-Trapped-

Prologue

Author : dobigogi

Casts : Wu Yi Fan (Kris), Huang Zi Tao (Tao) as main casts.

Rate : Masih T

Genre : Romance

Length : Chapters

Disclaimer : Casts bukan punya saya. Sedangkan ceritanya asli dari otak saya.

Warnings : Yaoi / Gay / Boys Love / BoyxBoy. Maafkan bila ada kesamaan cerita, tapi ini asli pemikiran saya~

Annyeong! saya dobigogi. panggil aja dobi / gogi. Ini cerita pertama saya di akun ini (?) jadi, gatau lagi hrs blg apa. jadi, baca aja yuk! kamsahamnida!

.

happy reading!

.


Tao terdiam tepat didepan gerbang sekolahnya yang cukup tinggi itu. Ia terus memperhatikannya, mengabaikan teriakan sang penjaga sekolah yang menyuruhnya masuk, mengingat bahwa lima menit lagi adalah bel sekolah. Tao mengerjapkan matanya, menatap si penjaga sekolah yang masih setia meneriakinya.

"Ehm," Tao mencoba menghentikan teriakan orang paruh baya ini, yang dibalas dengan ernyitan bingung di dahinya yang sebenarnya telah berkerut. Setidaknya, Tao berhasil menghentikan teriakan orang ini. "Pak, apa anda mengenali Kris? Apa ia sudah datang?"

Oh, Kris. Siapa yang tidak mengenalinya? Seorang senior yang populer di sekolah ini. anak kelas tiga yang (sebenarnya) berlaku semena-mena. Kalian tahu arti semena-mena, kan? bahkan, guru saja tidak ada yang berani menegurnya, tepatnya lelah. Uh—jangan lupa wajahnya yang rupawan, membuat ia dikejar-kejar banyak orang yang mengaguminya.

"Kris? Sepertinya ia belum datang. Kalaupun sudah, harusnya aku melihat gerombolan perempuan yang meneriaki namanya di pintu masuk tadi."

Alasan kenapa daritadi Tao hanya memandangi gerbang sekolahnnya, karena ia agak ragu untuk memasuki sekolahnya. Apakah akan ada telur dan terigu yang dilemparkan kepadanya lagi, atau hanya air bekas lap pel yang membuatnya basah kuyup. Diludahi, tidak jarang. Hanya ada satu hal yang membuatnya dibenci. Karena perlakuan seorang senior gila padanya. perlakuan itu yang memancing orang agar membencinya, itu yang Tao pikirkan.

.

"Hai, manis."

.

Tubuh Tao menegang. Ia sudah hapal benar suara ini. ia sudah hapal bagaimana berat tangan itu menekan kedua bahunya, seperti sekarang. Dan ia membenci ini. ia menghempas tangan itu kebelakang, dan mulai berlari kedalam sekolahnya, menghindari kontak dengan pemilik tangan tadi.

"Oh—lihat itu. Caranya menepis tanganku~ hahaha,"

Tao menghentikan langkahnya. Ia sangat membenci orang yang menertawainya. Apalagi jika orang itu mengundang orang lain untuk menertawainya juga—ia dapat mendengar sekitar empat orang menertawainya tepat dibelakangnya. Tao menghela nafasnya, lalu menundukkan kepalanya. Mengepalkan kedua telapak tangannya erat dan mengatupkan kedua giginya rapat-rapat.

"Hai, peach. Kenapa pergi? Aku ini kan pacarmu, ayo hampiri dan peluk aku~ hahaha,"

Kedua tangan tadi kembali menyentuh pundak Tao dengan rangkulannya. Tao mengadahkan kepalanya kesamping, menatap pemuda jangkung (yang lebih jangkung darinya) sedang tersenyum meremehkan ke arahnya. Rambutnya yang pirang itu, bibirnya yang aneh (menurut Tao) dan hidungnya yang Tao sendiri heran bisa semancung itu. pemuda blasteran Cina-Kanada ini yang mengusik hari-harinya, membuatnya dilempari berbagai benda hina, dan membuat ia hidup dalam penuh tekanan.

"Apa yang kau mau?" Tao mencoba bersikap tenang, walau hanya kekehan aneh yang keluar dari pemuda yang merangkulnya itu.

"Jangan bersikap seperti itu pada pacarmu, Taozi."

Dan Tao hampir saja melayangkan tendangan yang ia pelajari dari wushu kepada laki-laki pirang ini, karena berani mencium bibirnya sekilas tepat didepan pintu masuk sekolah. Kalau saja ia tak ingat dengan guru konselingnya yang akan setia memberinya hukuman jika ia membuat orang menjadi babak belur (lagi).

"KENAPA KAU MENCIUMKU, IDIOT? BIBIR INI BUKAN MILIKMU, DAN BERHENTI MEMANGGILKU PACARMU! Kau pikir siapa dirimu ini?" Tao hanya bisa mendorong pemuda itu kebelakang, membuat lelaki pirang itu kembali tertawa remeh pada Tao. Tao sengaja memelankan kalimat terakhirnya tadi, karena ia sadar ini masih pagi dan perhatian siswa-siswi sudah banyak yang terpusat pada mereka.

"Uh-uh. Tidak baik memaki pujaan hati sendiri, bukankah kau tahu itu?" orang yang Tao sebut idiot tadi itu kembali mendekati dirinya, mencengkram bahu Tao erat yang membuat Tao menatapnya penuh kebencian. Ia tersenyum sinis dan mendekatkan bibirnya tepat didekat telinga Tao. Ia meniupnya kecil, membuat tubuh Tao kembali menegang.

"Berhenti bersikap seakan kau membenciku. Karena sebentar lagi kau akan terperangkap pada pesonaku, peach."

Dan mata sipit Tao sukses membulat disaat pemuda tampan didepannya itu mencium bibirnya paksa, melumat, dan menggigitinya. Ia bahkan dapat mendengar jeritan histeris perempuan yang meraungkan kalimat 'Kris'.

.

Tao tahu, dirinya dipermainkan.

Oleh senior tidak berperasaan dengan rambut pirang jeleknya itu, orang kaya raya dengan penggemar yang mungkin ada ratusan itu.

Tao dipermainkan oleh Kris, dan ia tak tahu bagaimana caranya keluar dari permainan ini.

.


TBC

.

gimana? aneh? saya butuh komentar kalian untuk liat apa ff ini diminati. masih prolog sih. (semoga banyak yang baca *berdoa bareng Tao*)

maaf kalau kata-katanya aneh untuk dimengerti. kadang2 saya juga ga ngerti jalan pikiran saya sendiri sih(?)

oke, RnR ditunggu dengan sangat. komentar yang mendukung buat saya ya. kotak kritik dan saran terbuka lebar! jangan sungkan ne~

kamsahamnida! ^^ *bows*