Disclaimer: "I don't own all characters in here. They are belongs to them selves. If I can, I would do it! xD I make no money from this—please don't sue me. But the plot is MINE!"
Title: Only Reminds Me Of You
Based on: manga(s)
Author : blackorange aka nda
Rating : T
Cast: Kim Jaejoong, Jung Yunho, Park Yoochun, Kim Junsu, and Shim Changmin
Mentioned: Other idols
Genre : Romance, crack, fluff, humor, school life, drama
Length this chapter : 11 pages MsW
[PART 1]
~.~.~.~.~.~
The greatest thing in this world you'll ever learn is.. to love and be loved in return.
~.~.~.~.~.~
Seseorang tertidur di bawah rindangnya pohon ek yang tumbuh di halaman belakang sekolah. Punggungnya ia senderkan pada batang pohon yang sudah terlihat tua namun tetap berdiri kokoh. Dadanya naik turun dengan teratur seiring ia menghembuskan nafasnya perlahan. Bias-bias cahaya matahari berusaha menerobos masuk dari sela-sela dedaunan dan ranting pohon yang saling menyilang. Angin musim semi perlahan berhembus dan menghempaskan beberapa helai daun yang mengering.
Sehelai daun kering jatuh tepat di puncak kepalanya. Ia mengerutkan kening sambil perlahan membuka kedua matanya. Mata coklat almond itu kini terlihat dari balik kelopak matanya yang sipit. Ia menatap kesekelilingnya dan menyadari kalau ia tertidur lagi di bawah pohon ek. Ia sedikit meregangkan tubuhnya.
"Meong~"
Ia menatap seekor kucing belang hitam putih sedang duduk di atas pangkuannya dan menatap dirinya dengan mata besarnya. Ekornya bergerak-gerak perlahan. Ia tersenyum sambil mengelus lembut dagu kucing itu dengan jari-jari tangan kanannya yang membuat kucing itu memejamkan mata dan mengeluarkan suara dengkuran halusnya.
"Hey Boo~" sapanya pada kucing yang kini sedang mendengkur manja padanya.
~.~.~.~.~.~
"Aish! Sudah kubilang! Aku tidak mau pergi denganmu! Ish~!" desis laki-laki berparas tampan namun tak bohong juga dibilang cantik pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Kulitnya putih seputih susu. Rambut pirangnya membuat dirinya terlihat begitu manis. Mata besar dan hitamnya membuat dirinya terlihat seperti boneka manekin yang hidup. Hidunya mancung dan runcing. Bibir merah cherry nya itu seolah sedang memohon untuk dicium.
Seragam kemeja yang dikenakannya terlihat berantakan. Ia tidak mengenakan dasinya dengan benar. Beberapa piercing terlihat di kedua telinganya. Penampilannya memang selalu terlihat sangat urakan, tapi ia tidak pernah gagal untuk menarik perhatian siapapun yang menatapnya. Terutama siswa-siswa di sekolahnya.
"Oh ayolah Jaejoongie~ aku tahu kau suka dengan Hello Kitty~" bujuk orang itu lagi pada Jaejoong sambil menunjukkan dua buah tiket festival Hello Kitty yang sedang diselenggarakan selama satu bulan di pusat kota Seoul.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya perlahan ketika tiket itu bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri. Mata besar dan hitamnya mengikuti gerakan tiket itu. Ia mengepalkan kedua tangannya.
Sial! Batinnya kesal ketika Seunghyun menyerang titik kelemahannya. Kedua tangan Jaejoong perlahan terangkat dan hampir mengambil tiket itu ketika dia sadar dengan apa yang sedang dilakukannya.
"Aish! Andwae! Menjauhlah dariku!" teriak Jaejoong kesal sambil mendorong tubuh Seunghyun untuk menyingkir darinya. Jaejoong mendengus kesal sambil berjalan menuju kelasnya meninggalkan Seunghyun yang sedang menggerutu pelan karena Jaejoong mendorongnya.
"Jangan sok jual mahal, Jaejoongie!" ucap Seunghyun mulai kesal. Jaejoong hanya memutar kedua bola matanya.
"Whatever, loser!" balas Jaejoong sambil membalikkan tubuhnya pada Seunghyun dan berjalan mundur. Jaejoong mengangkat jari tengah kanannya pada Seunghyun.
"Annyeong Joongie~"
"Hello sweety~"
"Morning~ beautiful~"
"Do you free tonight, babe?"
Jaejoong terus berjalan melewati koridor menuju kelas sambil menutup kedua telinganya ketika siswa lain mulai menatap dan menyapanya. Tatapan mata mereka seolah bisa menelanjanginya bulat-bulat. Pemandangan seperti ini sudah menjadi kesehariannya, dan ia sangat membencinya. Memiliki wajah cantik membuat dirinya selalu menjadi pusat perhatian.
Tapi, bukan salahnya juga jika ia memiliki wajah yang begitu rupawan. Wajah yang tampan dan cantik itu menyatu dengan sempurna. Membuat semua hati laki-laki berdesir karenanya dan berusaha untuk bisa dekat dengannya. Bahkan berusaha untuk merebut hatinya. Membuat semua laki-laki mempertanyakan seksualitas mereka. Membuat seluruh siswi iri dengannya dan memusuhinya.
Sebenarnya Jaejoong akan dengan senang hati menerima ajakan kencan itu jika seseorang mengajaknya berkencan. Tentu saja Jaejoong tidak keberatan. He is single anyway. Hanya saja jika semua orang yang mengajaknya berkencan itu adalah PEREMPUAN bukan LAKI-LAKI for God's sake!
Orang bijak bilang, 'beautiful is a sin'. They are totally right! Pikir Jaejoong sambil menggerutu pelan tanpa menghiraukan sapaan siswa-siswa yang menyapanya.
"Damn it!" desis Jaejoong kesal sambil melempar tas selempangnya ke atas meja dan membuat Changmin yang sedang meminum susu kotak tersedak karena terkejut. Junsu dan Yoochun berhenti menyalin PR Changmin lalu mendongakan kepalanya menatap wajah Jaejoong yang begitu menyeramkan di pagi hari.
" –uhuk! Uhuk! What the heck was that for?! –uhuk!" lengking Changmin kesal sambil terbatuk. Ia mengambil sapu tangan dari saku belakang celananya dan membersihkan mulut dan hidung dari susu yang keluar dari keduanya karena Jaejoong.
"Biar kutebak." Ucap Yoochun dengan suara husky nya. " –Siwon beruaha mengajakmu berkencan lagi?" lanjut Yoochun menyeringai. Jaejoong menatap tajam Yoochun dari sudut matanya. Yoochun hanya mengerang pelan lalu kembali menyalin PR Changmin.
"Sepertinya tebakanmu kali ini salah, Chunnie~" ucap Junsu sambil menepuk-nepuk punggung Yoochun yang duduk di sampingnya. " –Hyunjoong hyung memberikanmu coklat dan bunga lagi?" tanya Junsu sambil menatap Jaejoong yang masih berdiri sambil berkacak pinggang di samping mejanya. Nafasnya naik turun tidak teratur. Seperti menahan emosinya.
"Are you idiot?!" tanya Yoochun dan Changmin bersamaan.
"Aieee~~ kenapa kau memanggilku idiot?"
"Kalau memang Hyunjoong hyung kali ini yang berusaha mendapatkan hati Jaejoong hyung, ia pasti sudah membawa bunga dan coklat itu dikedua tangannya dan memberikan sekotak coklat Swiss itu padaku." Ucap Changmin menjelaskan sambil memutar kedua bola matanya seolah pernyataan Junsu adalah hal paling idiot yang pernah ada. Junsu menatap kedua tangan Jaejoong, lalu menepuk keningnya keras.
"Sial." Gumam Junsu baru sadar dengan kebodohannya. Yoochun tertawa keras. Junsu hanya menatap tajam Yoochun dari sudut matanya.
"Kali ini tebakanku pasti tidak salah. Choi Seunghyun dari kelas 2-5 mengajakmu pergi ke festival Hello Kitty di Seoul hari Sabtu ini." Tebak Changmin sambil menatap Jaejoong dan menyeringai. Jaejoong memutar kedua bola mata sambil duduk di kursinya yang terletak tepat di samping jendela dengan sekali hentak. Tidak percaya dengan ketiga sahabatnya yang selalu bertaruh mengatas namakan dirinya itu.
Changmin menyeringai ketika ia tahu tebakannya benar. "HA! Berikan uangmu~" ucap Changmin pada Yoochun dan Junsu sambil mengulurkan tangannya. Yoochun dan Junsu hanya bisa mengerang kesal sambil memberikan satu lembar 5000 won pada Changmin.
"Cih! Kalian tidak membantuku sama sekali!" desis Jaejoong kesal. Changmin hanya berdecak pelan dan memasukkan dua lembar 5000 won ke dalam dompetnya.
"Bagaimana kau tahu, Min ah?" tanya Yoochun pada sahabatnya yang paling muda itu. Changmin hanya nyengir lebar.
"Karena aku yang memberikan saran pada Seunghyun untuk mengajak Jaejoong hyung ke festival Hello Kitty." Jawab Changmin sambil berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah terkejut ketiga hyung nya.
"Ya! You brat!" desis Jaejoong sambil memukul bahu kiri Changmin yang duduk di sampingnya. Changmin mengaduh pelan sambil memegang bahunya yang terasa berdenyut.
"Kau curang!" lengking Junsu tidak terima.
"Hey! Aku juga hanya menebaknya! Itu hanya kebetulan tebakanku benar. Bisa saja yang mengajaknya pagi ini itu Dongwook hyung, Rain hyung, Min Woo hyung, Hye Sung hyung, Donghae, Kangin, Hankyung ….. and the list still go on." Bela Changmin tidak terima ia dituduh berbuat curang.
"Aish, seriously Jae hyung! Aku tidak mengerti mengapa kau menolak semua orang yang mengajakmu berkencan ataupun menolak semua orang yang menyatakan perasaannya padamu." Tanya Yoochun mulai bosan dengan permainan 'tebak –siapa –yang –menjadi –korban –Jaejoong' setiap paginya dengan Junsu dan Changmin.
"Apa perlu repot-repot kau menanyakan hal itu padaku?! I'm not fuckin gay!" desis Jaejoong semakin kesal ketika Yoochun sudah tahu jawabannya tapi tetap bertanya padanya. Yoochun hanya nyengir lebar sambil kembali menyalin PR nya.
Jaejoong adalah tipe orang yang tidak suka didekati oleh orang lain terutama laki-laki yang selalu mengejar-ngejarnya. Sikapnya akan menjadi sangat dingin dan tidak bersahabat dengan laki-laki yang berusaha mendekatinya dan ia sangat tidak suka jika ada orang yang menyebutnya cantik dan yang paling penting, ia bukan seorang GAY!
Hanya Yoochun, Junsu dan Changmin, laki-laki yang sangat dekat dengannya (termasuk keluarga Jaejoong sendiri) karena mereka tumbuh bersama. Keempatnya adalah teman sepermainan sejak kecil.
"Yang paling aku tidak mengerti, mengapa mereka bisa begitu tergila-gila padamu. Just look at you, you are dumb, stupid, blonde, so girly, annoying, noisy, rebel and the list still go on! And especially.. you are SHORT!" ucap Changmin sambil memperhatikan Jaejoong dari atas sampai bawah kemudian kembali ke atas dan menyeringai yang membuat Jaejoong menjambak rambut cepaknya dengan kesal.
"Itu salahmu karena tinggi badanmu yang seperti tiang listrik dan membuatku terlihat pendek! I'm freakin 178cm! You can call me dumb or stupid or whatever as you want! But thank you I'm NOT that SHORT!" bela Jaejoong yang sangat sensitif jika Changmin mulai membicarakan tinggi badannya itu.
Changmin terus mengaduh kesakitan ketika rambutnya semakin dijambak oleh Jaejoong. Ia berusaha melepaskan tangan Jaejoong di rambutnya.
" –agh! Dan kau sangat kasar! Aish!" dumel Changmin sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit ketika beberapa helai rambutnya tercabut. Sebulir air mata terbendung di kedua sudut matanya karena menahan sakit.
Junsu hanya menghela nafasnya melihat 'Soulfighter' –julukan yang diberikan Yoochun dan Junsu untuk Jaejoong dan Changmin.
"Kau yang bodoh karena tidak bisa melihat kecantikan dan karisma dari seorang Kim Jaejoong." Ucap Junsu yang membuat Changmin mendengus tidak setuju. Jaejoong masih menatap tajam Changmin yang duduk di samping kanannya.
" –walaupun dia bodoh, menyebalkan, dan urakan, tapi semua orang –terutama laki-laki sangat menyukainya. Dia gay atau tidak, tapi begitu banyak laki-laki yang menyukainya karena dia begitu cantik. Itu kenyataannya. Aku tahu ini tidak adil bagi Jaejoong hyung, tapi terkadang dunia ibi memang kejam." Lanjut Junsu sambil menatap Jaejoong dengan tatapan prihatin yang membuat Jaejoong menolehkan kepala menatap Junsu dan membelalakan matanya.
"YA! I'm not gheeeeeeiii! and stop calling me pretty!"
"Seriously Jae hyung, if you don't want to be called gay, then act like the one! Berhenti dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Hello Kitty yang membuatmu justru terlihat semakin seperti perempuan!" ucap Yoochun berusaha menengahi percekcokan yang sering mereka lakukan di pagi hari dimana ketika Jaejoong yang moody, Changmin yang sadis, Junsu yang tidak membantu sama sekali, dan kesibukan menyalin PR membuat Yoochun stres karenanya.
"Ini tidak ada hubungannya dengan Hello Kitty! Aku menyukai Hello Kitty bukan berarti aku seorang gay! Teorimu tidak valid!" bela Jaejoong tidak terima.
"Shut up pretty face! Dan berhenti melengking seperti perempuan! Kau menyakiti telingaku." ucap Changmin semakin sadis sambil menutup kedua telinganya ketika tadi Jaejoong melengking. Jaejoong memajukan bibirnya kesal.
"Ini bukan salahku memiliki wajah seperti ini! Aku tidak melengking! Dan berhenti memanggilku pretty, you brat! Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini? Aku yang tertua, tapi aku juga yang ditindas. Huhuhu~" Ucap Jaejoong merasa tertindas oleh ketiga dongsaeng nya.
"Kami tidak menindasmu! Kami hanya mengatakan kenyataan." ucap Junsu berargumen.
"Yes! You do bullying me!"
"Aish! Can you all stop barking?! I can't write anything with all of your voices are barking each other!" desis Yoochun yang sedari tadi berusaha untuk berkonsentrasi menyalin PR Changmin karena sebentar lagi bel tanda pelajaran di mulai akan berdering. Sedangkan ia baru menyalin setengahnya.
"We are not dog!" teriak ketiganya tidak terima yang membuat Yoochun hanya memutar kedua bola matanya tidak peduli.
"Aish whatever!" dumel Jaejoong sambil menatap keluar jendela tanda ia menyudahi perkelahian itu. Junsu melanjutkan menyalin PR nya bersama Yoochun. Sedangkan Changmin mengeluarkan roti dari tasnya lalu membuka plastik pembungkusnya kemudian memakan roti ketiganya itu seolah tidak terjadi perkelahian tadi.
Kejadian seperti itu sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Kebiasaan mereka berempat yang sering perang mulut dan adu argumen itu terkadang membuat teman sekelas mereka terkagum-kagum dengan hubungan pertemanan Jaejoong, Yoochun, Junsu, dan Changmin yang aneh. Mungkin untuk orang yang baru pertama kali melihatnya, menganggap mereka berempat sudah seperti ketua geng yang siap saling merobek kepala lawannya.
Mata hitam dan besar Jaejoong menatap liar sesuatu yang ada di luar sana. Menatap birunya langit. Putihnya awan yang menggumpal. Cerahnya cahaya mentari. Lalu matanya kembali bergerak menatap sebuah pohon ek yang tumbuh di halaman belakang sekolah.
Angin musim semi perlahan berhembus yang menimbulkan suara gemersik daun pohon ek yang saling bergesekan. Angin itu perlahan masuk melalui celah-celah jendela kaca yang terbuka dan menghempaskan poni panjang yang hampir menutupi mata besar dan hitam Jaejoong. Membelai lembut wajah cantiknya. Jaejoong lagi-lagi hanya menghela nafasnya.
Tiba-tiba saja mata hitam Jaejoong menangkap sosok seseorang yang berjongkok di bawah pohon ek yang sedang dilihatnya dari lantai dua dimana kelasnya berada. Jaejoong menyipitkan matanya berusaha mengenali laki-laki itu. Keningnya sampai berkerut samar. Ia membulatkan bibirnya membentuk huruf 'O' ketika ia mengenali sosok itu.
Jung Yunho si ketua OSIS yang aneh.
Jaejoong tidak bisa melihat apa yang dilakukan Yunho di bawah pohon ek itu di pagi hari. Matanya tidak pernah lepas dari sosok Yunho yang masih berjongkok di bawah pohon ek. Ia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya dan terus memperhatikan gerak-gerik Yunho. Tidak memperdulikan bel yang sudah berdering dan Miss Han yang sudah masuk ke dalam kelasnya.
Yunho sangat populer di kalangan gadis-gadis karena wajahnya yang begitu tampan dengan garis tulang rahangnya yang terlihat begitu kokoh, dagunya yang lancip, hidungnya yang mancung, matanya yang tajam namun sorot matanya terlihat lembut, suara husky nya yang terdengar sexy, dan tubuh tinggi tegapnya yang terlihat sangat atletis, berotak cerdas, tentu saja membuat gadis-gadis begitu tergila-gila padanya. Membuat Jaejoong sangat iri padanya.
Yunho terkenal dikalangan gadis-gadis, sedangkan dirinya terkenal di kalangan laki-laki.
Walaupun Yunho sangat digilai oleh gadis-gadis di sekolahnya, namun sikapnya yang selalu menyendiri itu membuatnya terlihat aneh –setidaknya Jaejoong berpikir seperti itu dan hanya dirinya yang berpikir kalau Jung Yunho itu aneh. Jaejoong sendiri tidak mengerti mengapa gadis-gadis bisa tergila-gila padanya. Hanya karena Yunho sedikit lebih tampan darinya, lebih tinggi darinya, dan lebih kalem darinya bukan berarti ia tidak atraktif. Padahal dirinya bisa dikatakan jauh lebih atraktif daripada Jung Yunho. Tapi sialnya, feromon Jaejoong jauh lebih berefek pada sesama jenisnya.
"Psshh~!" desis Jaejoong kesal sendiri ketika ia membandingkan dirinya dengan Jung Yunho.
~.~.~.~.~.~
Jaejoong menggerutu kesal sepanjang koridor sekolah. Yoochun, Junsu, dan Changmin meninggalkannya ketika jam bel istirahat berbunyi karena dirinya tertidur di dalam kelas dan mereka tidak membangunkannya yang membuat waktu istirahatnya kini hanya tersisa 15 menit.
Seperti biasa, siswa-siswa dari kelas satu hingga kelas tiga selalu menyapanya dan berusaha untuk mendekatinya. Hal itu justru membuat suasana hatinya semakin memburuk.
"Jaejoong hyung.." seorang adik kelas tiba-tiba berdiri dihadapannya dengan kepala yang tertunduk. Jaejoong menghentikan langkah kakinya. Ia menatap adik kelasnya dari ujung kaki hingga puncak kepalanya yang tertunduk. Adik kelasnya itu memainkan jari-jarinya dengan gelisah. Tubuhnya tinggi. Bahkan lebih tinggi dari Jaejoong yang membuat Jaejoong mengulum lidah karena kesal.
" –a –aku.." ucap adik kelas itu terbata. Jaejoong hanya menatap tajam pada adik kelasnya itu. Manik mata Jaejoong melirik name tag yang ada di seragamnya. Choi Minho.
Cih! Kenapa aku harus berurusan dengan segala Choi yang ada?! Choi Siwon! Choi Seunghyun, and now is freakin Choi Minho! Pikir Jaejoong emosi.
"Menyingkirlah, kau menghalangi jalanku!" desis Jaejoong berbahaya. Ia tidak mau terlibat percakapan apapun sekarang, karena perutnya sudah berteriak kelaparan.
Minho mengangkat kepalanya untuk menatap wajah dingin Jaejoong lalu menundukkan kembali kepalanya menatap lantai.
"Tapi hyung –"
" –I said, get off!" desis Jaejoong lagi semakin tidak sabar. Minho menelan ludahnya dan perlahan menyingkir dari hadapan Jaejoong. Jaejoong memutar kedua bola matanya lalu melangkahkan kakinya menuju kantin. Meninggalkan Minho yang hanya berdiri diam menatap punggung Jaejoong.
Jaejoong berjalan melewati koridor belakang yang cukup sepi untuk menghindari siswa-siswa yang mungkin bertemu di koridor dan membuat waktu istirahatnya semakin menipis. Tangan kanannya perlahan terangkat dan menyapu poni panjangnya ke belakang kepala sambil menghela nafas frustasi. Kepalanya menoleh menatap keluar jendela. Manik matanya yang hitam menatap dua orang yang berdiri di bawah pohon ek. Jaejoong berjalan mendekati jendela.
Jung Yunho dan seorang gadis yang berdiri di hadapan Yunho. Seorang gadis manis dengan rambut lurus panjang sepinggang. Manik mata Jaejoong tidak pernah lepas dari keduanya. Tanpa sadar, langkah kakinya melambat.
Jaejoong tidak bisa mendengar percakapan keduanya. Ia melihat gadis itu memberikan sebuah kotak pada Yunho sambil menundukkan kepalanya kemudian berbalik dan berlari setelah Yunho menerimanya. Yunho menatap kotak merah yang ada di tangannya, kemudian ia membuka kotak itu. Sebuah bekal makan siang.
Jaejoong mendengus sebal kemudian menolehkan kepalanya ke depan dan mempercepat langkah kakinya. Namun tanpa ia sadari, kepalanya kembali menoleh menatap Yunho yang masih berdiri di bawah pohon ek. Jaejoong membelalakan matanya ketika melihat Yunho menumpahkan isi bekal makan siang itu ke atas tanah.
"What the fuck?!" lengking Jaejoong tidak percaya ketika melihatnya yang membuat beberapa siswa dan siswi lain yang berjalan di koridor itu menatapnya dengan tatapan aneh. Jaejoong menyadarinya kemudian ia berdehem pelan sambil menundukkan kepala dan mempercepat langkah kakinya.
"Apa-apaan itu?! That ungrateful kid!" desis Jaejoong kesal ketika mengingat kejadian tadi.
~.~.~.~.~.~
"Kau tahu Jung Yunho?"
Changmin menghentikan kegiatan memakan double cheese burger nya. Yoochun tersedak cola yang diminumnya dan Junsu menganga lebar yang membuat kentang yang tadi dimakannya terjatuh dari dalam mulutnya. Jaejoong mengernyitkan keningnya jijik. Keempatnya sedang berada di sebuah restaurant fast food setelah mereka pulang dari sekolah ketika Changmin mengeluhkan perutnya yang sakit karena ia kelaparan –lagi.
Jaejoong menatap ketiga sahabatnya yang kini menatapnya dengan tatapan horror. Jaejoong mengerutkan keningnya.
"Mwo?" tanya Jaejoong bingung dengan sikap mereka.
"Apa kau mendengarnya?" tanya Changmin sambil menolehkan kepalanya menatap Yoochun dan Junsu. Keduanya mengangguk.
"Kupikir aku harus ke dokter THT karena salah dengar." Gumam Changmin sambil kembali memakan burgernya. Namun tiba-tiba ia membelalakan matanya. " –WHAT?!" teriak Changmin sambil menolehkan kepalanya menatap Jaejoong yang duduk di sampingnya. Jaejoong memejamkan matanya ketika Changmin memuncratkan makanan yang ada di dalam mulutnya ke wajah Jaejoong.
"Eeewww~ itu sangat menjijikan Min." ucap Junsu sambil memberikan tisu pada Jaejoong. Jaejoong membersihkan wajahnya dengan tisu yang diberikan Junsu.
"Kau pikir apa yang kau lakukan?!" desis Jaejoong kesal sambil menatap tajam Changmin. Changmin hanya cengengesan.
"Maaf~"
"Tadi.. kau bertanya tentang Jung Yunho?" tanya Yoochun penasaran kenapa tiba-tiba saja Jaejoong menanyakan seseorang yang tidak dikenalnya dan terlebih lagi Jung Yunho adalah laki-laki. Jaejoong tidak pernah menanyakan tentang orang lain jika ia tidak tertarik.
"Yea, kau mengenalnya?" tanya Jaejoong sambil mengambil gelas cola di atas meja dan menyeruputnya.
"Kenapa?" tanya Yoochun menyipitkan matanya curiga. Junsu dan Changmin melakukan hal yang sama. Jaejoong mengerutkan keningnya samar.
"Apa maksudmu dengan kenapa?"
"Seingatku, kau tidak pernah menyebutkan nama laki-laki lain selain nama kami dan keluargamu." Ucap Junsu mengingat-ingat.
"Ha! Sepertinya kau tertarik dengannya. Dia sangat popular di galangan gadis-gadis. So, its him?" tanya Changmin sambil mengiggit burgernya lagi.
Jaejoong mengangkat sudut bibirnya tidak mengerti sambil mengerutkan kening dan menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan bingung. Namun setelahnya, ia mengerti apa yang mereka maksud.
"A –aish! Kalian salah mengerti! Sial! Bagaimana bisa aku menyukainya?! AKu bahkan tidak mengenalnya!" jelas Jaejoong mencoba meluruskan kesalahpahaman itu. Yoochun hanya berdecak pelan, Changmin mendengus keras, dan Junsu hanya tertawa eu kyang kyang.
"You don't say~~" ucap Changmin menggoda Jaejoong.
"YA! Shut up you brat! Sudah kubilang, ini tidak ada hubungannya dengan seleraku. Aku masih menyukai perempuan cantik, ok?!"
"Hahaha~ ok Jae hyung, just chill out." Ucap Yoochun sambil tertawa. Jaejoong menatap sebal pada ketiganya.
"Aish! Kalian hanya senang menggodaku." Dumel Jaejoong sambil mengambil kentang Junsu dan memakannya dengan kesal. Junsu mengulurkan tangan kirinya dan mengelus pelan rambut blonde Jaejoong. Junsu tahu, dengan cara seperti itu biasanya Jaejoong akan mulai tenang. Jaejoong selalu mengingatkan Junsu dengan seekor kucing.
"Aku tidak terlalu mengenalnya. Tapi aku berani bertaruh, seluruh siswa di sekolah kita mengetahuinya. Dia ketua OSIS kita, just in case you don't know who is our president council." Ucap Yoochun memberi tahu. Jaejoong memutar kedua bola matanya.
"Tentu saja aku tahu dia Ketua OSIS. Aku tidak sebodoh itu. Pssh~!" desis Jaejoong kesal pada Yoochun. Seolah dirinya adalah makhluk paling bodoh di dunia ini. Changmin hanya cekikikan di samping Jaejoong. Jaejoong langsung menatap tajam Changmin dari sudut matanya. " –maksudku, bagaimana dengan sifat dan kepribadiannya? Dia seorang Ketua OSIS, so he must be behave." Lanjut Jaejoong.
"Aku sering bertemu dengannya di perpustakaan. Seingatku dia sering menghabiskan waktunya disana. Dia selalu menyendiri, tidak banyak bicara, dan yah.. dia ramah pada siapapun. Dia kebanggaan guru-guru di sekolah" Ucap Changmin menambahkan.
"Aku juga tidak terlalu tahu dengan ketua OSIS kita. Tapi, dari kabar yang sering kudengar dari gadis-gadis, Yunho itu sosok pangeran yang sempurna bagi mereka. You know, he is handsome, tall, smart, kind, gentle, sweet, cool, gorgeous, sexy, hot, and the list still go on. I barely remember what they have said about him." Ucap Junsu mengingat-ingat sambil menatap langit-langit restaurant. Junsu menyadari tatapan Jaejoong, Yoochun, dan Changmin padanya.
"Ha~ kau sering bergosip dengan gadis-gadis itu. Jadi tidak mengherankan kalau kau begitu berisik." Ucap Jaejoong sambil mengibaskan tangan kanan di depan wajahnya. Junsu membelalakan matanya.
"Aniyo! Aku tidak pernah bergosip dengan mereka! Hanya saja mereka terlalu berisik ketika sedang bergosip. Jadi aku tidak sengaja mendengarnya, ok?!" ucap Junsu berusaha menjelaskan.
"Jadi bisa dikatakan, Jung Yunho adalah seorang pangeran dari negeri dongeng dengan segala hal postif yang ada pada dirinya." Ucap Changmin menarik kesimpulan sambil membuka bungkus ketiga double cheese burger nya. Jaejoong terdiam memikirkan ucapan ketiga sahabatnya. Yoochun memperhatikan raut wajah Jaejoong.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin tahu tentang ketua OSIS kita?" tanya Yoochun penasaran dan curiga. Jaejoong menatap Yoochun dengan mata besar dan hitamnya yang hampir tertutup poni panjangnya.
"Dia mencoba mengajakmu berkencan? Aku tidak menyangka selera Ketua OSIS kita begitu buruk." ucap Changmin sambil menolehkan kepalanya menatap Jaejoong. Jaejoong lagi-lagi hanya menatap Changmin tajam dari sudut matanya.
"Ani.." jawab Jaejoong menggeleng pelan. Jika apa yang dikatakan ketiga sahabatnya tentang Jung Yunho itu benar, lalu apa yang dilihatnya tadi siang? Ketika seorang gadis berbaik hati memberikannya bekal makan siang, tapi ia justru membuangnya begitu saja tanpa perasaan.
"So?" tanya Yoochun, Junsu, dan Changmin penasaran. Jaejoong menatap ketiga sahabatnya.
"I just.. don't like him. He is my enemy." Desis Jaejoong sambil mengambil gelas cola dan menyeruputnya lagi. Merasa jengkel dengan Jung Yunho itu ketika mengingat kejadian tadi siang.
Ketiga sahabatnya hanya mengerutkan kening bingung.
"Ha?"
=====TBC =====
Fyuh~ nyicil ngepost ff yunjae satu2 ke ffn :') cape jg karena sblm di post, aku hrs cek dan edit lg smua ff yang aku bikin.. but well, it's worth it enough because all of wonderful reader in here :)
Ini ff seri yg baru aku tamatin kmrn stlh hampir 6 bulan lebih ga aku lanjut~ LOL bersyukur akhirnya salah satu ff ongoing ada yg tamat jg /throw confetti/
And so how with the story? Do you like it? ^^ nah ini cma 6 chapter kok (chapter 4 dibagi dua jadi chapter 4a dan 4b) tp sepertinya klo di post di ffn bakal aku pecah2 lagi, soalnya mostly tiap chapter rata2 panjangnya 15 halaman word xDDD aku takutnya kalian kelenger bacanya~ hehehe~ jd kemungkin nnti bakal lebih dari 6 chapter~ karena aku bakal pecah lagi biar ga tlalu panjang :)
Just gimme the review so I could see ur excitement with this story~ k? thank you~~~~