"Si Hwan! Pindah ke sampingku sekarang!" Si Hwan yang tidak tahu apa-apa menuruti perintah Kino. Ia pindah duduk di samping Kino di sofa. "Tolong berakting sebagai namjachinguku!"
Blind Date
Pairing: SihwanxKino, slight!
Rating:T+
Genre: Romance, Friendship.
Warning: Typo(s), OOC, Sho-ai, AU
Disclaimer: OFFROAD belongs to Kairos Ent., their parents, and God.
Note: Perasaan sukaku pada OFFROAD tiba-tiba meluap. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat ff ini. Jika ada kesamaan plot atau alur cerita, itu hanya kebetulan. Karena ff ini kutulis murni dari ideku sendiri. Aku menulis ff ini di ipod, karena itu maaf jika fontnya aneh. Oiya, bayangkan penampilan member OFFROAD seperti di MV Bebop, pengecualian untuk Rio.
DLDR!
.
.
.
.
Tiba-tiba Kino mengalungkan kedua lengannya di leher Si Hwan dan mencium paksa Si Hwan. Awalnya Si Hwan menolak, ia tidak ingin menciumnya tanpa seizin Kino. Tapi lama kelamaan ia mulai terlarut dalam ciuman itu. Perlahan, Si Hwan melumat bibir Kino. Mata Kino sibuk melirik ke arah Seung Hun, lain dengan Si Hwan yang menutup matanya. Kino melihat Seung Hin yang sekarang berpakaian waiter berjalan menghampiri mereka.
"Kino-ah?" panggilan Seung Hun membuat Kino segera melepaskan ciuman mereka. Si Hwan teringat bahwa Kino menyuruhnya berakting sebagai kekasihnya, karena itu ia mengarahkan wajahnya ke leher Kino dan menciuminya. Tangan Si Hwan beranjak melingkari pinggang Kino.
"Ah, Seung Hun hyung, annyeong ngh.." Kino mendesah tertahan saat Si Hwan menciumi setiap centi lehernya. Seung Hun hanya menatap mereka datar.
"Siapa namja itu?" tanya Seung Hun.
"Dia, ermm, namjachingu, nghh, ku, ahh!" Kino mengeluarkan desahannya yang tadi ditahannya saat Si Hwan menggigit lehernya, membuat bercak keunguan di leher Kino. "Si Hwan, berhenti sebentar, ini di tempat, eumhh, umum, anghh!"
Si Hwan kembali membuat bercak keunguan di leher Kino. Perlahan tangannya meraih kerah kaus Kino dan menurunkannya, membuat bahu kanannya terekspos. Ia mulai menggigiti bahu Kino, membuat desahan-desahan neluncur dari bibir Kino.
"Aku rasa, aku akan memberikan privasi bagi kalian berdua." ucap Seung Hun lalu meninggalkan Kino dan Si Hwan dengan raut wajah datar. Setelah memastikan bahwa Seung Hun tidak melihat memperhatikan mereka, Si Hwan menarik diri dari Kino lalu menyeringai.
"Bagaimana aktingku sebagai namjachingumu, hm?" tanya Si Hwan seraya menjilat bibirnya seduktif. Kino membetulkan kausnya dengan wajah menunduk untuk menutupi wajahnya yang memerah. "Bisa kau jelaskan siapa namja itu, Kino?"
"Dia Seung Hun hyung, mantan namjachinguku. Dia memutuskanku dengan alasan bahwa aku membosankan. Rio hyung mendaftarkan untuk blind date ini agar aku bisa melupakannya, karena aku masih menaruh perasaan kepadanya." jelas Kino dengan wajah menunduk. Perlahan, Si Hwan memeluk tubuh Kino.
"Menurutku kau tidak membosankan sama sekali. Kau ramah, mudah diajak mengobrol, menarik, dan periang. Dan, oh jangan lupakan! Wajahmu juga manis. Menurutku kau sempurna bagiku." ucap Si Hwan. Kino merasa bahwa wajahnya sekarang sudah semerah kepiting rebus.
"Gomawo, Si Hwan-ah."
"Nah, sekarang akan kuantar kau pulang. Keadaanmu cukup berantakan sekarang." ucap Si Hwan. Ia melepaskan pelukannya membuat Kino mendesah kecewa. Tapi, keadaan Kino memang cukup betantakan. Wajah memerah, rambut acak-acakan, leher dengan bercak keunguan yang begitu terlihat, dan bajunya kusut. Si Hwan melepas jaket turtlenecknya lalu memakaikannya di tubuh Kino dan menaikkan resletingnya. "Untuk menutupi kissmarkku. Nah, kajja."
"Hey, Kino-ah. Bagaimana rasanya balas dendam kepada mantan namjachingumu dengan mempunyai namjachingu tampan sepertiku,eoh?"
"Kau terlalu narsis,Sihwan-ah!"
.
.
.
"Kalau begitu, hubungan kita berakhir, eoh?" tanya Si Hwan sesampaibya di depan pintu apartmen Kino dan Rio.
"Yah, sepertinya begitu." keluh Kino. Keheningan mrnyelimuti mereka berdua.
"Kino, bolehkah aku menjadi namjachingumu? Aku jatuh cinta padamu hari ini. Nan neol saranghae." terang Si Hwan. Ia mengalihkan wajahnya ke samping, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Kino tertawa kecil melihatnya, lalu menganggukkan kepalanya.
"Nado saranghae, Si-mfffhh!" Kino tidak berhasil menyelasaikan kalimatnya karena bibirnya lebih dulu dibungkam oleh bibir Si Hwan. Si Hwan melumat bibir Kino lalu menggigitnya membuat Kino membuka mulutnya. Ia menyusupkan lidahnya ke dalam mulut Kino dan bermain di sana. Tangannya membuka resleting jaket yang dikenakan Kino, lalu menurunkan jaket itu. Hanya menurunkannya agar tidak menghalangi aksesnya ke leher dan bahu Kino, tidak melepaskannya. Ia menurunkan ciumannya ke leher Kino, membuat kissmark lebih banyak, menandakan bahwa Kino miliknya seorang.
"Annghhh!" Kino mendesah keras saat Si Hwan tidak sengaja menggigit titik sensitivnya di leher. Ia menurunkan kerah kaus Kino, menggigitnya lalu menghisapnya memberi bercak keunguan yang ia yakin tidak akan hilang dalam beberapa hari. Tangannya memegang ujung kaus Kino hendak membukanya saat tangan Kino menahannya.
"Mian, Si Hwan-ah. Tapi kalau dilanjutkan, aku rasa aku belum siap." ucap Kino. Si Hwan tersenyum lembut lalu memeluk Kino.
"Gwaenchana, aku akan menunggu sampai kau siap. Aku pulang dulu, ne? Annyeong!" Si Hwan melepaskan pelukannya lalu melambaikan tangannya dan berlari pergi. Kino masih terdiam, ia baru ingat kalau ia lupa mengembalikan jaket Si Hwan. Ia memutuskan untuk mengembalikannya lain kali.
"Aku pulang~" ucapnya seraya membuka pintu depan lalu menutupnya kembali. Ia melepaskan sepatunya, membuka jaket Si Hwan dan merebahkan tubuhnya di sofa. Ia bisa melihat Rio hyungnya yang sedang memasak dengan G.I hyung yang memeluk pinggangnya dari belakang.
Ia bangkit lalu melangkahkan kakinya ke dapur. Di dapur ia bisa melihat G.I yang ternyata sedang sibuk memberi kissmark di leher Rio, sama seperti yang Si Hwan lakukan padanya tadi. Mengingatnya, ia merasakan wajahnya memanas. Ia mengalihkan pandangannya lalu mengambil Jus di kulkas.
"Hyungs, please stop making out in the kitchen." keluhnya yang ia yakin kalah oleh desahan Rio karena tangan G.I yang sedang bermain di dalam kausnya dengan mulut yang masih sibuk memberi kissmark. Ia berkata lagi, sebelum meminum jusnya. "And, please don't do 'it' tonight. I want to have a beauty sleep."
"Nghh.. ann-emhh-nyeong, Kino.. Agh, Seulgihh." ucap Rio diselingi desahannya. Rio berbalik menatap Kino, saat ia melihat sesuatu.
Bercak keunguan di leher Kino.
"GYAAAAAA! SIAPA YANG MENYENTUH DONGSAENGKU?!"
Owari
Ff terpanjang sekaligus tercepat yang pernah kubuat. Aku menulis ini sambil menonton Ocean's Eleven, Final Destination 5, dan Harry Potter. Aku tahu film-film itu tidak ada hubungannya, tapi ideku mengalir dengan lancar saat menonton film-film itu.
Aku seorang fans dari OFFROAD, hanya saja fans mereka hanya sedikit. Teman-temanku tidak ada yang tahu OFFROAD, hanya adikku. Itupun hanya karena menyukai parodi 'That Winter, The Wind Blows' yang dibuat oleh OFFROAD. Aku menyukai couple ini karena melihat mereka memparodikan kissing scene (kalau aku tidak salah lihat) Eunji dan Kimbum. Dan aku juga menyukai pairing karena mereka cocok berperan sebagai Song Hye Kyo dan Jo In Sung. Aku meminta maaf kepada Seung Hun dan fans Seung Hun (jika ada) jarena membuatnya sebagai antagonis di sini.
Tolong usahakan RnR, tapi tidak apa-apa jika hanya jadi silent reader. Jika ingin mengkritik atau memberi saran, gunakan bahasa yang sopan. No bash or flame.
Annyeong!