Satu kata yang ingin kudengar, selamat pulang kembali.

Satu hal yang kurindukan, namaku yang disebut oleh orang yang kusayangi.

Satu alasan yang membuat aku tersadar, kenapa aku dapat melupakan gadis itu?

Gadis yang selalu berada disampingku, menemaniku selama aku berada di dunia manusia, tersenyum untukku dengan lembutnya.

Menerima segala kekuranganku dan dengan sekuat tenaga menahan dirinya yang takut dengan sosokku yang sebenarnya.

Apa yang telah kulakukan? Aku telah membuat kesalahan yang besar dengan melupakannya. Maafkan aku karena telah melupakanmu.

Hinata..

¤• Blue Devil •¤•

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

Genre: Romance, Fantasy & Friendship

Pairing: Naruto Uzumaki & Hinata Hyuuga

Rated: Teen

::

::

"Merry Christmast." dentingan dari suara pertemuan antara gelas-gelas kaca itu terdengar di ruangan tersebut. Saat ini di rumah Hinata sedang diadakan pesta penyambutan malam natal yang dilakukan bersama dengan keluarga Hinata dan juga tentu sahabat Hinata.

Perayaan dilakukan sehari lebih cepat karena memang itulah yang dilakukan mereka setiap tahunnya. Setiap hari natal pasti ayah Hinata selalu sibuk dengan pemesanan barang-barang yang beronamen natal sehingga membuat dirinya tidak bisa bersenang-senang dengan keluarganya.

Hinata yang sedang menemani ayahnya disampingnya meletakan gelas berisi jus jeruk yang telah habis ke atas meja. Tampilannya saat ini dapat dikatakan manis karena mengenakan dress selutut bewarna nila serta rambut yang dikuncir satu ke samping.

Ia melihat ayahnya yang sibuk berbincang-bincang dengan para undangan sembari bercengkrama dengan Sakura yang ada di sampingnya.

"Tidak terasa ya sudah malam natal. Sebentar lagi Hinata juga ulang tahun." Hiashi mengucapkan hal itu kepada tamu-tamu yang ada dalam undangannya. Mungkin saja ia akan mengundang tamu-tamu yang ada dalam pestanya sekarang untuk menghadiri pesta ulang tahun Hinata beberapa hari kemudian.

"Sepertinya akan ada dua pesta berturut-turut dalam bulan ini nih." Hinata menengok kepada Sakura. Sedikit bingung juga karena Sakura mengucapkan hal tersebut.

"Oh ya, besok ada pesta natal di rumah Lee jam tujuh. Hinata-chan mau ikut tidak?" tawar Sakura. Kebingungan Hinatapun menghilang seketika karena tawaran dari Sakura tersebut.

Soal pesta natal di rumah Lee, sebenarnya Hinata ingin ikut karena setiap hari natal ia sendirian karena ayah dan adiknya yang sibuk. Tapi Hinata tidak dapat memutuskan hal itu sendiri harena ia juga harus meminta izin kepada ayahnya.

"Aku mau, tapi nanti kutanyakan kepada ayah dulu." seru Hinata. Hinata lalu mengajak Sakura berjalan ke arah pintu kaca yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Dari pintu itu mereka dapat melihat halaman belakang rumah Hinata yang ditumbuhi dengan berbagai macam tumbuhan.

Cuaca di luar dikerumuni oleh warna putih karena saat ini salju dengan lembutnya turun ke permukaan bumi. Sehingga menambah kesan sunyi dan tenang dalam pesta tersebut.

"Oh ya Hinata-chan, terima kasih karena sudah mau kurepotkan dengan mengajariku ya. Karena Hinata-chan aku jadi tidak perlu mengikuti kelas tambahan besok di sekolah." Sakura menggenggam gelas yang masih ada di tangannya. Ia menatap ke arah luar melihat salju yang perlahan-lahan mulai menutupi setiap benda yang ada di luar.

Hinata tersenyum. "Bukan masalah besar kok Sakura-chan." seru Hinata. Hinata kembali mengingat-ngingat ekspresi Sakura ketika mengerjakan ujian matematika tersebut. Ekspresi Sakura cukup untuk menghibur Hinata walaupun hanya sedikit.

"Hah~ Senangnya jika disaat umur bertambah ada hal yang berbeda dialami olehku." Hinata menatap lurus kedepan. Mendengar perkataan Hinata, Sakura jadi menengokkan kepalanya menatap Hinata.

"Maksud.. Hinata-chan apa?" Sakura memang tidak mengerti. Hal yang berbeda seperti apa yang ingin dialami oleh Hinata? Apa sebuah kisah baru seperti sebuah kisah percintaan..

Atau sebuah kisah fantasy seperti misalnya bertemu dengan peri, vampire atau sejenisnya? Tapi mana mungkin kan? Bagi kebanyakan orang pasti tidak percaya dengan hal-hal yang seperti itu.

Tapi kalau dikatakan Hinata ingin mengalami kehidupan berfantasy, itu sudah jelas Hinata sudah mengalami hal tersebut.

"Tidak kok, aku hanya ingin ada yang seseorang yang dapat membuatku tidak merasa kesepian setiap kali dirumah aku sendirian." salju semakin menumpuk di halaman rumah Hinata, menatap keluar kosong setiap kali mengingat hal-hal menyenangkan yang dialaminya bersama dengan Naruto.

Sakura ikut menatap ke arah luar, ia tahu sedang ada yang dipikirkan oleh sahabatnya tersebut. "Apa Hinata-chan masih memikirkan pria pirang itu?" seru Sakura. Dari raut wajah Hinata sudah menunjukkan kerinduan yang sangat amat tersangat kepada seseorang.

Hinata mengangguk, kali ini ia tidak mungkin bisa berbohong karena Sakura sudah mengetahui perasaannya kepada Naruto. "Aku tidak dapat berkata tidak untuk hal seperti itu, Sakura-chan." Sakura meletakan gelas yang sebelumnya ia pegang ke meja yang ada di sampingnya.

Lalu ia memegang pundak Hinata. "Kenapa Hinata-chan tidak melupakannya saja? Sudah lebih dari satu bulan dia tidak ada kabar kan?" sebagai seorang sahabat sudah jelas Sakura mengkhawatirkan kisah cinta sahabatnya tersebut. Apalagi kalau sahabatnya sudah menunggu selama itu.

Walaupun disaat Hinata masih menunggu Naruto selama seminggu Sakura masih memakluminya, tapi tidak untuk kali ini. Satu bulan lebih bukanlah waktu yang singkat.

Hinata menggeleng. "Tak perduli betapa sulitnya itu, aku akan menemukan kebahagiaan bersama dengannya." kemudian ia tersenyum.

"Suatu hari nanti."

::

::

"Aoi Kami."

"Iya, ada apa ayah?" seru Naruto dikala ia sudah menghadap di hadapan ayahnya yang juga adalah seorang raja bagi para dewa-dewa yang ada di dunia.

"Ayah memiliki tugas untukmu." ucap Zeus yang bernama Minato tersebut kepada anaknya.

"Apa itu ayah?" Naruto bingung. Tidak biasanya Zeus memberikan tugas kepada dewa lain. Kecuali kepada Hermes, ya karena Hermes itu adalah utusannya atau dapat dikatakan tangan kanan dari Zeus.

"Kamu sebagai dewa mimpi, dapat membuat manusia bermimpi indah atau buruk kan?" Naruto mengangguk.

"Nah, sekarang ayah akan memberikan kamu tugas. Pergilah ke dunia manusia di perfektur negara Jepang tepatnya kota Konoha. Carilah seorang gadis berambut indigo dan bermata lavender." mendengar perkataan ayahnya Naruto kembali bingung. Untuk apa ia pergi ke dunia manusia untuk mencari seorang gadis dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan? Dan apa hubungannya dengan tugasnya dalam memasuki mimpi manusia untuk memberikan mimpi buruk atau indah?

"Kenapa aku harus mencari gadis itu?" pertanyaan keluar sudah dari mulut Naruto. Jelas saja ia bingung dengan tugas yang diberikan oleh ayahnya.

"Buatlah dia tersenyum dengan memberikan mimpi indah kepadanya. Gadis itu tidak pernah tersenyum mungkin karena suatu hal. Dan sudah menjadi tugasmu membuat dia tersenyum." Naruto mengangguk. Tentu dia tidak akan menolak tugas yang diberikan oleh ayahnya. Malahan Naruto sangat merasa tersanjung diberikan kepercayaan.

"Baiklah, aku akan membuat gadis itu tersenyum." Naruto menepuk dadanya dengan tangan terkepal itu menunjukkan tanda semangatnya melakukan hal tersebut. Ia melakukan teleportasi menuju kota Jepang.

Dan dalam hitungan detik iapun sudah sampai ke sebuah kota yang tidak terlalu besar tapi lumayan besar untuk menjadi sebuah kota. Naruto menengokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Memperhatikan gadis-gadis yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan yang disebutkan ayahnya.

Dimulai dari sebuah taman, ia tidak menemukannya. Tapi kalau cuma dilihat dari ciri-cirinya pasti membutuhkan waktu yang lama untuk menemukannya. Tapi kenapa ayahnya tidak langsung saja memberitahukan tempat tinggal gadis itu dimana?

"Maaf Naruto. Rumahnya ada di distrik B." baru saja Naruto mendengar telepati yang dikirimkan oleh ayahnya. Baguslah. Dengan begini Naruto akan dengan mudah menemukan rumah gadis itu.

Dengan sigap Naruto langsung bergerak menuju distrik B, tidak membutuhkan waktu lama Naruto sudah menemukan rumah gadis itu. Ya walaupun Naruto masih belum yakin karena yang ia lihat adalah gadis berambut indigo dengan setengah wajah ditutupi oleh selimut. Apa ia sedang tertidur?

Narutopun memasuki ruangan tersebut. Dengan perlahan ia berjalan menuju gadis yang tertidur tersebut. Tapi ia kaget disaat ia melihat wajah gadis yang tertidur pulas itu secara sempurna.

"Gadis ini..."

"Hinata.." Naruto kembali teringat dengan mimpi yang beberapa hari lalu dialami olehnya. Setelah milihat wajah Hinata dalam mimpi, ia jadi teringat oleh gadis itu kembali.

Karena sebuah kehangatan keluarga, ia sampai terhanyut oleh suasana itu dan melupakan Hinata. Saat ini Naruto sedang merenung kembali di atas sebuah pohon. Ia tidak bisa langsung pergi menghilang ke dunia manusia karena ia harus mengabarkan ke pemimpin dewa kalau ia ingin pergi.

"Hm... Sebaiknya aku harus segera mengatakan hal ini kepada ayah." Naruto bangkit dari dudukannya di atas sebuah pohon. Ia melompat kebawah dan mendarat dengan mulus kemudian berjalan ke ruangan ayahnya.

"Ayah." kebetulan disana hanya ada dewa Zeus seorang, tidak ada ibunya. Mungkin ia sedang melakukan tugasnya di dunia manusia.

"Kebetulan kamu ada disini Aoi Kami." Naruto yang merasakan bahwa ayahnya memerlukan dirinya akhirnya bertanya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Apakah kamu mau menjadi dua belas dewa Olimpus?" Naruto terkejut. Menjadi dua belas dewa Olimpus? Tapi jika dia menjadi kedua belas dewa tersebut, maka jumlah dewanya akan bertambah satu dong?

Dibilangnya dua belas dewa Olimpus, tetapi jumlahnya lebih dari dua belas. Walaupun ada sepuluh dewa yang akan tetap disebut sebagai dua belas dewa Olimpus dan sisanya adalah pelengkap. Naruto berpikir.

"Aku akan menerima semuanya, wujud Naruto-kun, semuanya."

"Naruto-kun berjanji untuk menemuiku kembali kan?"

"Tidak." Naruto tersenyum mengingat hal manis apa yang telah dilakukan oleh gadis itu sehingga membuat hatinya tersentuh.

"Kenapa?" sudah jelas Minato bingung karena anaknya menolak permintaan yang sunggu amat sangat mulia itu.

"Aku berjanji setelah ini aku akan kembali lagi," Minato menatap anaknya lurus. Terpancar sorot mata yang yakin akan keputusan yang telah ia buat.

"Karena.. Karena aku belum mengabulkan kelima permintaan gadis itu. Dan aku merasa aku ingin selalu berada disampingnya." Naruto tersenyum menatap ayahnya. Senyum yang dapat membuat ayahnya tersanjung karena baru kali ini Naruto dapat memutuskan tekad secara bulat.

"Maafkan aku ayah," Minato kembali tersentak mendengar anaknya mengucapkan kata maaf.

"Aku memilih untuk melepas posisiku sebagai Aoi Kami dan hidup bersama dengan manusia itu." Naruto berbalik. Ia berjalan keluar sebagai tanda salam perpisahan kepada ayahnya. Kembali menemui gadis yang selalu menerima segala keadaannya.

"Naruto..."

::

::

"Merry Christmas again..~" seru Sakura dikala ia kembali menemukan gelasnya dengan gelas-gelas temannya tersebut.

"Merry Christmas again? Memangnya selain disini dimana lagi kamu merayakan natal Sakura?" Tenten yang bingung karena Sakura mengatakan kata-kata 'lagi' di bagian akhir akhirnya bertanya.

"Ah.. Haha, dirumah Hinata-chan."

"Eh?" Hinata yang sedang melamunkan sesuatu akhirnya terkejut sedikit karena namanya disebut.

Hinata bingung melihat Sakura dan Tenten yang melihat dirinya secara bersamaan. "Ada apa?" tanyanya.

"Kenapa kemarin kamu tidak mengundangku ke pesta natal keluargamu Hinata?" Tenten mendekat ke Hinata dan menguncang-guncang tubuhnya cukup kuat.

"Ano.. Maaf." Tenten menghela nafas. Sebenarnya bukan Hinata bermaksud untuk tidak mengajak teman-temannya yang lain, tetapi dia tidak bisa sembarangan mengajak orang lain kan? Sakurapun kemarin diundang karena ayahnya berkata ajak Sakura untuk hadir di pesta itu juga. Oleh sebab itu hadirlah Sakura disana.

"Baiklah, tahun depan ajak aku ya." Hinata hanya mengangguk. Tentenpun dengan semangatnya menjawab perkataan Hinata dan berjalan ke arah temannya yang lain.

"Maafkan aku Hinata-chan~."

"Tidak apa kok." sebenarnya Hinata bingung karena tiba-tiba Sakura mengucapkan kata maaf seperti itu. Tapi ya sudahlah.

Hinata menengok ke arah jendela di rumah Lee. Kembali lagi salju turun dengan lembutnya ke permukaan bumi.

"Pada malam natal ini aku akan mendapatkan hadiah apa ya dari Santaclaus?"

::

::

Hinata menatap keluar jendela kamarnya. Matahari sudah keluar dari persembunyiannya. Hari ini adalah hari yang terjadi setahun sekali dalam hidup. Ia memegang kaca kamarnya yang masih tertutup. Dari dalam dapat dilihat kota yang masih ditutupi oleh salju. Walaupun ada matahari, tapi kekuatannya masih belum dapat membuat salju mencair.

"Hah.." Hinata menghela nafas.

"Bukannya aku mengharapkan sebuah hadiah. Tapi," Hinata berbalik menuju kamar mandi. Ia bersiap untuk berganti pakaian. Setiap akhir Desember pasti sekolah libur dan akan masuk kembali saat awal tahun.

"Apakah tahun ini aku akan mendapatkan hadiah terindah?" Hinatapun berendam. Direndamkan kepalanya dalam sehingga tercelup ke dalam bak yang ia gunakan untuk berendam.

Ia keluarkan kembali kepalanya dikala nafasnya sudah sesak berada di ruang tanpa udara tersebut. "Hah~." kembali lagi Hinata menghela nafas. Ia sandarkan kepalanya menatap langit-langit kamar mandinya.

"Semoga Naruto-kun cepat kembali."

Setelah selesai mandi akhirnya Hinata berjalan turun ke bawah. Seperti biasa semuanya sibuk. Ayahnya setiap hari natal selalu pergi ke kantor pusat penjualan barang antik di distrik P, dan jaraknya sangat jauh dari rumah Hinata.

Adiknya Hanabi, pasti sedang kursus lagi. "Meong.." Hinata menengokkan kepalanya. Dilihatnya kucing yang dahulu dipungut oleh Naruto berjalan mendekati arahnya.

Dilihatnya kalung yang dikenakan kucing tersebut seperti mengganjal sebuah kertas. Hinatapun mengambil kertas yang terselip itu. Ternyata itu adalah sebuah surat. Hinatapun membaca surat tersebut.

Otanjoubi omedetou gozaimasu Hina-nee, maafkan aku karena tidak dapat mengucapkan langsung kepada Hina-nee. Karena ada kursus hari ini, makanya aku tidak dapat menemani nee. Tapi setelah aku pulang dari les, aku akan mengucapkannya sekali lagi.

Oh iya, hadiah dariku ada di kolong meja makan, silahkan nee lihat~ Gomen karena aku meletakannya di tempat yang aneh ya nee.

Salam adikmu,

Hyuuga Hanabi.

Hinata tersenyum setelah selesai membaca suratnya. Ternyata hari ini tidak seburuk yang ia duga. Adiknya yang biasanya cuek ternyata sangat memperhatikan dirinya. Itu membuat Hinata merasa sangat bahagia.

Dengan segera Hinatapun berjalan ke ruang makan untuk melihat hadiah apa yang diberikan oleh Hanabi kepada dirinya. Ternyata sampul dari hadiah Hinata berwarna abu-abu kehitaman. Ya sesuai dengan pakaian Hanabi yang biasa dikenakannya di rumah sih.

Hinata tertawa. Ia membuka sampul tersebut dan melihat apa yang ada di dalamnya. Sebuah buku manis bergambar kucing di depannya sebagai sampul. Hinata kembali tersenyum, dilihatnya isi dalam buku tersebut, ternyata masih ada surat didalamnya.

Kembali lagi Hinata membuka surat tersebut. Kali ini tulisan apa lagi yang akan tertulis di dalamnya?

Nah, apa nee sudah melihat hadiahnya? Maaf karena hadiahnya sederhana. Kulihat nee beberapa hari ini seperti sedang memikirkan sesuatu. Kata teman lesku, kalau sedang memikirkan sesuatu yang membuat masalah, bisa diceritakan kepada siapapun atau ditulis dibuku supaya perasaan menjadi lebih enak.

Ya.. Segitu saja dariku nee, berikutnya ini adalah kata-kata dari ayah.

Hinata! Maafkan ayah karena ayah tidak dapat merayakan ulang tahunmu pada hari ini. Tapi ayah pastikan besok kita akan merayakannya bersama-sama! Kalau saja hari ini ayah tidak sibuk! Pasti sekarang ayah sudah berada dirumah. Cih! Tahun depan kita rayakan bersama-sama ya.

Hadiah untukmu ada di lemari pakaianmu ya~ Sampai bertemu malam nanti ya sayang.

Salam kasih,

Ayahmu.

Hinata terkejut. Ternyata ayahnya juga menyiapkan hadiah untuknya. Hinata tidak menyangka bahwa ia harus kembali ke kamarnya untuk mengambil hadiahnya. Ia juga terkejut dengan kata-kata 'cih' yang dikatakan oleh ayahnya. Itu untuk apa?

Dari pada banyak berpikir, Hinata kembali berjalan ke kamarnya. Tadi saat ia membuka lemari pakaian, bisa-bisanya ia tidak sadar bahwa disana ada hadiah yang diberikan oleh ayahnya. Kenapa bisa ya? Apa karena Hinata banyak pikiran?

Hinata menaiki satu demi satu anak tangga. Akhirnya ia sampai juga disana. Hinata menarik nafas dalam, dan membuka lemari pakaiannya. Ternyata hadiah tersebut ada di bagian atas, pantas saja Hinata tidak melihatnya.

Lalu Hinata membuka bungkus tersebut. Dilihatnya sebuah kalung berbentuk bunga yang sangat indah. "Indah sekali." seru Hinata. Hinata kembali teringat. Kalungnya. Hinata memegang kalung yang deberikan oleh Naruto.

Kalung yang terbuat dari kristal, awal dari pertemuannya dengan Naruto karena ia memiliki kalung yang awalnya dimiliki oleh Naruto. Apakah ini sebuah takdir? Jika ia..

Kenapa sampai saat ini Naruto tidak kembali kepada dirinya? Hinata menggenggam kalungnya kuat. Ia benar-benar sangat kesepian.

"Naruto-kun, kapan kamu kembali~." Hinata menundukkan kepalanya. Tidak terasa air matanya mengalir keluar. Perasaan senang bercampur aduk dengan sedih dan kesepian.

"Aku disini." Hinata tersentak. Ia mengangkat kepalanya. Mendengar suara yang ia sangat kenali itu, air matanya semakin menderas ketika melihat siapa yang ada di depannya sekarang.

"Na.. Naruto-kun." suara yang selalu ingin didengar olehnya, senyuman yang selalu ingin ditatap olehnya.

"Aku.. Aku ingin berkata sesuatu pada Naruto-kun." perlahan air mata Hinata berhenti mengalir. Melihat Naruto yang kini berada di depannya Hinata merasa sangat bahagia. Ini bukan mimpi kan?

"Apa itu?" ternyata. Ini memang bukan mimpi karena Naruto menjawab perkataannya. Masih dengan menatap keatas karena Naruto berdiri dan ia duduk, Hinata akhirnya berhasil mengatakan hal yang selalu mengganjal di hatinya.

"Orang berkata, jika mengatakannya di hari ulang tahun, ini adalah waktu yang tepat." Hinata tersenyum.

"Jadi, apa itu? Kamu ulang tahun Hinata?" kali ini Naruto yang tersentak. Hinata ulang tahun? Kenapa bisa-bisanya Naruto tidak mengetahui hal itu?

Bagaimana bisa tahu? Naruto saja melupakan diri Hinata selama berminggu-minggu.

Hinata mengangguk, lalu ia kembali tersenyum. "Aku menyukaimu, aku selalu memikirkanmu Naruto-kun." Naruto terkejut. Tapi kemudian dia juga ikut tersenyum bersama dengan Hinata.

"Aku pun sama sepertimu."

"Eh?"

"Perasaanku terhadapmu sama."

"Ja.. Jadi.. Maksud Naruto-kun... Naruto-kun menyu..menyu.." sedikit malu bagi Hinata untuk mengatakan hal itu pada Naruto.

"Iya."

"Tapi aku masih belum percaya."

"Lalu apa yg harus kulakukan agar membuatmu percaya?" Naruto ikut duduk di hadapan Hinata. Menyamakan pandangan mata mereka berdua.

"Ini permintaanku yg terakhir."

"Terkahir?"

"Iya. Karena permintaanku yang keempat sudah terkabul walaupun rada lama aku menunggunya." Naruto tertawa pelan mengingat bahwa dirinya sempat melupakan gadis yang ternyata disukai olehnya.

"Apa itu?" tanyanya. Ia siap mengabulkan segala permintaan Hinata.

"Peluklah aku dan cintailah aku selamanya." Naruto kembali tersentak.

"Kalau itu.." Naruto mempersempit jaraknya antara dirinya dengan Hinata.

"Tentu akan kulakukan karena..." akhir dari sebuah penantian akhirnya terbalaskan oleh permintaan Hinata yang terakhir. Kebahagian akan selalu datang pada orang yang bersabar.

"Aku menyukaimu, Hinata."

Tuntas sudah kelima permintaan yang diberikan oleh Naruto kepada Hinata. Dan sampai sekarang, kesalahan apa yang membuat Naruto disegel menjadi sebuah misteri. Hanya para dewa-dewa yang tahu.

Sekarang.. Semoga kebahagian akan menjadi milik kalian semua. Selamat bersenang-senang.

Owari

Ohoho~ Selesai~ Selesai!~ Akhirnya selesai! Saking senangnya karena akhirnya aku sudah tidak ada beban jadinya lebay deh. Hahaha. Tapi aku mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang masih mau membaca sampai chapter terakhir ini.

Oh iya, soal tidak ada beban ternyata aku salah. Aku sudah memiliki inspirasi membuat fic baru dengan judul My Baby Blue, tentu saja dengan pair NaruHina lagi~ Bagi yang berminat silahkan menanti entah kapan itu~ dan ini summarynya~

Di hari jadian Naruto dan Hinata, kejadian buruk dialami Hinata. Ia tertabrak truk dan tubuhnya terbaring koma di rumah sakit. Itu membuat Naruto merasa sangat terpukul. Padahal mereka sudah membuat janji. Bagaimana janji itu dapat ditepati apabila salah satu diantara mereka berada di ambang kematian? / "Kita berjanji akan selalu bersama, ya kan?" / "Jangan tinggalkan aku, kumohon tetaplah hidup untukku." / "Aku berharap, di kehidupan berikutnya aku dapat bertemu denganmu lagi Naruto-kun."

Oh iya, fic itu hanya oneshot, jadi tidak akan panjang. Jadi jika sudah publish, silahkan nikmati~ Oke, sudah ah.. Ada bagian akhir setelah Hinata mengatakan pernyataan sukanya kepada Naruto. Selamat menyaksikan~ Oh iya, hampir lupa.. Ini alamat blognya.. ( id . m . wikipedia wiki / 12 _ Dewa _ Olimpus ) jangan lupa spasinya diilangin ya, soalnya kalau digabung pasti beberapa huruf akan ilang..

::

::

"Kalau dipikir-pikir, permohonanmu yang terakhir dapat dikatakan dua permohonan loh, Hinata."

"Eh?" aku tersentak mendengar perkataan Naruto-kun. Ada dua? Yang mana saja? Apa saja itu?

"Peluklah aku."

"Eh?"

"Dan cintai aku selamanya. Itu dapat dikatakan dua permintaan." aku kembali terkejut. Kalau begitu.. Apakah permintaanku tidak dapat dikabulkan? Karena perjanjian yang diberikan oleh Naruto-kun hanya lima permintaan.

"Jadi.. Bagaimana?" tanyaku.

"Tidak apa, untukmu.. Permintaan apapun akan kukabulkan." mendengar perkataan Naruto-kun, aku menjadi tersenyum.

"Jadi.. Permintaan keenamku.. Benar-benar dapat Naruto-kun kabulkan kan?" aku bertanya sekali lagi. Sebagai tanda pemastian bahwa apa yang diucapkan oleh Naruto-kun adalah benar..

"Tentu saja." melihat Naruto-kun tersenyum lebar, dan menatapku aku jadi tidak dapat menghentikan senyumanku untuk berhenti mengembang.

"Tapi.. Apa bisa seorang dewa menjalin cinta dengan manusia?" perasaanku menjadi tidak enak lagi. Apa bisa manusia menjalin cinta dengan seorang dewa? Mereka itu jenis yang berbeda kan?

"Tentu bisa." aku terkejut mendengar perkataan Naruto-kun. Benar-benar bisa? Apa benar-benar bisa?

"Bagaimana caranya?" aku bertanya. Tentu saja karena aku penasaran dengan jawabannya.

"Hestia menyerahkan posisinya sebagai anggota Olimpus kepada Dionisios agar dapat hidup bersama manusia, dan saat ini aku melakukan hal yang sama."

"Mak.. Maksud Naruto-kun?" aku tidak mengerti. Dan aku memang sangat tidak mengerti. Aku berharap Naruto-kun melanjutkan penjelasannya.

"Ya, yang terpenting adalah aku selalu ingin hidup bersama denganmu." aku tersenyum. Perkataan yang amat sangat membuatku bahagia. Walaupun Naruto-kun tidak menjelaskan soal Hestia tersebut.

"Jadi, apakah Naruto-kun sudah menjadi seorang manusia?" satu lagi pertanyaanku. Jika Naruto-kun menyerahkan posisinya apakah Naruto-kun menjadi manusia sama sepertiku?

"Tidak." lagi-lagi aku kembali diketerkejutkan oleh kata-kata Naruto-kun. Kalau bukan manusia, jadi sekarang itu Naruto-kun jadi spesies apa?

"Lalu apa dong?" tanyaku kemudian.

"Aku sudah pernah berkata kepadamu, sebelumnya aku adalah dewa. Tapi sekarang, wujudku adalah..." aku menatap Naruto. Menantikan kelanjutan kata-katanya.

"Blue Devil." iya, benar. Laki-laki yang kusukai adalah seorang devil.

Spesial Thanks to:

Review

Hikaru Tachibana, oni, syiis nurhadi, Akatsuki Hotaru, Utsukush hana-chan, Guest, razioaray, Blue-senpai, Shirosaki Kito, bala-san dewa, a first letter, Ayon R. Marvell, puchan, Mangekyooo JumawanBluez, bocahbf

Favorite

Azura AI-Rin, Blue-senpai, Cicikun, Detektif Kadal, Gembel Elit, Hikaru-Ryuu Hitachiin, Kirisame Hiyase, Mangekyooo JumawanBluez, Namikaze Uzumaki Hendrix Ngawi, Ramadi HLW, Sakuhime chan, Sparkle Thanato, Trio Riuricky, Utsukush hana-chan, Uzumaki ZvM, Vj Baka Dobe, Yuka namikaze, a first letter, aftu-kun, aimseven, alifnamikazeuzumaki, arif . mus2, arramsye . rudyezavfiin, bala-san dewa, bocahbf, eliza . halianson, huddexxx, isas . hernandes, kiki . andrian . 94, namikaze rikudou, rraverra, sarioktavia59, uchiha . izami, ujhethejamers, ypratama17 ,yss

Follow

Agung Moelyana, AnnisaIP, Blue-senpai, El Ghashinia, Hikaru-Ryuu Hitachiin, Hiruka Yuuko, Kirisame Hiyase, Ramadi HLW, Rin Keitami, Sakuhime chan, Shirosaki Kito, Trio Riuricky, Uzumaki ZvM, Vj Baka Dobe, adityasamagan, a first letter, aftu-kun, aimseven, alifnamikazeuzumaki, arif . mus2, arramsye . rudyezavfiin, bala-san dewa, bocahbf, eureka eklesius, hanazonorin444, huddexxx69, isas . hernandes, kiki . andrian . 94, kirei- neko, mas cungkring, rraverra, sarioktavia59, syiis nurhadi, tonyfa77, uchiha . izami, ujhethejamers, yeruyerudaru, ypratama17, yss15

Ttd,

Kagami Yoshida

24-11-2013