THE DADDY

.

.

.

CAST :
PARK JUNGSOO

LEE DONGHAE

AND

OTHER CAST

.

.

.

Semua tokoh milik kepunyaan diri mereka masing-masing

Saya cuman minjem doang

Tapi ini cerita punya saya hasil dari pikiran yang seberapa ini..

.

.

.

Saya balik lagi dengan cerita yang gak kalah menariknya *emg ada yang menarik.

No bash !

Jangan baca kalau gak suka
Walau ceritanya jelek minta sarannya ya reader tapi yang membangun

.

Mungkin cerita pasaran dan banyak typo(s) yang berseliweran hahah

.

.

And happy reading ^^

.

.

.

Entah sejak kapan, keceriaan ditempat ini menjadi sedikit berkurang. Bahkan bisa dilihat kehangatan yang semestinya tercipta hilang begitu saja.

Seperti pagi ini, tak ada yang menyapa satu sama lain dan membuat acara sarapan mereka seperti tak ada. Donghae yang mulai mengerti keadaan tak pernah lagi merengek meminta perhatian sang Daddy. Biasanya jika waktu pagi dan sarapan tiba bocah kecil itu sudah siap mengganggu kenyamanan Leeteuk.

Namun sekarang, dia mencoba untuk mengerti. Donghae yang bisa dikatakan anak yang periang menjadi sedikit murung. Karena siapa lagi kalau bukan sang Daddy.

"Teuki-ya", panggil Heechul untuk yang pertama kalinya semenjak malam itu.

"ne", jawab Leeteuk sekenanya. Diapun menjadi canggung semenjak malam itu.

"kami sudah memutuskan. Donghae akan kembali", ucap Heechul dan pergi. Heechulpun menangis tak tahan dengan ini semua apalagi saat melihat bocah polos yang tengah memandangnya dengan tatapan murung. Bukan seperti hari-hari yang lalu.

"kau puas? Ini bukan yang kau mau. Kurasa memang Donghae lebih pantas tinggal dengan orang yang lebih menyayanginya", ujar Jaejoong kecewa. Dia menggendong Donghae pergi dari ruang makan.

"ne, ini yang kuinginkan", ucap Leeteuk lirih sambil menahan air mata nya yang akan tumpah.

.

.

.

Flashback on

Tok tok tok..

Suara ketukan disiang hari pada hari minggu membuat Heechul enggan untuk membukanya. Kalau saja dia tidak kasihan oleh pintu rumah nya yang terus diketuk tanpa ampun. Dengan hati yang sangat berat, Heechul membuka pintu.

"annyeonghaseyeo", ucap sang tamu.

"annyeong", ucap Heechul pada sang tamu. Meskipun bingung dengan siapa orang yang bertamu kerumahnya saat ini, Heechul tetap mempersilahkan tamunya masuk.

"duduklah, kau ingin minum apa?", tanya Heechul sopan.

"sebelumnya, maaf kalau kedatangan kami ini mengganggu", ucap sang tamu.

"kami orang tua angkat dari Lee Sungmin dan kupikir perawat di panti sudah memberi tahu kalian. Kami ingin sekali bertemu dengan Donghae", ucap sang tamu sopan.

"sebenarnya apa yang kalian inginkan", tanya Heechul mulai was-was.

"kami hanya"

"izinkan kami merawat Donghae. Sungminie sangat kesepian dan terus memanggil sang dongsaeng. Kau tahu bukan rasanya jika anak yang kau sayangi seperti itu", jelas sang tamu pria panjang lebar.

"jadi maksud kalian?", tanya Heechul yang mulai menyadari arah pembicaraan mereka sedikit terkejut.

"ne, kumohon", pinta tamu sang perempuan dengan tulus.

"apa maksud kalian? ", suara lain menginstrupsi pembicaraan Heechul dan kedua tamunya.

"Joongie, dengar mereka hanya ingin merawat Donghae", ucap Heechul menenangkan Jaejoong.

"dan kau akan menyetujuinya?", kaget Jaejoong. Dia tidak mengerti kenapa hyunnya ingin memberikan Donghae pada orang lain.

"bukan itu maksudku. Kau tahu bukan masalahnya", ujar Heechul.

Jaejoong pun hanya terdiam tanpa bisa mengeluarkan kata-katanya. Sampai kedua tamu itu pergi untuk menyiapkan semuanya.

"kita harus menerima semuanya, kau tahu yang terbaik? Mungkin Donghae akan lebih bahagia dengan mereka. Bukankah dia sangat membutuhkan sang hyung? Kau ingatkan?", ucap Heechul diiringi dengan tawa mirisnya.

"ne hyung, aku ingat itu", ucap Jaejoong yang mengingat awal pertemuan mereka dengan Donghae.

Semoga ini yang terbaik! Harapan Heechul maupun Jaejoong kelak.

Flashback of

.

.

.

Entah apa sebenarnya perasaan Leeteuk sekarang. Setelah mendengar dari kedua hyungnya tentang kepindahan Donghae. Perasaan marah, kesal bahkan sedih tak mampu lagi Leeteuk bendung. Apa ini yang mungkin terbaik untukku? Batin Leeteuk sedih.

"ne, ini memang yang terbaik", gumam Leeteuk lirih.

.

.

.

"Juci kenapa baju Hae dilapihkan?", tanya Donghae yang tengah memperhatikan Jaejoong mengemasi baju-bajunya.

"euum, Hae sini mendekat", ujar Jaejoong pada Donghae.

Setelah Donghae mendekat kearahnya, diusapnya sayang kepala bocah berumur 3 tahun lebih itu. Air mata yang sudah tidak ingin dikeluarkan kini kembali mengalir. Entah apa yang akan terjadi saat mereka benar-benar berpisah nanti.

"Juci, kenapa menangic?", tanya Donghae bingung. Walaupun dia bersedih tentang Leeteuk yang menjauhinya tapi Donghae masih sangat menyayangi kedua ahjussi nya tersebut.

"anni, gwenchana Hae", ucap Jaejoong lirih.

"tapi baju Hae?", tanya Donghae lagi. Tak ada jawaban . Jaejoong tetap bungkam dengan pertanyaan Donghae.

"apa Hae akan diusil? Cepelti kata Daddy?", tanya Donghae yang tengah matanya tengah siap menumpahkan airnya.

Bukannya Donghae tak tahu dengan apa yang kini terjadi. Walaupun dia masih kecil tapi dia mendengar dengan jelas kalau Daddy nya tak ingin lagi berada dekat dengan dia. Jadi apa kah sekarang waktunya untuk dia diusir?

"anni, bukan seperti chagi", ucap Jaejoong sambil megusap sayang rambut halus Donghae.

"tapi itu hiks hiks", tunjuk Donghae pada tas yang telah terisi bajunya.

"sssttt jangan menangis ne, Donghae ingin bertemu dengan Minnie hyung? Hyung nya Hae bukan?", ujar Jaejoong menjelaskan.

"ne", kata Donghae.

"Hae tahu? Minnie hyung akan datang kesini dan dia ingin bermain bersamamu. Jadi Hae harus bersiap-siap eoh?", jelas Jaejoong tanpa ingin menyakiti perasaan Donghae.

Jaejoong tahu dia salah. Tak memberi tahu sebenarnya apa yang tengah terjadi. Tidak seharusnya dia berbohong tentang rencana yang akan menjauhkan mereka. Mungkin bisa untuk selamanya.

"Daddy ikut ne", harap Donghae pada Jaejoong.

"anni, Daddy mu sibuk chagi", ucap Jaejoong dan menyuruh Donghae duduk dipangkuannya.

"Hae janji ne, kalau seandainya sudah dengan Minnie hyung, Hae tidak akan melupakan jussi ne. Hae harus selalu mengingat jussi ini ne", ucap Jaejoong tanpa bisa membendung tangisannya.

"ne, Hae juga akan culuh Minnie hyung untuk tinggal dicini belcama kita ne juci", kata Donghae polos.

Mungkin Donghae berharap kalau dia akan tetap tinggal disini bersama dengan Dadddy dan kedua ahjussi nya. Semoga harapan mu terkabul ne.

.

.

.

Sudah semenjak dari awal Heechul mendengar obrolan Donghae dengan Jaejoong. Dan itu membuatnya tak bisa menahan tangisannya kali ini.

Apa kah harus seperti ini? Bukankah seharusnya mereka bahagia dengan semua ini? Tapi kenapa bisa terjadi hal yang tak diinginkan.

Kalau boleh memilih, Heechul tak ingin membiarkan Donghae direbut dari mereka. Tapi bukankah ada keluarga yang lain yang lebih menyayangi Donghae kelak.

"Jussi berharap kau selalu bahagia ne Hae. Jangan lupakan Jussi juge ne", ucap Heechul dengan derai air mata dipipi.

.

.

.

Hari minggu yang biasanya akan diisi jalan-jalan oleh Donghae dan Daddy serta kedua Ahjussi nya kini tetap berjalan. Walaupun hanya dia dan kedua ahjussinya. Bukannya Donghae tak sedih karena Daddy nya tak ikut. Tapi dia juga harus bersyukur bukan kalau masih ada yang menyayanginya.

"ja, kita berangkat!", seru Heechul semangat.

"ne~", jawab Donghae dan Jaejoong. Lalu mereka bertiga pergi tanpa Leeteuk.

.

.

.

"sekarang kita akan naik apa dulu eoh?", tanya Heechul pada Donghae saat sampai di taman bermain.

"Hae mau yang belputal!", ujar Donghae semangat sambil menunjuk salah satu wahana.

"baiklah, kajja!", mereka bertiga pun segera menaiki mainan yang telah dipilih Donghae tersebut.

Setelah seharian bermain bersama tanpa menghiraukan masalah yang sedang menerpa semuanya. Mereka, Donghae, Heechul maaupun Jaejoong bermain dengan sangat gembira. Apalagi melihat tawa Donghae yang sudah sangat lama tak mereka lihat lagi.

Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil memakan makanan yang telah disiapkan oleh Jaejoong.

Dan tanpa ketiganya sadari, sedaritadi ada satu sosok yang mengikuti mereka dengan wajah senangnya saat melihat tawa Donghae. Siapa lagi kalau bukan Leeteuk. Ya, sebenarnya Leeteuk telah mengikuti mereka sejak pertama kali mereka berangkat. Tentunya tanpa disadari ketiganya.

"kau lucu Hae", ucap Leeteuk saat melihat Donghae yang tengah tertawa dengan kedua hyungnya.

"hahaha", tawa Donghae ketika Heechul dan Jaejoong berulah. Hari ini memang Donghae sang bocah kembali ke sifatnya. Tak banyak diam. Tapi itu membuat Heechul dan Jaejoong senang.

Saat tertawa dan tanpa sengaja Donghae melihat siluet Leeteuk yang tak jauh dari tempatnya dan kedua ahjussi nya. Donghae yang penasaranpun segera menghampiri orang yang nyatanya memang Leeteuk itu.

"Daddy!", panggil Donghae sambil berlari. Heechul dan Jaejoong yang kaget melihat Donghae berlari dan meneriaki nama Daddy nya segera mengejar Donghae yang sudah jauh dari mereka.

"kejar Donghae, Joongie", ujar Heechul yang panik.

Duk

"hiks huweeee", tangis Donghae pecah saat salah satu pengunjung menabrak tubuh kecilnya yang sedang mengejar Leeteuk.

"Hae, cup cup ssst uljima ne", ucap Jaejoong menenangkan Donghae.

"ya! Kau seharusnya berhati-hati", marah Heechul pada orang yang telah menabrak Donghae.

Setelah beberapa saat menghentikan tangisan Donghae yang tak bisa dibilang singkat tersebut itu. Akhirnya bocah kecil itu diam dan dengan santainya menghabisakn 1 cup besar es kim pemberian orang yang menabraknya.

"Hae, tadi kenapa berlari eoh?", tanya Jaejoong saat Donghae sudah mulai diam.

"Hae liat Daddy, Juci", kata Donghae dengan mata berbinarnya saat menyebutkan kata Daddy.

"jinjja?", tanya Jaejoong memastikan.

"ne~", jawab Donghae lucu.

"aish anak itu", ujar Jaejoong frustasi.

Akhirnya setelah lelah bermain seharian mereka bertiga memutuskan untuk pulang karena langit mulai gelap.

.

.

.

Sudah sejak lama semenjak Donghae melihatnya di taman bermain tersebut, Leeteuk memtusukan untuk menenangkan fikirannya. Dimana lagi kalau bukan tempat favoritnya, sebuah bar. Bukankah memang seperti itu? Saat ada masalah, Leeteuk selalu berlari ketempat tercintanya ini.

Entah karena masalahnya yang membuatnya kembali lagi ketempat yang dia tidak ingin datangi lagi. Tentunya karena dia mempunyai tanggung jawab. Siapa lagi kalau bukan Donghae. Tapi karena masalah itu jugalah yang membuatn dia kembali ketempat ini.

Haruskah iya menyalahkan bocah kecil itu lagi?

Enthalah dia juga tak tahu?

Yang jelas sekarang ini dia hanya ingin menenangkan fikirannya saja.

Teringat kata-kata sang hyung bahwa Donghae yang akan pergi sesuai kemauannya. Bukankah kedua hyungnya itu menyayangi bocah itu. Lantas kenapa kedua hyungnya itu menyetujui perkataannya?

Seharusnya kedua hyungnya itu tak lantas menyetujui usulnya bukan?

"ada apa denganku sebenarnya?", tanya Leeteuk pada dirinya sendiri.

Dia tahu apa yang dirasakannya saat ini. Saat dia benar-benar menginginkan Donghae pergi dari hidupnya. Ya bukankah dia sangat kecewa karena dia telah di bohongi.

Lantas apa yang bisa dia lakukan sekarang?

Entahlah mungkin Leeteuk belum menyadari kalau dia memang tak ingin berpisah dengan Donghae.

Atau mungkin dia tak ingin mengakui itu?

.

.

.

"Teuki, hyung ingin bicara denganmu?", ucap Jaejoong saat bersama dengan Leeteuk tanpaa ada yang lain hanya mereka berdua dirumah itu. Donghae dan Heechul? Jangan tanya, Heechul membawa Donghae bermain sebelum waktunya tiba.

"ada apa hyung?", tanya Leeteuk.

"apakah ini yang kau inginkan? Tak bisa kah kau menolak atau bahkan menentang kemauan Chulie hyung?", ujar Jaejoong pada Leeteuk.

"aku tak ingin membicarakan ini hyung. Bukankah sudah sewajarnya dia kembali pada keluarganya?", ucap Leeteuk.

"tapi kita keluarganya", jelas Jaejoong.

"jangan bercanda hyung, kau tahu jelas siapa dia dan darimana kalian mendapatkannya. Kalian memperalatnya hyung tahu. Dengan menjadikan dia sebagai anakku", ucap Leeteuk frustasi.

Dia juga tak tahu harus bagaimana lagi. Kecewa dan hanya kecewa yang bisa Leeteuk rasakan saat kedua hyungnya membohonginya. Dan anak yang mulai dia sayangi ternyata bukan anaknya.

"tapi kau menyakiti hatinya", ucap Jaejoong.

"kalian egois! Kalian tak memikirkan perasaanku saat tahu semua nya. Kalian berfikir aku apa eoh?", ujar Leeteuk yang sudah mulai emosi.

"memang lebih baik dia kembali kekeluarganya hyung", ucap Leeteuk akhirnya dan pergi menuju kamarnya.

"kau akan menyesal Teuki", gumam Jaejoong yang masih bisa didengar oleh Leeteuk.

Dan Leeteuk pun seolah tak peduli dengan apa yang sudah terjadi.

.

.

.

Hari itu pun tiba, hari dimana Donghae akan dibawa kembali ketempat yang lebih baik lagi. Begitulah pemikiran Heechul. Walaupun sebisa mungkin untuk menolak hari ini, tapi apalah mau dikata? Dia sudah berjanji oleh keluarga Sungmin agar mereka dapat merawat Donghae.

Mau membatalkannya pun dia bisa apa? Dia sudah berjanji aniya? Mana mungkin dia melanggar janjinya.

Bukankah ini juga yang diinginkan Leeteuk? Walaupun dia sedikit tidak menyukai perilaku Leeteuk, tapi dia menyayangi Leeteuk.

Heechul melihat Donghae yang sudah rapih dikursi meja makan dengan pandangan sendu. Tinggal beberapa jam lagi mereka tidak bisa melihat tawa polos Donghae lagi. Tidak melihat tangis memekakkan Donghae lagi, walaupun mengganggu tapi , mereka sangat menyukaiya.

"Hae wangi eoh", Heechul menghampiri Donghae sambil memeluk tubuh montok itu.

"ne jucci, hae kan akan beljalan-jalan dengan Min hyung", ucap Donghae polos.

Tes !

Tanpa terasa air mata Heechul jatuh, dia tidak bisa berkata apa-apa atas ucapan Donghae. Dia hanya lebih merekatkan pelukannya terhadap Donghae. Dia tidak ingin Donghae melihatnya menangis.

"makanan siaaaaaaap!", Jaejoong datang membawa sarapan mereka. Sedari tadi pun dia melihat interaksi antara Donghae dan Heechul. Dia juga sudah menangis dalam diam saat melihat itu semua. Tapi demi kebaikan semuanya, dia mencoba menerimanya.

"jja, sekarang Hae babby makan yang banyak eoh"

"NE jucci !", jawab Donghae bersemangat.

Tanpa disadari, Heechul dan Jaejoong pun menjatuhkan air matanya lagi. Namum buru-buru mereka menghapusnya saat mata mereka bertemu pandang.

kita kuat batin Heechul yang diangguki oleh Jaejoong.

.

.

.

Namun ada sosok satu lagi yang melihat interaksi antara ketiga orang di meja makan. Siapa lagi kalau bukan Leeteuk.

Sedari tadi dia memperhatikan ketiganya. Bukan, bukan ketiganya namun hanya satu pandangannya, yaitu bocah kecil yang sedang makan dengan lahapnya. Dia juga tidak bisa membendung rasa sedihnya.

Tidak akan ada lagi yang mengganggunya. Tidak akan ada lagi yang meneriakinya. Tidak ada lagi yang menangis bila diacuhkan olehnya.

Dan tidak akan ada lagi Donghae nya. Sosok bocah yang telah memang dia sayangi.

Tidak mau merenungi kebodohannya lebih lama lagi dia memilih keluar untuk menenangkan fikirannya tanpa tahu kalau sepasang mata kecil memperhatikannya.

.

.

.

Donghae terus memandangi Leeteuk yang berlalu begitu saja tanpa mau didekatnya lagi. Bocah itu mengerti kalau Daddy nya marah padanya lebih dari yang kemarin-kemarin.

Heechul dan Jaejoong yang memperhatikan arah pandang Donghae mengerti, betapa dia sangat merindukan sosok Daddynya.

Kalau saja kau buang egomu sedikit saja Teukiya batin Jaejoong sambil menahan isakan yang tidak bisa lagi dia bendung

"Jucci waeyo? Kenapa menangic", tanya Donghae bingung.

"gwenchana, gwenchana", jawab Jaejoong sambil memeluk Donghae dengan erat.

.

.

.

Tok..Tok..Tok

Ceklek~

"Hae sudah siap nde"

.

.

.

TEBECEH

Annyeong semuanya!

Huwaaaa saya datang lagi hihihi adakah yang merindukan cerita pasaran ini? Adakah adakah? *gakada* *pundung*

Yaah baiklah saya datang dengan cerita yang makin gajeeh. Dengan telaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttt nya yang luar biasa.

Puaskah?

Semoga aja puas heheheh

Oke akhir kata , gomawo yang udah REVIEW dan ngapain ni cerita. Jeongmal khamsahamnida!

Dan selanjutnya REVIEW ditunggu yah -_^

i