum dan melambaikan tangannya. Ada rasa kesal tapi yang penting ia berterima kasih karena sudah diberitahu.

Jaejoongpun berjalan meninggalkan hotel, berjalan seorang diri di malam hari di cuaca yang dingin. Semakin lama ia merasa semakin dingin. Ia mulai menggosok kedua tangannya yang semakin pucat.

Sreett..

Jaejoong terdiam, matanya menatap jakeet tebal berwarna hitam. Jaejoong tidak bodoh, ia tahu siapa dibelakangnya ini.

"Di cuaca sedingin ini, kenapa harus memakai baju tipis eoh?" Yunho menggenggam tangan Jaejoong dan memeluk tubuh yang lebih kecil darinya. Tak ada perlawanan dari Jaejoong, Yunho hanya tersenyum melihatnya.

"My heart is beating"

"..."

"You have taken my heart"

"..."

"Aku sangat merindukanmu Jae, sungguh"lirih Yunho yang kini semakin menenggelamkan wajahnya diceruk leher Jaejoong. Lagi-lagi Jaejoong hanya terdiam. Jaejoong tak menolak pelukan Yunho ataupun membalas pelukannya. Ia hanya terdiam diperlakukan seperti itu.

"…"

Yunho tersenyum dan mulai melayangkan pertanyaan pada namja cantik yang berada dipelukannya. Yunho mulai melepaskan pelukannya dan memegang kedua sisi bahu Jaejoong. Mata keduanya saling beradu.

"Jika aku mengatakan fakta yang baru aku ketahui, maukah kau kembali padaku Jae?"

.

.

To Be Continue

MD^^

Salam YJS^^

Arai AZ

Up Rabu, 26 September 2014, 09.53 WIB