Author: Kiriya Diciannove

Title: In Our Time

Disclaimer: All the cast belong to God, themselves, their parent, their Management.

The story is mine. No copas!

Cast: Member TVXQ, JYJ from TVXQ, Super Junior, and other

Rate: T

Pairing: Yunjaemin Family

Warning: AU, Parallel Universe, typo, OOC, Don't Like, Don't Read! ;)

Mind to RnR? :3

Summary: AU, BL, OOC. Mereka berada ditempat yang tepat, tetapi di waktu yang salah.

[Last Chap] Annyeong hyungdeul dan noonadeul. Changmin imnida/

Kami tetangga baru di apartement sana/Kalau kau lupa jalan pulang artinya kau tersesat, Min/

Nama: Max Changmin Cie namjaketjeh food monster/Kakaknya?/Mungkin ayahnya?/

Yun, Changmin hilang!/Yunjaemin Family/Mind to RnR?

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

In this world we are in the same time,
I was able to meet you

Today is a day that I will never forget
The frame of my heart has been left behind

The two of us will certainly meet again sometime,
I want to see my favourite smile

[Hello Again – Tohoshinki]

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

:::::::::::::::::

In Our Time © Kiriya Diciannove

:::::::::::::::::

::::::::::

[Epilog]

Years 2013 in Alternative World

-SM High School-

Tidak banyak hal yang berubah, semuanya masih berjalan seperti biasa. Sekolah dan pekerjaan rumah yang menumpuk dari seonsaengnim. Tampak beberapa murid sedang sibuk menyalin jawaban pekerjaan rumah—harusnya begitu, karena pekerjaan rumah di kerjakan di rumah, bukan di sekolah—untuk mata pelajaran jam kedua nanti. Junsu melirik malas kearah teman-teman sekelasnya itu, memandang keluar jendela, lalu menghela napas. Kurang kerjaan.

"Kadang aku merindukan teriakan Changmin yang melengking itu," gumam Junsu sambil menyandarkan pipi chubby-nya ke meja.

Kibum yang sedang membaca buku dan Kyuhyun yang sedang memainkan psp nya langsung menatap kearah Junsu.

Merasa diperhatikan, namja bersuara lumba-lumba itu melirik kedua temannya itu, "Kenapa kalian menatapku begitu?"

"Aniyo." Kedua namja jenius itu kembali pada kesibukan mereka.

Mereka juga berpikir begitu Junsu-yah, hanya saja mereka malu mengakuinya.

Teeetttt! Tetttt!

Bel masuk berbunyi, murid-murid segera beriringan masuk ke dalam kelas dan duduk ke kursi mereka masing-masing, namun masih di dominasi suara ribut.

"Katanya akan ada guru baru!"

"Benarkah?"

"Iya, tadi aku melihatnya!"

"Aku juga."

"Dia keren sekali!"

"Dia akan masuk jam pertama di kelas kita hari ini."

"Namja atau yeoja?"

"Namja!"

"Sayang sekali, aku mengharapkan guru yeoja yang cantik dan seksi."

"Dasar cowok mata keranjang!"

"Kudengar katanya namja itu muda dan tampan."

"Kyaaaa!"

"Dasar cewek centil."

Kriek!

Terdengar bunyi pintu dibuka. Membuat suasana kelas yang tadinya ribut menjadi hening perlahan.

"Selamat pagi anak-anak."

"Selamat pagi!"

Sosok namja tampan yang baru saja memasuki kelas itu menarik napas lalu tersenyum, "Kalian tentu sudah mendengar kabar akan ada guru baru bukan?"

Para murid menyahut dengan antusias.

"Perkenalkan, bapak adalah guru baru disini, dan akan menjadi guru Fisika mulai hari ini. Nama bapak, U Know Yunho."

Ketiga namja itu tersentak kaget dan menatap ke depan kelas.

"Jangan-jangan…"

"Aigoo!" kaget Junsu.

"Mirip!" ujar Kyuhyun sambil menepuk bahu Kibum bersemangat.

Guru baru bernama Yunho itu menuliskan namanya di papan tulis. "Apa ada yang kalian tanyakan sebelum kita memulai pelajaran?"

Banyak siswa yang mengangkat tangan.

"Berapa umur seonsaengnim?"

"Apa hobby seonsaengnim?"

"Seonsaengnim apa masih single?"

"Dimana seonsaengnim tinggal?"

"Nomor telepon seonsaengnim?"

Yunho mengangkat tangannya, "Cukup-cukup, seonsaengnim tidak bisa menjawab pertanyaan kalian kalau kalian ribut seperti itu."

Murid-murid itu kemudian tenang. Namun kembali heboh ketika dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

"Seonsaengnim akan menjawab beberapa pertanyaan kalian yang standar saja." ujarnya sambil menghela napas. "Umur seonsaengnim 23 tahun, hobby melakukan penelitian, sayang sekali saya sudah menikah dan memiliki seorang putra laki-laki berumur 4 tahun yang bernama…"

Tok! Tok!

Tampak pintu itu diketuk, Yunho melirik ke pintu.

Sungmin melongok ke pintu kelas 10 itu, membuat Kyuhyun langsung sumringah karena melihat malaikat pujaannya sepagi ini. "Maaf mengganggu, apakah anda guru fisika baru yang bernama U know Yunho?"

Namja bermata musang itu mengangguk, "Iya, ada apa?"

"Anak ini bilang dia mencari appa nya yang bernama Yunho." Tampak Sungmin menggandeng seorang anak manis berumur 4 tahun.

"Appa!" seru anak kecil itu nyaring.

"Aku menemukannya di koridor sekolah," ucap namja pecinta pink itu.

"Changmin! Bagaimana kau bisa ada disini?" kaget Yunho. Bagaimana bisa anaknya itu tiba-tiba ada di sekolah baru tempatnya mengajar?

"Min tadi macuk mobil appa." Sahut anak itu polos.

Yunho speechless. "Eomma mu pasti khawatir, Changmin-ah."

"Kalau begitu saya permisi, seonsaengnim." Ucap Sungmin sopan.

"Ne. Gomawo. Sungmin-ah." Ujar Yunho yang membaca nama di seragam namja kelinci itu.

"Nde." Sungmin keluar kelas itu sambil tersenyum kepada para adik kelasnya itu. Lalu mengernyitkan alisnya sambil menatap gelang pink miliknya, "Changmin dan Yunho? Nama mereka mirip sekali." Ucapnya pelan lalu memiringkan kepalanya sambil berpikir di koridor sekolah itu.

"Itu… Changmin… di dunia kita…" ucap Junsu sambil menatap Kyuhyun dan Kibum, disambut anggukan dari keduanya.

Yunho berdehem, "Ini anakku, namanya Changmin."

"Manisnya…"

"Imutnya…"

"Lucunya…"

"Mengingatkanku pada Changmin-oppa…" gumam yeoja bernama Hyun Young.

"Kyaaaa!"

Changmin melambaikan tangannya sambil tersenyum lima jari, menampakkan eye smile miliknya, dan membuat gelang merah ditangannya ikut bergerak. "Annyeong hyungdeul dan noonadeul. Changmin imnida…"

[In Our Time]

-Bolero Apartement-

Seorang namja cantik tampak menarik napas, "Yun, Changmin tidak ada di—"

"Tenang, Boo. Changmin ada bersamaku di sekolah, tadi dia diam-diam masuk mobilku."

Namja bermata doe itu menghela napas lega. "Syukurlah… kupikir dia hilang!"

"Tenanglah. Tidak apa-apa. Sekarang dia sedang bermain dengan anak kelas 11 di lapangan. Sementara aku sudang mengajar di kelas 10."

"Ne. Arraseo."

Telepon itu pun kemudian ditutup oleh namja cantik itu. "Kupikir dia hilang, anak itu selalu membuatku cemas!" gumamnya pelan sambil memasukkan beberapa kue kering ke dalam toples ukuran sedang, lalu keluar dari tempat yang baru mereka tinggali beberapa hari lalu.

Ting! Tong!

"Iya tunggu sebentar!" terlihat namja setengah malas yang baru bangun dengan rambut acak-acakan itu membuka pintu. Meskipun keadaannya terkesan seperti pengamen, baginya dia masih tetap terlihat tampan.

"Annyeong haseyo. Kami tetangga baru di apartement sana. Aku dengan suamiku dan anakku baru saja pindah kemari. Naneun Kim Youngwoong imnida. Ini sekedar salam perkenalan." Ucap namja itu sambil menyerahkan toples berisi kue buatan tangannya.

Yoochun memasang wajah kaget dengan wajah yang familiar baginya itu kemudian tersenyum kecil, "Oh, kau tidak terlihat seperti orang yang sudah punya anak. Siapa nama anakmu, hyung?"

"Wow, ini pertama kalinya ada yang tidak mengiraku yeoja. Anakku baru berumur 4 tahun. Namanya Changmin." Sahut Youngwoong antusias.

Yoochun tersenyum lebar, "Park Yoochun imnida. 18 tahun, mahasiswa di universitas Shinki. Bangapsumnida. Semoga kita bisa jadi tetangga yang akrab."

[In Our Time]

Years 2013 In Parallel World

-Kompleks perumahan Cassieopiea-

"Eomma, cepetan cuapin Min, nanti Min telambat ke cekolah!" seru namja berumur 4 tahun itu sambil menghentakkan kakinya.

"Ne, ne, eomma sedang membuatkanmu bekal, chagi." Ujar Jaejoong sambil menata makanan dalam kotak bekal itu. "Entah kenapa, kadang eomma merindukanmu yang sudah berumur 14 tahun itu." gumam Jaejoong.

"Min macih lama balu 14 tahun eomma."

"Nde, eomma tahu." Ujar Jaejoong sambil menunduk menyuapi malaikatnya itu.

"Jaejoongie, dimana dasiku?" teriak Yunho dari kamar.

"Cari di dalam lemari paling atas, Yun!" sahut Jaejoong sambil menyuapi Changmin.

"Aku tidak menemukannya!"

"Aish!" baru saja Jaejoong bangkit dan berniat untuk segera menuju kamar, Yunho muncul.

"Pasangkan." Pintanya.

"Ya ampun Yun, kau masih saja tidak bisa memasang dasimu dengan benar?" omel Jaejoong sambil memasangkan dasi itu.

"Sele—hmph!" namja tampan itu mencium bibir istrinya tiba-tiba.

"Appa! Jangan makan eomma cekarang, min macih pengen makan dicuapi eomma!" pekik Changmin nyaring.

"Yak! Jung. Kau mesum sekali! Ada Changmin disini!" seru Jaejoong sambil menjauh dari namja bermata musang itu.

Yunho hanya tersenyum lebar, "Padahal tadi malam kau yang memulainya, lagipula aku hanya meminta morning kiss milikku."

"Yyah!" pekik Jaejoong dengan wajah yang memerah, entah karena malu atau kesal.

"Eomma…" rengek Changmin kembali, menunggu makanan buatan sang eomma masuk ke dalam perutnya.

"Iya chagi, tunggu sebentar!"

Hari ini adalah hari pertama Changmin sekolah TK di Ballon Kindergarten. Ini sudah seminggu sejak mereka kembali ke tempat mereka, tempat yang tepat, waktu yang tepat. Distorsi ruang dan waktu mengembalikan fisik namja food monster itu ke fisik yang seharusnya di dunia parallel. Namja imut yang lahir 18 februari 2009 itu berumur 4 tahun, bukan 14 tahun. Dan tentunya setelah sampai, suami istri itu diomeli oleh mertua mereka lagi karena tidak bisa menjaga Changmin, bahkan membahas betapa cerobohnya mereka sampai-sampai anak itu hilang ke dimensi lain.

"Ingat, tunggu eomma nanti, ne." ujar Jaejoong sambil merapikan kerah seragam sailor itu.

Changmin mengangguk, "Eomma jangan telambat jemput Min."

"Arraseo," ucap Jaejoong sambil mencium pipi kanan dan kiri Changmin. "Titip Changmin, Ara ssi."

"Nde," ucap yeoja manis yang baru magang sebagai guru tk itu sambil memegang bahu Changmin.

.

Beberapa menit lalu anak-anak Ballon kindergarten mulai pulang dan di jemput orang tua mereka.

Changmin menendang batu yang ada di di hadapannya. Musim dingin membuatnya bergidik kedinginan, "Eomma lama cekali. Min pulang cendiri caja."

Namja imut itu berjalan di Big East street sendirian. "Lumah Min dimana ya?" baru separuh jalan dia berhenti. "Aah, Min lupa. Halusnya tadi Min Tanya dulu sama eomma."

Namja berumur 4 tahun itu memutuskan duduk di kursi taman kota Red Ocean. Mata bulatnya melirik tuan beruang yang sedang membagikan balon kepada para anak kecil di taman itu. Tampak beruang itu kewalahan, namun setelah beberapa saat, anak-anak itu mulai pergi berlarian dengan membawa balon itu.

Tampak orang berkostum beruang itu duduk ke kursi yang tidak jauh dari Changmin berada sambil memegang satu balon yang tersisa. Changmin segera bangkit dan menghampiri beruang itu. Orang berkostum beruang itu menoleh kearah Changmin yang menatapnya intens, lalu memberikan balon terakhir itu kepada Changmin.

"Untukmu."

Changmin masih menatap tuan beruang itu, mata bulatnya berkedip. "Telima kasih, Yoochun hyung." Ucapnya sambil menerima balon itu.

Orang berkostum beruang itu memiringkan kepalanya heran, lalu membuka kepala beruangnya.

"Kau tahu namaku, bocah kecil?"

"Hnng? Siapa nama mistel beal?"

"Tadi kau menyebut namaku," ucap Yoochun.

"Itu nama hyung?"

"Ne, itu namaku, kamu tahu dari mana?"

"Min tidak tahu, mistel beal,"

"Lalu kenapa kau bisa menyebut namaku dengan benar?" Tanya Yoochun frustasi. Namja berumur 4 tahun itu hanya memandangnya polos. Membuat Yoochun tidak bisa marah. Dia hanya anak manis berumur 4 tahun Yoochun-ah

"Mana orang tuamu, bocah kecil?"

"Uh, Min bukan bocah. Min punya nama. Eomma Min tidak datang-datang, jadi Min pulang cendili. Tapi Min lupa jalan pulang."

"Omo! Jangan bilang kamu tersesat?"

"Memangnya Min telsesat hyung?"

"Kalau kau lupa jalan pulang artinya kau tersesat, Min."

"Oh, belalti Min memang telcecat hyung."

Yoochun sweatdrop. Entah mimpi apa dia malam tadi sampai-sampai bertemu anak polos yang hilang seperti ini.

"Min, apa kau ingat alamat rumahmu?" Tanya Yoochun.

"Lumah Min yang ada pohon besal didepannya!" ucap Changmin bersemangat.

"Bukan yang seperti itu, Min…" sahut Yoochun lagi-lagi sweatdrop,

'Aduh, gimana nih, masa kutinggalin nih anak disini,' batin Yoochun nelangsa. 'Kabur aja kali ya?'

'Jangan jadi lelaki pengecut Yoochun-ah. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada anak kecil semanis itu? bagaimana kalau suatu saat nanti kau memiliki anak lalu kehilangannya? Orang tua anak itupun pasti sedang panik!'

'Untuk apa peduli, kau tidak ada hubungan apa-apa dengan anak ini, Yoochun-ah. Menyusahkan diri sendiri saja.'

Yoochun mengalami perang batin.

Changmin menatap Yoochun yang memasang wajah stress, dia kemudian membuka tasnya dan menyerahkan bukunya kepada Yoochun. Namja berkostum beruang itu memasang wajah bingung, namun melihat kearah buku merah itu. Nampak di sampul buku itu tertulis nama dan alamat rumah Changmin yang ditulis oleh Jaejoong. Yoochun sweatdrop membacanya.

Nama : Max Changmin Cie namjaketjeh food monster

TTL: 18 february 2009

Hobby: Makan

Alamat: Komplek Perumahan Cassiopiea, blok II nomor 5

"Seharusnya ada dicantumkan nomor telepon juga disini." Gerutu Yoochun pelan. "Aku tahu alamat ini, tidak jauh dari sini. Apa Changmin mau hyung antar pulang?"

"Ne, ayo antal Min pulang, Yoochun hyung."

"Ah, kau menyebut namaku lagi…"

"Capa mistel beal?"

"Yoochun, namaku Park Yoochun, tadi kau menyebutnya!"

"Oh, nama hyung bagus kok."

"Aigoo, bukan itu yang kumaksud." Yoochun ber-face falm, "Sudahlah, ayo hyung antar pulang."

Namja tampan berkostum beruang itu menggandeng anak kecil berseragam sailor khas TK itu keluar area taman kota Red Ocean. Merasa haus, namja cassanova berumur 18 tahun itu berniat membeli minuman di minimarket.

"Nah, Changmin tunggu disini ne, hyung ingin membeli minuman dulu. Otte?"

Namja kecil yang memegang balon itu menangguk. Di menunggu sambil melihat kearah orang-orang yang berlalu lalang dijalanan itu. Tiba-tiba angin kencang bertiup, membuat balon yang dipegangnya terlepas.

"Aa! Balon, Min!" serunya sambil berlari mengejar balon itu.

Bruk!

Changmin menabrak beberapa anak high school karena terlalu sibuk mengarahkan mata bulatnya untuk menatap balonnya yang terbang dan tersangkut dipohon. Dia terjatuh.

"Aigoo, kau tidak apa-apa?" namja ber-name tag Kibum yang ditabrak Changmin itu membantu Changmin kembali berdiri. "Seharusnya kamu tidak berlari dijalan seperti ini." Nasehat namja berkaca mata itu.

Changmin menggeleng seolah mengatakan dia tidak apa-apa sambil menunjuk balon putihnya yang tersangkut di ranting pohon itu, "Balon, Min…"

"Junsu hyung, ayo ambilkan balonnya yang tersangkut itu." ujar Kyuhyun sambil menatap balon yang ditunjuk Changmin.

Junsu menatap Kyuhyun tidak percaya, "Mwo? Kenapa harus aku?"

"Karena kau yang paling tua, hyung!" sahut Kyuhyun dengan wajah serius.

"Yah! Mana bisa begitu!" protes Junsu tidak terima terhadap pendiskriminasian itu.

Tapi pada akhirnya dia juga yang mengambilkan. Setelah perang mulut dan kalah suit.

"Gomawo Junsu-hyung."

"Oh, kau tahu namaku?"

"Tentu saja dia tahu namamu, ada namamu diseragammu bukan." Celutuk Kyuhyun.

"Oh iya." Sahut Junsu polos.

"Gomawo Kibum hyung dan Kyuhyun."

"Kenapa kau tidak memanggilku hyung juga adik kecil?" ujar Kyuhyun sambil mengerutkan alisnya.

"Karena Min gak mau."

Junsu dan Kibum menahan tawa mereka, sementara maniak game itu menatap mereka kesal.

"Kau disini, Min!" seru seseorang berkostum beruang menghampirinya tergopoh-gopoh.

"Hyung!" seru Changmin sambil memeluk kaki tuan beruang itu.

"Kau ini benar-benar mudah hilang, ya. Eomma-mu pasti sangat khawatir sekarang."

"Nuguya?" tunjuk Kibum.

"Kakaknya?"

"Mungkin ayahnya?"

"Huh?" Yoochun yang baru menyadari kehadiran tiga makhluk berseragam sekolah high school. "Aku mau mengantarkan anak ini ke rumahnya, dia tersesat." Ucap namja yang masih memakai kostum itu jujur.

"Benarkah?" Kibum memicingkan matanya, "Bagaimana kami bisa memastikan kalau kau bukan seorang penculik?"

"Mwo?" Yoochun melepas kepala beruangnya, "Apa aku tampak seperti penculik?!"
"Wajah itu gak bisa jadi patokan," sahut Junsu, tapi dalam hati berkata, 'Wah! Tampan!'

"Kalau begitu kalian saja yang antarkan dia!" ucap Yoochun kemudian.

"Bagaimana kalau ternyata dia adalah kakak yang ingin membuang adiknya karena tidak sanggup membiayai hidup mereka?" bisik Kyuhyun kepada Kibum dan Junsu.

"Hm, bisa jadi, bisa jadi." Kibum dan Junsu mengangguk-angguk. Mereka bertiga kemudian berdiskusi.

"Ehem," Kyuhyun berdehem, "Kami sudah memutuskan akan mengikutimu mengantarkannya." Ujarnya lagi.

"Oh, jadi kalian tidak mempercayaiku?!"

"Tidak." Ujar ketiga anak SM high school itu kompak.

"Sesuka kalian saja," dengus Yoochun kesal karena dituduh macam-macam.

"Hyung, Min lapar, ayo ke cana." Changmin menunjuk sebuah stand hamburger yang ada di ujung jalan.

[In Our Time]

Drttt… drrrrtttt…

Handphone milik Yunho berdering disaat dia sedang sibuk memeriksa tugas para mahasiswanya.

"Yoboseyo?"

"Yun, Changmin hilang! Dia tidak ada di TK, ottoke?" Tanya Jaejoong panik dan terengah-engah, dia sudah menuju tk itu tergesa-gesa dan tidak mendapati Changmin menunggunya disana. Tk itu sudah lengang dan sepi. Dan lagi dia sudah bertanya kepada orang-orang yang lewat sambil memperlihatkan foto-foto selcanya yang narsis bersama Changmin, namun hasilnya nihil.

"Mwo?"

"Bagaimana kalau dia diculik?! Aku tidak mau kehilangan dia lagi, Yun." Jaejoong hampir menangis.

"Tenang dulu Joongie. Apa kau sudah mencarinya lewat GPS yang kubuatkan untukmu kemarin? Aku sudah menempel alat pelacak di gelang biru Changmin."

"Ah, aku lupa." Ucap Jaejoong polos. Dia kemudian menghidupkan GPS itu, tampak ada titik merah yang berkedip disana. "A—ada, Yun!" seru Jaejoong.

"Nah, itu Changmin. Apa kau sudah tahu dimana dia sekarang?" Tanya Yunho mulai tenang dari seberang telepon itu.

Jaejoong mengerutkan alisnya, "Ne, tapi ini aneh, dia tampaknya berjalan pulang menuju rumah…"

"Dari pada kau bingung, bagaimana kalau kau segera menuju titik merah itu. Aku juga akan segera pulang sebentar lagi." Sahut namja bemata musang itu.

"Arraseo!"

[In Our Time]

Dor!

Balon yang dipegang namja imut itu meletus.

"Huweee… balon Min!"

"Wuah! Jangan nangis Min!" seru Junsu segera berjongkok mendekati namja kecil itu.

"Tapi balon Min… hiks…"

"Jangan nangis, uhm… nanti hyung belikan yang baru, ne?" Kibum ikut menghampiri Changmin, mencoba menenangkan namja kecil itu.

"Jinjja?"

Tiba-tiba seorang anak kecil seumuran Changmin menghampiri mereka, "Buat kamu." Ujarnya sambil menyerahkan sebuah balon pink kepada Changmin.

"Untukku?" Changmin mengerjapkan mata bulatnya.

Yeoja kecil dengan rambut kepang itu mengangguk, "Ne!"

"Gomawo…"

Yeoja manis seumuran Changmin itu mengangguk lalu berlari menghampiri eomma nya, dia melambaikan tangannya kearah mereka sambil tersenyum lima jari.

"Wow, yeoja kecil yang manis, benarkan?" ucap Kyuhyun.

Sontak mereka mengangguk setuju.

Gom se mari ga

Han chib-e isseo

Appa gom

Eomma gom

Aegi gom

Appa gomeun ttung ttung hae

Eomma gomeun neul ssin-hae

Aegi gomeun neomu gwiyeowo

Eussuk eussuk jar-han da!

Di jalanan yang sepi itu mereka bernyanyi-nyanyi lagu tiga beruang dengan riang. Tampak tangan kanan Changmin menggandeng tangan namja dengan kostum beruang itu, sedangkan tangan kirinya menggandeng tangan Junsu. Sementara Kibum dan Kyuhyun mengikuti mereka di belakang. Perjalanan mengantarkan Changmin itu terlihat menyenangkan.

"Benar ini rumahmu, Min?" Tanya Yoochun. Dilihat dari alamat di buku tadi sih sepertinya benar ini rumah yang mereka tuju.

"Ne, ini lumah Min, lihat, ada pohon besal di depannya kan!" tunjuk Changmin antusias.

Yoochun tersenyum sambil sweatdrop, "Aaah… ya, kau benar Min."

Gak Cuma rumah kamu yang ada pohon besar di depannya, Min…

"Wuah, rumahnya besar." Komentar Junsu.

"Sepertinya orang rumah ini belum pulang!" ucap Kyuhyun, dia sudah menekan bel pintu itu berkali-kali, namun tidak terlihat akan ada orang yang membukakan pintu rumah itu.

"Changmin!" seru Jaejoong segera keluar dari mobil dengan tergesa-gesa.

"Eomma!" sambut Changmin sambil tersenyum lebar dan berlari memeluk Jaejoong.

"Eomma sangat khawatir padamu! Kenapa kau tidak menunggu eomma, eoh?"

"Eomma lama cekali. Min bica mati beldili nungguin eomma."

"Maafkan eomma, ne. Tapi lain kali bersabarlah sedikit lagi. Jangan pergi begitu saja." Jaejoong segera mengalihkan pandangannya kepada empat orang yang ada dihadapannya, tiga orang anak high school dan seseorang dengan kostum beruang yang rasanya familiar baginya.

"Kalian?!" ucapnya dengan wajah terkejut. Iya, dia benar-benar mengenal para namja ini!

"Eh, jangan salah paham, kami hanya mengantarkan anak ini, tadi dia tersesat!" ucap Yoochun sambil melepas kepala beruangnya. Ketiga namja disampingnya mengangguk-angguk. Mereka takut dituduh macam-macam oleh Jaejoong lalu dilaporkan ke polisi.

Jaejoong tersenyum, "Changmin pasti merepotkan kalian ya, dia memang selalu membuat orang cemas. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau mampir ke rumah kami."

Keempat namja itu berpandangan.

"Ayo macuk hyung!" seru Changmin sambil menarik-narik tangan Yoochun dan Kibum.

"Sepertinya sebentar saja tidak apa-apa." Ucap mereka.

"Bagus! Ayo masuk!" ucap Jaejoong sambil membukakan pintu rumah mereka dengan riang.

Tidak lama kemudian sebuah mobil kembali memasuki pekarangan rumah itu.

"Ah, itu mobil Jaejoong. Berarti mereka sudah pulang," gumam Yunho menghela napas lega. Perlahan dia membuka pintu itu dengan bersemangat, "Appa pulang!"

Akhirnya mereka bertemu orang-orang yang tepat di waktu dan tempat yang tepat.

Tidakkah kau berpikir kalau kita memang sudah ditakdirkan untuk bertemu?

.

END

.

A/N: Lunas! Lunas! \(^O^)/ #nariballon+areyougoodgirl #plak. Ehem. Apa kalian puas dengan endingnya?

Sejak awal membuat fic ini, aku sudah memastikan kalau judul akhirnya harus Hello again—Tohoshinki, karena itu lagu yang cocok untuk last chap ini dan yang menginspirasi ff ini. Walaupun sepertinya lagu itu lebih kepada sesuatu yang romantik, bukannya friendship ._.

Vic89: sedih? O,O apakah chap ini juga sedih? ;D sequel? Gak ada kepikiran, ahaha. Gomawo.

Dipa Woon: iya, mereka kembali, iya dong, Minnie yang imut. Setelah membaca chap ini, menurutmu apa mereka masih ingat? ^ ^; Gomawo.

Tukangbaca: jadi cadel karena masih kecil dan tukang nyasar. ;D #plak. Ini chap terakhirnya, gomawo.

Himawari Ezuki: sejak kapan Chwang jadi omnivora. Wks. Wow, iya, aku tidak akan lupa melanjutkannya, kau mengingatkan dengan cara yg mengesankan. #nyengir. ^ ^; gomawo.

Onlylovehenrylau: gak apa, makasih udah ngereview ;) iya, dia kembali seperti semula, imut dan lucu. #pelukchwang. Gomawo.

Lizuka. myori: makasih udah dibilang keren dan udah mau ngereview ;) ini last chap-nya. Fighting. Gomawo.

Ifa. p. arunda : keren? Makasih :^D ini kelanjutannya, gomawo.

DIAHDEGA: Nado annyeong~ kagak ngemodem, ini ngewarnet, wks. Iya, tuntutan peran, jadi dengan nistanya saya ngemisahin mereka. :^D #dor. Ini last chap-nya. Semangaat. Gomawo.

KimYcha Kyuu: cadel, karena umurnya masih 4 tahun ;D. gomawo.

Zyelna VIPELF: ini kelanjutannya sekaligus chap akhirnya, ^ ^; hehe. Gomawo.

Han eun ji: makasih udah dibilang manis cute :^D yunjaemin family emang jjang~ gomawo.

Rie Yunjaeyoosumin: kau mereview fic ku chagiya... ^ ^; #plak. Makasih udah dibilang keren, lanjutkan juga ff kamu di fb, aku menunggu. Wks. Gomawo.

Gomawo juga buat yang udah follow, favorit, baca dan review. Sider juga kalaunya ada. Silakan kritik dan sarannya.

Annyeong. See you next time. ^^

-Kiriya-

09/28/2013

Mind to Review?