Hai yeorobun ^^

Perkenalkan, aku . . . . mmm ah sudahlah. Tidak penting juga kalian tahu namaku. Di dunia maya seperti ini memang sudah biasa kan menyembunyikan identitas asli?

Baiklah, aku seorang Bubble tea. Bubble tea yang kumaksudkan bukanlah sejenis minuman yang sedang digandrungi anak muda zaman sekarang. Bubble tea adalah nama fandom dari rookie grup DoubleT. Kalian tahu kan DoubleT? Oh ayolah! Hampir setiap hari mereka muncul di televisi.

Hmmm, biar kuberi tahu. DoubleT adalah rookie grup yang terdiri dari dua member. Kai dan Lee Taemin. Jangan Tanya siapa biasku di sana. Aku adalah seorang Bubble tea dan aku mencinta kedua membernya walau sifat mereka bertolak belakang. Dan aku berada di sini untuk menceritakan tentang kehidupan pribadi mereka yang tidak diketahui oleh sasaeng fans professional manapun. Interst? Join with me ^^

Just call me Sun :3

-0-

PAPARAZZI

Park Sunyoung at April 2013

Terinspirasi dari obrolanku bersama seorang teman sekampus tentang sasaengfans DBSK, I hope you read it, my belove RJZ ^^ I'll give u Xiao Lu soon

CAST::

EXO Kai as Kai

EXO Do Kyungsoo as Do Kyungsoo

SHINee Lee Taemin as Lee Taemin

EXO Xi Luhan as Xi Luhan

EXO Oh Sehun as Oh Sehun

Genre:

Romance/Drama

Rating:

PG

Disclaimer:

all the characters are not mine. but the story is completely mine. therefore please do not copy all or part of the story.

Enam,

Berlipat ganda menjadi dua belas,

Oh tidak! Sekarang sekerumunan besar di pojok sana ikut menyumbang suara, omg omg OMG! AKU TIDAK DAPAT BERHITUNG LAGI! Blok besar yang terdiri dari yeoja dan namja dengan latar belakang usia dan profesi yang berbeda kini tengah menangis masal, yang namja bahkan berinisiatif untuk menggedor-gedor dinding kaca pembatas antara parkiran dan ruangan dalam toko kaset. Semuanya karena selembar kertas ukuran A4 yang ditempel di pintu kaca dan bertuliskan beberapa baris kata:

Dear Bubble tea

Tolong maafkan uri Kai dan Teamin karena hari ini tidak bisa menghadiri fansign yang telah kita sepakati bersama dari jauh-jauh hari. Tolong maafkan juga diriku yang tidak bisa berbuat apa-apa saat presdir SYPent mengirimkan DoublelT untuk menjadi duta parawisata untuk daerah Gangnam di Jepang. Mian, we hope you aren't dissapointed.

Have a nice day ^^

Prince Manager

Xiao Lu

Fuck!

Jadi hanya karena itu mereka jadi beringasan. How amazing fans you are! Tapi wajar sih, fans juga manusia biasa yang seperti manusia kebanyakan lainnya yang akan beremosi tatkala mereka gagal menemui pujaan hatinya. Padahal mereka sudah bersusah payah merancang skenario untuk bolos kelas atau kerja. Bahkan beberapa diantara mereka telah membooking kamar motel dekat toko kaset yang akan menjadi lokasi fansign DoubleT karena mereka berasal dari daerah, ada yang sampai menginap di tempat sauna segala! Duh.

Sedih, capek, kecewa . . . . apalagi yang dapat mereka lakukan selain marah? Walaupun tentu saja marahnya mereka ditunjukan dalam ekspresi yang berbeda-beda. Ricuh, gaduh, dan sebelum mereka saling membunuh selusin pria dalam balutan busana serba hitam menghampiri pintu masuk dari dalam. Bagaikan settingan drama barisan pria itu terbelah menjadi dua sehingga nampaklah dua orang diantaranya yang sedang berpose berlainan dengan interkom di masing-masing tangannya.

"APRIL MOP!"

Tiga detik berlalu sebelum akhirnya para Bubble Tea memproses situasi dan keadaan yang mereka lihat sebelumnya. Ternyata Kai dan Taemin sengaja menggunakan momen 1 April untuk mengerjai fansnya. Uh~ manisnyaaaaaa

"KYA!-" dan seketika itu pula gelombang besar suara menginjeksi telinga manusia lainnya yang sedang tertimpa sial karena memilih untuk menghabiskan jam makan siang di Myeondong street sekitar toko kaset berada.

Poor you!

-0-

"Taeminah, teganya membohongiku dan membuat make up noona jadi berantakan karena tadi aku mengeluarkan air mata begitu banyak, hueee~"

Taemin menyimpan pena yang sebelumnya nyaman dalam genggamannya, kemudian mencurahkan seluruh perhatiannya pada seorang yeoja yang kini tengah di antrian terdepan untuk mendapatkan tanda tangannya. Kedua belah bibir Taemin melengkung dengan garis yang menyenangkan, tersenyum selembut yang dia bisa berharap efek magisnya akan menghentikan isakan yang meluncur deras dari fansnya.

"Mianhae ne? uljima~ lagi pula noona terlihat lebih cantik natural tanpa riasan wajah."

Senyum manis kembali tercipta di bibir Taemin yang seperti efek domino yang menimbulkan senyuman lain di bibir yeoja yang memakai hoodie dengan bordiran kata Bubble tea di punggungnya. Winggardium leviosa! Bagaikan mantra, kata-kata Taemin melambungkan perasaan fansnya yang berefek air matanya surut seketika.

"Baiklah akan kumaafkan jika noona diizinkan untuk mencubit pipi Taeminah sedikit saja, plisssss . . ." cicit fans noona itu penuh harap.

Tanpa pikir panjang Taemin mengangguk patuh, "Your wish is my command, noona. Tapi pelan-pelan saja ya~"

Taemin merajuk lucu yang berakibat fatal untuknya karena mimik imik imutnya membuat fans noona itu gemas dan langsung mencubit kedua sisi pipi Taemin, dengan tenaga super seorang fangirl tentunya. Hal itu tentu saja membuahkan cibiran malas dari partnernya yang duduk beberapa jengkal di samping Taemin.

LEE TAEMIN

Personel DoubleT, rookie grup yang mulai merambah dunia internasional yang ditandai dengan debut single berbahasa jepang dan inggris. Sosok Taemin merupakan angle version dalam DoubleT. Memenuhi semua criteria yang membuatnya dicintai noona fans: cerdas, ramah kepada semua orang, pandai beraegyo, tipikal anak yang didambakan orang tua dan yang baik-baik lainnya melekat sempurna pada fisik dan karakter Taemin. Belum diketahui persis orientasi sensualnya, namun menurut beberapa sasaeng fans Taemin tengah menjalin affair dengan seorang istri pengusaha kaya yang umurnya terpaut jauh dengannya. Akan tetapi berita ini dengan tegas dibantah Xi Luhan dengan alasan bahwa Taemin belum terlalu dewasa (naïf) untuk memikirkan percintaan dan hal lainnya yang mengandung intrik dan romansa di dalamnya. Lee Taemin anak baik, as always.

"Hentikan Taemin! Jangan bertingkah sok manis di sampingku kareana itu membuatku mual."

Kai merajuk (tidak) lucu sementara tangannya sibuk membubuhkan tanda tangan di atas sampul album DoubleT. Punggungnya bersandar jauh pada sandaran kursi sementara kedua kakinya ditumpuk rapi di atas meja. Pose yang tidak sopan sebenarnya, apa lagi di depannya tengah berdiri seorang gadis berseragam senior highschool yang di sekolahnya tentu diajari norma dan tata krama. Gadis itu hanya membuang nafas susah dan mencoba untuk bersabar. Kalau sudah cinta mau dikata apa lagi?

KAI

Yah! Karena semua yang baik-baik sudah diambil Taemin, maka bolehlah kalian mengatakan Kai rakus akan semua yang buruk-buruknya saja. Memiliki banyak fanboy dibanding fangirl karena sifat bajingannya: players, hedonis, sadistic, bahkan netizens meyakini bahwa Kai seorang jemaat satanic. He's worse, must you know! Eung.. sepertinya hanya itu yang kuketahui tentang Kai. All is privat for Kai, bahkan kabarnya hanya Taemin dan Luhan yang mengetahui nama asli dan plot kehidupan di masa lalu Kai.

Aneh memang, biasanya masyarakat menaruh perhatian besar terhadap moral idol dan para pejabatnya. Akan tetapi hal ini ditoleransi untuk Kai, diskriminasi sebenarnya. Citranya tetap baik dengan ribuan fangirl dan fanboy berdiri di belakangnya.

"Selesai," Kai melemparkan album yang telah ditandatanganinya ke atas meja, "pulang dan jangan membolos lagi!"

Gadis itu menunduk dalam dengan jemari yang bergerak gusar, "Eung . . . . baiklah. Tapi Kai oppa!"

"Ya! Apa lagi, hah?" Kai mengernyit tidak suka. Oh ayolah! Dibelakang gadis itu antrian masih panjang. Kai hanya ingin setiap prosesnya berjalan cepat dan penyiksaan terhadap jari-jarinya yang harus menandatangani ratusan album DoubleT dapat selesai sesegera mungkin.

"A- apakah aku juga boleh mencubit pipimu, Kai oppa?"

Sudut bibir Kai tertarik dalam sebuah seringai tipis. Untuk pertama kalinya Kai mencurahkan seluruh perhatiannya pada objek yang berdiri dalam gelisah seakan menanti vonis dari Kai. Bola matanya bergerak naik turun dan berhenti sedikit lama di beberapa objek yang menarik sisi kelaki-lakian Kai.

"Bagaiman kalau aku saja yang mencubit bokongmu?"

Deru nafas gadis itu terputus, seperti ada sumbat yang membuat aliran udara di tenggorokannya terhenti dan mengakibatkan wajahnya merona parah.

"K-Kai oppa jangan berkata seperti itu, nanti kalau ada orang lain yang mendengar antismu bisa bertambah."

Kai berdiri dan perlahan menyejajarkan wajahnya dekak telinga kanan si gadis, dan sontak hal ini membuat orang-orang yang mengantri dibelakang punggung si gadis ikut menahan nafas gelisah.

"Kalau kau takut, mari kita bicarakan di hotel terdekat saja. Bagaimana?"

.

3 detik

.

Lolos sudah apa yang digenggam gadis itu dengan kuat, menimbulkan bunyi debuman halus saat cover luar album DoubleT menghantam lantai marmer yang menjadi pijakannya.

Sungguh yang tadi itu terlalu frontal. Untung tidak ada yang dapat mendengar (kecuali mereka dan Tuhan) karena Kai hanya mengucapkannya dalam bisik-bisik serak yang menggoda. Perlu sepersekian detik untuk membuat yang digoda untuk pulih dari shocknya.

Dengan tangan gemetar diambilnya kembali album DoubleT kemudian membungkuk cepat ke a rah Kai, "Gomawo Kai oppa, annyeong!"

Tergesa gadis itu berlari menjauh, di kepalanya tersimpan notes untuk mengingatkannya agar ketika sampai rumah nanti dia harus mengakses akun-akun pribadi miliknya. Facebook, twitter, weibo bahkan kakaotalk miliknya akan diupdate dengan pengalamannya hari ini di fansign DoubleT. Pokoknya dia harus menceritakan semuanya, A! yang berarti kata-kata 'bokong' termasuk juga di dalamnya. Bahkan jika diperlukan gadis itu akan menambahkan beberapa keterangan-keterangan hiperbolis untuk semakin mendramatisir suasana dan membuat fans lain cemburu tentunya. Good plan!

.

Sementara itu setelah kepergian sang gadis, Kai kembali duduk ke posisinya semula dan dengan innocent berkata: "Next!"

.

.

Siang pun berlalu, mempersilakan bulan yang bersembunyi malu-malu untuk menempati singgasananya di langit yang sekarang berwarna kelabu. Jam menunjukan pukul 8 malam ketika antrian mulai menipis hingga akhirnya habis keseluruhan dan hanya menyisakan dua namja dibalik mimic muka yang berbeda dengan beberapa guard di kanan-kirinya, menyisakan kelegaan yang sama dalam sanubari setiap orang yang terlibat di dalamnya.

Lega karena akhirnya fansign DoubleT berakhir dengan lancar walaupun terjadi beberapa insiden kecil akibat dirty mouth milik Kai.

Lega karena hari ini mereka berkesempatan untuk sedikit mengobrol dengan Kai atau Taemin, atau setidaknya mereka dapat bertatap muka dengan jarak yang lebih manusiawi. Tidak melalui jarak pandang 20 meter dalam konser-konser DoubleT.

Kai senang, Taemin senang. Body guard dan pegawai took ikut-ikutan senang, maka dipastikan Luhan juga akan senang.

Satu orang lagi yang ikut merasaka euphoria kesenangan fansign DoubleT walaupun sedari acaranya dimulai eksistensinya disembunyikan diantara tingginya rak-rak berisikan beragam CD music. Percayalah, namja ini juga senang. Apalagi jika mengingat berapa gulungan lembar Won yang akan masuk ke rekeningnya hari ini.

-0-

"Hyung! Melihat penampilanmu sekarang mengingatkanku pada masa awal saat kita di sekolah dasar,"

Taemin mengerjapkan mata beberapa kali yang sukses membuat Kai menggigit bibir gemas karena gesture Taemin yang lucu. Sepertinya Taemin sedikit terkejut karena setelah hening berlama-lama di dalam van, akhirnya Kai berinisiatif untuk membuka percakapan.

"Memangnya kenapa?"

"Ini," sepasang telapak tangan besarnya menangkup wajah Taemin, membuat keduabelah pipi si empunya yang sebelumnya memang telah ternodai sebaran-sebaran memar bekas cubitan, semakin merona padam.

Betapa intimnya jarak mereka saat ini, Kai bahkan bias melihat pori-pori di kulit wajah Taemin walau dalam pencahayaan redup dari lampu di langit-langit mobil yang mereka tumpangi.

"Apa? Pipiku chubby ya? Aku bertambah gemuk, ya?"

Taemin merutuki suaranya yang sedikit bergetar entah karena apa, dan wath the? Pertanyaan macam apa tadi? Bertambah gemuk, huh? Ini terdengah seperti pertanyaan retoris kepada suami dari seorang istri yang sedang hamil tua dan ketakutan kehilangan daya tariknya karena tubuhnya semakin berisi dengan perut yang membuncit mengerikan.

Dan reaksi Kai semakin menambah prasangka buruk dalam kepala Taemin. Kai tertawa dengan mulut yang terbuka lebar seolah mengiyakan hipotesa yang telah disusun Taemin dalam diam. Taemin mengerucutkan bibir kesal, kemudian menepis tangan Kai karena dilihatnya pemuda ini tidak kunjung menunjukan tanda untuk diam.

"Uwoooo, mian hyung, jangan marah, bukan begitu maksudku."

Taemin memilih untuk membisu, memalingkan pandangannya pada panorama jalanan di jantung kota Seoul ketimbang harus memandang wajah menyebalkan patnernya. Tetapi Kai terlalu tangguh untuk dipercundangi rajukan kecil dari Lee Taemin. Kai bersikukuh untuk mngutarakan persaannya sekarang pada saudara kembar 'tak sedarahnya yang satu ini. Toh Taemin punya dua telinga normal untuk mendengarnya.

"Dulu, akan menjadi hal yang biasa jika melihat lebam bekas cubitan di kedua belah pipmu. Aku yakin bokongmu juga seperti itu, haha . . "

Kai berdeham, Taemin masih membisu- ngambek. Sedikit jeda kemudian Kai melanjutkan lagi, kali ini lebih serius.

"Semua orang mengkhawatirkanmu bahkan Lee abeoji memohon agar seonsaengnim memberikan pengawasan lebih takutnya kau menjadi objek bully teman yang lain. Belakangan baru kuketahui bahwa kau mendapatkan memar karena berulang kali tertangkap tangan sedang menambhkan porsi ddeokboki lebih banyak dari yang kau bayar. Dan itu semua hanya untuk nafsu makanku yang tidak pernah puas dengan porsi makan siang yang dijatahkan kantin sekolah."

Dalam diam Taemin tersenyum. Betapa cepatnya waktu berlalu meninggalkan masa kanak-kanak mereka yang innocent dimana semua laku dan tingkah polah mereka merupakan spontanitas yang berdasarkan solidaritas semata.

Walaupun masa kecil mereka lebih banyak mewariskan memori menyedihkan dan jauh dari kesan bahagia, tetapi Taemin bersyukur karena setidaknya ia melaluinya bersama Kai disisinya. Dan Taemin merasa bangga karena dapat melihat Kai tumbuh menjadi seorang gentleman yang walaupun lebih sering menyebalkan tetapi secara mengejutkan mampu mampu membuat orang-orang disekitarnya merasa berarti. Seperti saat ini, Taemin mengerjapkan mata cepat untuk meratakan cairan tipis yang mulai menggenangi pelupuk matanya.

"Terimakasih, hyung."

"Terimakasih juga, Kai."

Taemin mensyukuri keputusannya untuk berpaling menghadap Kai. Bersyukur karena ia merupakan sedikit dari orang yang akan menyaksikan senyum terbaik Kai. Senyum tulus yang menjalar sampai kedua kelopak matanya yang membentuk lengkung sempurna. Bukan senyum arogan seperti yang biasa dilihat kebanyakan orang. Yang ini limit. Edisi terbatas.

"Ngomong-ngomong kita mau kemana?"

Diakuinya Taemin bukan seorang peneliti yang akan membuang-buang waktu untuk menghapal jalan menuju dormnya. Tetapi setidaknya Taemin juga anak muda yang sudah barang tentu hafal tongkrongan-tongkrongan gaulnya bagi orang yang mencintai hingar bingar malam. Van yang mereka tumpangi sedang menjajaki jalanan di distrik Gangnam, dan itu berkilo-kilo jauhnya dari dorm mereka.

Garis wajah Kai mengeras, "Luhan ingin berbicara dengan kau dan aku."

Back to the real life, it's Kai as always.

"Oh,"

Kau dan aku huh? Bukannya lebih simple jika memakai kata 'kita'? bahkan untuk mempersingkat saja, Kim Jong In!

-0-

UNDERGROUND

Bukanlah sebuah brand dari restoran ternama dengan interior klasik dari zaman Victoria ataupun taman bermain yang dipadati anak-anak dengan sitter dikedua samping kanan kirinya. Melainkan salah satu night club di ruas distrik Gangnam yang seperti namanya berada di bawah tanah (basement) dari gedung hotel bintang lima.

Tidak sembarang mahluk bisa masuk ke tempat ini. Hanya kalangan atas dari berbagai latar belakang profesi dengan tingkat prestise yang tinggi yang berhak mendapat visitors card sebagai tiket masuknya. Menjadikan underground sebagai tempat favorite bagi para selebritis dan pejabat strata atas karena keprivasian di sini terjamin. No camera. No sasaeng fans. Yeah! Fells like heaven.

Jangan memiliki pengharapan besar untuk bias mengintip (yang kata orang) surga dunia dan mahluk-mahluk penghuninya jika kau hanya seorang pelajar biasa atau seorang karyawan bank swasta. Jika nekat silakan coba untuk menerobos pintu masuk yang seperti surga yang sesungguhnya, dijaga ketat oleh beberapa guard berbadan kekar.

Trial and error.

Mungkin itu yang sedang Sehun lakukan saat ini.

OH SEHUN

Hanya siswa menegah atas biasa andai saja anak itu tidak memiliki hubungan yang terlampau intim dengan Xi Luhan. Penganut aliran 'diam itu emas' dan stoicest garis keras, akan tetapi jika beruntung kau bisa melihat ekspresi bbuing bbuing seorang Oh Sehun yang fenomenal. Sesungguhnya merupakan anak baru di dunia percintaan sesama jenis dan beruntungnya karena mendapatkan seorang tutor semahir Xi Luhan. Hebatnya dipengalaman yang pertama Sehun dapat menjinakan Luhan yang terkenal ganas jika sudah menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ranjang. Padahal (menurut Kai) Luhan merupakan penyuka masochist yang mudah didominasi dan dengan senang hati menjadi bahan eksplorasi fantasi sensualnya.

"Sudah kubilang aku ditunggu seseorang di dalam!"

Sedikitpun kedua penjaga itu tidak bergeming walau berkali-kali dibentak Sehun dengan intonasi yang mengancam. Setidaknya mereka cukup percaya diri melihat fisik Sehun yang walaupun lebih tinggi dari mereka namun keseluruhannya Nampak kurus ramping, berbeda dengan tubuh mereka yang terlapisi otot-otot bentukan latihan dan kerja keras. Jelas bukan ancaman, sama sekali.

"Please ahjusshi, biarkan aku masuk. Plisssss!" dengan ulet Sehun mencoba untuk merayu dan membiarkan sisi aegyonya mendominasi, "bbuing bbuing"

Kedua penjaga itu sepertinya terganggu dengan pose Sehun, yang satunya berkata: "Maafnak, kami straight."

Krik krik krik

Sehun jawdrop sebentar, "Sudahlah."

Resmi sudah Sehun menyerah dengan tidak elitnya. Lama kelamaan Sehun pegal karena berdiri terus. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk di sofa panjang yang memang disediakan di dekat meja resepsionis tempat kedua bodyguard itu bertugas. Berkali-kali Sehun mencoba untuk menghubungi Luhan dari handphone miliknya. Namun percuma saja karena semua panggilannya ditolak.

Kekasih macam apa dia! Bertingkah seperti dictator yang dengan sesuka hati menyuruhnya kesana kemari. Giliran sudah datang malah dicuekan seperti ini. Pokoknya Sehun akan marah, lihat saja nanti!

"Ah! Taemin hyung! Kai!"

Sehun memekik senang ketika melihat dua orang yang dikenalinya berjalan menghampiri. Sehun menyambar lengan Taemin yang memang berdiri paling depan namun kemudian harus menelan kecewa karena dengan dingin Taemin menepis kedua tangannya.

Dengan acuh Taemin berlalu masuk ke dalam club setelah sebelumnya menempelkan visitors card pada scanner yang tersedia di samping pintu masuk.

Kai yang melihat ekspresi tidak enak Sehun berinisiatif untuk kembali mencairkan suasana. Dirangkulnya leher Sehun hingga pemuda itu sejajar posisinya.

"Kenapa anak SMA berkeliaran malam-malam ditempat seperti ini, Sehuna?"

"Aku tidak berkeliaran karena seperti yang kau lihat aku hanya duduk diam, mana Luhan?"

"Mana kutahu."

Kai terkekeh geli melihat wajah kusut Sehun. Sebelum Sehun merajuk lebih parah lagi, Kai membimbing Sehun masuk yang kali ini tidak mendapatkan halangan dari bodyguards underground. Dentum music disko dan suasana remang menyambut keduanya, berbeda dengan suasana di luar yang sepi dan tenang layaknya perpustakaan.

"Kai?"

"Yes baby?"

Sepertinya Sehun tidak nyaman dengan panggilan yang ditujukan untuknya, terlebih lagi sebuah senyum pervert mengiringi setelahnya. Tapi tidak dihiraukan karena sesungguhnya Sehun lebih tidak nyaman dengan suasana night club yang sesak. Di setiap sudut orang-orang menggila dengan berbagi ramuan alkohol racikan bartender professional di masing-masing tangannya. Menari, berteriak (entah apa maksudnya), atau hanya sekedar menggerayangi tubuh pasangannya. Sesungguhnya Sehun seperti pelajar baik kebanyakan, asing terhadap dunia malam dengan nuansa hedonis yang kental.

"Apa kau juga merasa bahwaTaemin hyung tidak menyukaiku?"

"Tidak, itu hanya perasaanmu saja Sehuna." Iseng, Kai meremas bokong Sehun yang membuat reflex pemuda itu meninju perut Kai.

"Brengsek! Mana Luhan?"

Sekali lagi Kai terkekeh geli melihat wajah kusut anak itu. Kai suka ketika melihat Sehun berulang kali menjilat bibirnya ketika ingin berbicara atau sedang frustasi. Namun Kai mengurungkan niatnya untuk menggoda Sehun lebih jauh karena anak itu mulai bertindak bodoh dengan mencoba menerobos orang-orang yang sedang menari liar di lantai dansa. Buru-buru ditariknya pemuda itu ke dalam rangkulannya.

"Keep calm babe! Maksudmu Luhan yang itu?" Dengan isyrat melalui dagunya, Kai menunjukan dimana gerangan orang yang dicari Sehun sedari tadi.

Tidak sulit sebenarnya menemukan Luhan karena orang itu berada di tempat dan sedang melakukan sesuatu yang menarik perhatian orang. Luhan tengah mencumbu seorak disk jockey wanita yang tengah asik menari sambil memainkan seperangkat DJ house, tidak terganggu sedikitpun walau dibelakangnya Luhan memeluk pinggangnya posesif. Bercumbu di atas panggung yang dapat dikonsumsi bebas olah semua orang, tidak salah lagi. Benar-benar seorang Luhan.

XI LUHAN

Jangan tertipu dengan wajah bayi DoubleT prince manager yang satu ini! Childist hanyalah ranjau untuk menjerat mainan-mainan kesayangannya. Menjalin hubungan dengan Oh Sehun dan setelah itu resmi menyandang status bottom, jujur berita itu mngejutkanku. Bagaimana ya mendefinisikan mahluk yang satu ini? Mungkin ada beberapa pilihan kata yang cocok. Dia tampan, lucu dan menggemaskan, dan . . . tampan, duh. Xi Luhan itu sesorang yang akan membuat kedua tanganmu gatal ingin memeluknya. Tapi sudah kubilang dari awal untuk jangan tertipu. Luhan merupakan jelmaan monster kantung semar, merayu dengan cara membagimu cairan manisnya. Dan saat kau mabuk dan terlena, hap! Dia akan memerangkapmu dan mengambil semua sarimu sampai kering 'tak bersisa.

Sehun mulai memasang wajah foker face, namun tidak berkata apa-apa. Jelas sekali kalau Sehun kesal melihat kekasihnya berbagi pelukan panas dengan orang lain. Terlebih lagi ekspresi nikmat yang terpahat jelas dalam raut wajah DJ itu saat Luhan menghisap bahu dan lehernya. Sehun benar-benar akan membully wanita itu nantinya, walaupun itu bukan gaya Sehun sih.

Bahu Sehun diremas. Kai berbisik ditelinga Sehun agar suaranya dapat didengar jelas di tengah dentum music yang keras. "Kalau menyakitkan jangan dilihat,"

Dengan kedua tangannya yang berada di bahu Sehun, dibaliknya posisi berdiri pemuda itu hingga pandangan Sehun tidak bertemu dengan Luhan dan partner bermainnya. "Kau lihat ruangan itu?" Kai menunjuk sebuah tempat yang berada di lanatai dua. "masuk dan tunggu kami di sana!"

Dengan patuh Sehun menembus lautan manusia menuju tempat yang ditunjukan oleh Kai. Luhan sudah ketemu berarti tinggal mencari Taemin.

Oke Kai, kamu pasti bisa!

-0-

Sehun berdiri tenang mengawasi lantai dasar underground dimana orang-orang tengah menari. Setengah jam berlalu tanpa ada perubahan berarti, Sehun tetap berdiri di balik kaca tebal yang jika dilihat dari luar sedikitpun tidak akan tembus pandang. Dahinya menempel dengan kaca, sekali-kali lidah Sehun terjulur keluar, iseng menjilati kaca, duh. Tuhaaaaaan! Sehun bosan, dimana mereka semua?

"Akh!"

Sehun tersentak kaget saat sebuah lengan mencekik lehernya dari belakang cukup kuat dan tanpa sepengetahuannya.

"Kucium atau kubunuh?"

Ditepisnya lengan itu sebelum Sehun kehabisan nafas, "Tidak lucu ah!"

Luhan terkiki geli melihat kekasihnya mengerucutkan bibir sebal sembari mengusap-ngusap lehernya yang jenjang. Dengan gemas Luhan memeluk leher Sehun dan sedikit berjinjit untuk menggapai bibir lelaki yang lebih muda darinya. Namun sayang sebelum bibir Luhan dapat meraihnya, dengan sigap telunjuk Sehun mendorong dahi Luhan hingga wajah keduanya berjauhan.

"Tidak ada ciuman untuk malam ini, mulutmu bau alkohol!'

Terdengar keluhan dari bibir Luhan namun Sehun tidak peduli. Sehun beranjak ke sisi Kai yang sedari tadi mengawasi dari sofa kulit yang mendominasi hampir setengah ruangan vviv yang kedap suara, disampingnya Taemin tengah menyandar dengan kepala yang lunglai di atas puncak sandaran sofa. Tangannya menutupi wajah, sepertinya Taemin tertidur karena kelelahan.

Sementara itu Luhan yang pantang menyerah kembali mendekati Sehun. Kali ini tidak tanggung-tanggung Luhan duduk dipangkuan Sehun.

"Sekali saja, plissssss!"

Sehun menggeleng dengan wajah datar dan kedua tangan terlipat di bawah dada.

"Kalau kau cium bau alkoholnya pasti hilang," Luhan meyakinkan, namun Sehun tetap pada pendiriannya sekalipun kini Luhan dengan paksa tengah memegangi kepala Sehun dengan kedua tangannya. Naas, sebelum Luhan sempat mendapatkan keinginannya, seorang waiters masuk dan menginterupsinya dengan menawari mereka minuman.

"Cih! Kuperkosa kau saat sampai di rumah!" sungut Luhan, "Kau! Aku mau red wine!"

Dengan sigap waiters itu mencatat pesanan Luhan, mengacuhkan tatapan mengintimidasi milik Luhan yang ditujukan padanya. Peduli apa? Dia sudah terbiasa dihadiahi tatapan jenis itu bahkan sekali-kali diiringi makian kasar dari pengunjung club yang dengan atau tanpa sengaja dia ganggu aktifitasnya. Lagi pula ia hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang pelayan, menawari minuman.

"Anda tuan?" yang dimaksud waiters ini adalah Sehun.

"Bubble tea,"

Waiters itu mengernyit bingung, seumur hidup bekerja disini belum pernah sekalipun ia mendengar minuman jenis ini. "Maaf?"

" A!" kali ini Sehun mengeja dengan pelan agar waiters itu mendengar dengan jelas.

Luhan yang kini telah duduk di samping Sehun hanya bisa merutuki kepolosan kekasihnya, "Sehun sayang, mana ada bubble tea di tempat seperti ini!" ditambahkannya, " bawakan saja air mineral atau susu pertumbuhan atau apapun itu yang tidak ada alkoholnya!"

Tanpa protes waiters itu mengangguk kemudian menanyai Kai. "Tuan?"

"Tidak. Aku masih membutuhkan kesadaranku."

"Bawakan akau vodka!"

Huh? Siapa tadi yang memesan?

"Tidak hyung! Kau sudah minum banyak malam ini!"

Kai dengan tegas melarang Taemin, membuat sang waiters sedikit goyah untuk mencatat pesanannya atau tidak. Namun sekali lagi Taemin meyakinkan dan mengusir waiters itu tidak sabaran.

"Yak! Dasar keras kepala!"

"Biarkan saja Kai! Kapan lagi Taemin ah bisa minum sebebas di sini. Dia tidak sepertimu yang bisa melakukan semuanya sesuka hati."

Luhan menawari Taemin sebatang rokok yang langsung disambar oleh Kai.

"Apa-apan kau Luhan hyung!" Kai menggeram marah kemudian menyalakan rokok yang direbutnya paksa dengan pemantik yang tersedia di atas meja.

Tanpa sepengetahuan Kai, Taemin merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebungkus rokok miliknya sendiri. Dengan santai dihirupnya dalam asap dari rokok yang terselip di antara telunjuk dan jempolnya. Kai baru menyadarinya setelah asap rokok semakin pekat di ruangan tersebut.

"Hah! Terserah kau saja lah," Kai menghembuskan nafas pasrah kemudian mematikan rokoknya dalam asbak. Ditatapnya Luhan sengit, "ini semua salahmu hyung! Sekarang cepat beritahu apa yang kau inginkan dariku dan Taemin hyung!"

Luhan yang menyadari kini Kai benar-benar marah hanya tersenyum ceria sembari membenahi pakaiannya yang sedikit berantakan akibat ulahnya dan Sehun tadi. Dibenahi posisi duduknya hingga kini Luhan berhadapan formal dengan Kai yang duduk di seberangnya.

"Bagaimana fansignnya?"

"Lancar, kau jauh-jauh memanggilku dan Taemin hyung hanya untuk menanyai hal itu, huh?"

Jujur saja Luhan ingin meledak melihat tingkah Kai yang sama sekali tidak menunjukan persahabatan padanya. Luhan sedikit iri pada Sehun yang selalu diperlakukan dengan baik oleh Kai, berbeda dengannya. Namun Luhan hanya tersenyum kecut. Ditelannya paksa emosi yang mendesak untuk segera dibebaskan. Luhan hanya ingin menunjukan sikap persahabatannya untuk Kai. Disurukannya IPhone miliknya ke sisi meja yang lainnya, mengisyaratkan agar Kai mengambilnya.

Kai hanya melihatnya sebelum mengembalikannya pada si empunya, "Memangnya kenapa?"

"Kenapa kau bilang? Sekarang foto ini menjadi trending topic bahakan tengah terjadi fanwar di luaran sana. Dan itu semua karena kecerobohanmu Kai!"

Kai tidak mengerti bagaian mana yang salah dari fotonya yang sepertinya tengah membisikan sesuatu di telinga seorang gadis yang Kai ingat merupakan salah satu Bubble tea yang hadir di fansign mereka tadi siang. Luhan yang tahu ketidakpahaman Kai berbaik hati menjelaskan.

"Gadis di foto itu berkata di social media tentang perlakuanmu di fansign. Dia mengatakan sesuatu tentang 'bokong' yang memancing kecemburuan Bubble tea lainnya, beberapa detik kemudian foto ini tersebar seakan memperkuat statement gadis itu."

Oh God! Tuhan benar-benar mengabulkan doa gadis itu. Congrats sist!

"Dimana letak salahnya? Aku hanya ingin gadis itu cepat pergi. Lagi pula banyak foto yang bahkan lebih parah dari ini tersebar di internet."

Luhan menggebrak meja keras, hampir saja gelas wine ditangannya melayang ke wajah Kai kalau saja Luhan tidak ingat berapa harga yang harus ia bayar untuk sekali perawatan wajah Kai. Luhan mencoba mengontrol deru nafasnya yang mulai tidak beraturan.

"Masalahnya dia seorang pelajar menegah atas, masih di bawah umur. Netizens menganggapnya sebagai pelecehan verbal terhadap anak di bawah umur. Kau baru saja melecehkan gadis SMA, Kai!"

Luhan berkata seolah ia lupa bahwa baru saja dia hampir melakukan tindak pelecehan pada Sehun yang notabene juga merupakan anak SMA.

"Sudahlah, paling lusa berita itu akan menghilang dengan sendirinya." Kai menanggapi santai berbanding terbalik dengan Luhan yang sepertinya sedikit khawatir dan beremosi.

"Terserah kau saja lah, aku tidak akan ikut campur jika kau diberi sanksi oleh presdir."

"Aku dan Taemin hyung boleh pulang sekarang?"

Luhan menggerakan telapak tangan malas member isyarat agar Taemin dan Kai pergi." Jangan pulang ke dorm, di sana banyak sasaeng fans mencarimu."

"Kai, aku ikut!"

Sehun ikut berdiri ketika Kai mulai beranjak sambil merangkul Taemin yang mabuk berat. Namun pergerakannya tertahan karena ujung hoodie yang ia kenakan ditarik Luhan sehingga Sehun kembali duduk ke posisinya semula.

"Kau pulang bersamaku! Apa Sehun sudah mulai pikun? Sehuna lupa kalau masih punya hutang pada Lulu?"

Ekspresi nakal sepintas tersirat dalam wajah Luhan yang memiliki citra kekanakan. Kai jadi mengkhawatirkan apa yang akan terjadi selanjutnya pada Sehun.

-0-

Hampir tengah malam dan Kai masih berkeliaran di area kolam air hangat di sebuah hotel, hanya dengan selembar bathrobe melilit figure tubuhnya. Dengan percaya diri, Kai menanggalkan bathrobe berbahankan Kain sutra yang ia kenakan sehingga kini hanya boxer pendek di atas lutut lah satu-satunya yang dapat Kai andalkan untuk melindungi bagian-bagian privasi yang tabu untuk dilihat banyak orang.

Andai Kai melakukan hal ini di pemandian umum maka sudah dipastikan besoknya Kai akan menjadi headline sebuah Koran dengan judul besar dan dicetak tebal.

DoubleT KAI MENJADI KORBAN PELECEHAN SEKSUAL.

Berlebihan memang. But Godforsaken! Bidadari surga sekalipun akan tergoda dengan penampakan seorang laki-laki tengah duduk membasuh kakinya dengan air hangat di tengah malam buta.

Telapak tangan Kai menciduk air hangat kemudian membalurkannya pada perutnya yang shirtless, kemudian beranjak naik pada kedua lengannya sampai ke leher. Setelah dirasa tubuhnya dapat beradaptasi dengan suhu air, perlahan Kai masuk ke dalam kolam hingga hanya bagian bahu ke atas yang nampak di permukaan.

Otot yang sebelumnya tegang mulai mengendur dan rileks. Kepala Kai menyandar pasrah pada bibir kolam yang terbuat dari bebatuan buatan. Matanya menatap sayu pada gugusan bintang-bintang yang menyebar membentuk berbagai formasi di cakrawala.

Dulu sekali Kai selalu bermimpi agar kelak ia dan Taemin dapat menjadi bintang yang bersinar terang di dunia showbiz korea selatan. Bahkan untuk mewujudkannya Kai rela menghabiskan masa remajanya untuk menjalani traine dengan berbagai latihan yang menyiksa. Fisiknya sakit, sakitkah mentalnya juga?

Kini setelah ia mendapatkan posisi yang sejajar dengan bintang yang lainnya, Kai merasa hambar. Dunianya penuh dengan tipu daya, melelahkan. Lelah dalam artian yang sebenarnya karena Kai mulai merasa kesadarannya mulai melepaskan diri dari tubuh fananya.

Kedua kelopak matanya menutup, efek relaksasi dari air hangat bersulfur sepertinya sedikit membantu Kai menjemput alam mimpinya. Kasihan Kai, setelh menandatangi ratusan album hingga menimbulkan kapalan di jarinya, Kai bahkan tidak diperbolehkan beristirahat di dorm DoubleT. Demi kebaikan Kai dan Taemin juga sih, pasalnya dorm mereka telah dikepung sasaeng fans yang ingin meminta kejelasan langsung dari Kai tentang skandal yang beredar beberapa jam yang lalu. Ditambah lagi Kai harus menggotong Taemin yang mabuk berat dari lobi hotel sampai kamarnya di lantai enam belas.

Biarlah malam ini Kai terpekur damai dalam selimut air hangat yang melembutkan garis wajah Kai serta. Mimik arogannya menguap bersama titik-titik uap air hangat ke udara, Kai terlihat natural seperti remaja sembilanbelas tahun lainnya.

Flash!

Refleks Kai membuka matanya saat kilauan cahaya sesaat menerpa wajahnya. Kai sudah terlalu terbiasa hingga dapat mengenali bahwa cahaya tersebut pastilah berasal dari blitz kamera.

"Nugu?"

Entah sebuah kesalahan atau keberuntungan karena mata Kai terlampau tajam untuk bahkan melihat sebuah pergerakan halus di balik batang pohon palem yang di tanam mengelilingi kolam. Dengan sigap Kai beranjak ke permukaaan dan berjalan mengahampiri sumber pergerakan.

Sesuai dugaannya di balik pohon itu berdiri mematung seorang pemuda pemuda dengan kamera DSLR mengalung di lehernya. Kai tersenyum sinis.

"Apa kita punya kontrak kerja untuk melakukan pemotretan, bung?"

Mata lelaki itu membulat lucu dengan bibir terbuka, shock. Badannya terasa kaku untuk digerakan dan ia hanya bisa berdoa pasrah semoga Kai tidak sejahat apa yang orang-orang katakan.

Dengan mudahnya Kai mengambil kamera yang tergantung bebas di leher lelaki itu dan tanpa perlu melepaskannya Kai melihat file yang diabadikan kamera tersebut. Dengan kasar Kai membenturkan membenturkan kameranya ke dada si empunya hingga punggung lelaki itu terdorong menubruk batang pohon yang sedetik lalu menjadi tempat berlindungnya.

"Katakan! Apa kau wartawan? Atau sasaeng fans, huh?"

Pemuda di hadapannya masih keukeuh dengan posisi semula, mata membulat tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirnya yang terbuka. Kai yang mulai diliputi amarah mulai mencengkram bahu pemuda itu dan mebentur-benturkannnya pada batang pohon. Tidak peduli jika perlakuannya melanggar undang-undang perlindungan pers sekalipun.

"Menyenangkan bukan menguntitku? Bahkan aku merasa seperti seorang penjahat yang selalu diburu orang kemanapun aku pergi, whore!"

"Akh!" pemuda itu meringis sakit. Matanya berkaca-kaca seolah memohon pengampunan dari Kai, namun sayang Kai tidak peduli.

"Apa yang harus kulakukan untuk membuat penguntit sepertimu berhenti?" sudut bibir Kai melancip, "apa aku harus telanjang di depanmu agar kau puas?"

Kai meludah, seringai jahat mengembang di wajah tampannya.

"Aku akan membuatmu menyesali hal ini seumur hidupmu, April mop babe!"

Yeah, April mop, Do Kyungsoo. Godspeed!

DOO KYUNGSOO

Bukan siapa-siapa, namun seperti mahasiswa kebanyakan memiliki rutinitas yang biasa-biasa saja dan terkadang kehabisan uang serta telat membayar sewa uang bulanan kamar kostnya. Lebih memilih bekerja sampingan dari pada harus turut ke jalanan bersama para aktifis organisasi. Bekerja pada Bubble tea untuk mengabadikan momen langka Taemin dan Kai. Semakin pribadi foto yang Kyungsoo dapat, maka semakin bertambah pula digit angka dalam rekeningnya. Apa gunanya pekerjaan Kyungsoo jika diluaran sana berserakan stalker dan sasaeng fans DoubleT? Simple. Karena Kyungsoo namja maka dengan mudahnya dia bisa mendapatkan gambar personel DoubleT di tempat yang tidak wajar. Foto Kai sedang buang air kecil misalnya. Serius!

.

.

.

END OF CHAPTER ONE

HAI EXO STAND AND FANFICTSION HUNTER ^^ SUNYOUNG IMNIDA