Chapter 3 updated! ^^

maap kelamaan hehe

.

.

"Kau tidak ingin bertemu teman-temanmu?"

"tentu saja" katanya lirih

"undang mereka untuk datang kemari, aku akan menyiapkan segalanya" ucapku

.

Esok paginya aku dan Daehyun membersihkan rumah. Ruang tamu, kamar-kamar, dapur, dan halaman. Sesekali aku menggodanya dengan mengotori daerah yang telah dibersihkannya, haha. Kami hanya perlu membersihkan debu dan mengepel, karena memang semua barang masih tertata dengan sangat rapi. Sekarang aku dan Daehyun sedang berbaring di lantai untuk beristirahat. Setelah ini kami akan pergi membeli bahan masakan untuk nanti malam.

"kau sudah menghubungi teman-temanmu dae?" dia mengangguk.

Setelah siap, kami berangkat menuju pasar tradisional, tidak begitu jauh dari rumah daehyun. *ga ada supermarket didesa*.

"apa yang harus kumasak nanti?gurita? cumi? Kepiting?"tanyaku

"ey tidak perlu repot-repot, cukup kimchi dan ramen"

"ahh... " padahal aku ingin menunjukkan kemampuan memasakku tsk

.

Kami memilih untuk berkeliling dulu sebelum membeli bahan makanan. Karena ini pertama kalinya aku masuk kepasar tradisional, jadi aku ingin melihat-lihat. Memasuki toko buku, toko baju, masuk kedai makanan, hingga akhirnya kami bertemu dengan seorang ahjussi yang dikenal oleh Daehyun. Mereka saling menanyakan kabar masing-masing, aku pun memperkenalkan diri. Mereka berdua terlihat sangat akrab. Belakangan aku tahu bahwa ahjussi itu adalah sahabat ayah daehyun.

Ketika mereka tengah mengobrol, tanpa sengaja aku melihat ada tempat game online. Aku langsung pergi ke tempat tersebut. Tempatnya agak jauh tapi aku tidak bilang ke Daehyun karena tadi mereka sedang asik. Jadi aku tidak ingin mengganggu, toh aku hanya sebentar saja disini.

Hmmm... apa yang harus aku mainkan ya? Semua games ini pernah aku mainkan dan aku sudah mencapai level atas ... hmm... ah! aku menemukan permainan baru.

.

Tidak ada yang bisa menghentikanku bermain games. "yess!haha" aku berteriak agak kencang ketika akhirnya aku bisa mencapai level teratas. Aku menyenderkan punggungku ke kursi untuk beristirahat sebentar. Aku memejamkan mataku dan ... omo! Sudah berapa lama aku disini?! Aku membuka ponselku untuk mengecek jam dan ada 23 panggilan tak terjawab dari Daehyun, eish youngjae pabo. Ini sudah 2 jam sejak aku meninggalkan daehyun, dia pasti sedang mencariku sekarang. Aku melesat pergi setelah membayar.

Aku berjalan melalui jalan yang aku lewati tadi sambil mengedarkan pandangan, namun tak kutemukan Daehyun. Setengah jam aku berjalan dan aku ingin beristirahat sebentar. Ketika aku menemukan tempat untuk beristirahat, aku melihat seseorang sedang tertunduk lemas disana, tidak perlu melihat wajahnya untuk mengetahui siapa dia.

"daehyuna" aku berjalan menghampirinya. Dia dengan cepat mengangkat wajahnya, bisa kulihat wajahnya yang kusut dan mata yang memerah. "dae ... " dia kemudian memelukku dengan sangat erat. Sangat erat. Badannya bergetar seperti orang ketakutan. Aku membalas pelukannya. Beruntung tidak ada orang yang melihat kami.

"daehyuna kita pulang ne?" dia mengangguk pelan. Dia terus menggenggam tanganku selama perjalanan pulang. Dia pasti sangat putus asa mencariku tadi. Aku sangat merasa bersalah dan terus-terusan meminta maaf namun sepertinya ia belum bisa bicara.

Sesampainya dirumah aku mengambilkannya air minum. "gomawo"

"kau kemana tadi jae?" tanyanya setelah agak baikan dengan suara yang sangat pelan.

"aku ... um aku tadi bermain games, maafkan aku dae ..." ucapku dengan nada memohon

"ne, gwencana, yang penting kamu tidak terluka"

Aku memeluknya erat. "aku janji tidak akan mengulangi lagi" dia hanya mengangguk.

"youngjae ah ..."

"hm?"

"aku ingin istirahat ..."

Aku tersenyum dan mengajaknya ke kamar. Dia terlihat sangat lelah.

Krriiiiiiing kriiiiiiing*ringtone jadul*. Ponsel daehyun berbunyi, rupanya jongup. Daehyun memintaku untuk mengangkatnya.

"yoboseyo"

"yoboseyo hyung, kau dan daehyun hyung sedang di busan?"

"ne, wae?"

"aku ingin pergi ke Seoul besok, tapi kata Yongguk hyung kalian berdua sedang di Busan, jadi aku ingin ke tempat daehyun hyung dulu"

"ne ... datang saja"

"sedang apa di busan hyung? Honeymoon ya?" sekarang Junhong yang bicara

"eish diam kau"

"awwww youngjae hyung sedang sensitif. Kalau sedang honeymoon tidak boleh marah hyung"

"terserah kau saja"

"haha"

"kapan kalian kesini?"

"kami akan berangkat sebentar lagi hyung, mungkin nanti malam sampai"

"boleh aku menitip sesuatu? Tolong belikan kimchi dan ramen untuk 20 orang ne?" gara-gara main games tadi jadi tidak membeli bahan makanan.

"buat pesta pernikahan ya hyung? Ok"

Eish anak ini. Aku segera memutuskan sambungan.

Aku ikut berbaring bersama Daehyun, ternyata dia belum tidur.

"youngjae ah ... "

"hm?"

"tadi aku sangat ketakutan" katanya sambil memelukku

"kau ini, aku bukan anak kecil dae ... " aku mengelus punggungnya, dia hanya terdiam. "um mian ..." lanjutku.

.

.

Aku telah selesai menyiapkan jamuan dengan Junhong dan satu persatu teman Daehyun datang. Aku memilih untuk diam di kamar, sesekali ikut tertawa mendengar candaan daehyun dan teman-temannya. Junhong dan jongup disana bersama mereka. Ketika aku sedang bermain games di ponsel, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Daehyun memintaku keluar dan bergabung, aku dengan halus menolak.

"mereka ingin bertemu denganmu, jae"

"eh?"

"gwencana jae" aku berfikir sejenak, lalu mengikutinya keluar.

Aku memperkenalkan diri pada mereka, ada 6 yeoja dan sisanya adalah namja. Mereka menyambutku dengan ramah, tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan mereka. Awalnya aku gugup karena logatku yang berbeda, namun sepertinya itu bukan sama sekali masalah untuk menjadi akrab.

Banyak hal yang kami bicarakan, dari mulai perbedaan Busan dan Seoul, sampai sepak bola. Daehyun pergi ke dapur untuk mengambil minum, namun hampir sepuluh menit dia belum kembali juga. Sementara minumna kami sudah habis, jadi aku pergi mengecek.

"dae? daehyunaaa" aku memanggil-manggil daehyun tapi tidak ada jawaban. Lalu samar-samar aku mendengar suara yeoja dan namja sedang berbicara di belakang rumah. Aku pun membuka pintu belakang.

"daehyuni?" aku terpaku ditempat aku berdiri. Tidak tahu apa yang harus lakukan. Melihat namjachinguku berpelukan dengan seorang yeoja, secara sembunyi-sembunyi, aku tidak bisa berpikir jernih sekarang.

"youngjae ah?" daehyun terlihat sama terkejutnya denganku.

"wae oppa?" tanya yeoja tersebut dengan ekspresi yang berbeda dengan aku dan daehyun.

"youngjae ah, aku bisa menjelaskannya"

Aku mengambil nafas panjang dan mulai menenangkan diri. "jelaskan dae"

"um kenalkan, dia .."

"aku ingin penjelasan tentang apa yang kau lakukan barusan dae, bukan berkenalan" potongku

"siapa dia oppa? Kenapa dia marah?" yeoja tadi memegang lengan daehyun. Tsk

"aku namjachingu Daehyun" aku menarik lengan Daehyun dan menatap yeoja tersebut

"eyy aku tanya serius. Oppa, siapa dia?" dengan nada yang semakin manja dan membuatku muak.

"dia Youngjae, namjachinguku" kata daehyun sambil memegang tanganku.

"oppa, aku sedang tidak bercanda" raut mukanya berubah dan nada manjanya menghilang.

"aku tidak bercanda"

Yeoja itu menatapku geram. Aku tidak memperdulikannya. "coba buktikan kalau dia namjachingumu" tantangnya. Belum sempat aku menjawab, daehyun sudah menarik dan mencium bibirku dalam, tanpa persiapan. Aku tidak bisa melihat ekspresi yeoja tadi, dan aku tidak peduli. Meskipun aku penasaran dan masih kesal dengan kejadian tadi, aku tetap menikmati ciuman dari daehyun yang selalu hangat dan nyaman ini.

Hampir tengah malam dan teman-teman daehyun memutuskan untuk pulang, aku tidak melihat yeoja tadi. Mungkin dia sudah pulang. Aku dan daehyun mengantar mereka sampai halaman rumah.

"jae ..."

"masalah tadi belum selesai dae" daehyun menangkap tatapan hororku, dia speechless.

"hyung, malam ini kami tidur dimana?" tanya Junhong setengan menguap.

"kalian tidur di kamar hyungku" jawab daehyun.

"Ok, byebye hyung, have fun tonight ya" godanya.

.

"Siapa dia dae" tanyaku sambil bersiap untuk tidur. Daehyun sudah berbaring disana.

"temanku dulu"

"aku tahu dia temanmu. Apa yang kalian lakukan tadi?"

Aku menginterogasi Daehyun sampai lewat tengah malam. Aku tidak tahu kenapa author membuat sifatku menjadi seperti yeoja begini. Sekarang aku tahu bahwa yeoja tersebut mencintai daehyun namun tak terbalas. Ah tapi tetap saja aku kesal karena daehyun tadi diam saja ketika yeoja tadi memeluknya.

"dia sangat baik padaku jae, aku tidak tega menolak pelukannya"

"lalu?"

"ya ... aku tahu aku salah. mian"

"hm. Kita tidur saja"

Aku tidur membelakanginya. Entahlah, aku seperti tidak mau menatap daehyun.

"jae ... " panggilnya pelan

"hm?"

"sarangeyo ..."

Aku menggigit bibir. Suaranya bergetar. Aku membalikkan badanku, melihat matanya yang berkaca-kaca aku jadi ingat kesalahanku tadi siang. Aku memeluk dan menyandarkan kepalaku di dadanya, "nado sarangeyo dae ... " dia mengelus rambutku pelan hingga aku terlelap.

.

.

TBC ~~