Konoha Love Story
Summary :
Sakura cewek paling cantik di KHS yang jadi rebutan para cowok dan dimusuhi para cewek satu sekolah, tapi kenapa Naruto kenalan baru Sakura yang gak tahu apa-apa yang kena getahnya? Mang salahnya apa ya?
DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto
Genre : Friendship dan Romance
WARNING
Cerita Pasaran, Typos, OOC, AU, YAOI, Republish, and many mores.
Pair : Tebak sendiri ^-^
CHAPTER 1
Chapter 4
Ia terbelalak ngeri liat seekor kuda sedang berlari kencang menerjang apapun yang ada di depannya ke arah mereka. Ia segera menghindar ke samping tak ingin jadi korban terjangan kuda begitu juga dengan temannya yang lain. Tapi ada satu orang yakni kakuzu yang diam di tempat karena syok berat. Naruto yang iba melihatnya segera mendorong senpainya ini ke samping. Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, kain kerudung naruto tersangkut pelana kuda ketika menolong Kakuzu senpai. ia pun terseret oleh kuda yang berlari liar ke sana kemari.
Semua orang syok dengan pemandangan mengerikan itu dan hanya mampu berteriak ketakutan melihatnya. Tak hanya teman-teman naruto tapi juga semua peserta ospek dan panitianya. Mereka ngeri, panik, dan bingung sekaligus, tak tahu harus bagaimana? Mereka ingin nolong, tapi gak tahu caranya. Para akatsuki juga hanya bisa diam melihat tubuh naruto terseret kuda liar yang berlari membabi buta.
Tubuh Naruto menghantam ke tanah, terseret mengikuti lari sang kuda, rasanya sakit dan perih, tapi ia tetap bertahan. Beberapa kali tubuhnya membentur palang dan pohon karena kudanya berlari serampangan menerobos apapun yang ada di depan. Naruto berusaha keras mengimbangi lari sang kuda, hanya itu yang bisa dilakukannya saat ini selain berdoa jika tak ingin mati terinjak-injak oleh kuda.
Setelah mensejajarkan larinya dengan kuda itu, ia berusaha keras merobek kain kerudungnya yang tersangkut. Ini memang tak mudah karena ia harus melakukannya sambil tetap berlari dengan kecepatan tinggi. Akhirnya ia berhasil merobek kain kerudungnya. Tapi Ia masih belum bisa bernafas lega. Lari kuda itu menuju tempat Sakura dkk tadi berdiri. Mereka berlari serampangan menghindari kuda yang meringkik liar tak terkendali. Demi keselamatan teman-temannya, naruto nekat menejejakkan kakinya kuat-kuat dan melompat tinggi menunggangi kuda yang masih mengamuk. Usahanya berhasil dan ia pun sekuat tenaga mengendalikan laju kuda yang berlari tak terkendali dengan mengekang kuat-kuat tali pelana kuda sambil membisikkan sesuatu di telinga kuda untuk menenangkan kuda. Ia tahu kuda itu berlari liar karena ada sesuatu yang mengganggunya dan membuatnya ketakutan.
Naruto menunggangi kuda berlari-lari, mengitari lapangan rumput, akibatnya jubah dan kerudung yang dikenakannya jadi melambai-lambai tertiup oleh angin. Ia terlihat gagah dan tangguh seperti putri padang pasir berkalungkan sorban (Untuk kali ini ia memakai cadar dari sorban bukannya slayer seperti hari kemarin), membuat banyak orang terpesona padanya.
Sepertinya bisikan Naruto manjur, kuda itu mulai tenang dan laju kuda jadi melambat. Ia pun turun dari kuda jalan beberapa langkah menuju tempat penjaga istal yang masih pucat pasi gara-gara insiden tadi, untuk dimasukkan ke kandang kuda. Penjaga istal tersenyum senang, Naruto bisa menghandle kuda sehingga mereka tak perlu menembak kuda yang mungkin akan mengakibatkan kerugian yang besar.
Setelah menyerahkan kuda pada penjaga istal, Naruto tak segera bergabung dengan teman-temannya. Ia menatap tajam pada pohon besar dekat istal kuda. Ia memang tak bisa melihat makhluk halus, tapi ia bisa merasakan keberadaan mereka. Ia yakin makhluk itu yang membuat kudanya berlari liar menuju tempatnya. Apa mungkin itu sosok semalam yang sempat mengancamnya? Mungkin ia berniat membunuhnya? Tapi apa hubungannya? Ia bahkan tak pernah tinggal di jepang sebelumnya. Tunggu kalo tak salah dia pernah bilang dia keturunan apa gitu gak jelas. Pasti ini ada hubungannya dengan leluhur mendiang ibunya. Ia harus menyelidiki hal ini suatu saat.
Semua bertepuk tangan, standing applaus untuk keberhasilan Naruto ketika naruto kembali ke barisan semula. Itachi tersenyum puas untuk pertunjukan dadakan live ini. Sesuai dugaannya semula kehadiran gadis ini akan membuat hari-harinya menyenangkan.
"Dia benar-benar membuktikan kalo baju anehnya itu tak akan menghambat OSPEK." Kata Itachi puas.
"Hmm, bagus juga. Apa rencanamu selanjutnya?"
"Ntar juga tahu."
Setelah insiden itu, acara OSPEK dimulai dengan penjelajahan. Startnya dimulai dari mereka harus melewati gerbang awal yang sudah khusus dirancang panitia. Para peserta yang lewat diguyur air, membuat bajunya basah kuyub, beberapa ada yang terpeleset jatuh karena tanahnya jadi becek. Sasuke merengut tak suka karena ia dikerjai teman-teman kakaknya habis-habisan. Khusus buat dia dan Sai mereka mengguyurnya pake air yang dicampur dengan tanah dan bermacam-macam bunga beraroma tajam. Uuh, ia mengerutkan hidungnya tak suka.
Ciah masih mending Sasuke dan Sai, yang menimpa tim Naruto lebih buruk lagi. Mereka disiram dengan bermacam-macam campuran air, tanah, kopi, bunga-bunga berbau busuk dan sayuran yang sudah busuk pula. Uuuh, mereka tak hanya basah kyub, bau luar biasa, juga penampilannya tak karuan, persis orang gila yagn tak pernah mandi berhari-hari.
Di pos satu mereka diminta membuat tandu plus orang yang ditandu dari bahan tongkat dan tali yang sudah dibawa para peserta. Di pos ini, hanya tim Naruto dan Sasuke yang lumayan bagus membuat tandu. Tandu yang mereka buat sempurna. Sisanya tandunya asal, baru lewat sebentar talinya langsung berantakan membuat yang ditandu langsung jatuh ke dalam sungai yang airnya berwarna kekuningan. Parahnya lagi ada juga yang tongkatnya patah di tengah jalan.
Di pos ini, diantara anggota tim Sasuke, gantian Gaara yang dinistai. Gara-gara dia yang paling pendek, ia dipilih jadi orang yang pura-puranya sakit sambil menyeberangi sungai. Sialnya yang ngangkat tandu gak beda jauh dengan mereka jadi ya ia tubuhnya nyaris tenggelam pas menyeberang sungai. Lain halnya tim Naruto. Mereka menyeberang dengan sempurna.
Di pos kedua sih rintangannya sederhana hanya di suruh membuat kreasi seni. Di pos ini Neji dan Hinata yang terlihat menonjol karena mereka dari keluarga yang menekuni seni ikebana dan pedang. Kasihan peserta yang lain karena penilainya Deidara dan Sasori banyak yang kena detensi. Tahulah mereka itu bercitarasa seni tinggi jadi kalo gak sesuai ya jangan harap lolos.
Di pos ketiga, mereka di suruh memanjat tebing setelah menyebarangi sungai lagi. Kali ini para senior berbaik hati meminjamkan tali panjang beserta pengaman untuk jadi pegangan. Jadi mereka tak perlu memanjat dengna tangan kosong. Mereka meletakkan sepatu dengan diikat di atas pundak. Pendaki pertama tim Naruto yaitu Utakata dan Menma. Mereka cekatan memanjang tebing karena kebetulan mereka sudah lama tergabung dalam tim pecinta alam. Begitu sampai di atas mereka menarik para anggotanya yang lain. Tim Sasuke juga bisa lolos dengan sempurna.
Tim-tim yang lainnya nasibnya menyedihkan karena gagal memanjat tebing nan tinggi, menyebabkan para senior harus menarik mereka dari atas. Tentu saja itu tidak gratis, mereka diberi hukuman yang sungguh memalukan dan tak ingin mereka ingat lagi. Di pos selanjutnya gampang. Mereka hanya disuruh merangkak melewati terowongan dari tumpukan ranting pohon bamboo yang durinya tajam. Kasihan peserta yang tubuhnya gendut. Pasti kesiksa banget tuh.
Di pos terakhir, mereka hanya di tes menebak makanan. Di pos ini hamper semua lolos dengan lancer. Mereka akhirnya lega. Seharian penuh dinistai, membuat mereka sangat kelaparan dan lelah. Mereka berlari sekuat tenaga ke villa dan disambut dengan kenyataan menyedihkan. Tak ada listrik otomatis mereka tak bisa mandi dengan shower ataupun berendam di bak mandi. Semua berteriak marah.
"Apa-apaan ini? Kenapa listriknya mati?" teriak mereka.
"Ini hukuman karena kalian gagal di pos-pos tadi." Kata Pain.
"Kami kan melaksanakan semua tugas di pos dengan baik, kenapa kami juga ikut dihukum?" protes Sai tak terima.
"Siapa bilang? Di pos pertama kalian gagal. Kalian telah membunuh orang yang harusnya kalian selamatkan. Gaara dibiarkan basah kuyub terbawa air sungai."
"Lalu bagaimana caranya kami mandi?" kali ini Sasuke yang protes.
"Apa urusanku? Kalian kan punya kaki, punya tangan. Kalian bisa mandi di sungai belakang villa atau di danau, atau kalo mau tempat privasi…. Kalian menciduk air sumur sendiri." Kata Pain dan pergi meninggalkan semua juniornya yang marah. Ia tak ambil pusing dengan segala sumpah serapah mereka.
"Sial, kenapa begini sih? Apa sih yang lagi dipikirin teman-teman kakakmu itu." Rutuk Sai kesal setengah mati. Udahlah lapar, capek, badannya kotor pula eh sekarang gak bisa mandi leluasa. Neji mengedikkan bahunya dan mengambil handuk dan peralatan mandi, tak berniat protes. Ia sudah tahu gimana watak para akatsuki yang villain itu. Protes mereka hanya dianggap angin lalu.
"Elo mau kemana?" tanya Gaara heran.
"Ke tempat Hinata, numpang mandi."
"Elo pikir kondisi mereka lebih baik dari kita?" tanya Sasuke sinis.
"Mungkin. Di tempat mereka ada listrik."
"Kata siapa?" tanya Sai. "Mereka bahkan semalaman di tempat angker itu gelap-gelapan." Tambahnya.
"Tapi kan di tempat mereka ada generator."
"Iya juga." Pikir Sai. Tanpa diminta dua kali Sai, Sasuke dan Gaara mengikuti neji pergi ke villa basecampnya naruto melewati ruang makan yang alamak lebih heboh lagi. Ternyata hidangan untuk makan malam mereka berupa sayuran dan buah-buahan mentah plus nasi yang jumlahnya dikit banget. Mana bisa kenyang dengan itu. Hahhh, neji dkk bernafas panjang, lelah dengan semua ini. Kayaknya Akatsuki benar-benar niat mau ngerjain semuanya.
Skip Time
Tim naruto memasuki villa dengan penuh suka cita. Meski penampilannya buruk, angker pula, mereka tetap sumringah. Daripada tidur harus ngelakuin yang seperti tadi siang. Sampai di tempat, mereka masih harus masih berhadapan lagi dengan akatsuki. 'Apa lagi sih maunya para senpai iblis ini?' Rutuk mereka dalam hati. Ogah-ogahan mereka mendekati para akatsuki.
"Apa-apaan kalian ini? Masak ketemu seniornya udah gak kasih salam, ogah-ogahan pula." Tegur Deidara.
"Singkat saja, senpai ke sini mau apa?" tukas Shikamaru malas meladeni senpai-senpainya. Ia hanya ingin istirahat secepatnya.
"Oh hanya mau ngasih makan malam untuk kalian." Mereka segera menyerbu Deidara dan Sasori yang memang memegang tas berisi makan malam mereka. "Tapi masih mentah." Kata Deidara sedikit tertawa usil, melihat wajah melas mereka saat membuka isi tas. Mereka hanya mengurut dada dengan nasib buruk mereka.
Sepeninggal Deidara dan Sasori, mereka duduk di ruang tamu tanpa semangat. Gimana caranya mereka masak? Gas gak ada. Listrik juga udah putus dari kemarin. Masa sih mereka makan makanan mentah ini. Emang mereka binatang?
Pas lagi lesu-lesunya tiba-tiba datang seseorang, mengagetkan mereka dengan kerudungnya yang jebak ke atas dan mukanya yang coreng moreng hitam. "Waaaa…" teriak mereka semua kaget membuat Neji dkk yang tak jauh dari mereka bergegas masuk ke dalam villa.
"Ini gue, naruto. Jangan takut gitu dong."
"Elo kenapa sih nakut-nakutin kita dari kemarin? Dan kenapa mukamu jadi hitam gitu?" kata Ino mewakili semua.
"Gue gak sengaja. Tadi pas gue mau mandi, gue lihat pintu gudang terbuka. Gue masuk aja, kali ada sesuatu yang bisa kita gunakan buat penerangan ntar malam. Nah karena gelap, gue gerayang-gerayang tembol gitulah. Gak sengaja gue kesetrum. Jadi gini deh."
"Tunggu, elo bilang tadi kesetrum? Kalo begitu di sini ada listrik?" tanya Ino antusias. Ia ingin segera mandi, tapi malas nimba air. Capek banget tadi.
"Sepertinya begitu."
Kemudian mereka ke gudang yang dimaksud naruto. Dengan bantuan senter dari HP Neji karena HP milik tim naruto dah koit dari kemarin, mereka berhasil menemukan generator yang masih bagus. Shika dan Utakata yang kayaknya cukup ahli menangani masalah elektronik dalam waktu singkat berhasil menghidupkan generator.
Mereka pun antusias. Untuk menghemat listrik, mereka hanya mengalirkan listrik pada kamar yang mereka pake, sanyo yang ternyata juga mesinnya masih bagus, kamar mandi, dan ruang depan. Mereka bergantian mandi. Setelah bersih mereka duduk di ruang tamu, ngobrol.
"Tapi gimana nih dengan makan malam kita? Di sini kan gak agak ada rice cooker dan alat masak lainnya. Masa kita makan makanan yang masih mentah." Gerutu Temari. Dari kemarin dia itu emang yang paling anteng, tapi khusus kali ini ia ikutan protes juga. Ini masalah perut sih.
"Tenang, kita masak di luar aja. He he he sekalian bakar ikan. Kebetulan tadi aku juga nemu alat pancing di gudang jadi ya ku pake buat mancing." Kata naruto.
"Kalo begitu kita bagi tugas. Ada yang nyari kayu bakar dan ada yang masak." Kata Shika yang jadi ketua. Mereka mengamini dan segera membagi tugas dengan kesadaran sendiri. Naruto dan Sakura membersihkan ikan dan memberi bumbu ala kadarnya dan membalurnya dengan lumpur di danau baru ntar dibakar. Hinata dan Ino masak sayur dengan memakai panci yang mereka temukan di dapur sedangkan Temari dan Tenten mendapat tugas masak nasi.
Tim cowok mencari kayu bakar sebanyak-banyaknya dibantu Neji dkk sebagai imbalan telah diijinkan numpang mandi gratis. Mereka membuat api unggun jadi tiga bagian biar cepat masak. Eh gak jadi ding api unggunnya, tapi mereka membuat kompor jadul yang terbuat dari tumpukan batu.
Sejam kemudian mereka sudah menikmati makan malam dengan nikmat. Memang sih masakan sederhana, tapi kan itu bikinnya hasil jerih payah sendiri. Hah rasanya romantic juga makan di bawah terang bulan di halaman dengan dihiasi api unggun. Sepertinya sudah ada yang cinlok nih. Sakura lagi makan bareng Utakata bikin Sai eneg liatnya. Temari ama Shika duduk dekat api unggun. Sejak awal OSPEK mereka memang dekat, ditambah acara tadi siang bikin hubungan mereka tambah erat. Hinata makan bergerombol dengan Ino, Tenten, dan Menma.
Sai menengok trio abnormal yang biasanya saling bertengkar gara-gara skandal cinta segitiga diantara mereka sedang duduk manis bertiga. Hemmm, sepertinya ada yang kurang. Kemana anak aneh bin tengil itu. "Oy, ada yang liat Naruto gak? Dia belum makan dari tadi tuh."
Mereka saling nengok dan benar saja, Naruto tak ada diantara mereka. Mereka jadi tak enak hati pasalnya Naruto kan yang mancing ikannya semua. Kok malah dia dapat bagian yang paling kecil, sayurnya juga tinggal dikit. Mereka baru saja mau masuk ke dalam mencari Naruto eh si empunya sudah keluar.
"Kemana aja elo, dari tadi gak nongol?" tanya Sai ketus.
"Lagi sholat." Jawab Naruto tenang tak terpancing provokasi Sai.
"lama amat." Balasnya lagi.
"Kan sekalian doa plus baca al qur'an."
"Emang sehari elo sholat berapa kali sih?" tanya Gaara sedikit penasaran. Tadi pas acara penjelajahan, ia sempat minta waktu untuk sholat. Tu anak gila kali ya. Ia menceburkan diri ke dalam sungai, katanya membersihkan bajunya dan badannya yang kotor, baru kemudian sholat. Itu dilakukan dua kali selama acara. Eh sekarang lagi. Dua kali pula, pertama sesudah acara mandi yakni menjelang matahari terbenam dan yang barusan. Gak capek apa?
"Kalo wajibnya 5 kali, kalo sunahnya ada sekitar 12an."
"Banyak sekali. Gak capek tuh?" ganti Neji yang komentar.
"Gak lah kan sholat itu kebutuhan, kebutuhan untuk melepas rindu kita pada yang paling ku cintai di dunia ini."
"Siapa?" tanya Sasuke ikut penasaran.
"Allah, Tuhanku dan Tuhannya semua makhluk di dunia ini."
"Ooooh." Kata mereka semua paham. 'Ternyata si Naruto itu religius juga, selalu beribadah pada Tuhannya tiap hari. Mereka aja entah kapan terakhir kalinya mereka berdoa pada Tuhan. Setahun sekali mungkin pas tahun baru.' Batin semuanya.
Naruto duduk di samping Temari dan mengambil jatah makanannya. Sebelum makan ia berdoa dahulu. Ia makan dengan tenang sambil memikirkan kejadian tadi waktu ia mau mengambil air wudlu. Bayangan menyeramkan yang pertama kali dijumpainya saat ia baru datang kembali muncul mengganggunya. Ia berusaha membuat ia kesetrum untuk kedua kalinya. Ia yakin kejadian naas yang dua kali menimpanya, ulah makhluk itu. Ia hanya tak mengerti kenapa diantara teman-temannya hanya dia yang dikejar makhluk itu trus menerus. Ia mulai yakin ini ada hubungannya dengan leluhur pihak ibunya. Hanya saja ia masih bingung bagaimana cara menelusuri misteri ini?
'Hahhhh, seandainya saja Bang Fa ada di sini.' Pikirnya sedih. Sudah beberapa hari ini ia tak bisa menghubungi bang Fa dan lainnya. Ia takut dan cemas terjadi sesuatu pada mereka. Tapi ia tak bisa pulang sebelum menyelesaikan studynya karena ini amanat ayahanda tercinta sambil mengurus peninggalan ibunda. 'Oh Tuhan, tolong lindungi mereka di sana, wahai yang Maha Melindungi.' Doanya dalam hati sambil mendongak ke atas, memandang Sang Rembulan di atas sana, untuk mengobati rasa rindu yang amat sangat pada kampong halaman. Air mata sedikit menetes di pipinya karena tak kuasa menahan rasa sedih.
"Elo baik-baik saja?" tanya Neji tumben perhatian membuat tiga orang temannya heran. Naruto dengan kasar menghapus air mata di pipinya dan memaksakan senyum. "Ya, aku tak apa-apa. Mataku pedih karena terkena asap. Maaf aku permisi dulu ke dalam, ada yang ketinggalan. Kalian lanjutkan saja makannya."
"Bilang aja lagi kangen ama yayang tercinta. Pake acara nangis segala." Dengus Sai tak suka. 'Dasar caper.' Rutuknya dalam hati.
"Maksud lo?" tanya Naruto tak mengerti maksud perkataan cowok tengil satu ini. Udah dikasih mandi dan makan gratis, masih juga banyak tingkah.
"Elo tadi telepon yayangmu kan. Bang Fa, gue kangen nih. Bang Fa, jempuuut. Dasar centil!" ujar Sai.
"Memang kenapa kalo gue manja-manjaan ama kakak gue sendiri? Masalah buat lo?" kata Naruto sebal. 'Dasar bawel. Kalo gue manja-manjaan ama elo or keluarga elo, baru tu lo layak protes.' Rutuknya dalam hati.
"Sudah-sudah, kenapa jadi berantem sih. Eh Naru, kenapa tangan lo melepuh gitu? Gara-gara percikan api tadi?" tanya Temari. Ia heran melihat pergelangan tangan naruto terlihat melepuh. Naruto panic dan berusaha menyembunyikan tangannya. "Ah ya mungkin. Aku masuk ke dalam dulu. Ada yang ketinggalan." Katanya tak tenang.
'Ini pasti kerjaan roh jahat itu yang membuat tangannya melepuh, terkena air panas ketika mau wudlu tadi. Semoga teman-temannya tak berfikir macam-macam. Ia tak ingin teman-temannya panic.' Pikir Naruto bergegas masuk ke dalam villa. Ia mengambil al qur'an dan membacanya untuk menentramkan hatinya.
Semua merasa tak enak hati setelah kepergian naruto. Pasti ada apa-apanya. Ia selalu saja begitu, menyimpan segala bebannya seorang diri. Mereka melanjutkan makan dalam diam, tanpa semangat.
Neji menyusul Naruto ke dalam diam-diam. Ia ingin memastikan Naruto baik-baik saja. Di sana ia melihat Naruto sedang khusyuk membaca sebuah kitab. Ia merasa segan mengganggunya, jadi ia memutuskan keluar.
"Elo kayaknya jadi perhatian sama Naruto?" tanya Sasuke
"Kenapa emangnya? Elo cemburu, Saskey?" Goda neji.
"Huh untuk apa aku cemburu pada gadis ugly itu. Aku hanya heran saja. Ini seperti bukan dirimu."
"Aku hanya memastikan ia baik-baik saja. Bagaimana pun dia itu gadis baik. Dia sudah banyak menolong Hinata."
"Sepertinya bukan hanya itu. Ada yang kau sembunyikan dari kami?" tanya Gaara menahan rasa cemburu yang menggerogoti hatinya liat NejiSasu bermesraan di depannya. Ia tak ingin merusak persahabatan mereka gara-gara cinta. Ia juga sadar selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan. Neji hanya menganggapnya sebagai sahabat. Pahit memang mengakuinya, tapi itulah kenyataannya.
"Tidak hanya itu saja. Memang kenapa Gaara?"
"Bukan apa-apa. Mungkin hanya perasaanku saja." Kata Gaara, menepis segala prasangkanya. Itu pasti hanya imaginasinya saja.
"Kau menduga ada sebangsa roh yang mengganggu Naruto?" tanya Shika yang mendadak sudah duduk di dekat mereka seperti mengerti jalan pikiran Gaara.
"Kau juga mengira begitu?" tanya Gaara balik.
"Itu bukan hanya perkiraan, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Pertama kali kami menginap, aku memergoki ada setan yang mencekik leher naruto. Aku yakin peristiwa kesetrum tadi sore juga ulah roh jahat itu." Kata Shika.
"Kenapa elo diam saja? Bukannya dia itu temanmu?" tanya Neji gusar. Sial, apa yang dikhawatirin dari kemarin terjadi. Penunggu rumah itu bikin ulah. Gimana kalo selanjutnya yang jadi korban adiknya?
'Tuh kan benar si Neji benar-benar mengkhawatirkan cewek kampong itu.' Pikir Sasuke tak suka. Ia memang tak pernah suka neji memperhatikan yang lain selain dirinya termasuk Gaara.
"Lawannya itu roh, ingat itu. Lagipula Naruto lebih dari mampu mengatasinya."
"Tapi tetap saja dia itu wanita. Elo gak liat dia itu nangis?" Kata Neji
"Mungkin dia lagi terkena penyakit malarindu. Dari kemarin dia sewot karena gak bisa ngubungin keluarganya." Kata Temari yang dari kemarin selalu bersama dengan Naruto, ikutan nimbrung.
"Oh, begitu." Kata Neji plong.
Malam semakin larut, mereka ngobrol hingga akhirnya mereka menguap dan api unggun mulai mengecil. Mereka pun masuk ke dalam villa. Gara-gara cerita Shika, Neji dkk memilih menginap di villa ini dengan alasan menjaga saudaranya. Mereka terpaksa tidur berdesak-desakkan dengan Shika dkk di ruang tamu.
END
OWARI
Di sebuah ruangan nan mewah dengan perabotan yang serba wah, tampak beberapa orang berpakaian resmi mengeliling seorang gadis cantik berambut pirang panjang dengan warna mata abu-abu. Ia menggerak-gerakkan tangannya pada bola Kristal berwarna putih di depannya.
"Sang pewaris Namikaze yang kita tunggu selama ini, sudah tiba di Jepang. Hanya saja ada kawanan hitam yang mencoba mengambil nyawanya. Jika sudah ketemu, segera lindungi dia."
"Maksudmu Kyuubi sudah kembali ke Jepang."Kata Fugaku Uchiha, ayah dari Sasuke dan Itachi. Ia sudah lama mengenal Kyuubi karena dia putra temannya sekaligus mantan kekasih anaknya sebelum ia memutuskan pergi ke Amerika. Padahal Fugaku senang dengan hubungan mereka dan berharap akan berlanjut di pelaminan. Ramalan mengatakan keluarga Uchiha akan semakin makmur dan aman tentram jika bisa mempersunting keturunan Namikaze. Sayang hubungan keduanya kandas secar tragis dan menyebabkan putranya berubah. Hah dia hanya bisa mengelus dada prihatin.
Bagaimana tidak? Putra pertamanya berubah jadi badboy dan senang mempermainkan wanita sedangkan putra keduanya malah jadi gay. Orang tua mana yang gak nelangsa.
"Bukan Kyuubi yang aku maksud."
"Maksudmu orang lain. Siapa? Anak Minato hanya Kyuubi."
"Bukan. Namikaze yang satu ini merupakan keturunan langsung bangsawan Rikudou senin."
"Bagus. Dengan begitu kita bisa mengambil harta peninggalan Rikudou senin karena dia pewaris terakhir dan Negara kita bisa keluar dari resesi ekonomi." Kata seorang laki-laki paruh baya yang rambutnya sudah banyak yang memutih aka Danzo, ayahnya Sai yang jadi menteri keuangan.
"Bagaimana cirri-cirinya?" tanya Fugaku Uchiha masih bingung karena keluarga Namikaze asli tinggal Minato seorang. Apalagi ia bilang dia juga keturunan bangsawan ang terkenal amat kaya raya. Kekayaannya melebihi jumlah total GNP Jepang.
"Putramu dkk yang akan menuntun kita padanya."
"Aku akan memantau siapa saja yang saat ini dekat dengan putraku."
"Ku pikir itu ide bagus. Segera temukan orang itu."
Mereka semua bubar setelah mendapat perintah terakhir sang peramal aka Shion. Para tamu yang semuanya orang penting di negeri ini bergegas menggunakan segala fasilitas terbaiknya untuk menemukan orang yang dimaksud.
BENER-BENER END
Terakhir plase RnR.