Speed of Destiny: Rise Up

Naruto © Masahi Kishimoto

Genre: Friendshiep

Inspirasi jelas dari Initial D

Rated : T

Warning : OOC, Fiktif, Referensi google.

Chapter 1

Prolog

Bulan purnama bersinar terang menyinari jalanan Sunagakure yang sudah lengang karena malam dengan kegelapan pekatnya telah menyelimuti dunia yang silih berganti mengubah wajah dunia. Dari tempat yang mulanya terang kemudian gelap dan begitu pula sebaliknya. Namun kegelapan itu sama sekali tidak menyurutkan niat seorang polisi muda berambut spike berwarna perak dari Sunagakure untuk melakukan patroli ditengah malam.

Setahun belakangan ini remaja Sunagakure sedang menggandrungi dunia balap malam yang beberapa tahun belakang menjamur menjadi trend kalangan anak muda. Permasalahan utamanya adalah mereka melakukan balapan secara liar sehingga meresahkan warga.

Jika balapan dilakukan dengan sembarangan dan asal memacu mobil akan menjadi balapan yang merugikan dan membahayakan yang lain. Berbeda dengan yang sudah terorganisir para pembalapnya justru akan menampilkan sisi lain yang menjadi bagian dari drifting yang selama ini identik dengan seni ketrampilan teknik mengemudi dengan kecepatan tinggi yang dibarengi dengan kontrol mobil. Sama-sama membahayakan memang namun setidaknya masih bisa dinikmati.

Waktu menunjukkan pukul 11.22 PM pertanda malam sudah larut. Dengan kecepatan sedang lelaki yang menginjak usia tiga puluhan itu mengendarai mobil dinasnya menyusuri kawasan lingkar luar Sunagakure yang diindikasikan sebagai tempat balapan selain kawasan Ground Suna yang sering dipakai namun sudah mendapatkan izin.

"Haaah semoga patroli malam ini aman seperti malam sebelumnya." Gumam Hidan sambil memandangi jalanan yang begitu kosong seperti tanpa kehidupan.

Namun keheningan yang sangat diidam-idamkan oleh pria itu nampaknya harus terusik oleh suara deru mobil keras yang mendekat kearahnya. Baru saja dia berpikir bahwa seminggu ini akan aman kembali namun nyatanya apa yang ditakutkannya itu datang lagi. Dari kaca spion dia melihat Toyota Corolla berwarna dark blue dengan modif sana-sini melesat kearahnya dengan kecepatan tinggi. Dia sendiri heran orang-orang ini seperti hama semakin diberantas bukanya semakin sedikit tapi justru semakin banyak.

"Awas saja mereka!" Ancam Hidan dengan nada geram sambil menyiapkan mobil dinasnya. Begini-begini Hidan dulu adalah mantan anggota akatsuki yang notabene klub balap elit jadi tidak heran jika ditugasi mengurusi penertiban semacam ini. Dia pandangi baik-baik ketika dua mobil itu lewat disampingnya sambil membunyikan klakson seolah memberi ejekan pada Hidan.

"Ck, baru melewatiku saja lagaknya sudah selangit. Jika kalian pelajar awas saja, bakal kupanggil orang tua kalian." Ujar Hidan ketus lalu memacu mobil dinasnya untuk mengejar Citroen C4 berwarna silver yang berada didepan. Tidak lupa dia membunyikan sirine mobil untuk menunjukkan bahwa mereka ada urusan dengan polisi satu ini.

Nguuuuung. Wush.

Seriangain Hidan langsung berkembang ketika dengan mobil dinasnya dia bisa mengejar dua mobil yang sok menantang di depannya. Hidan bisa menarik kesimpulan pengemudi di depan hanya seorang pemula yang sok ingin mencoba kemampuan kecepatan mobilnya saja. Handbrake drift yang mereka lakukan tidaklah sempurna terbukti dengan kecepatannya langsung drop begitu menikung. Hidan menduga timing yang mereka lakukan saat menginjak gas setelah melepas kopling waktunya kurang tepat sehingga bukannya mengefisiensi ketika menikung namun justru memperlambat kecepatan.

"Andai ini bukan mobil tua tentu sudah kupalangkan mobil ini di depan kalian sedari tadi!" Umpatnya kesal karena baru mampu mendekati dengan jarak sepuluh meter itupun berkat keduanya tidak bisa memanfaatkan tikungan dengan baik.

Dia naikkan gigi mobilnya untuk meningkatkan kecepatan agar memperpendek jarak mobilnya dengan mobil didepan. Dengan kecepatan seadannya polisi yang bertugas hampir dua tahun di Sunagakure itu terus menempel dengan ketat. Tidak sekalipun dia lepaskan fokusnya dari dua mobil buruannya.

"Sial, polisi itu rupanya hebat juga." Komentar kesal itu keluar dari seorang remaja yang usianya sekitar tujuh belas tahun. Remaja ini tampak kesal ketika mengetahui ada polisi yang tidak membiarkan mereka lolos. Dengan perasaan angkuh dia menaikkan kecepatan mobilnya lagi untuk menembus jalanan lingkar Sunagakure yang terkenal sebagai jalur yang cocok untuk balapan. Keadaan jalanan disana sangat sepi namun memiliki ruas jalur yang lebar. Pantas jadi favorite selain Ground suna.

Whusss.

Efek gesekan antara ban dengan aspal menimbulkan angin yang mampu menggoyangkan rerumputan. Hidan dengan skill yang masih tersisa berusaha menempel melalui bagian luar namun percobaannya gagal ketika jalanan memasuki lintasan lurus yang tidak akan menguntungkan baginya karena kalah tenaga mesin. Giginya bergemelutuk keras ketika jarak mereka merenggang dilintasan lurus.

.

.

.

Di sudut jalan lain lingkar Sunagakure atau lebih tepatnya sekitar dua kilometer di depan dari dua mobil yang sedang diburu polisi ada sebuah mobil Corolla Axio berwarna biru laut berjalan dengan kecepatan tidak lebih dari dari 40 km/jam. Alasan mobil ini berjalan lambat sederhana saja, pengemudi mobil ini sedang tersesat gara-gara belum tahu jalanan Sunagakure, selain itu dia juga dalam posisi sedang menelephone temannya.

"Gaara, setelah belok kiri nanti belok kanan, iya-kan?" Tanya pemuda berambut pirang pada seseorang yang bernama Gaara melalui headseat handphone miliknya. Manik blue safirenya ditajamkan untuk melihat suasana jalanan yang sudah lengang. Dia berusaha sejeli mungkin untuk melihat tanda jalan.

Beginilah nasib Naruto di hari pertamanya di Sunagakure, tersesat setelah pulang dari pusat belanja Sunagakure. Bertanya pada dua temannya sama percumanya karena mereka juga sama-sama pendatang. Terpaksa dia harus menganggu jam tidur dari seorang Sabaku no Gaara yang notabene tukang tidur nomor dua di antara teman-temannya.

"Iya Naruto,belok kanan ikuti saja jalan itu nanti kamu akan keluar di perbatasan kota. Kamu ini aneh-aneh saja bisa-bisanya tersesat. Untung aku bisa bangun mendengar telephonmu baka!" Ujar Gaara diakhiri hinaan diakhir kalimat.

"Gomen menganggu tidurmu Gaara-chan." Balas Naruto dengan nada centhil pada sang lawan bicara yang sepertinya langsung tersedak gara-gara mendengar namanya dipanggil dengan suffix itu.

"Jangan panggil namaku dengan sebutan itu Naruto, berani kau memanggilku dengan sebutan itu akan kututup telephone darimu sekarang juga." Ancam sang pemilik suara dari ujung telephone yang lain.

"He he he iya-iya Gaara-kun, Naru gak akan panggil Gaara-kun dengan Gaara-chan lagi deh janji." Bukannya takut kejahilan Naruto justru semakin menjadi. Suaranya dibuat lebih manja lagi pada Gaara agar si korban semakin marah-marah. Menjadi kenikmatan sendiri bagi putra semata wayang Namikaze itu bila bisa mengerjai teman-temannya. Mungkin belakangan ini dia terlalu lama berkumpul dengan Menma sehingga otaknya yang polos sudah tercemar oleh pikiran nista sang sepupu.

Meskipun sambil bercanda namun focus Naruto masih tetap berada di jalanan. Dia tetap tertawa ketika berbicara dengan Gaara sekaligus berkonsentrasi mengemudikan mobilnya dengan aman yaitu dengan kecepatan rendah.

"Naruto kau ini sudah minta bantuan bukanya berterimakasih malah memancing emosiku. Ini jam berapa hah? Cepatlah sedikit untuk mencapai jalan utama baka! Aku masih mengantuk, aku mau tidur." Keluh pria berambut merah yang saat ini sudah memeluk guling dengan mata terpejam namun handphone miliknya menempel di telinga kanan tanpa di pegangi. Jika saja Naruto berhenti curhat semenit saja dipastikan panda satu ini akan terbang lagi ke alam mimpi.

"Hoi jangan tidur dulu kenapa, aku belum keluar dari jalur lingkar kau harus membantuku pulang. Kau yang hafal daerah Sunagakure. Eh tapi tunggu sepertinya di belakang ada mobil, tapi kok ada sirine polisi juga." Kata Naruto sambil mengamati kaca spion yang memantulkan cahaya dari lampu mobil bagian depan meski jaraknya cukup jauh.

Dia sipitkan pandangan matanya untuk melihat mobil yang mendekat kearahnya dengan kecepatan tinggi.

"Huaaah, baguslah kalau begitu. Lebih baik kau ikuti saja dia atau berhentikan dia agar kau bisa bertanya." Usul Gaara yang kesadarannya tinggal beberapa persen saja.

Setelah diamati lebih baik lagi ternyata ada tiga mobil sekaligus yang datang. Jaraknya semakin dekat dengan mobilnya yang hanya dia kendarai dengan pelan.

"Haah apa-apaan itu! Gaara belakangku polisi!" Ujar Naruto pada Gaara yang langsung terbuka matanya mendengar kata polisi. Mau tidak mau pikiran negative bermunculan dalam otaknya.

"Hei memangnya kau melakukan apa?" Tanya Gaara dengan nada cemas. Dia bahkan sampai terduduk dari posisi tidurnya ketika mendengar ada kata polisi.

Tin!

Tin!

Tin!

Suara klakson itu reflek membuat Naruto meminggirkan mobil untuk memberi jalan pada tiga mobil sekaligus untuk lewat. Manik safirenya membulat karena kesal akibat perlakuan sembarangan dua mobil paling depan yang seenaknya kebut-kebutan. Jika dia telat beberapa detik saja mungkin mobilnya bisa tertabrak. Untuk sesaat emosinya meluap namun bisa dikendalikan ketika fikiran jernihnya mengambil alih. Kalau ada polisi setidaknya dia bisa meminta bantuan untuk ditunjukkan jalan pulang.

"Hei suara apa itu kawan?" Rupanya suara klakson dan sirine polisi bisa juga terdengar dari telephone Gaara. Naruto untuk sesaat terdiam tidak menjawab pertanyaan sang kawan, tanpa basa-basi dia injak pedal gasnya untuk membuntuti polisi yang sedang memburu dua mobil di depan.

"Hanya ada dua mobil balap liar yang sedang diburu polisi. Sekarang aku sedang mengikuti mereka." Ujar pemuda Namikaze tanpa kehilangan fokus. Dengan mudahnya dia memangkas jarak dengan mobil di depan. Dia tempel ketat mobil polisi itu dari belakang agar tidak kehilangan harapan bisa pulang secepat mungkin.

"Oh kukira apa. Ya sudah sepertinya kau sudah bertemu dengan orang yang tepat. Sana segera lapor bapak polisi agar diantar pulang." Kata Gaara yang semakin lama semakin sewot karena merasa waktu tidurnya makin tersita oleh bocah berambut pirang yang seenak jidat menelphone dirinya ditengah malam.

Naruto menggembung kesal di ejek Gaara. "Jangankan bisa tanya, kau tahu saat ini aku sedang apa? Mengekor di belakang mobil polisi yang sedang mengejar dua mobil yang balapan."

Gaara terkekeh dengan nasib Naruto. Baru sehari saja berada di Suna namun sudah berurusan dengan dunia balap mobil lagi.

"Hmmm lumayan buat hiburan, asik tuh bila diinterupsi siapa tahu kau akan dicari-cari lagi seperti dahulu." Naruto langsung manyun mendengar perkataan Gaara tentang masa lalu yang baginya sangat memalukan.

"Dasar sinting kau Gaara, mencari sensasi bukan hobiku tau. Jangan bahas itu lagi." Umpat Naruto dengan nada keras sambil mengamati tiga mobil di depan yang masih dalam posisi kejar-kejaran. Mereka kini berada di jalanan yang lurus dan lebar. Naruto sedang menimbang-nimbang untuk menyalip mobil polisi di depan. Tanpa menyiratkan emosi dia perlahan menaikan gigi mobilnya kemudian menginjak gas lebih dalam lagi untuk menyalip mobil polisi dari arah luar lalu melesat secara anggun untuk mensejajarkan posisi mobilnya dengan Citroen C4.

Wajah tampan Hidan membelalak tidak percaya ketika melihat ada mobil lain yang telah beradu kecepatan dengan mobil di depannya.

"Apa-apaan mobil itu!" Hidan tentu sangat terkejut ketika mobil dengan plat Konoha sudah hadir diantara mereka. Kalau sudah begini maka pekerjaannya akan semakin merepotkan karena sasarannya tambah satu orang.

"Aku memang sinting dan hanya orang sinting yang berteman dengan orang sinting itu artinya kau sama saja denganku sama-sama sinting." Jawab Gaara ringan pada Naruto yang masih kalem mendengar Gaara sekaligus menunggu momen untuk menyalip. Jika Gaara sampai tahu bahwa Naruto kini sedang beradu kecepatan pastilah Gaara akan geleng-geleng kepala melihat kelakuan Naruto yang sekarang.

Naruto cemberut dikatai Gaara sebagai orang sinting.

"Heran kenapa aku bisa mempunyai teman seperti kalian." Jawab Naruto dengan nada kesal sambil menekan kopling lalu memindah ke gigi dua tepat saat akan memasuki tikungan yang cukup lebar di depan. Mobil di depan jelas tidaklah selevel untuk menandingi kemampuan Naruto akibatnya dengan mudah Naruto mengambil alih posisi. Dia meluncur di depan dengan kecepatan tinggi untuk membuat jarak beberapa meter kedepan sebelum berhenti di tengah jalan untuk menghentikan tiga mobil sekaligus. Naruto tahu aksinya itu berbahaya namun apa boleh buat lagi dia harus melakukannya.

"Hei Gaara sepertinya aku sudah bisa minta bantuan pada polisi. Terimakasih sudah membantuku dan maaf menganggu tidurmu." Ujar Naruto sambil tertawa yang sudah bisa dipastikan hasilnya Gaara akan langsung menutup telephone begitu si pirang sudah menemukan objek lain untuk membantunya pulang. Memang kejam tapi itulah kebiasaan lain dari Gaara yang suka memutuskan sambungan telephone seenak jidat terlebih lagi jika menyangkut urusan tidur.

Tut..tut..tut.

Bunyi telephone terputus sudah mengihiasi pendengaran Naruto pertanda sang kawan sudah memutus sambungan telephone miliknya.

"Gaara aku tidak akan memaafkanmu!" Teriak Naruto kesal yang tentunya tidak akan mungkin didengar oleh si panda jadi-jadian. Dia mendesah pelan sebelum memutuskan keluar dari mobil. Putra semata wayang keluarga Namikaze itu harus menjelaskan sesuatu utamanya pada polisi yang tengah menginterogasi dua remaja yang mengemudikan mobil tadi. Mungkin gara-gara tindakannya ini dia juga membantu polisi yang mengejar dua mobil dibelakangnya.

Naruto keluar dari mobil disertai keresahan yang tiba-tiba muncul menghampiri dirinya. Dia berusaha berjalan setenang mungkin menghampiri polisi itu. Keringat dingin mendadak meluncur bebas dari keningnya karena kegugupan akibat tidak biasa berurusan dengan pelanggaran hukum.

"Selamat malam Pak Polisi." Sapa Naruto seramah mungkin pada polisi berambut putih yang sedang menginterogasi dua remaja malang yang dipastikan bakal kena tilang plus hukuman lain.

Hidan kemudian memalingkan wajahnya pada sesosok remaja akhir berambut pirang agak panjang dengan wajah kekanakan namun menyiratkan ketampanan yang mampu membuat para gadis terpesona. Mata blue safirenya memandang dirinya dengan menyiratkan sorot kepanikan dan ketakutan yang tidak dapat disembunyikan melalui sikap tenang palsu sang pemuda.

Hidan tersenyum geli pada pemuda ini. "Tidak perlu takut seperti itu aku tidak akan menilangmu karena telah membantuku."

Bisa Hidan lihat wajah tegang milik sang pemuda asing itu langsung rileks setelah Hidan mengatakan tidak akan menilang dirinya.

"Hei itu tidak adil Pak Tua!" Celetuk salah satu pemuda yang tubuhnya agak pendek memiliki rambut hijau dan memiliki bekas luka di pelipis kirinya.

Sang Polisi reflek menatap pelaku dengan sorot tajam. "Urusan dengan kalian beda! Diam sebentar atau pihak kepolisian tidak hanya menyidang kalian tapi juga akan menyita mobil kalian." Ancam Hidan pada keduanya. Tidak perlu berpikir dua kali dua remaja dibawah umur itu langsung diam.

Naruto tersenyum getir pada nasib dua remaja di depannya. "Ma-maaf aku tidak bermaksud mencampuri urusan kalian tapi aku butuh bantuan dari Pak Polisi ini karena aku tersesat." Kata Naruto gagap lalu mengambil dompet dari sakunya untuk menunjukkan KTP, SIM dan STNK miliknya sebagai bukti dia pengemudi yang patuh.

"I-ini surat-suratku lengkap Pak Polisi aku tersesat tidak tahu jalanan ini. Aku mahasiswa baru Sunagakure dan aku sungguh tersesat." Naruto sudah semakin gagap menuturkan alasannya padahal Hidan masih santai meneliti surat kendaraan miliknya.

"Aku percaya denganmu, tenanglah nanti akan kuantar sampai tujuanmu tapi setelah menyelesaikan urusan dengan mereka." Ujar Hidan lalu mengembalikan semua surat-surat milik Naruto. Sebagai polisi dia cukup yakin Naruto adalah anak baik-baik, itu terlihat dari sikap dia layaknya orang normal umumnya jika pertama kali terkena tilang. Gugup dan panik tercermin jelas dari wajah Naruto yang sudah meneteskan keringat.

Padahal Hidan tidak sama sekali mempunyai niat memperkarakan pemuda satu ini justru dia berterima kasih karena telah dibantu.

.

.

.

Satu setengah jam kemudian Naruto diantar oleh Pak Polisi yang baik hati mengantarkan pemuda yang usianya tidak dibawah umur lagi namun bisa-bisanya tersesat seperti anak kecil.

"Arigatou Hidan-san." Naruto sangat berterimakasih pada polisi satu ini karena telah mengantarkan dirinya pulang.

"Hidan-san maaf membuat anda repot mengantarkan temanku ini. Maklum kami sama-sama pendatang." Tutur Hidate menambahkan keterangan karena ikut merasa berterimakasih mengantarkan Naruto pulang.

"Terimakasih Hidan-san." Kata Sora untuk melengkapi ucapan terimakasih dari ketiganya.

"Sudah tugasku sebagai polisi untuk membantu warga masyarakat. Untukmu Naruto jangan tersesat lagi." Pesan Hidan sambil memakai topi dinasnya sebelum masuk ke mobil. Dia pandangi Naruto sesaat untuk menatap pemuda menarik didepannya itu. Dia tertarik ingin tahu seberapa jauh skill yang dimiliki Naruto, tidak sekarang namun dilain kesempatan.

"He he he jadi malu." Kata Naruto riang diiringi semburat merah diwajahnya.

"Oh satu lagi clutching yang bagus nak. Kuharap kita bisa bertemu lagi." Ujar Hidan sebelum dia benar-benar pergi. Hidan yakin jika Naruto bisa berbuat lebih jika mau.

"Eh? Sampai bertemu kembali Hidan-san." Kata Naruto dengan riang. Hidate dan Sora tidak begitu jelas mendengar polisi satu ini karena Hidan berkata cukup pelan dan hanya Naruto yang mendengar.

Jika takdir mempertemukan kembali bisa jadi dua orang ini akan jadi rival di lain suasana. Tidak sekarang tapi suatu saat nanti entah kapan. Bisa besok, lusa, minggu depan, bulan depan tahun depan mungkin? Tidak akan ada yang tahu. Yang jelas mereka masih butuh momen untuk membangunkan sisi lain dari mereka yang sudah cukup lama tertidur.

Bersambung ?

Ahiiii *garuk-garuk kepala* maaf bila membingungkan. Saya juga bingung ini sequel apa bukan karena saya memulainya di setting setengah tahun sebelum momen di chapter 15 di fic "Speed of Destiny". Nanti rencananya ada titik perpotongan antara cerita ini dengan yang di speed. Maaf bila aneh, kalimat masih berbelit-belit. Saya secara pribadi juga ingin menyampaikan permintaan maaf bila ada yang kurang berkenan dengan fic "Speed of Destiny" yang memang saya akui banyak kekurangan. Akhir kata mohon maaf bila ada kalimat yang kurang berkenan, kritik dan saran sangat diterima untuk perbaikan.

Thank to

heru anggara, AzuraCantlye, ca kun, CindyAra, S.N, dikdik717, NamikazeNoah, uchiha ren, Aden L kazt, XG-Naru, Dewa's, Dee chan - tik, anime naruto-chan, elfarizy, ruennii uzumaki, fajar jabrik, Rama, Shizura-Chan, FatitaRH, miamoko ichika, Ardi, miato, art69, AN Narra (Guest *tapi bukan saya*), Ai namikaze, missingnin68, Anaatha Namikaze, para guest, dan yang udah meminta, mengharap sequel, chapter lanjutan, spoiler, dll. *gomen bila ada yang kurang karena kuota saya habis buat menyisir*

Saya cuma bisa mengucapkan maaf dan mengucapkan terimakasih banyak.

Berminat Riview?