END CHAPTER

.

.

.

.

.

.

"Untuk merayakan ini semua, ayo kita makan-makan…" Seru Sehun semangat.

"Apakah yang ada di otakmu itu hanya makanan Hun?" Tanya Daehyun setelah mendengar seruan Sehun.

"EH! Biarkan saja. Aku kan memang lapar. Lagipula, paman dan bibi pasti tak tega dengan keponakan mereka yang lucu ini." Ucap Sehun tak terima sambil menjulurkan lidahnya kearah Daehyun.

"Sudah-sudah, kenapa kalian ini kalau bertemu selalu saja bertengkar? Tapsi kalau tak bertemu, saling merindukan? Dasar aneh." Ucap Wenxia gemas melihat Daehyun dan Sehun yang terus bertengkar.

"ITU NAMANYA SAUDARA SEJATI MAMA/BIBI~" Seru Sehun dan Daehyun bersamaan sambil ber-high five ria.

"Hahaha, kalian ini. Daehyun! Rukun-rukunlah kau dengan sepupu terimutmu ini selagi kalian masih bisa bertemu." Ucap Ayah Daehyun pada anaknya.

"Memangnya Daehyun Hyung mau kemana paman?" Tanya Sehun penasaran.

"NEW YORK…" Jawab Daehyun penuh semangat.

"HAAAAAHHHH?" Kali ini tak hanya Sehun yang bersuara. Tapi Luhan, Chanyeol, Kris, dan Youngjae pun ikut berteriak.

"Untuk apa memangnya kau ke New York Dae?" Tanya Luhan penasaran. Sedekit terbesit rasa sedih di benaknya. Bagaimana tidak, mereka baru berkumpul sebagai keluarga, tapi Daehyun sudah akan pergi meninggalkan mereka ke Negara lain.

"Tanyakan saja pada Tuan Jung tersayang ini." Jawab Daehyun sambil menaik turunkan alisnya, menggoda sang appa.

"Daehyun akan melanjutkan sekolahnya disana Lu. Anak gila ini ingin menjadik seorang aktor dan penyanyi terkenal." Il Woo menjelaskan pada semua teman-teman Daehyun.

"Waaaahh, tak ku sangka, usahamu untuk kabur dari rumah tak sia-sia hyung. Hahaha." Seru Sehun senang.

"Jadi, kau kabur dari rumah karna ingin menjadi artis Dae?" Luhan bertanya lagi, seolah tak percaya.

"Hehehehe, iya Hyung. Sekarang, tuan Jung Diktator ini sudah merestuiku untuk menjadi seorang artis. Hehehehe."

'Plettaakk'

"Jaga ucapanmu anak nakal." Ucap Il Woo setelah mendaratkan jitakan mulus di kepala anaknya. Sedang yang mendapat jitakan, hanya tersenyum bodoh memandang ayahnya.

"Sudah, sudah. Kalian ini, anak dan ayah sama saja. Ayo kita ke rumah. Mama akan memasakkan masakan special untuk kalian semua." Lerai Wenxia lembut.

"Jeongmal?! Asiiiiikkk, makan makan…." Seru Sehun kegirangan. Seperti bocah umur lima tahun yang baru mendapat permen. Membuat semua yang ada di ruangan itu gemas melihat tingkahnya.

"Haiiissshhhh… Dasar Albino, tukang makan…"

"Biar.. dasar Jung Cheesecake menyebalkan. Bweeekk."

"Aish, bagaimana bisa Kris Hyung yang tampan dan keren itu mendapatkan kekasih sepertimu.. ckckckc.." Ejek Daehyun yang langsung dihadiahi lemparan bantal oleh Sehun.

"Kalian ini! Akurlah sebentar saja…" Gemas Il Woo.

"Kris, kau ajak saja sepupumu. Biar lebih ramai." Usul Il Woo.

"Maaf paman, tapi Minseok Hyung sedang dinas ke Brazil. Jadi ia tak ada disini." Jawab Kris yang diangguki oleh semuanya.

"Kalau begitu ayo bersiap~" Seru Sehun. Dan semua yang ada di ruangan itu, berhamburan untuk mempersiapkan diri mereka.

Tak berapa lama mereka sudah bersiap untuk berangkat menuju rumah keluarga Jung, Keluarga Luhan juga tentunya.

"Jae, ayo!" Ajak Luhan sambil menggandeng tangan Youngjae. Kebiasaan mereka berdua.

'Srettt'

"Luhan milikku…" Chanyeol tiba-tiba datang dan memeluk Luhan, menjauhkannya dari Youngjae.

"Haaiiiihh, dasar possesif. Awas kau sampai membuat Hyung-ku menangis lagi. Ku patahkan lehermu." Ucap Youngjae malas.

"Dan aku akan mematahkan kakimu." Sambung Daehyun. Sedangkan Chanyeol, hanya diam dan malah mempererat pelukannya pada Luhan yang wajahnya sudah semerah daging segar ini.

"Ayo…" Ajak Il Woo dan Wenxia.

'Ting Tong'

"Ahhh,, sebentar." Youngjae pun membukakan pintu saat bel apartemennya berbunyi.

"KAU?!" Kagetnya saat melihat siapa yang datang.

"Boleh kita bicara sebentar?" Tanya pemuda yang baru saja datang itu

"Eeeennggghhh…" Youngjae Nampak berpikir sebentar. Ia pun mengangguk dan mempersilahkannya masuk.

"Bibi, Paman, bolehkah aku nanti menyusul saja?" Ijin Youngjae, tak enak.

"Tentu. Kau juga datanglah anak muda. Kami tunggu di rumah ya." Youngjae pun mengangguk mendengar ucapan Wenxia.

"Jae! Semangat!" Bisik Luhan sebelum ia pergi meninggalkan Youngjae.

Setelah semuanya pergi, Youngjae mempersilahkan pemuda itu untuk duduk, kemudian membawakannya minuman.

"Terima kasih…"

"Jadi? Ada apa kau kemari?" Tanya Youngjae.

"Aku…"

.

.

.

.

.

.

"JANGAN SAKITI MEREKA!"

"TAO?!"

Tao berjalan mendekati keluarga yang sedang berseteru itu.

"Kumohon paman, bibi. Jangan sakiti mereka." Mohon Tao sambil berlutut di hadapan Tuan dan Nyonya Kim.

Tao bangkit dan berjalan mendekati JongIn, kemudian membantunya untuk berdiri. Ia pun berjalan mendekati Joonmyeon yang sedang menunduk ketakutan.

Tao meraih tangan mereka dan menyatukan tangan mereka.

"Kumohon restui mereka paman, bibi. Aku tahu, mungkin orang bilang perasaan mereka salah. Tapi percayalah, paman, bibi, tak ada Cinta yang setulus cinta mereka."

"Awalnya, aku juga berpendapat yang sama dengan orang juga berjanji pada diriku untuk menjadikan Joonmyeon sebagai milikku. Namun, sekuat apapun usahaku, ternyata, semua sia-sia."

"Pada awalnya, aku tak percaya dengan kekuatan cinta. Namun, mereka membuktikan bahwa kekuatan cinta itu memang benar adanya."

"Aku memang mencintai Joonmyeon. Tapi cintaku tak sebesar cinta yang diberikan JongIn pada Joonmyeon."

"Hanya Joonmyeon yang bisa melengkapi JongIn, dan hanya JongIn yang bisa melengkapi Joonmyeon."

"Mereka tak ingin apapun paman, bibi. Cukup biarkan mereka tetap bersama."

"Jika paman dan Bibi ingin anak kalian bahagia, restui mereka. Maka mereka akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini."

"Tap-tapi Tao…"

"Aku sudah membicarakannya dengan mama dan baba, meminta mereka membatalkan pertunanganku dengan Joonmyeon ." Ucapan Tao kali ini sanggup membuat anggota keluarga Kim itu terbelalak. Terutama Tuan Kim.

"Apa maksudmu Tao?" Tanya Tuan Kimtak percaya.

"Jika ini masalah perusahaan. Aku sudah meminta mama dan baba untuk tetap menjalin kerjasama dengan perusahaan paman."

"Dengan syarat…"

"Syarat?" Tanya Tuan Kim lagi.

"Paman dan Bibi merestui Joonmyeon dan-"

"Tidak bisa!" Nyonya Kim yang sedari tadi diam, kini dengan tegas menolak syarat yang diajukan Tao.

"Mereka anakku! Anak kandungku! Dan mereka tidak boleh menjalin hubungan, karena mereka sedarah." Tolak Nyonya Kim tegas.

"Dan mereka akan memalukan nama keluarga kami. Apa kata orang kalau tahu kedua anakku ternyata menjalin hubungan terlarang." Kali ini tuan Kim bersuara kembali.

"Jika Umma dan Appa malu memiliki anak seperti kami, kalian bisa mengusir kami dan mencoret nama kami dari daftar keluarga Kim." Seru Joonmyeon. JongIn semakin mengeratkan gandengan tangannya dengan Joonmyeon seolah berkata bahwa mereka akan terus bersama

"Kalau itu mau kalian, silahkan! Silahkan angkat kaki dari rumah ini!" Seru Tuan Kim tegas. Nyonya Kim dan Tuan Kim langsung pergi meninggalkan ketiga pemuda itu sambil memijat pelipisnya.

JongIn dan Joonmyeon langsung mengemasi barang-barang mereka. Mereka yakin dengan keputusan mereka. Lagipula, mereka juga lelah pada orang tua mereka yang selalu memaksa kehendak mereka. Yang orang tua mereka pikirkan hanyalah, nama baik, harga diri, perusahaan, dan uang. Jadi, tak ada alas an untuk mereka tinggal. Itu pikir mereka.

"Kalian? Serius?" Tanya Tao pelan.

"Kami serius Tao. Sejujurnya, kami juga sudah muak dengan segala aturan mereka. Mulai sekarang, kami akan mencoba untk hidup mandiri." Jawab JongIn.

"Tao…" Panggil Joonmyeon.

"Ya?"

"Terima kasih…" Joonmyeon tersenyum tulus pada Tao. Karna menurutnya, Tao juga telah membantunya untuk dapat terus bersama dengan JongIn.

"Tak masalah. Kalian bisa tinggal bersamaku untuk sementara waktu kalau kalian mau." Tawar Tao.

"Kami akan mencoba mencari kontrakan yang cukup dengan uang tabungan kami dulu. Kami akan menghubungimu jika kami perlu bantuanmu Tao. Sekali lagi, terima kasih banyak." Ucap JongIn, membungkukkan badannya pada Tao.

"Berjanjilah untuk selalu menjaga Joonmyeon."

"Pasti…"

.

.

.

.

.

.

"LALU? TINGGAL DIMANA MEREKA?" Pekik Youngjae saat pertengahan cerita.

"Aku belum selesai Yoo Young Jae… Jangan potong ceritaku…" Ucap Tao sebal.

"Aku hanya khawatir pada teman hitamku dan hyung imutnya itu Taozi…"

"Ck!"

.

.

.

.

.

.

"Appa. Umma, Kami pergi. Maaf jika kami hanya bisa menyusahkan dan haya membuat nama baik keluarga menjadi buruk. Kami pergi." Pamit JongIn. Ia meletakkan kartu kredit dan kunci kendaraannya di meja kerja sang ayah.

JongIn dan Joonmyeon berjalan kearah sang ibu, kemudian membungkukkan badannya sebelum akhirnya mereka pergi dari tempat itu.

Tao berdiri di depan ruang kerja Tuan Kim saat melihat Tuan dan Nyonya Kim hanya diam menunduk.

"Seseorang mengatakan padaku, bahwa Tuhanlah yang menganugerahkan perasaan cinta. Tak memandang siapa orangnya, dari kalangan mana dia, bagaimanapun keadaannya. Dan kita, manusia tidak bisa mengelaknya."

"Tahan mereka. Coba terima hubungan mereka secara pelahan. Jangan sampai, setelah mereka pergi, paman dan bibi baru menyesalinya."

Cukup lama Tao berdiri di depan pintu ruang kerja Tuan Kim. Entah apakah tuan dan Nyonya Kim mendengarnya atau tidak.

"Maafkan aku kalau yang ku bicarakan terkesan menggurui paman dan bibi. Sebaiknya aku pergi." Tao pun pergi setelah memberi hormat. Ia menghampiri JongIn dan Joonmyeon yang sudah selesai menggunakan sepatu mereka dan bersiap untuk pergi.

Saat JongIn baru menyentuh knop pintunya,

"TUNGGU!"

.

.

.

.

.

.

"Jadi, JongIn dan Joonmyeon Hyung akan meninggalkan Korea sebentar lagi?" Tanya Youngjae yang diangguki oleh Tao.

"Itu adalah syarat mutlak dari Paman dan Bibi Kim. Mereka akan dikirim ke Belgia. Meneruskan sekolah mereka disana sekaligus mengurus Cabang perusahaan mereka yang berada di Belgia." Tao menjelaskan.

"Selain karna dua alasan tersebut, Paman dan Bibi Kim merasa belum siap untuk menerima kenyataan bahwa kedua anak kandungnya menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih. Jadi mereka masih perlu waktu."

"Ya, setidaknya mereka dapat terus bersama seperti yang mereka impikan. Aaahhh, akhirnya semua kawanku mendapatkan kebahagiaannya hari ini. SENANGNYAAAAAA….." Ucap Youngjae. Nada gembira terdengar sangat terdengar jelas, karna memang Youngjae benar-benar merasa bahagia. Dua sahabat baiknya, JongIn dan Luhan sudah menemukan kebahagiaan mereka masing-masing.

"Huuuufftthh…"

"Eh?!" Dan Youngjae baru menyadari, kalau ada yang tersakiti disini.

"Tao? Kau tak apa?" Tanya Youngjae hati-hati.

Tao menoleh pada Youngjae. Dapat Youngjae lihat, matanya yang memerah menahan tangis.

"Bohong kalau aku bilang aku tidak apa-apa kan?" Jawab Tao sambil tersenyum, perih.

"Tao?"

"Aku sudah melakukan hal yang benar kan?" Youngjae mengangguk.

"Tapi kenapa rasanya sakit? Sangat sakit." Ucap Tao langsung membawa Tao dalam pelukannya. Memberinya kekuatan.

"Menangislah jika kau ingin menangis Tao. Menangislah jika menangis dapat mengurangi sesak yang kau rasakan." Ucap Youngjae sambil mengusap surai Tao, lembut.

"Aku tak mau menangis. Aku bukan pria cengeng. Aku-aku-" Dan Tao pun menumpahkan air matanya di dada Youngjae.

Tidak! Ia tidak menyesal. Hanya, ia merasakan sesak saat mengingat ia harus melepaskan orang yang ia cintai agar bisa bersama dengan orang lain.

Oh! Ayolah! Siapapun dia, pasti akan merasakan sakit dan sesak yang luar biasa jika mengalami hal seperti yang Tao alami.

Tapi setidaknya, Tao merasa bahwa tindakannya benar. Melepaskan Joonmyeon untuk JongIn. Karna ia yakin, Joonmyeon akan lebih bahagia dan aman jika ia terus berada di sisi JongIn.

Pelahan Tao mengangkat wajahnya. Ia menatap Youngjae yang menatapnya dengan tatapan khawatir sekaligus prihatin padanya.

"Apa sudah puas menangisnya?" Tanya Youngjae. Tangannya terulur, membelai lembut pipi Tao. Menghapus air mata yang membasahi pipi Tao. Membuat Tao memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Youngjae di wajahnya.

"Terima kasih." Ucap Tao tulus.

"Sama-sama." Dan keadaan hening seketika, setelah Youngjae menjawab.

"Ehhmm, Jae? Kau tak jadi berangkat ke acara paman dan bibi yang tadi itu?" Tanya Tao memecah keheningan.

"Kalau kau sudah merasa baikan, ayo kita berangkat?"

"Memangnya aku diundang?" Tanya Tao heran.

'PLETAAKK'

"Kau tak mendengarnya tadi? Paman Il Woo juga menyuruhmu untuk datang. Haiiisshh, apakah orang patah hati akan selalu kehilangan konsentrasinya?"Kesal Youngjae.

"Maaf maaf. Tapi kau tak perlu menjitakku juga kan?" Ucapnya sambil mengusap kepalanya yang terkena jitakan 'sayang' dari Youngjae. Matanya memandang Youngjae yang mengembungkan pipinya. Kebiasaannya jika sedang sebal.

"AAAAUUUUUUWWWWWW… SAKIT BODOH!" Pekik Youngjae saat Tao dengan tidak berperasaan mencubit pipinya, kemudian menariknya ke kanan dan ke kiri.

"Hahahaha, habis aku tak tahan melihat pipimu. Hahaha." Tao tertawa terbahak. Membuat Youngjae tersenyum tipis melihatnya.

"Ayo berangkat." Ajak Tao sambil menarik tangan Youngjae untuk berdiri. Youngjae yang tak siap, kehilangan keseimbangan dan malah berakhir di pelukan Tao.

"A-Aku, ambil kunci mobilku dulu." Ucap Youngjae gugup. Tapi Tao tak melepaskannya, malah menariknya kembali dalam pelukannya.

"Tak perlu. Kita berangkat bersama." Ucap Tao memandang Youngjae. Membuat Youngjae sangat gugup.

'Glekk'

Bahkan untuk menelan ludah sendiri pun, Youngjae kesulitan.

"Ka-kalau begitu. Ayo!" Youngjae langsung melepaskan pelukan Tao dan berlari, setelah berhasil menakhlukkan kegugupannya.

Tao yang masih terpaku ditempatnya, memandang Youngjae yang sedang kesusahan menggunakan sepatunya. Terlihat jelas kalau Youngjae sedang gugup saat ini. Ia tersenyum memandang Youngjae. Youngjae yang sedang gugup terlihat sangat lucu di matanya.

"Taozi! Cepatlah!" Teriak Youngjae. Membuat Tao sadar dari lamunan sesaatnya.

"Ahh! Oke oke!" Mereka pun pergi ke rumah keluarga Jung dengan senyum yang terus terkembang di wajah Tao.

'Kau sungguh lucu Yoo Young Jae…'


Daehyun memandang bayangan dirinya yang terpantul dari kolam renang di semua sedang menyiapkan makan malam untuk merayakan bertemunya Luhan dengan Wenxia, Ia malah memilih menyendiri.

"hhuuuuhhhh…." Sesak. Itulah yang Daehyun rasakan saat ini.

Bukan karna ia tidak senang saat ibunya dapat bertemu kembali dengan anaknya yang telah lama dicarinya itu. Tapi, ia masih belum dapat percaya jika ternyata, anak itu adalah Luhan. Sosok yang sukses mencuri perhatiannya sejak pertama bertemu.

Dimulai saat Daehyun membantu Luhan dan Youngjae memperbaiki mobil Youngjae yang mogok di tengah jalan. Saat itu, dapat Daehyun rasakan jika jantungnya berdetak sangat tidak normal. Lebih cepat dari biasanya. Dan perasaan seperti itu, baru pertama kali Daehyun alami seumur hidupnya.

Saat mereka bertemu di apartemen bersama Sehun dan Kris. Kemudian, Luhan yang membantunya mengurus segala keperluan kepindahan kuliahnya. Sungguh Daehyun sadar kalau ia telah jatuh dalam pesona seorang Luhan. Luhan yang baik, lembut, ramah. Persis seperti sifat ibunya.

Dan hati Daehyun semakin sakit mengingat kejadian saat mereka berada di sebuah café. Dimana Daehyun berusaha menyampaikan perasaannya dengan mencium Luhan. Dan Luhan yang balas mencium pipinya.

Bagaimana rasanya jika kau pertama kali merasakan jatuh cinta namun disaat itu juga kau harus menerima kenyataan bahwa orang yang kau cintai, ternyata kakakmu sendiri. Sakit bukan? Disaat kau merasakan indahnya jatuh cinta, disaat itu pula kau harus merasakan sakitnya patah hati.

Air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya kini menetes membasahi pipinya. Tangannya menggenggam pinggiran kolam renang itu dengan sangat erat, berharap ia dapat kuat mengahdapi rasa sakit yang saat ini ia alami.

Tanpa Daehyun sadari, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya dari balik kaca yang menghadap kearah kolam renang, tempatnya berada saat ini.

Pelahan, orang itu mendekat ke tempat Daehyun berada, membuka alas kakinya, kemudian duduk di sebelah Daehyun dan memasukkan kakinya kedalam kolam. Seperti yang Daehyun lakukan.

Daehyun menolehkan kepalanya, saat sadar bahwa ada yang sedang duduk disebelahnya saat ini.

"Luhan?"

"Siapa lagi Dae." Jawabnya sambil tersenyum manis pada Daehyun.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Luhan. Daehyun bukannya menjawab, ia malah mengalihkan pandangannya dari Luhan, memandang Langit yang sudah mulai gelap.

"Apa kau tak suka dengan kehadiranku Dae?" Heran Luhan. Wajar jika Luhan merasa seperti itu. Pasalnya, sejak mereka tiba di kediaman keluarga Jung, Daehyun hanya duduk menyendiri dan melamun.

"Eh?! Tidak tidak. Hanya-"

"Hanya?" Tanya Luhan saat Daehyun menggantungkan kalimatnya.

"Kau tahukan rasanya melupakan cinta pertama itu sulit?"

"Ya… Aku tahu… Lalu?"

"Itulah yang sedang aku alami saat ini Lu. Aku sulit melupakan cinta pertamaku. Aku sulit melupakanmu Lu." Luhan terdiam. Ia menunggu Daehyun mengungkapkan semuanya.

"Aku sempat tak ingin percaya bahwa kau adalah kakakku. Aku sempat ingin merahasiakan bahwa kau adalah kakakku. Aku juga sempat ingin menipu mama, jika perasaan mama salah, Luhan bukanlah anak yang ia cari selama ini."

"Tapi aku tahu itu salah. Itu egois. Memaksakan kehendaknya sendiri tanpa peduli dengan perasaan orang lain."

"Aku mencintaimu Lu. Sejak awal aku bertemu denganmu. Aku telah jatuh dalam pesonamu Lu."

"Dae…" Ucap Luhan setelah ia mendengar penuturan Daehyun. Sedikit banyak, ia juga merasakan apa yang Daehyun rasakan.

Disaat ia ingin melupakan Chanyeol dan membuka hatinya untuk Daehyun. Saat itu pula ia mengetahui kalau ternyata Daehyun adalah adiknya sendiri. Adik yang terlahir dari rahim yang sama dengannya.

Tapi setidaknya, Luhan masih lebih beruntung. Karena Chanyeol datang untuknya. Chanyeol datang membawa cinta untuknya. Cinta yang sejak lama Luhan impikan.

Sedangkan Daehyun?

"Kau tak perlu menjawabnya dan tak perlu memikirkannya Lu. Kau tahu perasaanku yang sebenarnya, itu sudah cukup. Yang penting sekaranag adalah, Kau dan Mama telah bertemu kembali." Ucap Daehyun mencoba tegar.

"Dae…" Panggil Luhan.

Chu~

Luhan mencium Daehyun tepat di bibirnya. Menciumnya lembut, mencoba memberitahu Daehyun kalau dia sempat memiliki rasa yang sama dengannya dulu.

"Berjanjilah, setelah ini, hanya ada perasaan sayang antara adik dan kakak diantara kita. Berjanjilah, suatu saat kau harus menemukan seseorang baik hati yang mampu menjaga dan membuatmu tersenyum. Berjanjilah kau akan melupakan rasa cintamu padaku Dae." Ucap Luhan sambil menatap mata Daehyun dalam.

"Pasti. Aku janji Lu. Demi Kau dan Mama. Tapi, Kau juga harus berjanji Lu, berbahagialah selalu dengan Chanyeol. Mengerti?" Luhan pun mengangguk.

"May I hug you Lu?" Tanya Daehyun.

"Sure…" Mereka pun berpelukan dengan perasaan lega di hati masing-masing.

'Terima kasih Daehyun. Terima kasih anakku. Mama janji, akan membalas pengorbananmu suatu saat nanti.' Batin Wenxia sambil tersenyum memandang kedua anaknya yang sedang berpelukan, melepaskan beban masing-masing demi dirinya.


"BlackJjong! Paspor dan juga Visa jangan sampai ketinggalan!" Teriak pemuda pendek ini dari dalam kamar mandi.

Saat ini JongIn dan Joonmyeon sedang membereskan barang-barang yang akan mereka bawa ke Belgia. Dan saat hendak membereskan barangnya sendiri, Joonmyeon merasa sakit perut, hingga tugasnya diambil alih oleh JongIn.

"Iya iya Baby. Surat kepindahan kuliah aku letakkan di tasmu." Jawab JongIn.

Ya, sesuai dengan syarat yang diajukan orang tua mereka. Mereka harus pindah ke Belgia. Meneruskan kuliah mereka disana serta membantu mengurus cabang perusahaan yang ada di salah satu Negara di benua Eropa tersebut.

Setelah mereka mengurus segala surat yang diperlukan untuk kepindahan mereka, hari ini tiba saatnya mereka meninggalkan Negara kelahiran mereka.

'Cklek'

"Haaahh… LEGAAA…" Ucap Joonmyeon seteah keluar dari kamar mandi, sambil menepuk perutnya.

JongIn yang gemas melihat tingkah lucu Hyungnya ini, pelahan mendekati Hyungnya dan memeluk Hyungnya, possesif.

"Jangan bertingkah menggemaskan atau kau kuserang sekarang juga Hyung." Ucap JongIn. Joonmyeon yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas. 'Dasar beruang pervert…' batin Joonmyeon.

"Penerbangan kita 2 jam lagi. Jadi, jangan berbuat gila Kim Jong In!" Ucap Joonmyeon. JongIn terkekeh kemudian mencium bibir Joonmyeon, menggambarkan perasaan bahagianya saat ini.

'Cklek'

"Ah?! Maaf, Umma mengganggu." Joonmyeon langsung mendorong JongIn. Ia menunduk tak berani menatap ibunya yang saat ini sedang memasang ekspresi terkejutnya.

Ya, walaupun Tuan dan Nyonya Kim sudah mencoba merestui mereka berdua. Namun, di hati kecil mereka masih terbesit sedikit rasa tidak rela saat mengetahui anak mereka menjalin hubungan.

"Umma hanya ingin menanyakan, apa kalian sudah siap? Jangan sampai ada barang yang tertinggal. Mengerti?" Ucap Umma mereka.

Pelahan, mereka berdua berjalan mendekati ibu mereka. Menggenggam tangan ibu mereka.

"Terima kasih Umma…" Ucap mereka berdua bersamaan. Sang ibu pun hanya tersenyum memandang keduanya, kemudian memeluk kedua anaknya.

"Berjanjilah kalian akan baik-baik saja. JongIn, jaga Joonmyeon. Mengerti?" JongIn hanya mengangguk di pelukan ibunya. Cukup lama mereka berpelukan, hingga tuan Kim datang dan menginterupsi kegiatan mereka bertiga.

"Apakah kalian masih belum memaafkan Appa? Hingga hanya Umma kalian saja yang kalian peluk?" Ucap Tuan Kim. Dan kedua Kim bersaudara ini pun beralih memeluk erat sang ayah. Merasakan kehangatan yang jarang sekali mereka rasakan dari sosok ayah mereka yang terkenal dingin dan diktator ini.

"Kuliah yang benar. Kerja yang benar. Dan jaga diri kalian baik-baik. Ingat, Belgia berbeda dengan Korea." Pesan Tuan Kim. Air mata menetes dari kedua pelupuk matanya. Air mata yang menggambarkan rasa lega, bahagia, kecewa, sedih. Entahlah, yang jelas Tuan kim bingung apakah harus senang atau sedih saat harus melepas kedua anak remajanya ini.

"Terima kasih Appa…" Ucap meraka, bersamaan lagi.

"Sudah sudah… Nanti kalian terlambat. Segera selesaikan kemudian kita berangkat ke bandara bersama."

"SIAP KAPTEN! !" JongIn dan Joonmyeon memberi hormat ala tentara pada ibu mereka. Membuat ayah dan ibu mereka tersenyum melihatnya.

Mereka pun kembali pada acara 'membereskan barang' mereka yang sempat tertunda. Senyum dan tawa tak lepas dari bibir sepasang kekasih itu.

Tuan Kim pelahan mendekati istrinya dan memeluknya dari samping.

"Apa yang kita lakukan benar kan yeobo?" Tanya Nyonya Kim pada suaminya. Ia menyandarkan kepalanya pada dadasang suami yang juga sedang memandangi kedua anak mereka.

"Aku tak tahu. Yang jelas, aku tak pernah melihat mereka sebahagia saat ini." Jawab Tuan Kim.

"Semoga yang kita lakukan ini dapat membuat mereka bahagia."

"Semoga…"

..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-..-.. -..-..-..-..-..-..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..- ..-

"Chagi… Bangunlah… Kau tak ingin terlambat ke acara pertunangan Kris Hyung dan Sehun kan?" Tanya pemuda bermata panda ini pada seseorang yang sedang tertidur lelap disampingnya.

"Tapi aku masih mengantuk Taozi…" Ucapnya manja. Ia malah berbalik membelakangi Tao dan membungkus tubuhnya dengan selimut.

"Kau bilang kau tak ingin terlambat datang menghadiri pesta pertunangan sahabatmu. Kenapa sekarang kau malah malas bangun? Yixing Ge bahkan sudah berangkat ke lokasi pertunangan." Pemuda yang ia panggil Chagi itu malah semakin mengeratkan selimutnya, merasa terganggu dengan suara Tao yang menurutnya sangat mengganggu.

"Chagi~"

"Yayayaya… Aku bangun! Berhenti merengek. Membuat perutku mulas. Dasar siluman panda." Cerocosnya sambil mengucek matanya yang masih terasa berat saat ini.

"Aku kan hanya tak ingin kita terlambat Chagi… Yixing Ge bahkan sudah pergi terlebih dahulu."

"Itu karna Yixing gege akan menyanyi di acara pertunangan itu. Makanya, ia berangkat lebih dulu untuk bersiap-siap pabbo."Umpatnya.

'Greb'

Tao memeluknya dari samping. Ia mengecup pundak 'Chagi'-nya yang sudah penuh dengan tanda darinya itu.

"Kenapa saat kau sedang marah, kau malah terlihat semakin seksi Yoo Young Jae? Make me-"

"Eeuunngghhh…" Desah Youngjae saat Tao mencumbu lehernya. Dan itu sukses membuat Tao semakin gencar melakukan kegiatanya.

"Eeeeuunngghh.. Hentikan panda bodoh. Aku masih lelah…" Ucap Youngjae setengah mendesah. Bukannya menghentikan, Tao malah semakin menjadi. Tangannya bahkan sudah mulai bergerak meraba tubuh Youngjae. Kekasih yang dipacarinya setahun yang lalu.

"Hentikan atau tak ada jatah untukmu selama tiga bulan!" Ucap Youngjae tegas. Membuat Tao menjauhkan bibirnya seketika.

'Rasakan kau!' Batin Youngjae puas saat melihat Tao yang kecewa karna kegiatannya diganggu.

"Sudah! Aku mau mandi duli. Kau juga, cepat bersiap-siap!" Perintah Youngjae ala 'Istri-istri' galak.

"Mandikan aku~" Rengek Tao yang sukses mendapat Death Glare dari Youngjae.

"Baik baik.. sudah, cepat kau mandi dulu." Ucap Tao pasrah.

Tao pun tersenyum memandang Youngjae yang kesusahan berjalan menuju kamar mandi. Ia melamun sejenak. Ingatannya kembali pada masa-masa saat ia baru saja merasakan patah hati karna keputusannya merelakan Joonmyeon.

Youngjae yang terlihat ketus dan galak itu, dengan sabar memberinya semangat dan kekuatan. Memberikan pundaknya sebagai sandaran jika ia merasa lelah.

Ia merasa, ini adalah hadiah dari Tuhan untuknya, yang sudah mempersatukan JongIn dan Joonmyeon hingga mereka mendapat restu dari kedua orang tua mereka.

Jika dulu hanya nama Kim Joon Myeon. Sekarang, sudah tidak lagi.

Yoo Young Jae.

Ya! Nama itulah yang sudah menggantikan nama Joonmyeon di hati Tao. Dan Tao berjanji akan menjaga hadiah dari Tuhan ini dengan sebaik-baiknya.

'Aku mencintaimu Yoo Young Jae'

.

.

.

"Kris Hyung, Sehun Hyung, Selamat ya…" Ucap JongUp pada kedua pasangan yang sedang berbahagia saat ini.

"Terima kasih Jongup…" Jawab Kris.

"Lalu? Kapan Himchan Hyung dan JongUp akan menyusul?" Tanya Sehun dengan senyum jahil. Disaat seperti ini, sifat jahil Sehun masih saja Nampak.

Himchan memeluk JongUp.

"Kami tak perlu acara pertunangan Hun. Kami akan langsung menikah nanti. Muehehehe." Ucap Himchan sambil terkekeh mesum. Membuat JongUp bergidik ngeri mendengarnya.

"Eh, itu Sungyeol Hyung dan Myungsoo Hyung kan? Hyuunngg~" Himchan, Jongup, dan Kris menoleh kearah yang ditunjuk oleh Sehun.

Terlihat Sungyeol yang sedang minum hampir tersedak mendengar teriakan Sehun. Sedangkan Myungsoo, ia sibuk mengabadikan moment-moment yang ada di acara pertunangan pasangan yang sangat gemar 'Lovey Dovey' di kampus mereka itu.

Myungsoo dan Sungyeol pun menghampiri Sehun dan member selamat pada pasangan yang Nampak sangat serasai saat ini.

Mereka terus berbincang. Entah apa yang mereka perbincangkan saat ini, hingga membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak. Ditambah dengan kehadiran Chanyeol dan Luhan yang tiba-tiba masuk pada obrolan mereka, membuat tawa mereka semakin membahana.

Dan ditengah-tengah obrolan mereka, mereka melihat dua pasangan yang sangat mereka tunggu kehadirannya. Toa dan Youngjae, serta

"KKAMJONG! JOONMYEON!" Pekik mereka semua, hingga membuat para tamu undangan yang lain memandang heran pada Sehun dan teman-temannya.

Mereka semua berlari menghampiri JongIn dan Joonmyeon yang baru saja datang. Melepas rindu mereka setelah setahun lamanya mereka tak bertemu.

"Astaga! Apakah Belgia begitu panas, hinggak kulitmu semakin Hitam?" Tanya Sehun sambil memandangi JongIn, atas bawah.

'PLETTTAAKK'

"Kau ini, lama tak bertemu harusnya kau itu mengatakan 'JongIn kami merindukanmu' bukannya malah mengejek." Kesal JongIn. Semua terkekeh melihat tingkah JongIn yang sama sekali tak berubah. Tetap kekanakan.

"Lama tak bertemu. Eh?! Tapi kenapa kalian datangnya bisa bersamaan?" Tanya Luhan yang heran karna JongIn-Joonmyeon datang bersamaan dengan Tao-Youngjae.

"Tadi kami berpapasan di depan Lu." Jawab Joonmyeon.

"HEYYYY…" Kali ini Daehyun dan Yongguk datang menghampiri segerombolan pemuda berisik itu. Daehyun yang sengaja mengambil libur dari kegiatannya di New York, langsung menghampiri sepupu tersayangnya itu dan memeluknya erat.

"Selamat ya." Ucap Yongguk.

"Terima kasih…" Jawab Kris, tersenyum padanya.

"Kau semakin tampan saja setelah lama tak bertemu tuan Bang…" Ucap Joonmyeon setengah menggoda Yongguk.

"Dan kau tetap seperti bocah pendek setelah setahun tak bertemu…" Tawa pun menggelegar dari mulut para pemuda yang mendengar celetukan Yongguk itu. Membuat Joonmyeon mengembungkan pipinya kesal.

"Permisi. Apa aku mengganggu?" Suara seseorang menginterupsi tawa mereka.

"Anda Siapa?" Tanya Sehun sopan.

"Ah maaf jika aku datang tanpa undangan. Aku Choi Jun Hong. Aku kemari ingin mengantarkan seseorang. Ia ingin berbicara pada kalian. Bisakah?" Tanya Junhong sopan.

"Mana?" Tanya Sehun lagi.

"Sebentar…" Junhong pun pergi untuk menjemput seseorang yang dimaksud itu, yang saat ini sedang berada di depan pintu masuk. Ia mengandeng tangannya lembut, memberikan kekuatan pada pemuda manis yang terus menunduk itu.

"Kau pasti bisa Hyung…" Dan setelah bisikan dari Junhong itu, mereka berjalan kearah Sehun dan kawan-kawan.

Pelahan, pemuda itu mengangkat wajahnya dan,

"BYUN BAEK HYUN?" Pekik mereka semua bersamaan (lagi). Mereka bahkan tak peduli pada tamu undangan yang kesehatan telinganya mulai terganggu akibat teriakan mereka semua.

"Astaga, apa kabarmu? Lama sekali kita tak bertemu Baek." Ucap Joonmyeon. Ia langsung memeluk Baekhyun yang nampaknya masih gugup harus berhadapan dengan mereka semua.

"Aku baik. Kau bagaimana Hyung?" Tanyanya lirih.

"Bisa kau lihat kan? Aku baik-baik saja." Jawab Joonmyeon sambil tersenyum lembut.

"Emmm, Aku, ingin minta maaf pada kalian semua. Mengenai kejadian itu, Sungguh aku minta maaf. Aku-"

"Sudah, jangan dibahas lagi. Kami semua sudah memaafkanmu dan melupakan kejadian itu Baek. Jadi, tersenyumlah." Ucap Joonmyeon menenangkan Baekhyun. Sungguh Baekhyun merasa sangat bersalah pernah berusaha mencelakai pemuda berhati malaikat ini.

"Sudahlah Baekhyun Hyung. Kami semua sudah memaafkanmu. Dan, ayolah… kita disini kan untuk bersenang-senang. Jadi jangan sedih lagi ya?" Ucap Sehun. Senyum tak lepas dari bibir Sehun dan kawan-kawannya. Membuat hati Baekhyun merasa lega seketika.

"Lalu, dia siapa Baek? Kekasih barumu ya?" Goda Tao yang membuat wajah Baekhyun dan Junhong merah seketika.

"Eeenngg, itu… Anu..." Jawab Baekhyun dan Junhong gugup.

"Hahahaahaha… Kalian lucu sekali… Tak usah gugup… Kalian serasi kok…" Kali ini Youngjae yang menggoda Baekhyun. Dan Junhong hanya bisa menggaruk tengkuknya gugup.

"Kris!"

"Minseok Hyung…" Kris pun memeluk Minseok Hyung, sepupunya yang baru saja pulang dari dinasnya ke luar negeri itu.

"Maaf aku terlambat. Pesawatnya tadi Delayed. Selamat ya atas pertunangan kalian." Ucap Minseok lembut. Membuat dua orang diantara mereka menatap Minseok dengan pandangan terpesona.

"EHEEEMMM!" Sehun berdehem menyadarkan dua orang yang sedang memperhatikan sepupu Kris yang harus diakui, terlihat sangat manis hari ini.

"Ohh… Kenalkan, ini Minseok. Minseok, ini Daehyun dan Yongguk." Kris memperkenalkan Minseok pada dua orang yang dimaksud Sehun, tunangannya.

"Hai, Aku Daehyun!" Ucap Daehyun bergaya sok tampan sambil mengulurkan tangannya. Yongguk yang merasa tersaingi, mendorong Dehyun menjauh.

"Dan aku Yongguk. Senang berkenalan denganmu Minseok Hyung…" GiliranYongguk mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri.

"Aku Minseok. Senang berkenalan dengan kalian. Eeemm, aku pergi dulu yaa. Aku mau menemui paman dan bibi dulu. Annyeong…" Minseok melesat pergi saat merasakan hawa-hawa tak enak setelah berkenalan dengan dua pemuda yang usianya lebih muda darinya itu.

Daehyun dan Yongguk saling memandang dan melempar death glare.

"Minseok Hyung milikku…" Ucap mereka bersamaan.

'Sreeett'

"Adudduuuhhhh…" Teriak mereka berdua saat ada yang menjewer telinga mereka.

"Minseok Hyung sepupuku… Awas jika kalian macam-macam dengannya…" Geram Kris saat melihat jiwa playboy dua kawannya ini kambuh kembali.

"Iya iya Kris. Aku-"

"Lagu ini kupersembahkan untuk pasangan yang sedang berbahagia saat ini. Sehun dan Kris, Selamaaattt…" Ucap seseorang dari atas panggung. Kris pun melepaskan tangannya dari telinga Yongguk dan Daehyun, kemudian mengajak Sehun untuk berdansa.

It came over me, In A Rush

When I Realize that, I Love You, So much

That sometimes I cry but I can't Tell you Why

Why I feel, What I feel, Inside….

"SO BEAUTIFUL…" Ucap Youngjae terpesona mendengar suara merdu dan wajah manis dari seeorang yang menyanyi di atas panggung itu.

"Ehem! Dia sepupuku! Jadi, jangan macam-macam… Ayo Jae, Kita dansa…"

"Kau dengannya, dan Minseok Hyung untukku. Bye…" Yongguk pun pergi meninggalkan Daehyun yang masih terpesona memandang Yixing, dan mulai mencari Minseok.

"Dia sepupu Tao?" Gumamnya heran. Ia meletakkan gelas yang tadi dibawanya. Kemudian mengambil bunga yang ada vas di dekatnya.

"Memangnya aku peduli…" Dan Daehyun menaiki panggung kemudian berlutut di hadapan Yixing dengan membawa bunga mawar yang ia ambil dari meja. Membuat Yixing terkaget setengah mati saat melihat ada orang aneh dan tidak dikenalnya, tiba-tiba naik ke atas panggung.

Luhan yang melihat adiknya dengan berani mendekati Yixing diatas panggung itu, tersenyum lega. Akhirnya, adiknya menemukan kebahagiaannya sendiri.

Sedangkan Joonmyeon yang memandang Yongguk yang sedang berusaha mengajak Minseok berdansa, ia terkikik geli. Dalam hatinya, ia juga bersyukur, karna akhirnya Tao dan juga Yongguk, sudah bahagia bersama orang lain.

Youngjae memandangi kawan-kawannya satu persatu. Baekhyun yang sedang berdansa malu-malu dengan Junhong. Kris dan Sehun yang sedang berciuman di tengah-tengah acara berdansanya. Sungyeol dan Myungsoo yang selalu nampak tenang dan serasi saat mereka sedang bersama. Himchan yang menggoda Jongup hingga pipi Jongup memerah dengan sempurna. Chanyeol yang sedang berdansa random bersama Luhan. Joonmyeon yang menyenderkan kepalanya di dada JongIn. Yongguk yang sepertinya sedang gencar mendekati Minseok. Serta Daehyun yang menggoda Yixing di atas panggung.

"Dan pada akhirnya, semua berakhir bahagia." Ucap Youngjae, lega.

Tao menyentuh kedua pipi Youngjae untuk menghadapnya, kemudian mencium bibirnya sekilas.

"Dan kau adalah salah satu orang yang berjasa atas kebahagiaan mereka semua. Karna usaha dan doamu, semua kawan-kawanmu menemukan kebahagiaan mereka masing-masing. Dan karna kesabaran dan perhatianmu, aku juga menemukan kebahagiaanku sendiri. Terima kasih…" Ucapan Tao membuat kedua ujung bibir Youngjae terangkat membentuk senyuman.

'Terima kasih Tuhan, karna dengan ijin-Mu, kami semua menemukan kebahagiaan yang kami butuhkan. Terima kasih Tuhan. Terima Kasih…'

.

.

.

.

.

SELAMAT TINGGAAAAAAALLLLLL xDD

.

.

.

Maafkan aku kalau cerita ini memang gag layak baca ataupun gag layak publish…

Terimakasih banyak buat Dukungan kalian semua buatku…

Makasih Uda mau baca epep gag mutu ini, dari part awal sampai akhir…

Makasi buat Reviewnya…

Makasi buat yang uda Follow dan Favorit juga…

.

.

.

Akhir kata..

I LOVE YOU SO MUCH EPERIBODEEEHHH… ^3^

.

.

MINTA REVIEWNYA YAAAAA….. *Puppy Eyes bareng Yongguk* ^.^

.

PROJECT BERIKUTNYA Aku mau bikin "KRISHUN" sm "BAEKHO" huahahahaha xDD