Luhan memarkirkan mobilnya di parkiran khusus bagi tamu Underground. Sebuah chat singkat yang ia tulis sendiri lah yang membawanya kemari.
PUKUL 5. UNDERGROUND. KUBUNUH SEHUN JIKA TIDAK DATANG.
Walaupun masih setengah jam dari sekarang jadwal pertemuannya dengan Kai, namun Luhan tetap membawa Sehun masuk ke dalam club walaupun sebenarnya club belum buka bahkan saat matahari belum terbenam. Namun guard memperbolehkannya masuk saat mengetahui Luhan lah yang datang. Luhan tanpa ragu melewati lantai dasar Underground yang tampak suram karena tak berpenghuni kemudian naik ke ruangan VVIV di lantai dua.
"Hai oppa!"
Seorang wanita dengan pakaian funky menjegal di salah satu koridor lantai dua, dan Sehun sangat-sangat mengenal sosok itu, terlebih wajahnya. Sehun masih punya hutang padanya dan tentu saja akan melunasinya.
Luhan menghampiri dan memberikan ciuman di pipi, "Hai manis, melihat temanku yang berkulit gelap?"
"Sepertinya temanmu sedang bersenang-senang bersama seorang lelaki dengan mata yang menggemaskan, di sana!" menunjuk salah satu ruangan VVIV dengan isyarat dagunya "Apa oppa juga mau bersenang-senang?"
Wanita itu mengerling penuh arti dan Sehun membuat gerakan pura-pura orang yang sedang menahan muntah.
"Tentu saja aku mau tapi tidak saat pekerjaanku sedang terancam."
Gadis itu mengeluarkan desahan kecewa dan itu membuat mual Sehun semakin parah. Sebelum Sehun muntah sungguhan, Luhan berinisiatif untuk pamit.
"Thanks dear, kajja Sehuna!"
"Duluan saja hyung!" dengan halus Sehun mendorong Luhan menjauh "noona~ maukah kau mengajariku cara untuk menjadi seorang DJ?"
Sehun mengepalkan kedua tangan di samping pipinya, bbuing bbuing~
"Aw adik manis! Tentu saja noona mau."
Gotcha!
=0=
PAPARAZZI!
.
.
Park Sunyoung at Oktober, 2013
Terinspirasi dari obrolanku bersama seorang teman sekampus tentang sasaengfans DBSK, I hope you read it, my beloved RJZ ^^ I'll give u Xiao Lu soon.
Terinspirasi juga dari buku The Minds of Billy Milligan karya Daniel Keyes.
Dedicated for:
Kyeoptafadila; DianaSangadji; Jaerinlee; ceciljong (Joana Cecil); OhSooYeol; Kaisoo; IKaikaHun11; Hyunra; ParkOna; kim heeki; specialonyou; OhSooYeol; yamanaka aya; mamimu; 2minzm; Azure'czar; 12Wolf; Kwondami; KS-shipperaddict;
and all the readers who prefer to be silent
sungguh aku juga ingin menyebutkan kalian pada kolom persembahan, tapi bahkan kalian tidak meninggalkan jejak atau menyebutkan identitas. thanks for you guys, I still can write and share. Love ya!
.
CAST:
EXO Kai as Kai
EXO Do Kyungsoo as Do Kyungsoo
SHINee Lee Taemin as Lee Taemin
EXO Xi Luhan as Xi Luhan
EXO Oh Sehun as Oh Sehun
Genre:
Romance/Drama
Rating:
Mature
Disclaimer:
all the characters are not mine. but the story is completely mine. therefore please do not copy all or part of the story.
.
=0=
.
Luhan terpaksa meninggalkan Sehun untuk mendapatkan (memberikan) sedikit pelajaran, kalau tidak diijinkan maka konsekuensi yang didapat bisa membuatnya tidak mendapatkan jatah tidur dengan Sehun sebulan. Biarlah kekasihnya sedikit bermain-main, namanya juga anak-anak.
Mengabaikan norma kesopanan yang ada, Luhan menerobos masuk pintu ruangan VVIV yang diyakininya menyembunyikan seseorang yang ia cari. Namun yang didapatinya bukan seseorang, melainkan dua orang. Dan posisi mereka benar-benar memprovokasi, setidaknya itu menurut pemikiran Luhan yang memang sebagaian otaknya berisikan hal-hal berbau porno.
"Ah! Maafkan ketidaksopananku."
Luhan menunduk formal setelah membeku sesaat di tempat, namun tetap menghampiri mereka berdua yang buru-buru menjauhkan diri dari posisi semula. Suasana menjadi nampak akward saat Luhan mengambil tempat duduk bersebrangan dengan mereka yang nampak gusar dan serba salah.
"Hey, tidak perlu canggung seperti itu! Aku hanya melihat sedikit 'ko." Luhan mengerling penuh arti.
Kai meluruskan, "Aku hanya mengobati punggungnya yang memar, tidak terjadi apa-apa di antara kami."
"Kalaupun terjadi apa-apa tidak masalah."
Luhan menatap Kyungsoo yang menunduk saja dengan rona merah menjalari permukaan kulit wajahnya. Pandangannya sarat dengan ketertarikan dan itu membuat Kai tidak nyaman.
"Kyungsoo, pakai kaosmu!"
"Oh! Ne."
Kyungsoo memakai kembali kaosnya dengan tergesa, membuat Luhan tertawa dengan reaksi manisnya karena itu mengingatkannya pada anak anjing yang patuh kepada majikannya.
"Ya ampun Kai! Kau cemburu padaku?"
"Ah! Aniyo! Apa yang kau bicarakan?"
Kali ini Luhan menertawakan reaksi Kai, anak itu menjawab terlalu cepat dan itu membuat penyangkalannya gugur di mata Luhan. Kecerobohan yang manis. Kai nampak seperti seorang lelaki yang tertangkap basah berselingkuh di balik punggung istrinya. Sementara itu Kyungsoo yang clueless hanya melebarkan kedua matanya dan menatap Kai dan Luhan bergantian. Sebenarnya apa yang dibicarakan orang-orang ini?
"Sebaiknya jangan perlihatkan tatapan seperti itu di depan Kai, Kyungsoo sshi." nasihat Luhan.
"Memangnya kenapa?"
"Karena bahkan aku saja tidak tahan melihatnya."
"Stop it! Katakan apa yang mau kau bicarakan!" Kai menginterupsi sebelum Luhan membingungkan Kyungsoo semakin jauh.
Luhan yang professional buru-buru merubah gesturnya menjadi lebih resmi. "Tadi siang presdir menghubungiku,"
"Lalu?"
Kai berusaha menanggapi santai walau tanpa bisa dikontrol dalam suaranya terselip ketakutan yang tentu saja dapat ditangkap Luhan. Menyenangkan bagi Luhan karena akhirnya bisa melihat Kai yang selalu nampak arogan menjadi seperti anak kecil yang tidak berdaya.
"Dia pikir sebaiknya kau menghilang dari publik untuk sementara waktu sampai managemen menyelesaikan skandal ini, dan aku menyetujui pendapat beliau," Luhan menepuk bahu Kai "jadi Kai, enjoy your holiday."
.
.
.
.
Underground kembali bernyawa, tempat itu kembali ramai dengan manusia-manusia kaya namun kesepian. Mencari penangkal kesendirian di keramaian lantai dansa, di antara botol minuman keras yang tersaji di bar, atau di balik bilik-bilik toilet bersama partner one night standnya masing-masing. Di mana saja asalkan bisa menjauhkan mereka dari drama dan kepalsuan dunia yang sungguh membuat muak.
Kyungsoo bukanlah manusia kaya namun ia merasa kesepian, belum pernah separah ini sampai lelaki itu tidak tahu apa yang harus ia perbuat meskipun minuman mahal tersaji di depan matanya. Kai duduk di sampingnya namun itu tidak merubah keadaan sama sekali. Pemuda itu hanya memainkan gelas tanpa berniat sedikitpun untuk meminum isinya, pandangannya sayu dan nampak menyedihkan.
"Kai, maafkan aku . ."
Kai tidak bergeming sampai Kyungsoo mengguncang lengan Kai, menarik perhatian pemuda itu sampai pandangannya bertemu dengan mata Kyungsoo yang berkaca-kaca.
"Hey, uljimma! Tidak ada yang perlu dimaafkan karena tidak ada satu pun pihak yang bersalah di sini."
Jemari Kai mengusak rambut Kyungsoo namun tanpa disangka malah membuat lelaki itu menangis sungguhan. Kai yang tidak tegaan menarik Kyungsoo ke dalam pelukan dan itu membuat Kyungsoo harus turun dari kursi bar yang tinggi kalau tidak ingin terjatuh. Tubuhnya yang tidak sebanding dengan Kai terselip manis diantara celah kaki Kai. Tangan Kai membelai mengikuti garis punggung Kyungsoo sementara bibirnya membisikan kata-kata penenang. Kyungsoo kembali berucap setelah sesegukannya reda.
"Andai aku tidak menyebarkan foto itu, andai aku tidak serakah, pati semuanya tidak akan menjadi kacau seperti sekarang."
"Andai kau tidak menyebarkan foto itu, maka kau akan kehilangan kesempatan untuk dipeluk seseorang setampan aku."
Kai melepaskan pelukannya pada Kyungsoo karena pernyataan narsisnya membuahkan sebuah cubitan kecil di pinggang.
"Kyungsoo, dengar. Tidak masalah jika aku harus hiatus. Aku hanya menghawatirkan Taemin hyung, selama ini dia bekerja sangat keras dan dia pasti kecewa karena ulahku yang tidak bisa menjaga sikap membuat kami harus menghentikan promosi album DoubleT."
"Mianhae, itu semua salahku."
"Tentu saja itu semua salahmu! Oleh karena itu kau harus membayarnya dengan tetap berada di sisiku."
"Eh?"
Kyungsoo membulatkan matanya tidak mengerti dan itu membuat Kai gemas. Ditangkupnya wajah Kyungsoo yang nampak tenggelam di antara kedua telapak tangan besarnya.
"Aku penasaran apa yang sedang kau pikirkan saat kedua matamu membulat seperti ini?"
Kai menatap pantulan wajahnya di mata Kyungsoo. Mata itu balik menatapnya dengan pandangan yang sulit dimengerti maknanya. Kai tenggelam, terseret semakin dalam ke palung tanpa dasar. Menerka-nerka apa yang disembunyikan Kyungsoo dibalik kedua bola matanya yang mencitrakan kepolosan yang hanya akan kau temukan pada tatapan anak kecil.
"Jangan menatapku seperti itu, kau mebuatku takut!"
Kai tertawa dan Kyungsoo bersumpah bahwa ini pengalaman pertamanya melihat seorang Kai tertawa lepas seperti sekarang. Jantung Kyungsoo berdetak dengan debaran tidak normal.
"Kajja kita pulang!"
Seumur hidupnya Kyungsoo merutuki jari-jarinya yang pendek karena itu membuat keseluruhan fisik Kyungsoo nampak semakin mungil. Namun kali ini Kai menggenggam Kyungsoo di tangan dan pemuda itu menyukai bagaimana jari-jarinya mengisi celah di antara jari Kai. Lelaki itu membimbing Kyungsoo keluar dan Kyungsoo seperti biasa menurut saja.
Kai yang berjalan di depan tiba-tiba saja berhenti dan membuat yang di belakang menubruk punggungnya. Dihadapannya tengah terjadi keributan dan itu membuat jalan keluarnya terhalang.
"Kenapa Kai?"
Kyungsoo menjinjit sebisa mungkin namun sial kerumunan itu terlalu hyperaktif sehingga pandangannya terhalangi. Kai yang memang ingin buru-buru pulang akhirnya berusaha memecah kerumunan hingga sekarang mereka berada pada barisan terdepan.
"Sehunie?"
Kai yang tidak bisa menutupi kekagetannya melepas genggamannya pada Kyungsoo, bukan hanya kaget tapi Kai juga panik. Dihadapannya kini telah terjadi penyiksaan dan parahnya orang-orang yang mengerumuni bukannya memisahkan malah menyemangati Sehun yang nampak kesetanan, dasar sosialita kurang hiburan.
"Rasakan ini bitch! Berkaca dulu sebelum menggoda kekasih orang!"
Sehun menumpahkan sebotol minuman pada seorang gadis yang napak menagis ketakutan, rambutnya dijambak dan itu membuat cairan alkohol tumpah tepat di wajahnya. Cetakan tamparan tangan Sehun terdapat pada pipinya sementara darah mengalir dari sudut bibir dan hidungnya dan itu membuat Kai tidak tahan lagi. Apa lagi setelahnya Sehun tertawa bengis kemudian mendorong wanita itu hingga tubuhnya tersungkur di lantai. Sebelum Sehun menghampiri wanita itu kembali, Kai mengambil posisi di antara mereka untuk menghalangi.
"Sehun ah! Hentikan ini!"
Tangannya menggenggam kepalan tangan Sehun yang siap untuk meninju. Urat-urat muncul di pelipis, manik mata menggelap. Kai tahu Sehun sedang kehilangan kontrol dan jika dibiarkan bisa menimbulkan masalah untuk wanita itu dan Sehun sendiri.
"Apa-apaan kau idiot!"
Mata Sehun merah menyalang dalam kebencian. Tubuhnya memberontak dan Kai merasa kewalahan karena tanpa diduga Sehun memiliki tenaga yang lebih besar dari biasanya. Hampir saja Kai memukul Sehun agar anak itu berhenti memberontak, namun tentu saja diurungkan karena Kai tahu kini Sehunnya yang manis terbentengi oleh alter egonya.
Kai memegangi kepala Sehun agar anak itu berhenti menatap mangsanya yang berusaha melarikan diri. "Berhenti Sehun! Ingat ini bukanlah dirimu, kau tidak mengingkan 'dia' menguasaimu, kan?"
"Dia menyakitiku hyung!"
Kai mengusap wajah Sehun, "Jangan pedulikan mereka yang menyakitimu, lihat aku! Pedulikan saja orang-orang yang menyayangimu!"
Sehun menatap Kai dalam, pandangannya melunak. Telaga kecil terbentuk dalam pelupuk mata Sehun dan bibir tipis itu bergetar dalam isakan.
"Kai~"
Lengan Sehun melingkar erat pada pinggang Kai sementara wajahnya yang berlinangan air mata tersembunyi dalam dekapan lelaki yang lebih tua beberapa bulan darinya. Kai menepuk-nepuk bahu Sehun agar tangisnya reda. Melupakan orang-orang yang mengerumuni mereka, melupakan Kyungsoo yang berdiri kesepian sendiri. Mereka seolah berada dalam dunia lain yang hanya terjamah oleh Kai dan Sehun sendiri, dan entah kenapa itu menyakitkan hati Kyungsoo.
.
.
.
Kai yang pengertian akhirnya memutuskan untuk mengantar Sehun ke apartemennya karena kekasihnya –Luhan- yang sayangnya tidak sepengertian dirinya malah menghilang di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa. Namun baru saja sampai di parkiran, Luhan menarik Sehun yang berada dalam pelukan Kai kemudian mengamankan anak itu ke dalam van.
"Apa-apaan kau hyung?"
"Kekasihku biar aku yang mengurusnya!"
"Lalu kemana saja kau tadi? Kau membiarkan Sehun menghajar teman kencanmu sementara kau sendiri bersenang-senang dengan wanita murahan. Apa itu yang disebut kekasih?"
Mata Luhan menyipit, kedua tangannya mengepal dan sebelum tinju itu mengenai wajah Kai, Luhan menarik kaos Kai di dada sampai pandangan mata mereka sejajar.
"Aku mengurusi skandal bodohmu itu brengsek!"
Kyungsoo yang berniat memisahkan mereka menjadi ciut saat Luhan mengatakan sesuatu tentang skandal. Mata bulatnya hanya memandang sedih pada Kai yang seperti kehilangan dayanya, pemuda itu hanya menunduk dan membiarkan Luhan menekannya.
"Berhentilah mengurusi hidup orang lain! Benahi saja hidupmu."
"Sehun temanku, orang yang paling kusayangi selain Taemin hyung."
Suara Kai yang selalu berintonasikan kepercayaan diri kini berlumurkan kepedihan. Luhan yang paham dengan perasaan Kai menjadi merasa serba salah. Tadinya ia ingin marah, sekali saja Luhan ingin meninju wajah pemuda itu sebagai imbalan atas kesabarannya selama ini menghadapi keposesifan Kai kepada Sehunnya. Tapi Luhan tahu, di dunia ini tidak ada manusia yang tulus menyayangi Sehun selain Kai dan Luhan sama sekali tidak berhak untuk memisahkan mereka. Karena disini Luhanlah pengacaunya.
"Aku tahu tapi itu masalahmu. Kau tidak pernah mempercayaiku! Percaya atau tidak aku juga menyayangi Sehun seperti kau menyayanginya, walaupun cara kita berbeda," dipijatnya keningnya yang berdenyut pusing, Luhan menyesal telah kehilangan kontrolnya tadi. Suaranya melembut, diremasnya bahu Kai. "tidak perlu menghawatirkan Taemin juga, dia baik-baik saja. Minggu depan dia akan berpartisipasi dalam single debut penyanyi solo pendatang baru di managemen kita bersama Cho Kyuhyun. Berliburlah sampai managemen menyelesaikan skandal ini!"
Luhan memberikan kunci mobilnya pada Kai kemudian tanpa berkata lagi membawa van DoubleT bersama Sehun serta di dalamnya. Kai meremas kunci mobil Luhan sampai buku jarinya memutih, Kai merasa diabaikan, dibuang. Dan di saat seperti ini Kyungsoo menggenggam lembut tangannya yang walau tanpa berkata apapun tapi membuat Kai merasa diperhatikan.
Kyungsoo tersenyum walau Kai tahu senyumnya dipaksakan. "Biar aku yang mengemudi."
.
.
.
.
Sejauh ini Kyungsoo menjalankan mobil seperti turis asing yang kehilangan arah, berputar-putar mengukuri jalanan di distrik Gangnam dan sebelum bahan bakar mobilnya habis akhirnya Kyungsoo menanyai Kai kemana hendaknya mereka pergi.
"Terserah,"
Begitulah jawaban Kai, setidaknya Kai memberi respon sehingga Kyungsoo yakin anak itu masih hidup karena sedari tadi Kai hanya berdiam diri dengan sebelah lengannya menutupi pandangan di kursi penumpang di sampingnya
Kyungsoo yang tidak memiliki tempat lain untuk dituju akhirnya memutuskan untuk memarkirkan mobil Luhan di depan wisma tempat ia tinggal di dekat kampusnya yang terletak di Gwanak-gu, tidak terlalu jauh dari distrik Gangnam.
Tempat yang Kyungsoo tinggali hanyalah berbentuk sebuah kamar ukuran standar dengan sebuah single bed dan meja belajar di dekat jendela. Perabotan lain yang terdapat di kamar itu hanyalah sebuah rak buku tinggi yang hampir mengisi keseluruhan dari dinding kamar Kyungsoo. Sementara bagian dinding yang lain hampir tertutupi sepenuhnya oleh lembaran foto berbagai variasi ukuran.
Kai mengambil salah satu dari sekian banyak foto, itu fotonya yang entah sadar atau tidak sedang tersenyum ke arah kamera. "Foto yang ini lebih bagus daripada hasil bidikanmu yang kemarin."
Kyungsoo tahu pemuda itu berkata tulus tapi entah kenapa jadi terdengar menyindir pada akhirnya. Kai duduk di ranjang Kyungsoo dan menatapi satu per satu foto-foto yang ditempel di dinding dan itu membuatnya malu karena fotonya didominasi foto Kai, berbagai pose baik itu yang terlihat tampan atau secara ajaib terlihat menggemaskan, atau mungkin itu hanya ada pada pandangan Kyungsoo saja?
"Aku tidak menyangka kau menyimpan fotoku sebanyak ini, kamarmu terlihat seperti kamar seorang fangirls."
Mengabaikan intonasi menggoda dari pemuda itu, Kyungsoo menghampirinya dan duduk menyandar di samping kaki Kai yang menggantung di samping ranjangnya. Tangannya bergerak untuk mengambil dua botol minuman dari kolong ranjang.
"Bagaimana kalau kita minum shoju?"
"Aku pikir sorang mahasiswa Universita Seoul tidak menyimpan minuman keras di kolong ranjangnya."
Kyungsoo tertawa kecil, "Hanya untuk hiburan ketika menemui masa-masa yang sulit seperti sekarang ini."
Kai duduk bergabung di lantai. Duduk berhimpitan dengan Kyungsoo yang tengah membuka sumbat pada botol shoju kemudian meneguknya rakus. Kai mengamati bagaimana kedua mata Kyungsoo menutup dan jakunnya yang bergerak ketika tegukan pertama turun ke kerongkongannya, reaksi sederhana namun begitu menarik di matanya. Kyungsoo menawarkan botol lain pada Kai namun pemuda itu memilih botol yang sedang digenggam Kyungsoo.
"Karena kita akan selalu bersama sampai beberapa hari ke depan jadi lebih baik kita saling mengakrabkan diri."
"Kau harus memanggilku hyung kalau begitu."
"Tidak mau! kau bahkan tidak terlihat lebih tua dariku."
"Itu sih karena kau saja yang terlihat lebih tua dari umurmu, haha . . "
Hanya sesaat saja mereka berdua tertawa, semu rasanya. Kai kembali pada kekalutannya, merenungi hidupnya yang berubah setelah fansign dua hari yang lalu. Kyungsoo juga begitu, dia merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Kai dan itu membebani pikirannya. Suasana di kamar Kyungsoo menjadi terlalu hening dan sang pemilik tidak menyukainya. Kyungsoo menguap lebar yang saking lebarnya malah nampak tidak natural. Tadinya Kyungsoo ingin langsung tidur, tapi tubuhnya lengket oleh cairan betadine dan seseorang penggila kebersihan sepertinya pasti tidak akan merasa nyaman.
"Kai, aku mau mandi dulu, ne?"
Kai hanya menggumam karena mulutnya penuh dengan cairan alkohol. Kyungsoo pikir itu sebuah persetujuan, maka pemuda itu beranjak ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.
Kyungsoo melepaskan pakaiannya hati-hati terutama saat membuka kausnya. Diperhatikannya siluet bayangannya di cermin di atas wastafel, menghitung lebam dipunggungnya kemudian menggerutu pelan. Pasti butuh waktu yang tidak sebentar untuk menghilangkan lingkaran-lingkaran biru keunguan yang menyebar di kulit putihnya. Maka sebelum Kyungsoo menjadi semakin frustasi lagi, pemuda itu segera berdiri di bawah shower yang mengalirkan air hangat ke tubuhnya. Bersenandung kecil yang memang sebuah kebiasannya sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran mahluk lain di kamar mandi kecilnya.
Kyungsoo hampir menjerit saat punggungnya yang polos dirayapi dengan gerakan pelan karena dipikirnya mungkin itu cicak yang jatuh dari atap. Namun Kyungsoo benar-benar berteriak sungguhan karena saat ia berbalik, dihadapannya telah berdiri sosok Kai yang tersenyum miring padanya. Kulit wajahnya memerah dengan mata yang menatapnya sayu, Kyungsoo yakin anak ini sedang dalam pengaruh alkohol.
"Apa yang kau lakukan?"
Tadinya Kyungsoo ingin membentak namun suaranya jadi terdengar bergetar karena Kyungsoo sedang dalam kondisi mental yang tertekan. Tangannya berusaha menggapai handuk yang tergantung dekat punggung Kai namun pemuda itu malah menangkap pergelangan tangannya, memojokannya kemudian membalik Kyungsoo hingga wajahnya menghadap dinding kamar mandi.
"Aku akan mengurusmu, hyung. Kau senang tidak kupanggil hyung?"
Kyungsoo tidak menjawab karena fokusnya teralihkan pada Kai yang sedang menuangkan cairan shampoo ke rambutnya. Kyungsoo menggigil seperti orang kedinginan walau faktanya ia sedang berada di bawah guyuran air hangat saat jemari Kai menelusup di antara helaian rambutnya, memijat kulit kepalanya dengan gerakan yang teramat pelan, teramat sensual, sampai-sampai membuat Kyungsoo menggigit lidahnya agar tak ada sedikitpun desahan yang lolos dari celah bibirnya. Kedua mata Kyungsoo menutup untuk menghindari busa sabun yang turun ke matanya dan itu tidak disia-siakan oleh Kai. Tubuhnya merapat pada Kyungsoo, merelakan bajunya menjadi basah karena itu membuatnya ikut terkena guyuran air hangat.
Telapak tangan Kai menyentuh pinggul Kyungsoo, mengusapnya dengan gerakan yang teramat sensual sehingga membuat yang disentuh merasa teransang. Meninggalkan jejak-jejak sabun yang membuat tangan Kai menjadi licin saat gerakan itu merambat semakin naik menuju dada Kyungsoo. Kyungsoo melenguh pelan saat telunjuk dan jempol Kai hinggap di pucuk dadanya. Membangkitkan insting naluriah dalam diri Kyungsoo dan itu menghancurkan keinginannya untuk memberontak.
Kyungsoo menginginkan sentuhan yang lebih lagi.
Bibir Kai mengecup bahu Kyungsoo, memberikan gigitan-gigitan kecil sampai ke tengkuk dan Kyungsoo merinding saat bibir itu menghisap tengkuknya dalam. Berkali-kali sampai bekas samar berwana kemerahan tercetak di kulit lehernya. Sementara itu tangan Kai kini merayap ke bawah, meraih penisnya yang masih tergantung lunglai kemudian menggosoknya perlahan.
"K-Kai ah!"
Kyungsoo merasa seluruh persendiannya lemas sampai ia bisa saja terjatuh andai kepalanya tak bersandar pada bahu tegap pemuda yang memeluknya erat dari belakang. Pandangannya bertemu dengan wajah Kai yang sedang menunduk memperhatikan kerja tangannya pada penis Kyungsoo dan itu membuatnya merasa semakin tidak karuan. Melihat bagaimana alis tegas Kai bertaut dalam konsentrasi mengaduk-ngaduk perasan Kyungsoo dan gejolaknya terasa sampai ke perut, efeknya meluas pada bagaian selatan tubuh Kyungsoo sehingga penis yang berada dalam genggaman Kai kini mulai berereksi.
"Oooh Kaiih~"
Kyungsoo tidak dapat memikirkan apa lagi selain nama Kai karena pemilik nama itu menginvasi tubuhnya lebih lagi. jari-jarinya memutari batang penis Kyungsoo sementara jempolnya mengusap lubang sensitive di ujungnya yang terasa licin karena cairan precum hangat mengaliri. Ritmenya semakin bertambah karena busa sabun yang tertinggal di telapak tangan Kai memudahkan pergerakannya. Kyungsoo mendesahkan nama Kai lagi dan lagi sampai sang pemilik nama merasa termotivasi. Dikocoknya penis Kyungsoo sampai urat-urat di penisnya menimbul dan Kai yakin sebentar lagi lelaki itu akan mencapai puncaknya.
"Lebih cepat Kai, please." Kyungsoo bukan tipe pemaksa tapi biarlah kali ini ia sedikit menuntut.
Tangan kananya menjambak rambut Kai yang mulai basah seperti dirinya, menciumnya paksa dan Kai tidak mempunyai pilihan lain selain meladeni Kyungsoo. Bibirnya menyambut bibir Kyungsoo yang terbuka kemudian melesakan lidahnya ke dalam sana. Membelit lidah Kyungsoo dalam tarian yang membuai sampai desahan Kyungsoo teredam dan terdengar seperti erangan yang teputus-putus.
Dada Kyungsoo membusung saat dirasa puncaknya semakin mendekat. Kyungsoo ingin berteriak saat orgasme itu datang, maka secara sepihak ia memutuskan ciuman mereka. Membiarkan bibir Kai kini menggerayangi lehernya dan memberikan ciuman di sana-sini yang menimbulkan tanda. Sekali lagi kocokan di batangnya, remasan di scrotumnya, usapan di kepala penisnya dan gigitan di lehernya, maka cairan sperma Kyungsoo yang mendesak dalam penisnya merangsek keluar dalam sekali semprotan. Menciprati dinding kamar mandinya sementara sisanya menggenangi tangan Kai.
"Ah! Ah! Tidak lagi Kai! Cukup sampai disini kumohon~"
"Maaf aku tidak bisa."
Telapak tangan Kai mengusap perut Kyungsoo, meratakan rilisan klimaks Kyungsoo pada kulit perutnya sementara tangannya yang lain masih memijat penis Kyungsoo yang kembali menegang. Menjaga gairah pemuda itu karena Kai sama sekali belum selesai.
Dibaliknya tubuh pemuda itu namun Kyungsoo hanya menunduk. Ini pengalaman pertamanya berada dalam kondisi seintim ini dengan lelaki lain dan Kyungsoo tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Kai yang paham dengan keragu-raguan Kyungsoo mencoba meyakinkan dengan mengecupnya di kening. "Biarkan aku menyentuhmu,"
Ciuman itu berlanjut turun ke kedua kelopak mata Kyungsoo, menghapus aliran air yang keluar dari sana yang tanpa Kai ketahui apa sebabnya. Apa Kyungsoo takut? Kai pikir Kyungsoo tidak perlu menangis seperti ini karena ia tentu tidak akan menyakitinya.
Kyungsoo yang meragu memagut bibir Kai dan mengulumnya perlahan. Kai hanya berdiam diri dan membiarkan Kyungsoo berbuat semaunya semata-mata untuk menguatkan hati pemuda itu. Maka saat ciuman itu terlepas, Kai dapat menangkap kemantapan dalam pantulan mata Kyungsoo.
Diciumnya sekali lagi bibir Kyungsoo sebelum jari-jarinya merayapi paha dalam Kyungsoo. Merabanya sampai ke belahan bokong Kyungsoo dan jari tengahnya yang berpelumaskan sperma Kyungsoo menerobos lubang perawan pemuda itu.
"Uhhh~" Kyungsoo meringis dalam pelukan Kai saat dua jari lain menyusul masuk ke dalam lubangnya. Otot-otot dalam rectum Kyungsoo mengetat menolak jari-jari Kai.
"Rileks Soo ie . ."
Kai meraih sebelah kaki Kyungsoo untuk dilingkarkan dipinggangnya sementara mulutnya hinggap di telinga Kyungsoo, membisikan kata-kata cinta yang sesekali diiringi desahan dan kuluman di daun telinganya. Andai Kyungsoo tidak ingat dimana posisi mereka mungkin ia akan tersentuh dengan pernyataan cinta Kai. Syair cinta teromantis di dunia pun akan terdengar biasa saja jika itu diucapkan saat bercinta, tak bermakana karena ini hanyalah tentang nafsu semata.
Kyungsoo menyisipkan tangan kirinya ke dalam kaus yang dikenakan Kai. Meraba permukaan kulit Kai hingga lelaki itu mendesah pelan. Kyungsoo yang menginginkan kontak fisik yang lebih lagi menarik kaus Kai dan melemparnya ke sudut kamar mandi. Merapatkan tubuh mereka berdua dan semakin mengencangkan pelukannya. Kai jadi mendesah sendiri saat ujung tumpul milik Kyungsoo menggesek perutnya. Kyungsoo yang sadar malah sengaja menggeseknya dan itu membuat Kai mengerang tidak sabar. Ditusuknya Kyungsoo dalam sampai ketiga jarinya menyentuh permukaan kenyal yang membuat Kyungsoo mengejan.
"Mnhh nyaah!"
Kepala Kyungsoo mendongak dan jenjang lehernya menggoda Kai, ditelusurinya permukaan halus leher Kyungsoo dengan bibirnya. Ditariknya ketiga jari yang bersarang dalam lubang Kyungsoo kemudian Kai melucuti celana jeansya sendiri. Sedikit kesulitan karena celananya yang basah membuat Kain denim itu melekat ketat pada kulitnya. Kyungsoo yang memperhatikan itu dengan tidak sabar berlutut dihadapan Kai. Membantu pemuda itu menarik celananya sampai ke pergelangan kaki kemudian melemparkannya untuk bergabung dengan kaus Kai di sudut kamar mandi.
"Apa yang kau lihat Soo?"
Kai meraih dagu Kyungsoo agar pemuda itu melihatnya alih-alih memperhatikan lantai kamar mandi. Wajah Kyungsoo memerah, Kai bisa melihatnya dengan jelas dan tahu dengan pasti apa yang menyebabkan itu semua. Kai meraih penisnya yang kemudian diarahkan pada wajah Kyungsoo.
"Kulum ne? tolong." Menggigit bibir, Kai tidak menyangkal dalam perkataannya terselip nada permohonan. Kai sungguh-sungguh menginginkan bibir ranum Kyungsoo membungkus batang penisnya.
Ditatapnya batang penis itu untuk memantapkan dirinya, Kyungsoo menjulurkan lidahnya kemudian menjilat kepala penis Kai perlahan yang disambut dengan erangan dari pemiliknya. Menginjeksikan semangat pada Kyungsoo hingga pemuda itu kini telah berani menggenggam batang penis Kai dengan kedua tangannya. Meremasnya perlahan kemudian dengan mantap memasukannya pada rongga mulutnya. Kai semakin mengerang saat Kyungsoo menghisap-hisap kecil penisnya, rasanya menyenangkan walau Kyungsoo yang amatiran terlalu lambat dan itu tidak memuaskan hasrat Kai sama sekali. Kai yang tidak sabaran mulai menggerakan pinggulnya ke depan.
"Mpph . . urmmh .. .'"
Kyungsoo yang tidak siap berusaha menjauhkan diri namun kedua tangan Kai memegangi kepalanya erat. Mencegahnya untuk melepaskan diri sementara pinggulnya bergerak liar, menyodokkan penis dalam mulut Kyungsoo dan itu membuatnya mual karena berkali-kali ujung penis Kai menyentuh pangkal tenggorokannya.
"Ah! Ne seperti itu baby~"
Kai tanpa peduli terus mendesak Kyungsoo sampai partnernya itu jatuh terduduk dengan punggung menempel pada dinding kamar mandi. Mengabaikan kesenangan Kyungsoo karena yang ia pedulikan hanya penisnya yang tengah berada dalam rongga basah milik Kyungsoo yang menghantarkan getaran-getaran menggelitik pada penisnya akibat erangan yang Kyungsoo hasilkan.
"Ouuuh~ sebentar lagi baby . . ."
Jemari Kai menjambak kecil rambut Kyungsoo, menekannya pada selangkangannya saat spermanya menembak keluar dan tepat pada tenggorokan Kyungsoo. Kyungsoo tersedak namun tidak ada pilihan lain kecuali untuk menelan sperma Kai dalam sekali tegukan. Kai menyeringai puas kemudian membungkuk untuk mencium bibir Kyungsoo yang merekah merah, tidak lama karena karena Kyungsoo memberontak dan Kai melepaskannya agar pemuda itu dapat menarik nafas. Kyungsoo menatap Kai tidak suka karena ulah Kai sekarang bibirnya sakit dan rahangnya terasa kaku untuk digerakan.
"Dasar pemaksa!"
Kai menyeringai dan Kyungsoo tidak menyukainya. "Lets fucking hard, hyung . . ."
Kai menarik Kyungsoo agar lelaki itu berdiri kemudian membalikan Kyungsoo agar menghadap tembok –lagi. Padahal Kyungsoo sangat sangat ingin melihat ekspresi Kai saat prosesnya nanti.
Kai memeluknya dan menciumi punggungnya, kemudian sebelah tangannya mengangkat kaki kiri Kyungsoo. Membuat pemuda itu harus menumpukan kedua tangannya pada dinding untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Kyungsoo menahan nafas saat sesuatu yang tumpul menyentuh cincin rektumnya. Menggosokan ujung tumpulnya kemudian perlahan mendesak masuk ke dalam lubangnya yang sempit.
"Oh Kai, sakit ah!"
Kyungsoo mencakar dinding, rasanya perih saat penis tegang milik Kai yang diameternya tidak sebanding dengan lubangnya menggesek dinding rektumnya yang kering. Kyungsoo sungguh-sungguh ingin menyudahinya saja namun Kai tidak peduli. Pemuda itu malah menciumi leher Kyungsoo sementara pinggulnya menusuk Kyungsoo lebih dalam lagi. Kyungsoo mengocok penisnya sendiri, berharap ada sedikit kesenangan yang dirasakannya alih-alih harus merasakan sakit di bokongnya.
Kai sedikit mendorong punggung Kyungsoo karena posisinya yang berdiri tegak menyulitkannya untuk menyentuh titik kenikmatan Kyungsoo. Ditariknya penisnya sampai ke ujung kemudian ditusuknya lagi dalam sekali hentakan yang bertenaga.
"Yaaah! Kai again please . . aku ingin penismu disanaaah!"
Kyungsoo menggelinjang nikmat saat ujung penis Kai mengenai prostatnya. Matanya terpejam sementara bibirnya terbuka, mendesahkan nama Kai dengan sesekali menggumamkan kata-kata kotor yang justru memancing gairah Kai. Dipeganginya pinggul Kyungsoo sementara pinggulnya sendiri bergerak brutal, menusuk di sudut yang sama agar penisnya dapat menumbuk tempat yang membuat Kyungsoo menggelinjang nikmat.
"Ah! Baby lubangmu ketat sekali ouuuh~"
Kai menggeram nikmat karena Kyungsoo yang nakal malah mengetatkan lubangnya, menjepit penisnya dalam lubangnya yang berdenyut hangat dan Kai tidak tahan lagi. ditamparnya bokong Kyungsoo berkali-kali sampai pemuda itu merintih kesakitan dan memohon untuk segera dipuaskan.
"Kai aku ingin klimaks shhh , lebih cepat ah!"
"With pleasure baby sooooh~"
Kai menyanggupi dengan menggerakan pinggulnya lebih brutal lagi. Disingkirkannya tangan Kyungsoo yang masih mengocok asal penisnya kemudian menggantikannya dengan tangannya sendiri.
Kyungsoo sudah tidak peduli lagi dengan kukunya yang mungkin rusak karena mencakari tembok atau suaranya yang besok akan habis karena terus-terusan mendesah. Dipikirannya hanya bagaimana penis Kai memenuhi lubangnya, bergerak menumbuk prostatnya seirama dengan goyangan pinggulnya sehingga membuatnya terasa lengkap. Dan tentu saja Kyungsoo tidak bisa melupakan tangan Kai yang mengocok penisnya hingga batang itu memerah tegang siap mengeluarkan spermanya.
"Ssssh Kai! Aku oooh tak tahan . . ."
Sensasi ini terlalu berlebihan untuk Kyungsoo hingga dirasa ia akan meledak karenanya. Bibir Kai menjamah punggungnya, menjilatinya mengikuti garis tulang punggungnya sampai ke leher kemudian menggigit di sana. Lengkap sudah! Oh fuck! Terlalu nikmat, Kyungsoo sudah tidak kuat.
Kyungsoo menggerakan pinggulnya menjemput tusukan Kai dan itu membuat penis Kai menumbuk prostatnya lebih dalam, lebih nikmat, lebih memuaskan.
"Aaaaah Kai! Kai! I'm close oh!"
Kai memutar pinggulnya, membuat penisnya yang berada dalam lubang Kyungsoo yang berkedut nikmat menyentuh titik kenikmatan Kyungsoo dengan cara yang berbeda sehingga memberikan sensasi lebih pada Kyungsoo yang meraih puncaknya.
"Ouuuh nikmat ah~"
Kai menggeram nikmat karena lubang Kyungsoo yang bereaksi saat klimaks membuat penisnya serasa dipijat, dinding lembut itu berkontraksi dan itu membuat perutnya melilit menyenangkan. Kai mempercepat gerakan pinggulnya, menyusul Kyungsoo meraih puncak yang diiringi oleh erangan keduanya.
"Mhh . . "
Kyungsoo memejamkan matanya saat Kai klimaks, membasuh rektumnya dengan cairan hangat yang membuat seluruh tubuh dan perasaannya menghangat. Kai meraih pinggulnya kemudian menariknya agar tegak. Kyungsoo merasakan dada Kai yang menempel pada punggungnya naik turun, membuatnya mengulum senyum saat Kyungsoo bisa merasakan debaran jantung Kai berdetak seirama dengan jantungnya sendiri. Rasa ini terlalu indah sampai tidak ada yang bisa Kyungsoo dengarkan selain nafas terengah Kai dan rintik air hangat yang menghujam lantai keramik kamar mandinya.
Perlahan Kai menjauhkan pinggulnya sampai penisnya terlepas dari lubang Kyungsoo yang melenguh pelan. Aliran sperma Kai merembes keluar menuruni paha dalam Kyungsoo sampai ke betis dan Kyungsoo terkesiap saat Kai meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun. Setidaknya ucapkan terimakasih pada Kyungsoo brengsek!
"Hiks~"
Kyungsoo jatuh terduduk, rasanya hampa, dan menyakitkan. Kai meninggalkannya begitu saja dan Kyungsoo baru menyesalinya.
Kyungsoo memandang kosong pada tembok kamar mandinya yang berlumurkan spermanya sendiri. "Bodoh, dasar Kyungsoo bodoh! Murahan!"
.
.
.
Kyungsoo kembali ke kamarnya dan semakin kesal karena menemukan Kai tengah tertidur pulas di ranjangnya. Botol shoju berserakan di lantai dan itu membuat perasaannya semakin tidak karuan. Kai mabuk dan besok pasti akan melupakan kejadian di kamar mandi tadi.
Tubuhnya berjalan lunglai, menarik kursi belajarnya ke dekat jendela kemudian duduk perlahan karena sungguh bokongnya teramat sangat sakit sialan Kai!
Kyungsoo memandang sedih pada langit gelap di luar. Memikirkan bagaimana besok ia harus bersikap pada Kai yang pasti akan bertingkah biasa-biasa saja seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Seharusnya kyungsoo ingat bahwa kai adalah the best bad man ever sebelum menyerahkan tubuhnya pada lelaki bajingan itu. Mungkin ini karma untuknya.
Sabar ya kyung, keep smile ^^
TBC
Heya there, ketemu lagi sama Sun. Selamat Idul Adha sebelumnya untuk yang menjalankan. Okay Luhan kamu bisa keluar sekarang, lagian siapa juga yang mau nyembelih rusa kurus kaya kamu :/
Maaf gabisa update cepet-cepet karena Sun bener2 frustasi sama FF ini, terlalu padat konflik padahal Sun terbiasa menulis sesuatu yang ringan dan bikin Sun senang. Mungkin setelah ini Sun mau nulis genre fave Sun dulu, fantasy.
Dan untuk RJZ plisss deh lu bawel sangat dan annoying sangat hah! Review gak mau tapi tiap hari gerecokin nanya ini dan itu! Nih tangkap nih chapter 3 #lemparlaptop.
Sigh.
Buat yang bingung kenapa karakter mereka berubah-ubah nanti bakalan Sun jelasin ko di side story, tapi belum tahu masa mau diselipin di chapter mana :/
Yasudah makasih ya buat yang review, sangat indah sampai Sun pikir itu review apa surat cinta *o* ah saranghaeyo~
See ya soon! Fighting ^^
-0-
ParkOna:: Annyeong, Sunyoung imnida. Waaah kita satu marga jangan2 kamu kembaranku yang hilang/plak/ makasih reviewnya dan Sun senang kalau Ona suka :D / ia Sun juga lebih senang sama Kai yang baik unyu munyu minta dicubit gitu :3 Kai sama Kyung ya gimana nanti aja deh, soalnya si Kai nya gitu/ lirik yg di atas/ Taem ya gak gimana2, nati deh ditanyain dulu si Taem kenapa ;/
kim heeki:: Hai Heeki yang daebak juga Sun juga suka sama Luhan yang beringasan ehehehe, uke yang beringasan emang paling top. Sehunnya kurang disiksa? OMG jangan kasar2 ama Sehun, Sun gak tega soalnya dia kesayangan Sun *0* Luhan yang disiksa? Hmm nanti dipikirkan gimana caranya.
specialonyou:: ha? Nanas :D yaampun /sigh/ mungkin harus diperbanyak NC nya biar kamu cepet ngerti :D /peace/ Taem suka gak ya sama Kai? /colek Taem/ tenang aja ko Taem gabakal sendirian Sun mana tega liat dia gigit jari jones. Kai badboy di depan sama di belakang kamera, tuh buktinya di atas /tunjuk bokong Kyungsoo/ tapi dia baik ko sebenarnya :D
OhSooYeol:: Alamak iya yak napa Kaisoo dikit bingit ToT mian mian, tapi ini udah banyak kan Kaisoo nya. Plus plus lagi dikasih live perform NC mereka /plak/ iya dong, Kai emang dewasa, buktinya dia bisa gitu gituin Kyungsoo /tutup mata/
DianaSangadji:: Iya nih si Taem napa jahat kaya gitu :/ hehe Sun juga suka sama Kaisoo, makanya dibuatin fanfictnya :D in lanjutannya semoga gak bosen baca see you soon ^^
Ceciljong (Joana Cecil):: aku ketawa masa baca review kamu di Open Arms aaa /cakar tembok/ ini udah diedit berkali-kali nih kalo masih ada typo kamu jadi editor pribadi aku coba :/ ini udah ngerti belum kenapa Sehun kaya gitu? Sehun disini emang yang paling pure berkepribadian ganda. Kalo yg lain karena alasan2 tertentu aja nanti dijelasin ko / ya doain aja ya semoga feelingnya gak bener, kasian Soo soalnya ntar saingannya makin banyak :D
IkaIkaHun11::Hehe, makasih deh kalo ada yang mau nuggu fanfict Sun ToT Hunhan emang lengket bikin Sun ngiri /gigit jari/ Dyo gak yadong ko, Cuma agak2 mesum gitu /plak/ maaf ya gak bisa update cepet dan bikin kamu menunggu #bow
yamanaka aya::Iya gak apa-apa ko kalo baru nemu juga, makasih reviewnya iya Kai aslinya baek ko, kalo Taem masih dipertanyakan :/ maaf ya gabisa update cepet semoga chapter ini gak bikin kecewa Aya yang udah lama nunggu, Gomawoyo~
yoo ara:: Iya ini Kaisoo nya NCan juga ahaha /plak/ Taem sama Kai sama pacaran ko, ya Cuma gitu deh. Minho sih daripada buat kamu mending buat Sun aja :p Sun single ko /plak/
mamimu:: Iya nih FF nya panjang banget ;/ capek ngetiknya /plak/ aigoo jangan dibayangin, Sun aja bisa orgasme kalo ngebayangin Kai shirtless /plakplak/ aduh gak ketangkep ya. Maaf deh, Sun emang gakbisa bikin NC eksplisit yang gampang dicerna orang #bow
2minizm:: Taem gak berkepribadian ganda ko, Cuma dia emang rada-rada gitu :/ tenang aja ntar bakalan ada 2min ko, mana tega Sun membiarkan Taem menjada :D
Azure'czar:: Aaa terharu masa baca reviewnya kamu hiks~ /srot/ Sun seneng lah kalo Zura seneng, everything for your pleasure /blowkiss/ Sun bakalan tetep semangat ko nulisnya doain aja ya , fighting! GAMSAHAMNIDA MUMUMUMU~
12Wolf:: Iyaaa ini udah dilanjut semoga suka juga ^^
Kaisoo:: duh yang seneng ratingnya naik :D iyaa ini udah dilanjut ko
kwondami:: Yaampun kaka dami review aaaaaaaa /gigit Meonggu/ terharu masa ToT makasih kaka mau nyempetin baca apalagi review FFnya /bow/ Kai emang bajingan sexy yang doyan bikin perasaan Sun kacau kayak gini :/ itu emang projek terpendam Sun, bikin duo Taem sama Kai :D iya kak, Sun emang Suka karakter uke!Luhan yang aggressive, yang punya FFnya kasih Sun coba :/ dan Sun merasa emang Sehun kadang2 terlalu imut jadi Sun suka gatel pengen bikin dia jadi bottom makanya bikin hunhan/hanhun kaya gini. Jongin shirtless mah gak perlu dibayangin lagi kak Dami, search gugel juga banyak udah nyebar kayak panu ;/ Taem ntar akan terungkap seiring dengan waktunya :D aku tersanjung banget kalo sampe ka Dami suka sama FF nya sumprit deh :D haduuh ngapain belajar NC dari Sun, langsung aja tuh ke masternya /tunjuk Jongin/ dia yang bikin Sun kek gini ;/ semoga kaka Dami gak bosen dan tetep mau baca paparazzi, makasih kaka mmuah~
kyeoptafadila:: ada ko ada tenang aja, owowowok, tapi maaf kalo gak hot soalnya Sun sanggupnya segitu ya mau digimanain lagi T0T /srot/ ne, keep reading ja!
KS-shipperaddict:: Annyeonghaseyo, aku juga author baru /hehe/ makasih kalo suka Sun seneng banget, tapi tetep aja kan ya bikin bosen ToT /srot/ iya ini juga semangat ko, tepuk semangat! /prokprokprok/ maaf ya kalo gabisa update cepet2 #bow
HyunRa:: Enggak ah! Terakhir kali dicek mukanya Taem ada satu ko /plak/ enggak ganti-gantian ko, bottomnya tetap Lulu, tenang aja :D iyaa inih udah lanjut keep read ya