Title : Brother Complex? No!

Author : Vy

Rated : T to M (PG-17 maybe ?)

Genre : Tentuin sendiri lah xDD

Lenght : Chaptered

Cast :
Kim Joon Myeon
Kim Jong In
And other

Note :
Fic comeback saya. halah!.. Fic perdana saya setelah lama gag nulis hampir setaun lebih. jadi maap maap aja kalo ceritanya gag menarik, membosankan, ato apapun itulah. Maklum, sudah lama gag nulis, jadi lupa gimana caranya nulis fic. hahaha
Pokoknyee Makasi banget buat si kaleng tebang, Di~~ yang bikin si penulis gila ini semangat nulis lagi. Juga buat mimi, rinka, yuke, dan reader2 lama gue yang lain yang nagih gue terus2an biar balik nulis epep lagi. Noohh, gue kasih Lo epep baru! Hahaha xD
Yooosssshhhh! Pokoknya selamat membaca ae lah ! XDD
Habis baca jangan lupa Coment ! Review ! Oyi?
Kritik dan saran sangat dibutuhkan :D

Warning :
Yaoi / Shou-ai, Incest, Typo (s), OOC (maybe?), bahasa aneh, cerita membosankan, dan lain sebagainya.
-ini epep main pair nya KaiHo. Jadi bagi yang merasa dirinya KaiSoo, KaiLu, KaiBaek, KaiHun, Sulay, KrisHo, SuDo hard shipper yang gag suka pair ini mending gag usah baca daripada kalian makan ati baca fic ini. Tapi kalau kalian nekat baca juga gag papa sih. Tambah seneng aku xDD. Asal kalian tau, Gue itu KaiLu shipper tapi otak sarrapp gue pengen bikin KaiHo xDD-

Disclaimer :
Suho punya Kai, Kai punya Suho ! *bllettakk*
Cast punya Tuhan, orang tua, keluarga, manajemen, dan Fansnya. Tapi Yoochun, Chen, Yongguk, TOP milik gue! Hahahahagz xDD
Cerita punya gue ! Asli dari otak kurang waras gue !

.
Yaudah ! Mulai aja lah ! Happy reading :D

.

The Story Begin

.
Author POV

Suasana makan malam di keluarga Kim begitu sunyi, hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar pada acara makan malam keluarga Kim.

Nampak sang ibu dan sang ayah yang duduk bersebrangan sedang serius dengan makanan yang ada di piring masing-masing, di sebelah sang ayah namja bersurai gelap dan berkulit putih itu sedang melahap makanan yang ada dihadapannya dengan sangat tidak bersemangat, sebenarnya ia sama sekali tidak nafsu makan, hanya saja ia tidak ingin ibunya mengomel karena ia tak memakan makanannya. Dihadapan namja itu terdapat namja berkulit tan yang sedang duduk manis sambil mengaduk makanannya tanpa berniat memakanannya sedikitpun.

Ia tidak tahan jika terus dihadapkan dengan situasi hening seperti ini, hingga akhirnya

'Prang' "Aku Tidak Setuju dengan keputusan Appa dan Umma!" Namja berkulit tan itu pun berbicara setelah ia membanting sendoknya.

"Diam dan cepat habiskan makananmu Kim Jong In !" Desis sang ayah pada si bungsu yang dipanggil Jong in tersebut.

"Aku tidak lapar! Aku hanya ingin Umma dan Appa membatalkan keputusan kalian ! Ini sungguh memuakkan !" Ketus Jong In pada sang ayah yang semakin membuat ayahnya tidak bisa menahan emosinya.

"Ini demi kebaikan kalian Jong In. Umma dan Appa hanya ingin membuat kalian bahagia. Lagian apa kau tidak kasihan dengan Hyung-mu yang setiap hari hanya menemanimu dan memanjakanmu? Joon Myeon juga punya kehidupan sendiri chagi. Umma hanya ingin kau bisa mandiri agar kau tidak terus-terusan merepotkan hyung-mu." kali ini sang ibu yang angkat bicara. Ibunya berharap suasana bisa kembali dingin.

"Kebaikan kalian bilang? Lihatlah wajah Joon Myeon Hyung Umma, Appa. Apakah wajah Joon Myeon Hyung terlihat bahagia? Dia bahkan sama sekali tidak tersenyum sejak kalian membicarakan PERJODOHAN ini! Karena ia tidak mengenal apalagi menyukai calon yang akan kalian kenalkan padanya ! Dan juga Joon Myeon Hyung tidak merasa direpotkan kalau ia menemaniku terus sepanjang hari. Iya kan Hyung? Apa yang ku katakan benar kan Hyung?" Kata Jong In yang menekankan kata 'perjodohan' sambil memandang Hyung yang ada di hadapannya.

Joon Myeon yang merasa dirinya dipanggil pun mendongakkan kepalanya memandang sang adik yang daritadi berusaha 'menyelamatkannya' dari perjodohan yang dilakukan Umma dan Appanya.

"Sudahlah Jong In, lanjutkan makanmu. Ku lihat makananmu belum kau sentuh daritadi." Jawab Joon Myeon sambil tersenyum tipis pada Jong in, sang adik.

"Hyung ! Kalau kau tidak mau, katakan pada mereka Hyung ! Kau jangan diam saja ! Apa kau mau hidupmu diatur oleh Umma dan Appa ?!" Jawab Jong In kepada Joon Myeon, matanya memandang tajam tepat pada manik mata Joon Myeon. Yang dipandang hanya bisa diam, tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya keluar dari mulutnya.

'Brakk'

"CUKUP KIM JONG IN! Kau tidak mengerti apapun! Hyung-mu saja diam itu berarti ia tidak menolak! Berhentilah bersikap kekanak-kanakan ! Usia mu sudah 20 tahun tapi kelakuanmu tetap saja tidak bisa diatur! Pokoknya keputusan appa sudah bulat ! PERTEMUAN JOON MYEON dengan anak dari Kolega Appa dilaksanakan 3 minggu lagi! Tidak ada penolakan ! Arraseo!" Teriak sang ayah emosi akibat ulah si bungsu yang terus saja tidak terima dengan keputusan ayahnya.

"Hyung ! Katakan sesuatu ! Katakan kau menolaknya Hyung !" Pekik Jong In frustasi karna sang tokoh utama yang dibicarakan hanya diam saja tak bergeming.

"Sudahlah Jong In, diamlah. Aku pusing. Aku lapar, aku ingin makan. Kau cepat habiskan makananmu." Jawab Joon Myeon pada Jong In dengan nada lemah. Jong In yang mendengarkan jawaban sang kakak mendesah kecewa, raut wajahnya menunjukkan kekecewaan yang sangat dalam.

"Hyung ?" Panggil Jong In pada Hyung-nya dengan nada lemah. Sedangkan si kakak hanya tersenyum melihat sang adik. Entah apa arti dari senyuman itu, kepedihan kah? Bahagia kah? Tidak ada yang tau kecuali Joon Myeon sendiri.

"Lihat kan? Hyung-mu baik-baik saja, berarti dia menerima PERJODOHAN itu! Dan kau jangan harap bisa merusak acara perjodohan hyung-mu! Dasar BROTHER COMPLEX !" Kata sang ayah puas dengan senyuman mengejek pada Jong In.

'Sraakkk'

"Aku selesai !" Jong In dengan kasar menggeser kursinya lalu pergi meninggalkan ketiga orang tersebut.

Joon Myeon menyadarinya. Ia sadar ia telah membuat sang adik kecewa. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Perintah sang ayah sungguh membuatnya pusing. Ia hanya memandang kepergian Jong In ke kamarnya dengan pandangan sendu.

'Mianhe Jjong' batin Joon Myeon miris

"Ingat Joon Myeon chagi, 3 minggu lagi kita mengadakan pertemuan keluarga dengan Kolega appamu. Kau persiapakn dirimu sebaik mungkin mulai sekarang. Jangan membuat mereka kecewa. Arra?" Perintah sang ibu membuyarkan lamunan Joon Myeon.

"Nde Umma. Aku mengerti. Aku sudah selesai makan, bolehkan aku pergi ke kamar sekarang? Aku mengantuk. Aku juga khawatir pada Jong In." Izin Joon Myeon.

"Nde, Jaljayo chagi" kata sang ayah pada Joon Myeon. Ia pun membungkukkan badannya sebelum ia pergi menuju kamarnya bersama Jong In.

.

.

'Cklek'

Keadaan kamarnya sangat gelap saat Joon Myeon masuk, tanda Jong In tidak ada di dalam kamarnya. Karena tidak mungkin Jong In membiarkan kamarnya gelap gulita seperti ini. Jong In tidak suka kegelapan, Joon Myeon tau benar itu. Bahkan di kamar mandi yang terletak dalam kamarnya pun tak ada tanda-tanda keberadaan sang adik.

'Apa mungkin dia di balkon?' Batinnya sambil melangkahkan kakinya ke arah balkon kamarnya. Namun tetap tak kunjung menemukan keberadaan sang adik.

"Jjong.. Kau dimana?" Joon Myeon bergumam pelan. Matanya menyiratkan kekhawatiran akan keadaan sang adik.

'Dimana anak itu' batinnya

Ia pun terduduk di pinggir kasur. Pikirannya melayang entah kemana. Pandangannya kosong. Sungguh ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara menghadapi situasi ini. Disatu sisi ia ingin sekali menuruti keinginan orang tuanya. Namun disisi lain ia memikirkan Jong In. Sungguh ia tidak ingin menyakiti keduanya.

'Huufftthh'

Ia menghela nafas pelahan. Ia masih melamun, pandangan matanya pun masih kosong, hingga ia tak sadar disampingnya kini ada seseorang yang memperhatikannya dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

'Greb'

"Eeehh?!" Joon Myeon terlonjak kaget saat ada yang memeluknya secara tiba-tiba dari belakang.

"Ekspresi wajahmu sungguh menggodaku jika kau kaget seperti itu." Ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Joon Myeon, sesekali menciuminya lembut.

"Eeuunngghhhh.." Joon Myeon yang merasa titik sensitifnya diserang hanya bisa mendesah pelan yang justru membuat si pelaku makin semangat melakukan kegiatanannya. Bahkan, ia tidak sungkan untuk memberi tanda kemerahan di leher Joon Myeon yang menandakan bahwa Joon Myeon hanya miliknya.

MILIK KIM JONG IN SEORANG!

"Kau dari mana Jjong? Eeuuungghhhh.. Ku kira kauuuhhh... sudah tidur?" Tanya Joon Myeon setengah mendesah. ia merasa benar-benar geli dengan kegiatan yang dilakukan sang adik.

"Aku dari teras belakang Hyung. Kau tau? Kau benar-benar berhasil membuatku kehilangan akal sehatku. Kau tau kan seperti apa appa jika ada yang menentangnya? Aku memberanikan diri menentang Appa, Hyung. Dan aku melakukannya untukmu, tapi kau malah diam saja. Kau menyebalkan Hyung!" Jawab Jong In jujur sambil terus melakukan kegiatannya 'menggoda' sang kakak.

"Maafkan aku Jjong. Aku tidak bermaksud mengecewakanmu. Tapi sungguh, aku benar-benar tak tahu apa yang harus aku lakukan Jjong." Sesal Joon Myeon, matanya melirik Jong In yang sedang asik dengan kegiatannya. Sungguh ia dihadapkan pada posisi yang amat sangat sulit saat ini.

Ia tidak ingin melawan orang tuanya. Tapi ia tidak ingin mengecewakan Jong In adiknya, karena ia

Mencintai Jong In

SANGAT MENCINTAI JONG IN

Bukan ! Bukan cinta kakak terhadap adiknya.

Tapi

Cinta Joon Myeon pada seorang kekasih.

Ya !

Kekasih

Joon Myeon dan Jong In memang sepasang kekasih.

Mereka sadar jika hubungan ini terlarang, namun mereka tak kuasa untuk melawan perasaan yang bergejolak dalam hati mereka.

Perasaan yang membuat mereka bahagia. Hingga mereka melupakan siapa mereka sebenarnya.

"Tak apa Hyung ! Tapi bagaimana aku tadi? Apakah terlihat keren saat aku melawan Appa, hmm?" Tanya Jong In pada Joon Myeon sambil menaik turunkan alisnya. Joon Myeon pun membalikkan badannya dan memandang Jong In dengan pandangan heran.

'Pletak'

"Bisa-bisanya kau bertanya seperti itu. Kau bodoh atau apa hah?! Aku ketakutan saat melihatmu bertengkar dengan appa gara-gara aku ! Sekarang kau malah bertanya degan pertanyaan aneh semacam itu? Haiissshhh,, dasar bocah aneh !" Joon Myeon menjawab Jong In setelah mendaratkan jitakan manisnya ke kepala Jong In. Jong In pun hanya bisa tertawa kecil melihat Hyung-nya yang mengomel tak jelas sambil mengusap kepalanya.

Chu~~

Jong In mendaratkan ciuman manisnya pada bibir plum Joon Myeon, sontak membuat pipi Joon Myeon merona hebat.

"Maafkan aku Hyung. Tapi sungguh itu kulakukan karna aku tidak ingin kau dijodohkan dengan orang lain. Aku mecintaimu Hyung. Kau milikku Hyung ! Hanya milikku !" Kata Jong In sambil memeluk Joon Myeon possesif. Sungguh ia tak ingin kehilangan sumber kebahagiaanya ini.

Bagi JoonMyeon dan JongIn, cukup mereka bersama itu sudah sangat membuat mereka bahagia. Asalkan tak ada yang memisahkan mereka, itu sudah cukup.

"Iya Jjong. Aku miliikmu Kim Jong In. Maafkan aku juga ya? Aku tak seberani dirimu yang nekat melawan Appa." Joon Myeon mendongakkan kepalanya, memandang wajah teduh Jong In. Wajah teduh yang hanya ia tunjukkan pada Joon Myeon seorang.

Jong In pun mengecup dahi Joon Myeon, menandakan betapa ia sangat mencintainya.

"Tak apa Hyung. Masalah perjodohan, itu bisa kita pikirkan nanti. But now, May I?" Jong In menggantungkan kalimatnya, ia yakin Joon Myeon pasti mengerti apa yang ia maksud.

Dan benar saja, Joon Myeon mengangguk kecil mengerti akan permintaan adik yang sangat dicintainya itu.

Inilah cara mereka mengekspresikannya. Mengekspresikan cinta yang yang begitu besar satu sama lain, mengekspresikan perasaan mereka yang sedang kalut, dan saat inilah yang paling membuat mereka bahagia. Saat mereka menghabiskan waktu hanya berdua. Saat mereka bisa melakukan apa yang biasa sepasang kekasih lakukan.

.

.

"Euunggh.. Jjoooooong"

"Hyuungg, OOOHHHSSHHH ! Youuuhh are sooo...OOOHHH !"

"Yeeess.. Eeuumpphh.. Aaahhh.. Aaahhh... Aaaarrgghhh... JOOONNGG IIIIINNNNN!"

.

.

Biarlah malam ini menjadi milik mereka. Malam dimana mereka bisa melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Hari esok, malam-malam berikutnya?

.

.

Let We'll see !