Author: Thewi Choi

Genre: FriendShip, Romance, little humor

Warning : YAOI!

Rating: Teen

POV: author

"Ohshin High School"© 2015 by Thewi Choi

Summary: Kehidupan pasca kelulusan Ohshin. Chanyeol yang bertahan dalam kesendiriannya dan Baekhyun yang tak terhitung mantan kekasihnya. Berbeda namun pada akhirnya perasaan meraka tertuju pada satu titik. Kesepian. Bisakah Chanyeol move on dari Kyungsoo setelah bertahun-tahun lamanya?/Addition Chapter: Spesial Chanyeol Baekhyun

#Spesial Chanyeol Baekhyun

Mobil minimalis itu membelah jalanan tunggal. Dikiri kanannya nampak tak ada bangunan. Namun terlihat begitu indah dengan pemandangan tepi pantai tak jauh dari sana.

"Eomma, masih jauh?" Chanyeol nampak celingukan menatapi jalan lurus didepannya. Angin deras begitu dingin memasuki mobil lewat jendela yang terbuka lebar disampingnya. Deburan ombak terasa nyaring ketika menghempas karang. Wanita cantik itu mengalihkan pandangannya pada pantai.

"Sebentar lagi. Kau mengeluh saja dari tadi. Dari pada terus mengoceh lihat pantai saja" ujar Tiffany kalem. Chanyeol mendesis.

"Kemudian aku akan menabrak orang kalau tidak lihat jalan" jawabnya malas.

"Oh, disana. Disana. Stop disana" pekik tiffany semangat. Tanpa sadar dia meninju bahu anaknya. Chanyeol menurut saja dan memakirkan mobilnya tepat didepan rumah sederhana yang ditunjuk ibunya itu.

.

"Ommonaa! Tiffany-ya, bagaimana bisa wajah mu tidak berubah!" wanita itu menepuk-nepuk lengan tiffany girang.

"Tentu saja. Kau tidak tahu mahalnya perawatan kecantikan sekarang. Hoho" Chanyeol menatap bosan dua ibu-ibu penggosip yang ada didepannya. Inginnya dia kabur dari penjara ibu-ibu ini. Teman ibunya ini benar-benar tipe ahjuma sejati. Ck

"Ohhh... ini Chanyeoliie? Astaga kenapa dia jadi tinggi sekali? Aduuh... tampannyaa" Tuh kan. Ahjuma sejati. Lebih baik dia melarikan diri saja daripada digodai tante-tante.

.

Perlu beberapa menit mencari alasan hingga akhirnya Chanyeol bisa melarikan diri dari sana. Chanyeol berjalan-jalan ditepi pantai sekarang. Jarang-jarang dia melihat pantai.

Chanyeol memandang jauh pada lautan biru disana. Kedua telinganya tersumpal dengan headseat putih, musik sendu mengiringi langkahnya kali ini. Rasanya Chanyeol seperti model-model di Video Klip. Chanyeol tersipu sendiri, tubuhnya tinggi dan wajahnya juga tampan- menurutnya dan tante tadi-. Sedikit berakting tidak apa, lagi pula disini sepi. Keke

Chanyeol menutup matanya lalu merentang tangannya. Dia pernah melihat adegan seperti ini di film-film. Lagi-lagi Chanyeol tersipu karena ulahnya sendiri. Ahh... harusnya dia masuk perusahan intertainment saja. SM, atau JYP. Entah...

"Angin begitu hangat membelai wajahku.." desahnya. Dengan pelan Chanyeol membuka matanya. Dan sebuah mata besar yang sedang memelototinya dari dekat nampak membuatnya terjengkang dengan tidak elit.

Brruak!

"Apa yang kau lakukan?" tanya orang itu langsung. Chanyeol mengumpat pelan lalu membuka headseatnya.

"YA! Kau mau membuatku jantungan?!" bentaknya. "Sedang apa kau disini, Byun Baek!" Chanyeol berdiri dengan cepat. Berusaha melupakan keadaannya yang tidak elit tadi.

" 'Angin begitu hangat membelaiku'? Kau depresi ya? Ini musim dingin! Hujan dimana-dimana! Aiguuu... Hangat kepalamu!" Chanyeol mendelik saat mendengar Baekhyun menirukan dialog bodohnya tadi.

"Aku kira kau kembali ketempat ayahmu. Kau benar-benar mau jadi mahasiswa abadi ya?" ejek Baekhyun. Chanyeol mendelik, semenjak reuni beberapa hari yang lalu di cafe Xiumin. Dia selalu jadi bahan ejekan karena belum juga lulus setelah bertahun-tahun.

"Berisik... Aissh"

Chanyeol menatap penampilan Baekhyun dari atas hingga kebawah. Bajunya tipis sekali.

"Kau tidak kedinginan? Musim seperti ini, ditepi pantai pula. Kau hanya memakai kain begini?" ujarnya sambil menarik-narik baju yang sedang dipakai Baekhyun. Baekhyun tersenyum lebar.

"Apa maksudmu kain begini?Aku sedang pemotretan. Lihat disana" Baekhyun menunjuk gerombolan kru yang lumayan berjarak jauh. Chanyeol mengerutkan keningnya, kapan mereka disana? Gaib. Kru Baekhyun memang segaib modelnya.

"Benar-benar akan membeku. Dingin sekali!" desis Baekhyun sambil menyilangkan tangannya. Chanyeol menatap bodoh Baekhyun yang melirik-lirik jaket yang dipakainya.

"A-Apa?" sinis Chanyeol. Baekhyun mengeluarkan tatapan mautnya.

"Pinjamkan aku jaket! Jaketmu juseyooo~!" rengeknya. Chanyeol menjauhkan dirinya dari jangkauan Baekhyun.

"Shiroo! Kau minta sama asistenmu saja!" tolak Chanyeol setengah berlari.

"Mwoyaa~. Mereka meninggalkannya.!" Baekhyun nampak mengejar-ngejar Chanyeol.

"YA! Lepaskaaaan... Aaa..." Chanyeol menarik-narik ujung jaketnya yang dipegangi Baekhyun kuat-kuat. Hingga akhirnya Chanyeol berjalan terseret-seret dengan Baekhyun yang memegangi jaketnya.

"Pinjammm!"

"Akkhh...!"

.

Chanyeol menutup pintu mobilnya keras. Membuat Tifany menoleh kaget.

"Wae? Mana jaketmu?" tanyanya kemudian. Chanyeol menoleh dengan wajah sangar.

"Jangan bicarakan tentang jaket lagi!" gerutunya. Samar-samar Tiffany bisa melihat bekas gigitan merah di pergelangan tangan putranya.

"Jangan tanya-tanya tentang ini juga!"

"Apasih... PMS ya..." gerutu Tiffany

.

"Baekhyun-ah, kemana saja kau? Kau tidak memakai jaketmu! Nanti kau flu!" manager Baekhyun nampak setengah berlari menyongsong Baekhyun. Ditangannya nampak tergantung jaket biru tebal dengan aksen bulu di lehernya.

"Oi, jaket siapa yang kau pakai?" tanyanya kemudian setelah sadar Baekhyun memakai jaket asing.

"O... o... o...Jangan sentuh! Andwae!" Baekhyun membuat gesture bela diri. Membuat managernya kebingungan. Jangan-jangan Baekhyun sudah keburu sakit.

"Seingatku kita tidak membawa yang seperti ini. Jaket ini benar-benar bukan stylemu" komentarnya. Baekhyun tersenyum menyebalkan. Rasakan, pasti managernya penasaran sekarang.

"Biarkan saja. Dia merampok milik namja dipinggir pantai tadi. Pacarnya mungkin" sahut namja berperawak tinggi yang lewat sambil mengambil air minumnya.

"YA, Jae rim Hyung!" protes Baekhyun pada rekan seprofesinya itu. Managernya melotot kaget.

"Ya! Baek! Namja yang mana lagi? Bukankah kau baru putus minggu lalu dengan Daehyun? Aah tobat Baek!" Baekhyun segera kabur sambil menyeret Jae rim setelah mendengar set pemotretan sudah siap. Namja bertubuh maskulin itu hanya tertawa menang melihat Baekhyun yang gelabakan.

"Hyung, kau mau cari mati eoh?"

"Wae...~?"

.

.

"Minnie Hyuuung... satu botol lagiii~" Baekhyun mengangkat jarinya tinggi-tinggi membuat Xiumin menoleh. Dasar pemabuk. Padahal cafenya sudah tutup sejak dua jam yang lalu, karena Baekhyun yang tiba-tiba ingin minum terpaksa Xiumin mengeluarkan soju terbaiknya lagi.

"Baek, ini tengah malam. Aku ngantuk. Jangan minum lagi" ujar Xiumin setengah menguap. Baekhyun memajukan bibirnya.

"Wae? Wae? Sebotol sajaa~~ engg...engg~" rengeknya. Xiumin memukul kepala Baekhyun.

"Andwae. Tidur! Kau mau menginap? atau mau pulang?" tanya Xiumin seraya membereskan cangkir dan botol yang berserakan didepan Baekhyun yang tertelengkup. Model yang sedang naik daun itu tak menjawab karena sudah tak sadarkan diri.

Xiumin menggaruk kepalanya bingung setelah tak menemukan ponsel milik Baekhyun. Sepertinya Baekhyun lupa membawanya. Siapa yang dihubungi kalau begini. Xiumin sih tidak apa-apa menampung Baekhyun, tapi kasur dirumahnya hanya ada satu. Dan itu pun sudah ditempati dirinya dan Chen. Xiumin ingat pernah menidurkan Baekhyun disofa sebulan yang lalu dan malah mendapatkan gerutuan parah ketika dia bangun. Memanggil taksi juga tidak menjamin keamanan Baekhyun. Apalagi dia sedang naik daun sekarang. Bisa gawat fotonya yang sedang mabuk di jual pada paparazi. Menghubungi sepupunya? Tidak, Baekhyun pernah berpesan jangan melapor apa-apa pada Jongin. Dia hanya akan diomeli keluarga besarnya. Kyungsoo? Tidak. Ini sudah malam, tidak aman untuk bocah macam Kyungsoo.

Xiumin mengambil ponselnya sendiri. Memencet-mencetnya sebentar lalu meletakkannya disamping telinganya.

"yeoboseo, Chanyeol-ah..."

.

Chanyeol menatap Baekhyun yang menggelepar disampingnya. Bau alkohol menyengat begitu menusuk hidungnya.

"Maaf ya Chan. Tolong antarkan dia. Alamatnya sudah aku kirim lewat pesan singkat. Aku benar-benar sibuk harus merekap pemasukan hari ini." Ujar Xiumin tadi sebelum akhirnya memasukkan Baekhyun kedalam mobilnya. Apa karena Chanyeol masih pengangguran jadi dimanfaatkan begini. Sialan.

Chanyeol memencet password yang terantung disisi pintu. Daebak, Chen memang benar-benar luar biasa. Bahkan dia mengetahui kode pribadi rumah orang lain. Ckck... seharusnya dia bekerja sebagai agen pemerintah saja dari pada penggembang game.

Baekhyun terhempas dikasurnya. Chanyeol menatap miris Baekhyun yang terlihat mengenaskan dengan iler dimana-mana.

"Aiguu... didepan kamera kau boleh terlihat manis. Aslinya benar-benar mengerikan" sinis Chanyeol sambil menggeleng. Namja tinggi itu melepas sepatu Baekhyun dan mantel yang menempel ditubuhnya. Dengan sedikit menahan nafas tentunya, bau alkohol begitu kuat menguar dari Baekhyun. Dengan telaten dia menyelimuti Baekhyun dan meletakkan obat pereda mabuk. Baekhyun pasti memerlukan pagi nanti saat dia terbangun.

"waee~~~"

Chanyeol hampir beranjak ketika dia mendengar gumaman tidak jelas Baekhyun. Chanyeol mendekat dengan penasaran.

"dasar saekiaa... apa yang mereka mau heoh... hik... memangnya salahku caantiik~" Chanyeol menatap horor Baekhyun. Mabuk saja masih membanggakan dirinya.

"Aaa... otokee... kenapa semua seme itu menyebalkaaan~~ hik.. baboyaa~" kali ini Baekhyun setengah berteriak. Chanyeol hanya diam mendengarkan Baekhyun.

"Mereka bilang cintaa... mereka kira aku tidak tahu mereka hanya ingin numpang populer.. hiks aaihs Sekia... lagi pula mereka terus-terus... hik.. mengajakku ke ranjang. Dasar Saekia..." Chanyeol segera terdiam. Dia menatap Baekhyun dalam.

"Waee...? persetan.. hik... aku tidak butuh merekaaa! hik" itulah kicauan terakhir Baekhyun sebelum benar-benar tertidur. Chanyeol teringat dengan gosip yang menyebar di infotainment. Mereka mengatakan Baekhyun playboy yang suka berganti-ganti pasangan. Apakah ini yang membuat Baekhyun tidak pernah menjalani hubungan yang bahkan tidak lebih dari 1 bulan. Apa karena mereka meminta hal itu, lalu Baekhyun memutuskannya. Chanyeol tiba-tiba merasa iba. Namja tinggi itu membenarkan posisi selimut yang agak turun.

Chanyeol sedikit kebingungan, bagaimana bisa Baekhyun tidak bercerita apapun tentang gosip yang ada di infotainment. Apa dia malu? Bukan kah ini justru sebuah kebanggaan jika Baekhyun benar-benar menjaga harga dirinya.

Baekhyun dan dirinya sungguh berbeda. Chanyeol yang tak pernah berpacaran sekali pun dan Baekhyun yang bergonta-ganti pasangan. Namun pada akhirnya perasaan meraka tertuju pada satu titik. Kesepian.

.

"Chukaee..." Kyungsoo tersenyum lebar pada Tao yang memeluknya di altar. Namja mungil itu kini resmi menjadi pasangan Jongin. Baekhyun memandang iri buket bunga yang ada ditangan Luhan. Kyungsoo melemparnya tadi, dan Luhan yang mendapatkannya. Padahal dia berada dibarisan paling belakang.

"Hyung, berikan padaku. Ye? Ye?" rengeknya. Namja yang baru dua hari di Korea itu tersenyum tipis.

"Shiroo" jawabnya cepat. Baekhyun menggerutu. Seingatnya Luhan yang dulu selalu memberikan apa yang dia inginkan. Luhan terkekeh kecil.

"Ok. Ok. Ambillah" ujar Luhan sambil mendorong bunganya kearah Baekhyun.

"Eh?"

"Aku tidak memberikannya bukan karena rengekanmu. Ini penebusan dosaku" Luhan menatap Baekhyun dalam. Baekhyun tertawa pelan. Namja mungil itu mengambilnya lalu memeluk Luhan yang masih tetap cantik seperti dulu.

"Hu'um... Selamat datang, Hyung" ucap Baekhyun tulus.

.

Chanyeol memandang pemandangan didepannya dengan sendu. Jongin dan Kyungsoo bersanding dengan serasi. Dia meminum lagi cocktail yang ada ditangannya. Bagaimana pun dia harus merasa bahagia melihat kawan seperjuangannya telah menikah.

"Jangan terlalu banyak minum" sela Baekhyun tiba-tiba. Chanyeol menoleh dan tersenyum sebal. Seharusnya Chanyeol yang mengatakan itu.

"Apa kau masih mencintainya?" tanya Baekhyun tanpa memandang Chanyeol. Chanyeol tersenyum tipis.

"Mulla..." jawabnya singkat. Matanya memandangi Kyungsoo yang kini tengah memeluki Luhan girang. Tanpa sadar bibirnya tertarik, sebuah senyum tersirat dari sana.

"Wajahmu murung. Kau terlihat menyedihkan, bahkan dari kejauhan. Apa menurutmu pantas berwajah muram dihari pernikahan sahabatnya " komentar Baekhyun. Chanyeol menoleh dan mendesis.

"Aish... cerewet..."

"Mau jadi pacarku?" Chanyeol tersedak keras. Bahkan Chanyeol bisa merasakan pening karena minuman yang melesak kehidungnya.

"Kau mabuk? Ohok! Ohooookh!" Chanyeol terbatuk. Baekhyun tersenyum lebar lalu mengusut punggung Chanyeol.

"Ani. Hanya saja kau tidak akan terlihat menyedihkan jika membawa seorang kekasih dihari pernikahan cinta pertamamu" ujar Baekhyun serius. Chanyeol menutup mulutnya dengan masih terbatuk-batuk. Baekhyun pasti benar-benar mabuk.

"Tidak, terima kasih. Aku tahu kau, Baek" jawab Chanyeol sambil menjentik dahi Baekhyun. Mau jadi pacar ke berapa dia kalau pacaran dengan Baekhyun? Baekhyun tertawa lalu merangkul lengan Chanyeol.

"Ayo kesana. Kita berfoto" Baekhyun membalas lambaian tangan Xiumin dari altar. Mereka semua berkumpul dalam barisan.

Sepertinya sesi foto akan dimulai.

"Senyum yang lebar. Ne?" bisik Baekhyun. Terlihat sekali sahabat pengantin ini adalah orang-orang hebat. Luhan pemain bola unggulan, Lay penulis buku bestseller, Sehun orang terkaya di Korea, Chen programer jenius. Belum lagi Baekhyun, si model ternama. Mereka semua akan jadi santapan para paparazi setelah foto ini beredar.

.

Chanyeol menatap buku-buku tebal didepannya. Seharusnya dia tidak kembali keperkuliahan dulu, dia terlanjur betah liburan dikampung halamannya. Chanyeol menatap huruf per huruf yang tertulis dibuku cetak tebal itu. Dan yang didapatkan Chanyeol hanyalah mata berputar, mual, dan pusing. Persis gejala keracunan. Keracunan tugas kampus? Seperti halnya yang terjadi saat dia ujian kelulusan saat masih di Ohshin.

"Oi, aku selesai. Kau masih mau disini, Hyung?" Chanyeol menoleh pada teman sekelasnya.

"Duluan saja. Buku brengsek ini tidak bisa dimengerti" umpat Chanyeol. Mata Chanyeol makin menyipit menatapi buku didepannya. Bagaimana pun dia harus lulus secepatnya, jika tidak dia hanya akan jadi bahan bullyan teman-teman abstraknya saja. Seharusnya dia mengikuti kata-kata ayahnya untuk tidak terlalu tenggelam dalam liburannya seminggu yang lalu.

"Mhh... Akhh... kepalakuu"

.

Baekhyun menatap mobilnya yang mogok. Tubuh mungilnya nampak terbalut sweater biru laut.

"Baek, sepertinya aku lupa mengisi bensin" ujar managernya dengan entengnya.

"Eeeh? Hyung bagaimana sih? Kita kehabisan bensin di kota orang niih..." kesal Baekhyun. Namja tinggi itu kemudian mengambil ponselnya dan menelpon mobil derek untuk beberapa menit.

"Aku sudah menelepon bantuan. Kita masih punya free 3 jam sebelum pemotretan. Kau bisa bersantai dulu sementara. Mau kupanggilkan taksi?" tanya managernya. Baekhyun nampak berpikir. Matanya nampak mengamati keadaan sekitarnya.

"Tidak usah. Ada perpustakaan. Aku mau kesana. Wajah sempurna tidak cukup kalau otaknya kosong" Ujar Baekhyun sambil mengambil mantel dari dalam mobil. Sang manager hanya menggeleng melihat Baekhyun yang berlarian menuju perpustakaan yang tak jauh dari sana.

"Sampai jumpa distudio, Hyung" pekiknya dari kejauhan. Managernya itu mengibaskan tangannya sambil tersenyum. Dasar, hyperaktifnya benar-benar tak hilang.

"Baiklaah... Menunggu bantuan" Manager muda itu pun duduk dibalik kemudi tanpa menyadari ponsel milik modelnya terjatuh dikolong mobil.

.

Baekhyun mengamati deretan buku-buku didepannya. Perpustakaan disini rupanya cukup lengkap, Baekhyun bahkan menemukan buku lama tidak bisa ditemukannya dimana-mana. Apa dia harus menjadi member perpustakaan ini? Baekhyun benar-benar tertarik dengan buku ini.

Baekhyun menarik buku tersebut dan membawanya keruang baca. Baekhyun bisa mendengar bisik-bisik tentang dirinya. Baekhyun hanya tersenyum dan membungkuk pada orang-orang yang mengenalinya sebagai model. Bukankah ini bagus untuk imagenya. Model yang membaca diperpustakaan. Keke...

Baekhyun duduk lalu mulai membuka bukunya tanpa menyadari seseorang yang duduk diseberang meja menatapnya tajam.

"Oi, kau mengikutiku?" tanyanya tanpa basa-basi. Baekhyun mengangkat kepalanya dan segera melotot menemukan Chanyeol ada didepannya.

"Chanyeol!" meletakkan jari diatas bibirnya dengan mata melotot. Perintah diam secara tersirat.

"Kau jangan berisik. Nanti aku diusir. Tugasku masih banyak" desis Chanyeol. Baekhyun mengangguk paham sambil menutup mulutnya sok kaget..

"Waah, kita selalu bertemu disaat yang tak terduga. Menurutmu, apa ini takdir?" tanya Baekhyun dengan mata menyipit. Chanyeol mendengus.

"Takdir kepalamu. Kau pasti mengikutiku" Baekhyun menendang tulang kering kaki Chanyeol yang ada dibawah meja hingga namja tinggi itu hampir berteriak.

"YA!"

"Berisik. Kau bilang nanti diusir" ejek Baekhyun. Chanyeol mengehmbuskan nafasnya kesal. Dasar cebol! Bisa-bisa yang seperti ini malah jadi model.

"Tawaranku minggu lalu, bagaimana menurutmu?" tanya Baekhyun. Chanyeol menoleh dengan wajah malas.

"Yang mana?"

"Jadi pacarku." Chanyeol hampir berteriak untuk yang kedua kalinya.

"Kau mabuk disiang bolong begini heoh? Dasar gila!" umpat Chanyeol. Baekhyun hanya memperbaiki poni rambutnya yang sedikit berantakan dan sesekali mengerling pada orang yang mengarahkan ponsel padanya.

"Eh, Baekhyun bersama siapa? Pacar barunya ya?"

"Oh iyaa... siapa?" Baekhyun tersenyum ramah pada orang-orang yang menatapinya penasaran. Model yang sedang naik daun terlihat dekat dengan seseorang, pasti akan menjadi berita heboh.

"Bisikan-bisikan pengganggu "gerutu Chanyeol. Bisa-bisa dia diburu wartawan karena disangka kekasihnya Baekhyun. Chanyeol menutup bukunya kasar.

"Pulang" ujar Chanyeol tajam. Baekhyun nampak tak peduli.

"Shiroo" Chanyeol merasa kepalanya semakin pusing. Sudah 3 hari berturut-turut Chanyeol kurang tidur karena tugasnya ini. Hingga tanpa sadar dia menaikkan oktaf suaranya.

"Jangan menggangguku! Aku sibuk disini. Kenapa kau menyebalkan begini sih! Aku pusing tahu!" balas Chanyeol semakin dingin. Efek tugas dan stres, Chanyeol jadi cepat emosi. Baekhyun terdiam menatap Chanyeol. Selama dia mengenal Chanyeol rasanya dia tak pernah dibentak seperti ini.

"Jadi aku mengganggu ya?" gumam Baekhyun.

"..." sejenak tak ada yang bersuara. Hanya terdengar rintikan hujan yang mengguyur diluar sana.

"Kau benar-benar tidak berubah" ujar Baekhyun sambil tersenyum getir. Terlintas bayangan masa lalu ketika mereka masih memakai seragam sekolah Ohshin. Chanyeol yang tak pernah melirik Baekhyun dan hanya melihat pada Kyungsoo seorang. Sebanyak apapun dia berusaha menarik perhatian Chanyeol, namja mungil tak akan pernah mendapatkan apa-apa.

"Jadi akhirnya tetap begini ya?" desis Baekhyun sambil berdiri. Namja mungil itu kemudian merogoh-rogoh sakunya kemudian terdengar decakan kesal.

"ah, ponselku tertinggal. Aish... aku pergi" ujar Baekhyun cepat. Chanyeol bahkan belum berkata apapun. Namja tinggi terdiam menatap kepergian Baekhyun.

"Diluarkan hujan"

.

Namja mungil itu berjalan cepat sambil menghentakkan kakinya.

"Dasar raksasa idiot. Mau sampai kapan begini! Bertahun-tahun belum juga move on dari Kyungsoo Hyung! Akkh!" maki Baekhyun setengah kesal.

Namja mungil itu kemudian terdiam tepat diujung teras perpustakaan. Menatap hujan yang begitu deras mengguyur. Tubuhnya pasti basah kuyup jika menerobos hujan untuk mencegat taksi dipinggir jalan. Kenapa ponselnya selalu saja tertinggal disaat genting seperti ini? Gengsi sekali jika Baekhyun kembali pada Chanyeol untuk meminjam ponselnya dan menelpon taksi. Kesialan beruntun Baekhyun.

Namja mungil itu melirik jam tangannya. Masih ada 2 jam sebelum pemotretan. Namja mungil itu pasrah saja, perutnya sudah sangat kelaparan. Dengan tekat sekuat baja namja mungil itu menerobos hujan. Hujan begini tidak akan berpengaruh pikirnya. Baekhyun berlari kecil sambil menutupi kepalanya dengan tangan. Hingga akhirnya dia bisa mencegat taksi.

Helaian rambut Baekhyun nampak basah. Namja imut itu dengan cemberut seraya membenahi pakaiannya. Helaan nafas panjang menarik perhatian supir taksi yang ada didepan. Baekhyun memandang lagi kearah perpustakaan.

"Benar-benar tidak peduli rupanya" bisiknya lirih.

"Studio YZ" ujar Baekhyun tanpa mengalihkan matanya dari bangunan klasik itu.

"Nde" Baekhyun menghela nafas lagi. Masih tak melepaskan pandangannya dari sana. Supir taksi itu hampir saja menginjak pedal gasnya jika tidak Baekhyun berteriak.

"T-tunguu!" perintahnya gagap. Supir taksi itu hanya menurut dengan wajah kebingungan.

Mata bulat Baekhyun nampak berbinar menatap pada namja yang berdiri tak jauh dari sana. Namja yang sepertinya celingukan mencari seseorang. Baekhyun bersorak.

"Tidak jadi. Ini uangnya" ujar Baekhyun ceria sambil menyerahkan lembaran uang pada supir taksi itu. Supir tersebut hanya memanggil-manggil Baekhyun karena uang yang diberikan Baekhyun terlalu banyak. Percuma, Baekhyun sudah berlarian menembus hujan.

.

Chanyeol nampak mengedarkan matanya kesegala arah. Mencari keberadaan namja imut yang begitu berisik tadi. Ditangannya nampak sebuah payung hijau, Chanyeol memang sudah menyiapkannya karena ramalan cuaca pagi tadi tidak begitu baik.

"Chan! Chanyeol!" namja tinggi itu menoleh dan menemukan Baekhyun berlarian dibawah hujan dengan wajah ceria.

"Oi! Sedang apa kau?!" ujarnya setengah berteriak dan menyusul Baekhyun dengan payung yang terbuka.

"Kau bodoh ya? Kenapa malah hujan-hujanan?" Ujar Chanyeol seraya memayungi Baekhyun. Namja imut itu tersenyum lembut lalu memeluk Chanyeol tiba-tiba sambil melompat dan terkikik.

"Oi. Oi. Lepas! Banyak orang yang lihat!" ujar Chanyeol gelagapan dengan wajah setengah memerah. Baekhyun melepasnya dan melemparkan senyum lagi.

"Apa begini caramu menggoda laki-laki hingga mantanmu begitu banyak" gumam Chanyeol sebal. Baekhyun menggeleng cepat.

"Tidak. Mereka bahkan tidak pernah bisa memelukku. Padahal mereka sudah bersujud-sujud karena tubuhku yang seksi ini" ujar Baekhyun enteng. Chanyeol menepuk dahinya. Si bodoh ini apa tidak malu mengatakan hal privasi seperti itu.

"Dasar bodoh! Kenapa orang seperti mu bisa menjadi model? Astaga... ambil ini!" gerutu Chanyeol seraya mengambil tangan Baekhyun dan menyerahkan payungnya. Baekhyun cemberut.

"Kau yang bodoh. Aku sudah basah kuyup begini, payung sudah tidak ada gunanya!" pekiknya sebal. Chanyeol menatap Baekhyun jengkel. Benar-benar si tengik ini.

"Kau bawa mobil?" tanya Baekhyun. Chanyeol menunjuk sebuah mobil hitam yang terparkir tak jauh dari sana.

"Bagus! Antarkan aku" ujar Baekhyun sambil menyeret Chanyeol yang ogah-ogahan.

"YA! Bajumu basah! Jangan menempel padaku!"

"Biar saja! Kau tidak lihat bahuku kena hujan" omel Baekhun balik sambil terus menempel pada Chanyeol. Chanyeol menatap namja mungil disampingnya ini. Tingginya hanya sebatas bahunya saja. Apa hanya dia yang terlalu tinggi atau Baekhyun saja yang tidak mengalami pertumbuhan.

Namja tinggi itu lalu mengubah posisinya dengan berdiri rapat dibelakang Baekhyun. Namja bermata cantik itu bahkan bisa merasakan dagu Chanyeol yang menyentuh pucuk kepalanya.

"Chan?"

"Payungnya kecil. Kalau berjejer kesamping tidak akan muat. Jalan pelan-pelan."ujarnya Sambil terus memayungi tubuh keduanya. Sebelah tangan Chanyeol yang bebas nampak memangi bahu Baekhyun yang kecil.

"Katanya tidak mau dekat-dekat, takut basah" Baekhyun setengah tertawa. "Aduh, kau menginjak belakang sepatuku!"

"Berisik. Konsentrasi...! Kiri... Kubilang kiri! Sama-sama..." Ujar Chanyeol seraya mengimbangi langkah Baekhyun.

"YA! Kau menginjaknya lagi! Ini dari sponsor tahu!"

"Kanan, kanan!"

"Oh... kiri..kanan..."

"Bagus... kiri..kanan...kiri... Eh Baek, ini seperti permainan zaman kecil kan?"

"Dasar idiot! Kita dilihat orang nih. Aiguu, reputasikuu..."

Baekhyun tak peduli sebenarnya. Reputasi atau apalah itu. Biar saja besok infotainmet menggosipinya karena ketahuan bermain hujan-hujanan dengan raksasa idiot ini. Memang dia peduli.

Baekhyun basah kuyup namun justru dia merasa hangat sekarang. Chanyeol tertawa tanpa bisa ditahan. Baekhyun benar-benar membuat sebal dan lucu sekaligus. Membuka lembaran yang baru seperti tidak akan begitu sulit setelah ini.

"Terima kasih, Baek..."

"Eoh apa?" tanya Baekhyun ketika perkataan Chanyeol tadi teredam hujan.

"Kataku kau cerewet!"

END

Kalian tahu bagian tersulit disini? Itu karena gue terjebak di konsep YAOI. Membayangkan Baekhyun yang model seorang namja itu sulit, sedang dalam pikiran gue para uke ini cewek. Ahh, seharusnya sejak awal gue pakai genderswich aja. Kan kalo Baekhyun pemotretan bingung diskripsinya gimana, pakai gaun atau apa gitu. Luhan juga, seandainya ini ff genderswich mungkin Luhan bukan pemain tennis atau yang agak feminim gitu.

Well, udah jadi beberapa bulan yg lalu. Dipost sekarang tanpa dibaca ulang... Byee... Hadiah kecil buat ngerayain baby yang ada diperut...wkk... #baru tes tadi pagi.