Seperti sebelumnya, saya minta maaf buat Fans nya Siwon, cz saya bikin dia jahat disini, v sekali lg ini hanyalah sebuah fanfiksi, jd maaf ya..*BOW*

Title : Love Is Punishment [Other Version's End]

Writer : Nickey Jung Rae Suk

Rating : T

Cast : YunJae, Shim ChangMin, Jung Yoonjae, Choi Siwon, etc.

Genre : YAOI, Romance, Hurt, Mpreg, little bit Angst.

Disclaimer : YunHo MILIK JaeJoong, JaeJoong MILIK YunHo, Cerita ini ASLI MILIK saya.

Warning : YAOI, BOY x BOY, Boys Love, Typo(s), Ide pasaran, EYD kacau, Judul ga sesuai dg cerita, No Majas, alur lambat- kadang cepet(?) TIDAK SUKA JANGAN BACA, NO BASH.

Np : - Love Is Punishment~ Ost. Briliant Legacy.

(Biar g nyambung v lumayan JLEB) :D

.

.

.

PART 02

Choi's Mansion 4.00 pm

PRANG!

"Brengsek! Jadi ini yang kau lakukan selama aku pergi eoh? Cihh, pintar sekali kau Jaejoong! Suamimu pergi dan kau berselingkuh? Bagus sekali" Siwon memukul guci yang ada di ruangan itu hingga pecah. Ia terlihat murka. Matanya berkilat marah. Jaejoong yang melihatnya hanya diam karena perkataan Siwon memang benar, ia 'tidur' dengan orang lain padahal ia sudah memiliki suami. Sekarang Jaejoong merasa apa yang Park Yunjoon katakan benar, dirinya murahan.

"Sepertinya kau memang senang berselingkuh, Kim" Ucap Siwon sarkastik. Jaejoong terkesiap, bukankah pagi tadi Park Yunjoon juga mengatakan hal itu?

PRANG

Kali ini Siwon melemparkan sebuah asbak ke meja, hingga meja yang terbuat dari kaca itu pecah. Jaejoong hanya memejamkan mata menahan airmatanya agar tidak jatuh. Ia hanya membiarkan Siwon meluapkan kemarahannya.

"Apa aku harus membunuh Yunho kembali eoh?"

DEG

"A-apa maksudmu?"

Siwon terkekeh melihat wajah Jaejoong yang pucat dan penuh tanda tanya. Ia menghampiri namja cantik itu seraya menyeringai.

"Park Yunjoon. Apa kau tahu siapa dia huh?" Tatap Siwon tajam. Ternyata namja berlesung pipi itu juga diam-diam mencari tahu siapa Yunjoon sebenarnya.

"Nu-nugu?" Entah mengapa Jaejoong menjadi gugup, apakah pikirannya selama ini tentang Park Yunjoon itu benar, jika namja itu...

"Cihh, dia pikir aku orang bodoh yang bisa dibohongi? Wajah bisa saja mirip, tapi sidik jari- di dunia ini dua orang berbeda tak akan mungkin memiliki sidik jari yang sama bukan? Sekalipun mereka kembar..." ucap Siwon kembali menyeringai.

Seketika itu juga kaki Jaejoong melemas, jadi ternyata benar jika Yunjoon adalah... Yunho?

PLAK!

"Akh!" Jaejoong memegang pipinya terkejut karena tiba-tiba saja Siwon menamparnya.

"Sakit huh? Nado... aku jauh lebih sakit saat tahu kau tidur dengan namja brengsek itu. Sekarang kau istriku dan seharusnya aku yang menikmati tubuhmu, BUKAN DIA!" Teriak Siwon marah. Namja berlesung pipi itu memang sudah hilang kendali.

Jaejoong menatap nyalang Siwon, tangannya mengepal. Ingin sekali ia balas menampar Siwon, tapi namja cantik itu tak ingin membuat keadaan semakin rumit.

"Apa kau tahu Kim Jaejoong? dulu Jung Yunho mengetahui hubungan kita, tapi dia bodoh. Dia terus saja diam seolah tak tahu apa-apa. Cihh..."

"M-mworago..?"

"Terkejut eoh?" Ejek Siwon menyeringai. "Saat kita pergi ke hotel dulu, dia mengikuti kita. Dulu aku memang sengaja membawamu ke Hotel, agar dia tahu jika kau bukan hanya miliknya." Tutur Siwon terkekeh. Ia merasa puas melihat wajah Jaejoong yang semakin memucat.

"Nappeun!" Desis Jaejoong, mata bulatnya yang memerah semakin mendelik tajam, dan akhirnya kristal bening yang sedari tadi ditahannya itu jatuh. Rasa bersalahnya semakin bertambah saat tahu jika Yunho mengetahui perselingkuhannya dengan Siwon dulu. Geundae wae? Kenapa Yunho hanya diam saja? Kenapa Yunho tidak memarahinya?

Jaejoong teringat ketika Yunho pulang dalam keadaan mabuk dan menyetubuhinya dengan kasar dulu. Jadi…. itukah alasannya?

"Dan apa kau juga tahu? Kecelakaan itu hanyalah rekayasa. Yunho mati karena aku menginginkannya"

Bagai disambar petir, ucapan Siwon membuat Jaejoong terhenyak. Ia tak percaya. "Aniya... Kau pasti berbohong.." Lirihnya menggelengkan kepala.

"Aku pikir dengan Yunho mati aku bisa memilikimu seutuhnya, tapi ternyata... Kau tak pernah bisa melihatku, di dalam hati dan pikiranmu hanyalah Yunho, Yunho dan Yunho. Dan sekarang pun kau berselingkuh dengan YUNHO!"

BUAGHH!

Dengan kekuatan yang tersisa Jaejoong memukul rahang Siwon hingga namja itu tersungkur.

"Aku pikir kau tulus menolongku, tapi ternyata kau—?" Ucapannya terputus, Jaejoong berusaha menormalkan emosinya, air matanya masih mengalir. "Kau brengksek Choi Siwon!"

Siwon bangun dan menghampiri Jaejoong dengan pandangan marah.

SREK

"Akh!"

"Kau berani memukulku eoh?" Siwon menjambak rambut Jaejoong dengan kasar. "Aku sudah menolongmu dari keterpurukan, tapi inikah balasannya?" Ia menjilati air mata yang mengalir di pipi namja cantik itu. Jaejoong mengepalkan tangan dan memejamkan matanya merasa jijik.

"Mama..mamama..." Seorang balita menghampiri Jaejoong, jalannya sedikit oleng karena ia memang baru saja bisa berjalan, di belakangnya seorang maid segera menahan balita itu agar menjauh dari sana. Sedari tadi beberapa maid di sana hanya diam, takut dengan pertengkaran kedua majikannya itu.

"Yoonjae-yah..." Jaejoong menoleh ke arah Yoonjae, rambutnya masih dijambak oleh Siwon. "Le..pashh..." Jaejoong berusaha melepaskan rambutnya.

"Tu-Tuan.." maid itu memeluk Yoonjae, tangannya bergetar, ia merasa terkejut sekaligus takut dengan apa yang dilakukan kedua majikannya itu, apalagi tatapan Siwon padanya sangat menyeramkan.

"Sulli-ah, cepat ba..wa Yoonjae ke kamar" Titah Jaejoong meringis, rambutnya masih dijambak Siwon. Dan maid yang bernama Sulli itu pun bergegas membawa namja cilik itu pergi.

"Tks, seharusnya aku juga membunuh anak kecil itu"

"Yya! Akh!" Jaejoong terhenyak karena tiba-tiba saja Siwon mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya.

"Siwon-ah, we-we-weiresseyo?"

"Ikuti perintahku jika kau masih ingin melihat dunia ini" Ucap tajam Siwon seraya mengarahkan pistol itu ke kepala Jaejoong. Jaejoong hanya bisa menelan ludahnya. Takut.

"Kka!" Namja berlesung pipi itu membawa Jaejoong keluar rumah. Dan mau tak mau Jaejoongpun menurutinya.

Bruk!

Siwon menghempaskan tubuh Jaejoong ke kursi kemudi, lantas ia sendiri masuk dan duduk di kursi samping Jaejoong.

"Cepat jalankan mobilnya!"

"Siwon-ah jangan main-main"

"Aku tak main-main sayang, aku seruis" Senyum Siwon menepuk pelan pipi halus Jaejoong. Tangannya masih menodongkan pistol itu ke kepala Jaejoong. "Kka! Kita ke Choi Corp"

.

.

o0o0o

Yunho masih termenung di ruang kerjanya. Ia sudah kembali ke kediaman Shim. Apartement yang sering didatanginya bersama Jaejoong dulu sebenarnya adalah apartement Changmin, ia tak mungkin bukan membawa Jaejoong ke kediaman Shim?

Yeah... Ia memang sengaja menjerat Jaejoong kemudian mencampakkan namja cantik itu seperti rencananya. Ia ingin Jaejoong merasakan bagaimana rasanya sakit hati. Dan sekarang Yunho berhasil, ia bisa melihat Jaejoong terpuruk saat tahu dirinya mempermainkan namja cantik itu. Namun, ucapan Jaejoong saat terakhir sangat mengganggunya. Apalagi Jaejoong menyebutkan alasan ia menikah dengan Siwon karena bayi yang dikandungnya, apa anak yang dimaksud adalah balita yang kerap kali dilihatnya di kediaman Choi? Dan Jaejoong juga mengatakan ia tak pernah tidur dengan siwon, jika perkataan Jaejoong benar jadi balita itu... Apakah mungkin...?

"Masih memikirkan yang kemarin?" Changmin masuk dan menghampiri namja yang sudah dianggap Hyungnya itu. Ia memang tahu apa yang terjadi pada Yunho dan Jaejoong di apartementnya kemarin. Hyungnya itu memang selalu bercerita padanya tentang apapun.

"Menurutmu, apa aku keterlaluan, Min-ah?" Sejatinya Yunho tak tega mengucapkan kata-kata kasar itu pada Jaejoong kemarin. Tapi rasa bencinya yang membuat dia tega.

"Fyuhh... Aku rasa kau harus menghentikan semuanya Hyung... Aku tahu hatimu tak menginginkannya... Bukankah kita sudah memiliki bukti yang cukup untuk menjebloskan Choi Siwon ke penjara? Dan Jaejoong-ssi..." Changmin menggantungkan kalimatnya, ia tahu sebenarnya Yunho masih sangat mencintai namja cantik itu.

"Tapi aku belum puas jika hanya melihat namja brengsek itu mendekam di penjara. Aku ingin dia merasakan bagaimana rasanya diambang kematian" sahut Yunho geram.

"Hyung, jangan bilang kau—"

Drtttt... Drrttt...

Ucapan Changmin terputus oleh getaran ponsel Yunho yang tersimpan di meja.

Yunho mengambil ponselnya, ia terdiam melihat siapa yang menghubunginya. Seseorang yang sejak kemarin mengganggu pikirannya.

"Nugu? Apa itu Jaejoong-ssi?" Tanya Changmin yang melihat Yunho hanya memandangi layar Ponselnya.

Namja tampan itu mengangguk kemudian dengan sedikit ragu ia mengangkat panggilan itu.

PIP

Belum juga Yunho mengatakan sesuatu tapi sebuah suara yang cukup familiar membuatnya terkejut.

["Annyeong Jung Yunho"]

DEG

["Wae? terkejut eoh? Hahahaha..."]

"Nuguseyo?"

["Ckck.. Jung Yunho, kau pikir aku bodoh eoh? Sudahlah hentikan sandiwara bodohmu itu. Lebih baik sekarang kau ke mari jika masih ingin melihat istrimu- ani, istri kita bernafas, kekeke..."]

"Apa maksudmu?" Tanya Yunho tenang tak mau terpengaruh meski ia merasa heran mengapa Siwon bisa mengetahui identitas aslinya, dan mengapa juga namja Choi itu menghubunginya dengan nomor Jaejoong.

[" Mauku?.../Ku mohon Siwon-ah... Jangan main-main. Akh!"]

"Jae-Jaejoong!... Apa yang kau lakukan padanya Choi Siwon?" Teriak Yunho saat mendengar suara rintihan Jaejoong. Entah mengapa perasaannya jadi tak tenang sekarang.

["Hohoho... Tenang chingu-yah... aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran karena dia sudah berani mengkhianatiku"]

"Cepat katakan di mana kau brengsek?" Yunho sudah tak bisa lagi mengontrol emosinya. Ia tahu sekarang Jaejoong dalam bahaya. Changmin yang melihat Yunho seperti itu terlihat cemas.

"Hyung.."

["Ckckck... Ternyata kalian memang masih saling mencintai eoh?... Baiklah... Jika kau masih ingin melihat istri tercintamu ini hidup, datanglah ke Choi Corp. Aku menunggumu di atap"]

KLIK

"Yobosseo..Yya! Aishh..."

"Ada apa dengan Jaejoong-ssi?"

"Changmin-ah, kita ke Choi Corp sekarang!" Tanpa menjawab pertanyaan Changmin, Yunho segera keluar dari ruangannya. Namun namja tinggi itu mengerti jika sesuatu yang buruk terjadi. Kemudian ia pun segera menyusul Yunho pergi.

.

.

"Siwon-ah... Jangan main-main" Jaejoong merasa jantungnya berdetak sangat cepat saat Siwon menundukkan paksa kepalanya melihat ke bawah gedung itu. Sedikit saja kakinya bergerak, ia pastikan tubuhnya akan terjatuh.

"Kau lihat sayang, gedung ini sangat tinggi, bagaimana kalau kita berdua melompat. Hahaha... pasti akan sangat romantis aniya? Dua orang yang saling mencintai tewas bunuh diri, hahahaha..." Tawa Siwon sudah menggema di atap Gedung Choi Corp itu. Tangannya masih setia mengarahkan pistol ke pelipis Jaejoong.

BRAKK!

Pintu atap itu terbuka dan menampakkan Yunho yang berdiri terengah bersama Changmin di belakangnya.

"Yunnie..." Lirih Jaejoong. Airmatanya lolos begitu saja. Bukan. Bukan karena ia takut dengan kematian yang disajikan Siwon, tapi ia menangis karena selama ini dugaannya ternyata tidak salah, Yunho-nya masih hidup. Dan karena rasa bahagiannya ia bahkan melupakan perlakuan kasar namja tampan itu padanya tadi pagi.

"Sepertinya pangeranmu sudah datang Jaejoongie"

"Cepat lepaskan Jaejoong!" Teriak Yunho lantang. "Apa yang kau inginkah Choi Siwon?" Yunho melangkah hendak menghampiri Siwon dan Jaejoong.

"Jangan mendekat!" Larang Siwon, ia mengunci leher Jaejoong dengan tangannya dan menempelkan ujung pistol itu ke pelipis Jaejoong.

"Akh!" Ringis Jaejoong karena tubuhnya sedikit oleng. Hampir saja ia terpeleset.

"Aku hanya ingin kau menyaksikan kematian orang yang kau cintai, hahahaaa..." ujar Siwon tertawa seperti orang gila. "Kau tahu? Dari dulu aku sangat mencintai Jaejoong. Dulu aku meninggalkannya karena ingin belajar agar aku bisa memimpin Choi Corp, dan setelah sukses aku ingin menikahi Jaejoong, aku ingin membahagiakan Jaejoong dengan hasil kerja kerasku. Tapi apa yang aku dapat? Ternyata orang yang menjadi tujuanku sudah menikah dengan orang lain yang ternyata hanyalah seorang Office Boy. Kau tahu? aku merasa sangat marah saat itu!" Ungkap Siwon mengeluarkan isi hatinya. Itulah alasan sebenarnya Siwon menjerat Jaejoong dulu, bahkan ia tega mencoba membunuh Yunho, padahal selama ini Siwon adalah namja yang sangat baik. Tapi sepertinya Cinta telah membutakannya.

Kini airmata sudah jatuh di pipi namja Choi itu. "Aku sangat mencintai Jaejoongie, tapi kau merebutnya Jung. Aku tak bisa terima..." Lirihnya.

Jaejoong, Yunho dan Changmin terpaku mendengar ucapan Siwon. Itu kah alasannya?

Tapi apapun alasannya, menghancurkan rumah tangga orang bahkan melakukan percobaan pembunuhan adalah sebuah kejahatan bukan?

Jaejoong merasakan cengkraman tangan Siwon di lehernya mulai mengendur, ia juga merasakan tangan Siwon bergetar memegang pistolnya karena namja berlesung pipi itu sedikit terisak.

Memanfaatkan keadaan, Jaejoong menggigit lengan Siwon yang tengah memegangg pistol itu sekuat tenaga hingga membuat tubuh namja berlesung pipi itu oleng.

DORR!

"Arrrrggghhhhh..."

"ANDWEEE/ BOO!"

Baru saja Jaejoong melangkahkan kakinya bermaksud untuk lari sebuah tembakan melayang tepat kearah punggungnya, dan bersama itu tubuh Siwonpun melayang jatuh dari gedung berlantai duapuluh itu, tepat menghantam jalan di bawah.

Semuanya terjadi begitu cepat, Yunho dan Changmin terpaku di tempatnya seolah waktu berhenti begitu saja.

Choi Siwon jatuh? Apa dia mati?

Dengan tertatih dan jantung yang berdetak kencang Changmin mencoba melihat ke bawah di mana tubuh Siwon tadi terjatuh. Ia memejamkan matanya tak kuasa melihat tubuh Siwon terkapar berlumuran darah di sana. Melihat kondisinya seperti itu, sudah dapat dipastikan jika Choi Siwon tidak mungkin selamat. Dan saat itu juga Changmin melihat beberapa mobil Polisi baru tiba. *Ck Telat T.T*

Sementara Yunho, ia menghampiri Jaejoong yang terjatuh setelah terkena peluru yang ditembakkan Siwon.

"Jaejoong-ah... Irona..." Yunho menepuk pipi Jaejoong, kepanikan jelas terpancar dari mata musangnya, tubuhnya juga bergetar menahan tubuh Jaejoong yang tergolek. "Ironabwa...BOO!"

Perlahan Jaejoong membuka matanya, kendati tatapannya sayu, tapi ia bisa melihat jelas wajah khawatir di depannya.

"Gwaen…cha..na.." Ucap Jaejoong terbata. Nafasnya terasa sesak. Peluru yang ditembakkan Siwon hampir menembus jantungnya. "Uhuk!"

"Boo…" Lirih Yunho cemas, Ia tak kuasa melihat darah pekat keluar dari mulut Jaejoong. Akhirnya air matanya berhasil lolos.

Jaejoong yang mendengar panggilan yang ia rindukan itu tersenyum.

"Akuh..tahu..kau…me..mang..Yun..ho..ku… Yunnie…ku…." Jaejoong berusaha menggapai wajah Yunho, tangannya mengelus pipi Yunho, Yunho sendiri menggenggam jemari Jaejoong.

"Mianhae, ka..rena akuh..meng…khia..natimuhh…"

"Ssttt… Jangan bicara lagi…"

"Hiks….waktu..ku..tak banyak.. ini.. sudah..wak..tu..nya a..ku pu..lang.. EUNGH!" Nafas Jaejoong tercekat. Ia mendongkakkan kepalanya menahan rasa sesak di dadanya.

"Boo!" panik Yunho.

"Bolehkah..aku..meminta..se..suatuh.. ? Aku..mohon.. jaga Yoon…jae.. dia..dia..an..ak..kita…."

DEG

"Yoon…jae.. anak..mu…bukan..anak..Si..won.."

"..." Yunho semakin terisak, jadi ternyata balita yang selama ini menjadi alasan ia membenci Jaejoong adalah anaknya? Darah dagingnya?

"Aku… a..kan… sela..lu… men..cintai..mu…Yunnie….Saranghae…"

Perlahan mata bulat itu terpejam dan hanya menyisakan bekas airmata yang mengalir di pipi yang terdapat percikan darah itu. Tangan yang digenggamnya pun melemah.

"Jae! Boojae! Kau hanya tidur 'kan?" Yunho mengguncang-guncang tubuh Jaejoong.

"….."

"Hyung..." Changmin menghampiri Yunho dan ikut berlutut di depan tubuh Jaejoong. Namja tinggi itu merasa tubuhnya tak bertulang. Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan mengalami peristiwa mengenaskan seperti itu.

"Wae? Kenapa tak menjawab eoh? Ireona….! Bukankah kau bilang Yoonjae anakku? Kita akan membesarkan Yoonjae bersama dan hidup bahagia. Ireonabwa…! Yak, Jung Jaejoooooong!"

.

.

.

.

.

~*YunJae*~

Yunho menatap gundukan tanah di depannya dengan pandangan sedih, tak bisa dipungkiri jika ia merasa kehilangan, apalagi mengingat sosok itu meninggal karena dirinya.

"Mianhae... Semoga kau tenang di sisi-Nya..." Lirihnya seraya menyimpan sebuket bunga Lili putih di atas gundukan itu.

Setelah itu Yunho menghampiri satu lagi gundukan tanah yang ada di komplek pemakaman itu. Ia tersenyum miris.

"Kau yang memilih jalan ini Choi...semoga Dia mengampunimu agar kau bisa tenang di sisi-Nya... Aku memaafkanmu..."

"Papaa...Puyang..." Sosok kecl itu menarik-narik celananya. Yunho menolehkan kepalanya dan tersenyum.

"Yoonjae mau pulang?"

"Hu'uhm" balita itu menganggukan kepalanya lucu sehingga poni jamurnya menutupi mata bulatnya.

"Mau Appa gendong atau jalan kaki?" Tawar Yunho pada anaknya. Ia mencubit gemas pipi tembem Yoonjae.

"Den..don..." Jawab Yoonjae cadel, balita berusia satu tahun setengah itu memang baru belajar berbicara, hingga ucapannya sedikit sulit dimengerti.

Dengan gemas Yunho mengacak-acak rambut putranya itu dan menggendongnya. "Kkaja, kita pulang... HUP!"

.

.

Cklekk

"Mama...mamamaa..." Yoonjae masuk ke ruangan rawat itu sambil berlari menghampiri sosok cantik yang tengah membaca novel di pangkuannya.

"Kalian sudah pulang?"

"Unje au aik.. [Yoonjae mau naik]" Tangan mungil itu melebar minta dinaikan ke ranjang.

Sosok cantik yang ternyata Jaejoong itu tersenyum lebar melihat tingkah putranya yang semakin hari semakin menggemaskan itu.

"Tadi aku mengajak Yoonjae ke makam Gwang Soo, karena ia memaksa ingin ikut" Beritahu Yunho, takut Jaejoong memarahinya karena ia tak meminta ijin dulu membawa Yoonjae pergi.

"Um, gwaenchana" senyum Jaejoong.

"Mamama.. aik aik!"

Jaejoong terkekeh melihat anaknya menghentak-hentakan kaki kecilnya."Yoonjae mau naik? Kalau gitu Poppo Umma dulu" Namja cantik itu menyodorkan pipinya.

Cup

Yunho mengecup pipi Jaejoong membuat si pemilik pipi putih itu terkesiap.

"Biar aku yang mewakili Yoonjae poppo" Ujar Yunho tersenyum karena berhasil mencuri ciuman istrinya.

"Tks, modus"

Yunho hanya terkekeh melihat Istrinya merajuk. Kemudian namja tampan itu menaikan Yoonjae ke ranjang, dan tak lama ia pun ikut naik.

"Yya, kenapa kau juga ikut naik eoh?"

"Wae? Tidak boleh? Aku ingin memeluk kalian..." Jawab Yunho tersenyum hangat. Lantas namja tampan itu merangkul tubuh Jaejoong, sedangkan Yoonjae asik memainkan mobil-mobilan ditangannya, namja cilik itu berada diantara YunJae, tapi posisinya agak di depan, hingga Yunho lebih leluasa memeluk tubuh Jaejoong meski terhalang tubuh kecil Yoonjae.

"Mianhae..." Bisik Jaejoong setelah beberapa menit meraka terdiam, masih jelas kecanggungan diantara mereka. Meskipun keduanya sudah berbicara dan mengungkapkan perasaan serta menguak rahasia mereka selama ini, tapi tetap saja, keduanya masih terlihat canggung satu sama lain.

"Sudahlah jangan bahas itu lagi... Kapan kau pulang eum?" Yunho mengelus surai halus Jaejoong, ia menyandarkan kepala Jaejoong di bahunya mencoba menganti topik pembicaraan. Yunho sudah tak ingin membahas lagi kenangan yang menyakitkan itu. Diciumnya puncak kepala namja cantik yang kini telah kembali menjadi Jung Jaejoong itu dengan sayang.

"Kata Dokter, besok aku sudah boleh pulang. Karena hari ini masih ada pemeriksaan terakhir jadi aku harus menginap semalam lagi" Jaejoong memainkan kancing kemeja Yunho. Ia menghirup aroma tubuh suaminya yang manly itu.

Jaejoong kira dirinya tak akan pernah bisa menghirup aroma tubuh itu lagi dan tak akan pernah bisa memeluk tubuh anaknya lagi, tapi sepertinya Tuhan masih sayang padanya, Peluru itu memang hampir mengenai Jantungnya, tapi beruntung tidak berakibat fatal. Ia menjalani operasi dua kali dan koma selama dua hari.

"Syukurlah... karena aku sudah menyiapkan sebuah rumah untuk kita" Yunho kembali tersenyum. Ia mengelus pelan pipi Jaejoong, dan tatapan keduanya beradu.

"Saranghae Yunnie..." Kebahagiaan itu terpancar dari mata hazel Jaejoong. Kata syukur sepertinya tak cukup untuk mengungkapkan betapa bahagianya dia kini. Cukup sekali kesalahan yang pernah dia buat, dan dia berharap hal itu tak akan pernah terulang lagi.

"Nado saranghae Boojae..."

Dan tak lama bunyi kecapan bibir mulai terdengar. Bibir keduanya menyatu dan saling melumat. Tak ada nafsu di sana, mereka hanya menyalurkan rasa cinta dan kerinduan yang sempat terputus, menyalurkan rasa penyesalan dan kesalahpahaman yang telah membuat mereka terpisah bahkan saling membenci.

Yunho lebih dulu melepaskan tautan bibir mereka, ia menghapus sedikit lelehan saliva di bibir istrinya.

"Mari kita mulai kembali semuanya dari awal..." Ucap Yunho, kemudian ia mendudukkan Yoonjae di pangkuannya, lalu memeluk Jaejoong dan Yoonjae yang sepertinya mulai mengantuk karena sedari tadi bibir mungil itu terus menguap.

Mereka berpelukan erat seolah tak ingin terpisahkan lagi. Dalam hati, Yunho dan Jaejoong tak berhenti mengucap kata syukur karena Tuhan masih menginginkan mereka bersama, hidup bahagia dan saling mengasihi.

'Terimakasih Tuhan... Jaga selalu hati kami... Semoga kebahagiaan ini tak hanya sampai di sini...'

.

.

.

.

.

FIN

Suka sama yg mana endingnya? Hohoho...

Makasih buat readers yg udah review, follow n favo cerita ini, maaf saya ga bisa bales reviewnya, tp saya baca ko, n ini list readers baik hati yg udah ngasih review dari awal, terimakasih semoga reader yg baik hati ini dimudahkan rezekinya n diberi kesehatan, amiiiin...;)

|SalmaYunJaeShipper| missy84| lizuka myori| Dipa Woon| Rhika| yjwkcksj| anjani|UknowBooJae| Izca RizcassieYJ| riyunjae| anonim| setyaeryna| YunHolic| RaraRyanFujoshiSN| Shin Min Gi| yunjae style| ifa. | YeChun| christyy| HJ| missjelek| irengiovanny| Guests|

Ah...sebagai perkenalan, nama saya Nickey, 26 desember nanti (sama spt Ultah TVXQ^^) usia saya 24 tahun, saya yeoja aka perempuan yg udah nikah n punya seorang putri yg baru berusia 2 th. Boleh panggil saya Eonni, teteh, Nuna, Mbak, Kakak, Jie jie atau Nickey aja gapapa, n buat readers yg pengen lebih dekat dg saya silahkan add Facebook saya 'Nickey Jung YunJaeShipper CassiEast-Yoosumin' tapi sebelumnya PM dulu yah,karena saya ga accept pertemanan kecuali klo udah PM dulu J

YUNJAE IS REAL...!
Always Keep The Faith...^^