Qtalita

.

.

Wonkyu

.

.

Minho hanya diam saja sejak Kyuhyun kembali lagi, ia berulang kali meneguk sisa air mineralnya, meredam sakit dan perih yang menusuk tepat di jantungnya. Kyuhyun sendiri sama saja, ia juga banyak terdiam, memperhatikan kakinya yang menepuk-nepuk tanah di bawahnya.

Minho mendesah, ia benci situasi seperti ini, kaku dan dingin. Kepalanya ia tengokkan ke arah Kyuhyun di sampingnya, Namja manis itu menunduk, hanya menunduk, dan Minho tahu alasannya, mata Kyuhyun masih memerah dan bengkak.

"Gwenchana?"

Kyuhyun hanya mengangguk lemah, Minho kembali mengarahkan pandangannya lurus. Ia benci jika Kyuhyun seperti ini, menjadi lemah kembali.

Minho berdiri, menepuk celananya yang terkena debu lalu menyodorkan tangannya ke arah Kyuhyun.

"Kajja, kita harus berganti pakaian, setelah ini masih ada kelas bukan?"

Kyuhyun mengangkat wajah basahnya, hatinya semakin remuk saat melihat Minho tersenyum tulus padanya. Ia sudah bodoh, ia malu, ia benar-benar merasa tidak berguna.

"Mianhe" Lirihnya, Minho hanya tersenyum hangat lalu mengacak surai coklat Kyuhyun.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa"

Kyuhyun semakin merasa bersalah, ia kembali mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, saat ia mendapati Minho memperhatikannya memeluk namja lain, namja masa lalunya. Kyuhyun masih mengingat jelas raut wajah Minho yang betul-betul terluka.

Minho berjongkok di depan Kyuhyun.

"Setiap orang membutuhkan waktu untuk keluar dari lubang terdalamnya, termasuk kau"

"…"

"Gwenchana Kyu, aku akan membantumu"

Kyuhyun mendongak, Minho masih disana dengan senyuman tulusnya, senyuman yang terlalu menyedihkan baginya.

"Tapi aku mohon, jangan menangis lagi, aku sakit melihat airmatamu Kyu"

"Gomawo" Kyuhyun mengangguk cepat lalu menghambur ke pelukan Minho, ia menggigit bibir bawahnya kuat, mencegah airmata kembali jatuh, sesuai dengan janjinya pada Minho .

"Apa sekarang kita sudah bisa berganti pakaian?"

Kyuhyun kembali mengangguk, Minho dengan pelan memapah Kyuhyun agar berdiri, menggenggam jemari namja putih itu erat, memberikan senyuman hangatnya lalu menariknya pelan mengikuti langkah kakinya.

...

Kyuhyun salah dengan memutuskan untuk ke kamarnya sendiri tanpa di antar Minho, jika saja hal itu terjadi mungkin kali ini ia tidak akan bertemu seseorang di depan kamarnya.

Kyuhyun menarik nafas panjang, ia berusaha melewati yeoja itu, berusaha seakan ia tidak melihatnya.

"Cho Kyuhyun?"

Kyuhyun terhenti, masih menghadap pintu kamarnya yang belum sempat ia buka, tangannya masih meremas kunci dengan erat, seakan kunci itu bisa menjadi pegangannya saat terjatuh.

"Kau bertemu Siwon hari ini?"

Kyuhyun membatu, membiarkan Yeoja itu mendekati dan menatapnya lebih intens. Kyuhyun menggigit pipi dalamnya.

"Kalian masih berhubungan?"

Kyuhyun sudah tidak tahan, ia berbalik, menatap mata yeoja itu dalam.

"Wae? Kenapa kau bertanya padaku? Bukankah kau sudah memilikinya?"

Stella, yeoja itu mendecih, ia mengangkat wajahnya angkuh, sesekali tangannya mengelus permukaan rata perutnya.

"Kau kan tahu aku tengah hamil anaknya bukan? Ibu hamil mungkin sedikit sensitive"

"Lalu?"

"Hari ini ia pergi terlalu pagi, mengingat kalian sangat dekat dan pernah memiliki hubungan, well, mungkin saja Siwon ada denganmu"

Kyuhyun menyeringai.

"Jika ia memilih tetap denganku? Bagaimana?"

Stella naik pitam, wajahnya memerah, tubuhnya berdiri tegak.

"Kau!"

"Kkkk, sangat lucu yeoja sepertimu datang ke tempatku hanya untuk mencari Siwon, bukankah ia tunanganmu? Dan seperti yang kau katakan, Siwon adalah appa dari anakmu. Lalu kenapa kau mencarinya ke tempatku?"

"..."

"Siwon juga bersekolah di tempat ini, ia juga memiliki sebuah kamar sebelum bersamamu, kenapa kau tidak mencarinya kesana?"

"..."

"Ah! Aku ingat, kamarnya kan ada disini?"

Kyuhyun menunjuk pintunya sendiri dengan senyuman di wajahnya, Stella sendiri sudah menutup mulutnya dengan wajah geram.

Kyuhyun memasukkan kedua telapak tangannya pada masing-masing saku celananya.

"Stella-ssi.. Siwon tidak ada disini" Ucapnya dingin. Ia sudah tidak menunggu balasan yeoja berambut panjang itu, ia melangkah masuk lalu dengan sedikit keras ia membanting pintu kamarnya. Menguncinya agar ia bisa sendiri tanpa diganggu siapapun.

Tidak ada yang tahu jika kini tubuh Kyuhyun merosot, dadanya terasa sakit namun tidak cukup membuat airmatanya mengalir. Ia hanya terdiam, menunduk. Jemarinya mengepal, ia marah! Marah pada diriya sendiri, marah pada hatinya yang masih saja bertindak diluar perintahnya.

...

Sore itu, Kyuhyun menghabiskan waktunya hanya dengan tertidur, mengunci dirinya sendiri walaupun sedari tadi ia bisa mendengar Ryeowook teman sekamarnya mengedor pintu mereka. Ah, ia bisa menjelaskan pada namja mungil itu nanti, toh salahnya sendiri lupa membawa kunci cadangan, sekarang yang terpenting ia bisa menenangkan dirinya dulu.

Cklek

Kyuhyun membuka pintu kamarnya, di luar telah sepi, tentu saja malam sudah menyelimuti langit. Kyuhyun menutup pintu kamarnya pelan, dengan langkah yang ia buat tanpa suara Kyuhyun beranjak untuk keluar asrama, entah kenapa ia ingin menatap bintang malam ini.

Kyuhyun menghirup udara malam kuat-kuat, memasukkan semuanya ke dalam paru-parunya, matanya mengitari pemandangan bukit belakang, lampu kota berkelap kelip di bawah sana, terasa cukup dekat dari tempatnya berdiri.

Kyuhyun memutuskan untuk duduk sambil memeluk lututnya, tidak tahu ingin berbuat apa akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk bernyanyi, bibirnya bersenandung di temani gelapnya malam.

"Kyu.."

Kyuhyun berbalik, seseorang berdiri di belakangnya dengan senyuman hangat. Kyuhyun membalas senyuman namja bermata hitam itu, menepuk rumput disampingnya, mempersilahkan Minho untuk duduk bersama.

"Kau tidak tidur? Ini sudah malam"

Minho mengeluarkan sebuah blanket berwarna biru lalu menyelimuti punggung Kyuhyun.

"Tadi Wookie bercerita padaku katanya kau tidak mengurung diri di kamar"

"..."

"Aku datang mencarimu, tapi kamarmu kosong"

Kyuhyun tertawa, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Minho.

"Lalu kau mencariku ke tempat ini?"

"Memangnya kau memiliki tempat lain lagi dalam pelarianmu?"

Mereka sama-sama tertawa, Kyuhyun menggigit bibirnya, ia merasa sangat bersalah atas kejadian tadi siang. Walaupun Minho sudah memaafkannya tapi hatinya masih terasa sesak akan penyesalan.

"Minho-ah.."

"Hm?"

"Mianhe.."

Minho kembali tertawa, ia menyamankan posisi Kyuhyun agar bersandar padanya.

"Sudah aku bilang sejak tadi, tidak ada yang perlu dimaafkan Kyu"

"Tapi.."

"Sudahlah, ayo kembali ke kamar, ini sudah larut"

Minho berdiri, sedikit menarik tangan Kyuhyun, namun namja bersuari ikal itu malah menahan lengan Minho.

"Aku ingin disini, hingga pagi"

Minho terdiam, ia kembali duduk.

"Aku akan menemanimu"

Kyuhyun tersenyum, Minho terlalu baik untuknya, Minho selalu menjadi sandarannya saat Siwon memporak-porandakan hatinya, saat Siwon datang lalu pergi lagi sesuka hatinya. Dan betapa bodohnya Kyuhyun jika sampai kini ia masih saja tidak bisa mencintai Minho dan melupakan Siwon.

...

Minho menggeliat ketika mentari menyapanya dari balik dedaunan, matanya menyipit saat sinar itu tepat menyerbu retinanya, ia hendak merentangkan lengan-lengannya yang terasa kaku saat ia menyadari sebuah beban bertumpu pada lengan kirinya. Minho tersenyum, Kyuhun masih tertidur lelap sambil memeluknya, jemari Minho yang bebas bergerak menyapi pipi pucat Kyuhyun, merasakan betapa lembut kulit namja itu.

Jemari itu menelusuri hampir seluruh sisi wajah Kyuhyun lalu berhenti pada belahan bibir merah dan basah, Minho meneguk ludahnya susah, sejak mereka resmi menjadi sepasang kekasih ia tidak pernah merasakan kelembutan bibir Kyuhyun, bolehkah ia kini? Ah, Minho menggeleng, dengan cepat ia menarik tangannya untuk sedikit menjauh dari wajah Kyuhyun. Ia tidak ingin mencuri kesempatan disaat Kyuhyun masih terlelap seperti ini.

Namun Minho kembali merutuki matanya yang kembali terpukau pada wajah indah seorang Cho Kyuhyun disampingnya, matanya hanya tertuju pada belahan plummy di depannya.

Hingga jarak mereka semakin dekat..

Dekat…

Dekat..

Dan..

Chu..

Minho bisa merasakan sensasinya, sensasi hangat, lembut dan manis, walaupun bibir itu hanya menempel saja. Minho nyaris memperdalam ciumannya jika saja..

Sreeettt

Buaaagghhh

"Yak! Apa yang kau lakukan!"

Minho merasa tubuhnya ditarik seseorang, ia juga merasa pipinya ngilu.

Siwon berdiri disana, dengan seragam sekolah yang sedikit kusut, sepertinya namja Choi itu tidak sempat pulang sejak kemarin.

Minho berusaha berdiri, ia sedikit merasa bersalah, namun hey, bukankah ia kekasih Kyuhyun? Tidak ada salahnya bukan mencium kekasihmu sendiri?

"Apa yang aku lakukan? Hei ada apa denganmu? Kau siapa?" Minho berdiri, menyapu bibirnya yang berdarah dengan kasar. Matanya melirik Kyuhyun yang terbangun dan menatap mereka berdua dengan penuh tanda tanya.

"Huh? Aku siapa? Kau sendiri? Kau tidak bisa mencium Kyuhyun begitu saja!" Siwon kembali mendorong Minho.

"Aku? Tentu saja aku berhak! Aku ini kekasihnya!" Minho tidak terima hingga ia balas mendorong tubuh Siwon.

"Mwo? Kau memang kekasihnya tapi kau tidak mencintainya seperti aku mencintai Kyuhyun!"

"Hahahahah, mencintai Kyuhyun? Apa kau bercanda Choi? Kau sudah menyakitinya berkali-kali!"

Buaghh

Brakkk..

Minho kembali terjatuh, hantaman Siwon di wajahnya sangat keras. Kyuhyun berdiri, menarik Siwon yang hendak melayangkan pukulannya kembali, namun Kyuhyun malah sedikit terseret dan terjatuh.

"Kyuhyun!" Minho berseru, membuat Siwon membalikkan badannya hingga tidak menyadari jika Minho sudah menendang perutnya dan memukul wajahnya.

Siwon tersungkur disamping Kyuhyun.

"Stop! Hentikan!"

Kyuhyun berteriak lantang, pukulan Minho berhenti, melayang di udara, Kyuhyun memandangi kedua namja itu bergantian, airmatanya tumpah, tubuhnya bergetar.

"a-aku mohon hentikan"

Kyuhyun terisak, tubuhnya merosot dengan tangan yang menutup telinganya.

"Kyu.." Lirih Siwon.

Kyuhyun menggeleng, ia kembali berdiri tegak lalu berlari meninggalkan Siwon dan Minho yang terlihat berantakan.

…..

Kyuhyun duduk memeluk lututnya yang masih bergetar, ia tidak pernah melihat Siwon semarah itu bahkan saat mereka masih berstatus suami istri sekalipun. Wajar saja jika SIwon marah dan memukul Minho yang menciumnya, Kyuhyun juga tidak menginginkan itu terjadi, hanya saja ia tidak usah memperkeruh suasana dengan mengatakan jika Siwon mencintai dirinya. Toh benar kata Minho, Siwon tidak punya hak apa-apa lagi padanya, Minho lah yang sekarang menjadi kekasihnya, sudah sepantasnya Minho memiliki dirinya.

Cklek..

"Kyuhyun-ah" Pintu terbuka, menampakkan Siwon yang berdiri dengan seragam yang kusut dan sudut bibir membiru. Kyuhyun beringsut dari tempatnya, ia berniat untuk keluar saja. Namun tangan Siwon mencekal lengannya kuat.

"Kita butuh bicara Kyu"

"Aku sedang tidak punya waktu hyung, tolong lepaskan tanganku"

"Tapi kita benar-benar butuh membicarakan ini kyu!" Suara Siwon menegas, namun Kyuhyun tak gentar sedetikpun. Ia mengangkat wajahnya, menatap mata kelam Siwon

"Aku tidak butuh pembicaraan apapun Choi Siwon" Dinginnya.

Rahang Siwon terkatup rapat, tangannya masih mencekal lengan Kyuhyun.

" .Tanganku" perintah Kyuhyun dengan penekanan di setiap katanya,

"Atau aku benar-benar akan membencimu hyung" Lanjutnya lirih, Siwon tidak berkutik, cengkramannya melemah lalu terlepas, Kyuhyun berbalik, bergegas meninggalkan kamar

"Saranghae.."

Kyuhyun terhenti, Keadaan menjadi hening

"Saranghae Cho Kyuhyun, jeoungmal.."

Kyuhyun memejamkan matanya, ia tidak boleh lemah, namun.. kata-kata Siwon terlalu tegas untuk sekedar bercanda.

"Mianhe.."

Kyuhyun sudah memutuskan, memutuskan untuk tidak mengalah lagi pada perasaan bodohnya, Siwon yang jelas-jelas pernah menyakitinya hingga ia merasa lupa untuk memiliki hati, lupa untuk tetap bernafas, dan lupa untuk berhenti menangis.

Blamm..

Pintu tertutup menyisakan Siwon sendiri di dalam. Tanpa ia ketahui, Kyuhyun terduduk didepan pintu dengan menutup rapat mulutnya agar isak tangisnya tidak terdengar. Kyuhyun memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Kejadian itu berulang kembali.

Sementara itu, sosok lain memperhatikannya sendu, Tangannya terkepal menahan emosinya sendiri.

…..

Sebulan sejak kejadian itu Siwon dan Kyuhyun tidak pernah bertemu, Siwon yang sibuk menghadapi ujian dan Kyuhyun yang selalu menghindari Siwon.

Siwon selalu berusaha bertemu dengan Kyuhyun jika waktu senggang, hanya saja Kyuhyun selalu membuat semuanya menjadi sangat sulit, selain itu Minho yang kekasih Kyuhyun juga selalu mengikuti namja manis itu kemanapun ia pergi, seakan memblokade semua jalan masuk untuk Siwon.

Hingga hari kelulusan tiba, Siwon dinyatakan lulus dengan peringkat pertama, disusul Donghae. Hari dimana kegembiraan Donghae sebagai hyungnya saja Kyuhyun tidak muncul, Donghae tahu alasannya, karena Siwon juga hadir di acara dua keluarga itu, Kyuhyun lebih memilih menginap dirumah Minho dan menemaninya bermain game semalaman.

Hingga Prom Night pun tiba,

Kyuhyun masih bergelung diatas ranjang hyungnya, Donghae. Sementara sang kakak tengah sibuk menyiapkan kostum untuk adiknya itu.

"Kyu, ayolah bangun, kau harus tampil menawan malam ini"

"Untuk apa Hyung.." Ucap Kyuhyun malas

"Ya tentu saja untukku"

Kyuhyun tersenyum, ia terduduk, lalu memilah-milah pakaian resmi dihadapannya, matanya tertegun pada sebuah setelan putih. Ia terdiam. Donghae yang menyadari itu berdehem

"Kyu, hyung ingin melihatmu mengenakan itu"

Kyuhyun mendesah, ia menatap jengah hyungnya, Donghae yang merasa aura Kyuhyun berubah segera duduk disamping adiknya, ia meraih setelan itu lalu tersenyum.

"Aku merasa sangat familiar dengan suasana seperti ini kyu, kau tahu? Ini seperti sebuah dejavu" Donghae menyenggol bahu adiknya berniat menggoda, Kyuhyun tersenyum simpul

"Aku merasa sangat tua, aiiigooo"

Kyuhyun terkekeh, ia juga merasa sangat familiar dengan suasana seperti ini, dimana Donghae memilihkannya pakaian agar ia tampil mempesona di acara prom, dimana ia berjalan malu-malu diantara keramaian, dimana ia bertemu Siwon, dimana ia.. ah, Kyuhyun menggeleng kuat, ia tidak boleh memikirkan Siwon lagi.

"Hyung, kau tahu bagaimana keadaan Siwon?" Dan Kyuhyun mengingkari niatnya barusan.

"…"

Donghae terdiam, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Entahlah.."

"Maksudmu?"

"Ia tidak benar-benar nyata sekarang, maksudku.. ia terlihat aneh"

Kyuhyun ikut merebahkan tubuhnya, ia melirik Donghae dengan pandangan bingung.

"Kau tahu kan hubungannya dengan Stella yang hancur berantakan akibat Stella yang ternyata hamil"

Kyuhyun mengangguk, ia tahu kisah itu, Hampir seluruh asrama mengetahuinya.

"Bukankah itu anak Siwon?"

Kyuhyun bertanya penuh kehati-hatian, ia takut dengan jawaban yang akan Donghae keluarkan

"Bukan"

Kyuhyun bernafas lega, ia sudah tahu jika anak yang dikandung Stella bukanlah anak Siwon, terbukti seminggu setelah pertunangan mereka Stella mengalami keguguran, keluarga Choi yang ingin membersihkan nama baik anaknya memutuskan untuk mengadakan tes DNA pada janin yang sudah tidak bernyawa itu, dan hasilnya negative! Janin itu bukanlah anak dari Choi Siwon, sejak saat itu pula semua rahasia Stella terungkap, tentang betapa bebasnya pergaulan yeoja itu, bahkan sejak ia masih bersama dengan Siwon dulu.

Kyuhyun tidak henti-hentinya menanyakan hal itu pada Donghae, kakaknya, walaupun ia sudah pasti mendengar jawaban yang sama, namun bolehkah ia mendengarnya berulang-ulang agar perasaannya lebih tenang?

"Lalu karena itu Siwon berubah?"

Suasana hening, Donghae memejamkan matanya.

"Kau tahu kyu, Hyung merasa kalau dunia terlalu jauh mempermainkan perasaan orang, memutar balik semuanya hingga terkadang kita tidak menyadari cinta yang sebenarnya kita butuhkan"

Kyuhyun bangkit, ia berdiri tepat di depan cermin, memandang refleksinya.

"Bergegaslah kyu, kau seharusnya menemukan yang kau butuhkan sekarang"

Donghae menepuk bahu Kyuhyun, membuat adiknya itu menghela nafas.

"Aku tunggu kau di aula, arraseo"

Donghae meninggalkan Kyuhyun sendiri, membuang semua keputusan di bahu Kyuhyun, hanya dirinyalah yang berhak mengambil keputusan apapun yang ia butuhkan, bukan apa yang ia inginkan.

Kyuhyun menatap lirih setelan putih di atas ranjang, ia menelan ludahnya, sepertinya ia memang harus melakukannya malam ini, memilih apa yang sebenarnya ia butuhkan, bukan ia inginkan. Dan Siwon bukanlah yang ia butuhkan.

...

Perhelatan akbar di sekolah mereka tengah berjalan 30 menit namun Donghae belum menemukan sosok Kyuhyun, ia mulai gelisah berjalan mondar mandir sambil sesekali melirik jam di pergelangan tangannya.

"Hyung.."

Donghae berbalik, mulutnya membulat, Kyuhyun datang bersama seseorang, namja bertubuh tinggi dan bermata bulat.

"Minho?"

Minho hanya tersenyum, ia membungkuk hormat pada Donghae, Donghae menatap Kyuhyun dan Minho bergantian, mereka terlihat bergitu kontras dengan Kyuhyun yang menggunakan setelan putih dan Minho hitam, sesuai dengan Dress code mereka malam itu.

"Hyung, kenapa kau tidak mengatakan kalau Dress code malam ini berwarna hitam?" Kyuhyun merengut,ia lantas melirik pakaiaannya yang berwarna putih.

"I-itu.." Donghae kehabisan kata-kata, ia melirik Minho yang keningnya berkerut.

Sebenarnya Donghae sudah mengatur strategi agar Kyuhyun dan Siwon bisa bersatu lagi malam ini, pertama dengan memberi penjelasan pada Kyuhyun tentang apa yang ia butuhkan, namun ternyata Kyuhyun salah menerka. Lalu mempersiapkan kostum untuk Kyuhyun agar pakaiaanya bisa serasi dengan Siwon yang malam itu mengenakan setelan berwarna sama.

"Aissshhh sudahlah hyung, ayo kita masuk"

"A-ah ne kajja" Donghae mempersilahkan Kyuhyun dan Minho untuk masuk.

Tanpa mereka sadari Siwon berdiri disana, menatap mereka sayu, ia menggenggam erat kotak biru ditangannya. Ia mendengus kecewa, namun tidak menyurutkan langkahnya untuk masuk.

Siwon berjalan tenang diantara keramaian, ia tidak menghiraukan orang-orang yang membicarakannya karena mengenakan kostum berbeda. Ia tetap berjalan, hingga kakinya berhenti tepat didepan lantai dansa. Jika bisa ia meminta untuk dibutakan detik itu juga, ia sungguh tidak mampu melihat Kyuhyunnya berada disana bersama namja lain, berdansa dan tertawa bahagia bukan untuknya, lalu apa itu? Lengan namja lain berada disekitar pinggang Kyuhyunnya? Siwon benar-benar menahan emosinya kali ini, ia berbelok menuju sudut ruangan dimana terdapat sebuah grand piano putih, ia membuka penutup tuts pelan, lalu duduk dengan tenang.

Dentingan pertama..

Music pengiring dansa berhenti mengalun

Dentingan kedua..

Semua perhatian tertuju padanya, Siwon mengambil nafas panjang.

Same day but it feels

Just a little bit bigger now

Our song on the radio

But it don't sound the same

When our friends talk about you

All it does is just tear me down

'cause my heart breaks a little

When I hear your name..

Siwon memejamkan matanya sementara jari jemarinya lincah berdansa di atas tuts piano, suara seraknya mengalun merdu.

That I should of bought you flowers

And held your hands

Should gave you all my hours

When I had the chance

Take you to every party

'cause all you wanted to do was dance

Now my baby is dancing

But he's dancing with another man..

Kyuhyun membeku di tempatnya, kakinya serasa dipaku, ia merasa semuanya menghilang, menyisakan dirinya hanya bersama Siwon, tatapan Siwon menusuk tepat dijantungnya, apalagi saat bulir bening itu menetes dari mata kelam Siwon, ia serasa tidak mampu lagi untuk bernafas.

Although it hurts

I'll be the first to say

That I was wrong

I know I'm probably much too late

To try and apologize for my mistakes

But I just want to know

Semua hening, Kyuhyun sudah tidak menyadari jika airmatanya sudah mengalir membasahi pipinya, sementara tangannya masih berada dalam genggaman minho.

I hope he buys you flowers

I hope he hold your hands

Give you all his hours

When he has the chance

Take you to every party

'cause I remember how much

You loved to dance

Do all the things I should of done

When I was your man..

Dentingan piano berhenti, menyisakan tepuk tangan yang begtu meriah, semua tidak menyadari betapa perih yang Siwon dan Kyuhyun alami kini, kecuali Minho dan Donghae. Mereka membuang muka hanya untuk menutupi betapa terlukanya pandangan mereka.

"Kyuhyun-ah.." Tepukan Donghae membuyarkan kesedihan Kyuhyun, ia menarik lengan adiknya yang sedari tadi digenggam minho. Minho pun tidak menahan, ia hanya tersenyum lalu mengangguk.

Donghae tahu, kini adiknya butuh waktunya sendiri, butuh kesendiriannya sendiri, Kyuhyun butuh ruangnya sendiri, dan itu ada pada Donghae.

Donghae mendudukkan Kyuhyun di sebuah bangku taman, ia mengusap bahu adiknya.

"Menangislah"

Hanya sebuah kata, namun mampu membuat Kyuhyun meluapkan semuanya, semua derita yang ia rasakan, derita akan rasa cintanya yang bukan menghilang malah semakin bertambah.

"Wae? Wae hyung? Kenapa semua menjadi seperti ini?"

Donghae menghembuskan nafas berat, harus berapa kali ia harus menjelaskan pada adiknya itu, betapa ia sudah teralu jauh melangkah dari yang ia butuhkan.

"Kau terlalu jauh mencari kyu"

Kyuhyun mengangkat wajahnya, ia menatap Donghae bingung

"Maksud hyung? Aku tidak mencari apapun hyung, aku hanya ingin menemukan apa yang aku.. butuhkan"

Kyuhyun terdiam setelah ia menyebutkan kata terakhir dalam ucapannya, ia menyadari satu hal

"dan yang kubutuhkan itu Siwon"

Donghae tersenyum, akhirnya Kyuhyun mengerti. Ya mengerti kalau selama ini ia bukan menginginkan Siwon, namun ia membutuhkannya, ingat betapa mereka jatuh saat tidak bersama? Ya, mereka memang terlahir untuk saling menopang.

"Hyung tahu kau akan mengerti kyu"

Donghae menepuk bahu dongsaengnya, ia lalu beranjak berdiri.

"Hhh, hyung kira tugasku sudah selesai.. silahkan tuan Choi"

Kyuhyun tersentak saat Donghae memiringkan kepalanya, lalu mempersilahkan seseorang untuk berjalan mendekati mereka, Kyuhyun membalikkan kepalanya pelan, sangat pelan.

Dan yang ia takuti kini berdiri tepat disampingnya, Kyuhyun ikut berdiri, matanya membulat sempurna.

"Hh, selesaikan masalah kalian, aku perlu mengurus sesuatu"

Donghae berlalu, meninggalkan Siwon dan Kyuhyun dalam keheningan.

Siwon menatapnya tajam, Kyuhyun tahu hal ini akan datang cepat atau lambat, namun ia tidak menyangka jika akan secepat ini, dirinya dan Siwon dalam situasi yang sulit, sama seperti beberapa tahun lalu saat mereka memutuskan untuk mengakhiri masa lajang mereka dengan pilihan yang salah.

"Kyu.."

"Stop.."

Kyuhyun melangkah mundur saat Siwon maju selangkah kehadapannya.

"Kyu, aku.."

"Aku bilang stop! Kau menjebakku? Kau merencanakan ini semua? Untuk apa?"

Siwon menunduk, ia memang menginginkan hubungan mereka membaik, tapi bukan dengan menjebaknya seperti ini, Ia bahkan tidak tahu jika Donghae merencanakan semuanya, membuatnya , Siwon menyadarinya, menyadari jika yang ia butuhkan hanya Kyuhyun, menyadari bahwa suatu kesalahan besar jika ia membiarkan Kyuhyun bersama orang lain. Kyuhyun hanya miliknya.

"Kyu, aku tidak pernah merencanakan ini semua, aku..aku.."

"Tidak pernah katamu? Lalu ini semua apa? Kau harusnya menyadari satu hal hyung, aku sudah bersama Minho sekarang"

Deg

Siwon menengadah, menatap mata coklat Kyuhyun, ia berharap namja manis di depannya itu hanya sekedar bercanda.

"Aku serius"

Dan Siwon memejamkan matanya, lelehan bening mengalir dari sudutnya. Ia menangis, sementara Kyuhyun berbalik tak ingin menatap sendu di wajah Siwon, sungguh munafik jika Kyuhyun mengatakan kalau hatinya tidak lagi disinggahi Siwon. Ia berbohong dan ia tahu Siwon akan menyadari hal itu jika ia tidak berbalik.

"Saranghae.."

Kyuhyun bergetar. Siwon mengucapkan kata itu lagi.

Brukk..

Kyuhyun berbalik, dan demi apapun ia tidak pernah menyangka Siwon jatuh berlutut di depannya, bahu kokohnya bergetar. Kyuhyun merapatkan mulutnya, ia takut isakannya lolos.

"Aku mohon Kyu, aku benar-benar mencintaimu, aku menyesal membuatmu terluka, aku tidak bisa tanpamu, aku mohon Kyu, kembalilah padaku"

Kyuhyun menyerah, ia tidak pernah bisa melihat Siwon seperti ini, tidak akan pernah. Kyuhyun ikut berlutut, memeluk makhluk rapuh di depannya, memenjarakan tubuh kokoh Siwon dibalik tubuhnya.

"Mianhe..mianhe.." Kyuhyun terisak, membiarkan Siwon memeluknya erat, menanamkan hidungnya di ceruk perpotongan leher Kyuhyun, membiarkan mantan suaminya itu menghirup aroma menyenangkan dari tubuhnya.

"Saranghae..saranghae kyu.."

"..."

"Kyu.."

"..."

"Kyu, BabyKyu, kau juga mencintaiku bukan?"

Kyuhyun menggigit bibir bawahnya, sungguh ia sangat mencintai Siwon, sangat dan tidak pernah berubah, tapi..

"Mianhe hyung, mianhe.. aku mencintai Minho"

Jdaarrrr..

Siwon melepas paksa pelukan Kyuhyun, ia berdiri dengan mimic wajah tidak menentu, ia tidak percaya, Kyuhyun melupakannya, walau memang ia pantas menerimanya, atas konsekuensi perbuatannya di masa lalu.

"Kau.."

"Mianhe hyung.. jeongmal mianhe.."

"Tapi tadi kau bilang membutuhkanku, kau membutuhkanku Kyu"

"Aku memang membutuhkanmu Hyung, tapi hanya sekedar sahabat, tidak lebih"

"Bohong!"

Kyuhyun tersentak, kini ia berdiri di depan Siwon yang menatapnya marah. Dadanya naik turun menandakan nafasnya yang tidak beraturan menahan emosi.

"Mianhe.."

"Kau berbohong Kyu.. kau.."

Siwon berbalik meninggalkan Kyuhyun yang terisak, Kyuhyun tidak pernah menyadari jika Siwon kini juga sama seperti dirinya, terisak dalam kesendiriannya. Berjalan pelan di antara kegelapan malam.

Kyuhyun masih bersimpuh, mengangkat tubuhnya saja ia tidak mampu, airmata masih menghiasi pipinya, ia tidak pernah menyangka jika dirinya serapuh ini.

"Kyuhyun-ah.."

Kyuhyun memeluk lututnya saat suara Minho mengusik tangisnya.

"Kyuhyun-ah.. kejar dia.."

Kyuhyun menengadah, Minho tersenyum tulus padanya, tanpa keraguan sedikitpun Minho menggenggam jemari Kyuhyun, mengecupnya pelan.

"Kau tahu yang sebenarnya hatimu inginkan bukan? Kau tahu itu dengan jelas, bertindaklah, jangan sampai kau menyesal, kejar cintamu kyu.."

"Minho.."

"Gwenchana, aku mengerti.."

Kyuhyun menyeka airmatanya kasar, ia memeluk Minho dengan erat.

"Gomawo..gomawo.."

Kyuhyun tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, namun sejak Minho datang menguatkan keinginannya, Kyuhyun akhirnya mengerti, mengerti jika yang ia butuhkan bukan hanya sekedar pengorbanan, namun juga cinta dan kasih sayang dari orang yang benar-benar ia harapkan.

Kyuhyun tidak pernah seperti ini sebelumnya, berlari dan hanya berlari mengejar harapannya, di sana, di sudut taman, punggung kokoh yang tampaknya masih bergetar itu tujuannya. Kyuhyun menetralkan deru nafasnya terlebih dahulu lalu berjalan pelan, tangannya siap merengkuh namja di depannya.

Grep..

Siwon bergetar, tanpa berbalik ia tahu siapa yang tengah memeluknya kini, memeluk perutnya dengan lingkaran lengan penuh.

"K-kyu.."

"Saranghae.."

Siwon berbalik, ia menatap tidak percaya namja manis di depannya, tidak percaya jika namja yang tadi menolaknya kini malah merengkuh tubuhnya, dan membisikkan kata cinta sedemikian rupa.

"Kau.."

"Mianhe hyung, mianhe.. aku benar-benar mencintaimu.."

Siwon tersenyum bahagia, ia merengkuh Kyuhyun masuk kedalam pelukannya, mengecup puncak kepala Kyuhyun berulang kali.

"Gomawo baby.. gomawo.."

Minho sadar, Cinta yang ia butuhkan bukanlah cinta karena sebuah keinginan semata, namun karena saling membutuhkanlah yang utama. Dan ia tahu jika dua insan di depannya ini telah membukakan matanya, membuka pintu hatinya.

"Hhhh.." minho menghela nafas, ia gagal lagi.

"Hey, kau tahu Minho, kau adalah namja berjiwa besar"

Minho tersenyum, ia berbalik, berjalan pelan meninggalkan taman disusul Donghae.

"Ya, namja berjiwa besar yang selalu kalah"

Donghae tertawa, ia menepuk bahu Minho, seraya menyerahkan selembar kartu nama.

"igo.."

"Ne, Taemin.. pemilik café seberang menitipkan ini untukmu"

Minho tersenyum, ia mengingat namja manis, periang yang akhir-akhir ini selalu membuntutinya kemanapun.

"Kejarlah.."

Minho tersenyum, memeluk Donghae sekilas.

"Gomawo.."

…..

5 tahun kemudian

"Wonnie..Siwonnie.. tolong bereskan meja itu, sebentar lagi Donghae hyung akan datang"

"Ne, babykyu…"

"Aissshh berhenti memanggilku Baby"

"Kau memang babyku.."

Kegaduhan pagi itu mulai tampak di sebuah rumah minimalis di tengah kota, Sang pemilik rumah Choi Siwon dan istrinya Choi Kyuhyun tengah sibuk menyiapkan kedatangan tamunya, hari ini Donghae serta pasangan baru Minho dan Taemin akan berkunjung kerumahnya.

Banyak kejadian 5 tahun terakhir ini, berawal dari pernikahan 'lagi' antara Siwon dan Kyuhyun, serta tak berselang lama pernikahan Minho dan taemin.

Ting tong..(anggap aja bel)

"Siwonnie.. buka pintunya"

Siwon memutar bola matanya malas, istrinya sangat bossy, belum selesai pekerjaan Siwon, kini ia harus menerima titah lain dari sang istri.

"Ne.. babykyuiiii.."

Cklek..

"Hai Siwon.."

"Oh hai Minho-ah, ayo silahkan masuk.. kami sudah menunggumu"

Siwon membuka lebar pintu rumahnya saat pasangan Minho dan taemin menjadi tamu pertamanya, ia tersenyum sembari memeluk Minho dan taemin sekilas.

"hei kau tidak melupakan aku bukan?"

Siwon memutar bola matanya jengah, mana mungkin ia melupakan kakak dari istrinya sendiri.

"Ayolah hae, aku tidak mungkin melupakan sahabatku sendiri, C'mon.."

Donghae menepuk bahu Siwon sambil terkekeh.

"Baby.. Minho dan taemin sudah datang, hyungmu yang sangat menjengkelkan juga awww" serunya diakhiri dengan pukulan ringan di kepalanya.

Kyuhyun menyambut mereka dengan pelukan erat satu persatu, Khusus minho ia memeluk dengan waktu yang agak lama sampai Siwon berdehem dan memandang dengan tatapan –jangan macam-macam baby- , Kyuhyun yang menyadari itu hanya mendengus, suaminya memang tergolong orng yang sangat posesif dan memiliki tingkat kecemburuan tinggi.

"Lalu Hae hyung, dimana pasanganmu?"

Kyuhyun usil bertanya pada Donghae saat Siwon dan 2min tengah sibuk merapikan meja taman tempat mereka akan makan siang bersama.

"Hyung masih ingin sendiri kyu.."

"Sampai kapan hyung, ingat? Kau sudah tidak muda lagi.."

Pletak..

"Awww hyung.."

"Siapa bilang aku tidak muda lagi bocah? Dasar Baby tengil"

Kyuhyun mempoutkan bibirnya jengkel sambil mengusap kepalanya yang baru saja menerima 'salam' kasih sayang dari sang kakak.

"hey baby.. mejanya sudah siap, kita makan sekarang?"

Siwon merangkul pinggang istrinya, sementara Kyuhyun menyeka peluh yang menetes dari dahi Siwon. Donghae hanya menghela nafas menyaksikan pemandangan romantic di depannya, matanya berpaling, mencoba menghindar namun yang ia dapati hanya pemandangan lain, Minho tengah memeluk perut Taemin dari belakang saat istrinya itu merapikan sendok dan garpu. Donghae semakin menghela nafas.

"Aku butuh minum"

Pasangan Wonkyu dan 2min hanya terkekeh kecil saat Donghae berdiri dan melangkah masuk rumah.

Ting tong

Bersamaan dengan itu, bel rumah mereka kembali berbunyi nyaring.

"hae hyung, bisa kau sekalian membukakan pintu?"

"Ya ya ya.."

Donghae berjalan malas kea rah ruang depan, siapa juga tamu yang bisa dikatakan nyaris terlambat di acara mereka itu.

Cklek..

Deg..

Waktu seperti berhenti terputar saat mata mereka saling bertemu, sebuah Gummy smile terpampang di depannya.

"Annyeong.. Kyunnie ada?"

"Ah..N-ne, Kyunnie ada di dalam, masuklah" Seakan tersadar, Donghae membuka lebar pintunya, mempersilahkan tamu Kyuhyun masuk.

"hei.. Hyukkie hyung.." Suara Kyuhyun memecah dari balik dinding, mereka saling berpelukan, melupakan jika Donghae masih berdiri di ambang pintu.

"Hyung, kenalkan dia tetangga baruku, Lee Hyukjae, dan Hyukkie ini kakakku Cho Donghae"

Mereka saling berjabat tangan, sentuhan kecil yang sepertinya akan merubah kisah Donghae sebentar lagi.

"Hyung.. kau tahu, Hyukkie masih sendiri sama sepertimu.."

"Hush, kecilkan suaramu, ia bisa mendengarnya"

"Ayolah hyung, aku merestuimu"

"Aissshhh Choi Kyuhyun, diamlah"

FIN

End… iya ini udah End!

Maaf kalau terkesan terburu-buru yaaa hahahahahah, *bow Bow Bow*

Mian juga kalau updatenya luaaaaamaaaaaa buaaaangeeeeetttt, ngaret dan semacamnya hehehehe

Makasih banyak atas waktu dan review nya selama ini *hiks

Makasih udah setia nungguin author yang rada lelet ini menyelesaikan fic yang kayaknya g mutu banget ya heheheh

Pokonya thanks banget dahhhhh

Muachhhh muaccchhhh