Disclaimer : Tadatoshi Fujimaki.

Pairing: AkaKuro

Rated: T

Warning: OOC, Typos and miss typos, yaoi/ male x male, short drabble, dll

.


.

-Cemburu-

Suara benturan kecil bola basket dengan lantai lapangan terdengar jauh. Di sebuah ruang ganti, dua pemuda dengan perbedaan yang sangat kontras terlihat sedang saling berhadapan. Memandang dengan pandangan yang berbeda terhadap lawannya—pandangan meminta sebuah penjelasan dan pandangan untuk meminta pengertian. Hanya di saat-saat seperti inilah, kedua mata berbeda itu saling mengeluarkan ekpresi terpendamnya.

Kuroko melihat Akashi dengan pandangan mengiba, "Aomine-kun hanya cahaya untukku, Akashi-kun. Tentu kau tau itu bukan?" tanya Kuroko memandang Akashi.

Akashi terlihat mendengus, melihat mata Kuroko yang dari dulu selalu saja membuatnya tenggelam. Menghela nafas lalu menarik pemuda dengan seragam basket itu dalam pelukannya. "Aku tau, tapi—tidak bisakah kau jangan terlalu dekat dengan Daiki?" tanya Akashi masih dalam posisi memeluk Kuroko.

Kuroko menengadahkannya dari dada Akashi, "Kenapa?" tanyanya polos.

"Tidak, aku hanya tidak suka." Jawab Akashi.

Kuroko memandang Akashi bingung, "Apa Akashi-kun cemburu?"

"Tidak," jawab Akashi padat.

Hanya ketenangan yang mereka dapat dari pertanyaan Kuroko tadi. Akashi jelas tidak mau melakukan kesalahan kata lagi, sedangkan Kuroko memang tidak pandai mencairkan suasana.

"Akashi-kun tenang saja, walau cahayaku adalah Aomine-kun. Tapi, orang yang benar-benar aku butuhkan itu Akashi-kun."

—Sekarang, Akashi yakin dia memang tidak bisa meremehkan Kuroko dan kata-kata bijaknya. Walaupun dia tau segala hal, hanya kuroko dengan sikap manisnya itu yang tidak bisa dia ketahui. Membuatnya sangat menyukai pemuda berambut biru langit itu.

.

.


-Vanilla milk shake-

Kuroko sangat menyukai minuman manis dengan rasa vanilla manis itu, bahkan untuknya satu vanilla milk shake ukuran jumbo itu tidak bisa membuatnya kenyang. Sama dengan Akashi, dia juga suka dengan minuman manis berwarna putih. Tapi, sayangnya bukan vanilla milk shake yang di sukai Akashi. Akashi lebih suka 'sisa' vanilla milk shake yang terdapat dan keluar dari tubuh Kuroko disaat-saat tertentu yang disukainya.

Memandangi wajah memerah setelah dia selesai dengan 'vanilla milk shake' spesial miliknya dari Kuroko.

—Uh, jangan di tanya lagi seberapa sukanya Akashi pada 'minuman' putih itu.

.

.


-Biologi-

Akashi dengan kuroko memang berbeda kelas, bahkan berbeda angkatan. Kuroko suka membaca buku, hingga suatu hari Kuroko bertanya pada Akashi tentang buku yang dibacanya.

"Akashi-kun, contoh populasi itu apa? Aku tau pengertiannya, tapi di buku ini tidak ada contohnya," ucap Kuroko saat mereka hanya berdua di bawah pohon sakura belakang sekolah. Tempat itu sangat sepi—dalam artian lain, hanya mereka berdua saja yang berada disana.

Akashi menengokkan kepalanya melihat Kuroko, "Sekumpulan mahkluk hidup dengan jenis yang sama, dan berada di tempat yang sama," ucap Akashi. Mendekatkan dirinya pada Kuroko, lalu berbisik, "Kau bisa ambil contoh kita sekarang, Tetsu. Kita satu jenis, dan berada di tempat yang sama—berdua."

—Tinggal bilang saja 'Yaoi-an', Akashi susah ya, sampai harus memakai kata-kata ribet.

.

.


-Sifat-

Kuroko kundere, sedangkan Akashi yandere—dan semua orang tau hal itu. Tapi, semua orang tidak habis pikir kenapa mereka bisa bersama. Dalam pikiran mereka, Kuroko hanya diam saja saat Akashi melakukan apapun yang dia inginkan pada Kuroko—pasrah. Padahal dalam hal sebenarnya, Akashi-lah yang tidak bisa berkutik jika harus berhadapan dengan Kuroko.

Contohnya seperti sekarang,

Di ruangan ganti, Kuroko sedang menatap dingin Akashi. Melihat sang pangeran merah itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. "Ada hubungan apa Akashi-kun dengan Murasakibara-kun?" tanya Kuroko.

Akashi melihat Kuroko dengan sabar, "Tidak ada,"

"Akashi-kun mencoba bohong padaku,"

Akashi menghela nafas, maju beberapa langkah hingga hanya berjarak satu langkah dari Kuroko. "Tidak ada, tadi Atsushi hanya menanyakan tentang makanannya yang tiba-tiba saja hilang." Jelas Akashi. Memandang Kuroko dengan pandangan yang tidak pernah di tunjukkan pada siapapun. Pandangannya melembut—sangat lembut.

"...benar? Tapi, Akashi-kun terlihat sangat dekat."

"Benar," Akashi tersenyum lalu lebih mendekatkan dirinya dengan Kuroko.

—Ya, tanpa orang-orang tau, Akashi akan bersikap sangat baik pada Kuroko, dan sifat penyiksanya hanya akan muncul jika latihan dimulai—tidak termasuk latihan untuk Kuroko. Mungkin, maksudnya pelampiasan perasaan membucahnya karena di tuduh selingkuh.

Walaupun, ada sedikit kebenaran dalam pemikiran bahwa Kuroko hanya akan diam saja jika Akashi melakukan sesuatu hal padanya. Sesuatu hal yang mereka lakukan jika Kuroko—dipaksa—menginap di kediaman Akashi, dan akhirnya tidak masuk sekolah ke esokan harinya.

.

.


- Rumus-

Akashi sedang berpikir keras dengan rumus di depannya. Bukan rumus matematika dan fisika yang begitu memusingkan untuk semua orang. Tapi, rumus yang memang sengaja di buatnya sendiri.

Sigma, tanda kurung buka, Akashi ditambah Kuroko tanda kurung tutup, dikali yaoi. Entah apa yang dipikirkannya, tapi itu rumus yang sangat aneh. Bahkan, terkadang Akashi tidak pikir panjang untuk menggunakan rumus logika matematika untuk membujuk Kuroko. Walaupun ada banyak premis yang harus dipakainya untuk menaklukkan Kuroko, Akashi sanggup menggunakan banyak premis itu.

—Demi Kuroko, apa pun akan dilakukannya.

.

.


-Pertama-

Seorang pun tidak ada yang tau kapan mereka bersama, maksudnya kapan Akashi dan Kuroko memulai hubungan untuk menjadi sepasang kekasih. Entah kapan dan dimana, lalu siapa yang memulai dahulu. Yang mereka—anggota kiseki no sendai—melihat Akashi sedang mencium Kuroko tepat di tengah lapangan basket—tanpa seorang pun di sana.

.

Orang-orang memang tidak tau kapan. Tapi, Akashi dan Kuroko tau kapan itu terjadi. Akashi dari dulu selalu memperhatian Kuroko, bahkan sebelum masuk pada grup basket smp itu. Memperhatikan orang yang hawa keberadaannya itu sangat tipis. Menelitik setiap tingkah laku—yang menurutnya—manis itu dengan kedua mata merahnya. Lalu mengembangkan seringaian saat melihat anak biru itu sepertinya tau jika dia sedang diperhatikan.

.

Kuroko tidak tau jika orang itu lah yang selalu memperhatikannya. Memperhatikkannya dari jauh, mencari tau semua informasi tentangnya, dan mencoba memahami dirinya. Hingga orang itu datang pada dirinya, saat semua orang tidak ada—saat semua anggota kiseki no sendai sudah selesai dengan latihan mereka. Menyatakan perasaan itu padanya, membuat perasaan asing dan jawaban spontan itu keluar dari mulutnya. Hingga akhirnya, mereka menjalin hubungan ini tanpa ada yang mau memutuskan ataupun mengakhirinya.

.

.

.

End~


A/N: Hallo, aku mampir di sini. Perkenalkan aku author baru yang lagi suka sama anime KnB ini. Yah, sebenernya dari dulu udah pengen mampir kemari tapi, masih ragu-ragu gitu. Sampai akhirnya aku dapet sedikit kepercayaan diri untuk mampir kemari. Salam kenal reader sekalian hehe ^^

Aku bener-bener belum kenal betul fandom ini. jadi mohon kritik dan sarannya buat bikin aku tau banyak hal di sini^^

Review?