Title : Liars

Author : Ai Zhi Lan ( AlfA_LoveHigh)

Genre : Romance, Brothership, Bloody (?)

Rated : T

Cast : Xi Luhan (Luhan)

Wu Yi Fan (Kris)

Kim Jong In (Kai)

Do Kyung Soo (Kyungsoo) Merangkap Sohee.

All Member EXO.

Pairing : KaiSoo/HanSoo

Disclaimer : Semua Cast adalah milik Allah swt, Orangtuanya dan SME.

Ide, Alur Cerita terinspirasi dari MV EXO-Wolf Drama Version. Tapi, kalimatnya adalah hasil dari pemikiran saya .

Walau terinspirasi, tapi ini sangat berbeda jauh… Hahaha… *ketawa Nista *dicekek

Baekhyun cinta gue. Member EXO bias gue.

.

.

.

.

.

.

It's Yaoi.

Boys X Boys.

Typos and KST it's mine.

KST (Kalimat Sok Tau.)

.

.

.

Don't Like Don't Read.

.

.

.

After Read Must Review.

.

.

.

.

Chapter Five :

"Your Love Means To Me (part 2)"

.

.

.

Baekhyun dan teman-temannya sedang ada di gang menuju rumah Kai sekarang, saat tiba-tiba Kai menjawab panggilan teleponnya.

"Kai yah?. Kamu ada dimana?. Apa yang terjadi padamu?. Apa kau tau Kyungsoo tidak pulang ke rumahnya?." Berondong Baekhyun dengan pertanyaan yang sempat memenuhi pikirannya tadi.

"…."

"Araseo…"

Dan, Baekhyun tertunduk lesu.

"Apa yang terjadi Baekhyun Ah?. Apa yang dikatakan Kai padamu?." Kali ini giliran Chanyeol yang memberondongnya dengan berbagai pertanyaan.

"Suho hyung… Kai menyuruh kita kerumah Suho hyung."

"Mwo?..."

.

.

.

Liars

.

.

.

Kai mengotak-atik Handphonenya dengan bosan. Secara tidak sadar ia membuka folder Audio yang berisi rekaman-rekaman iseng yang biasa ia lakukan saat latihan menyanyi dengan Kyungsoo.

"Mwo!."

Kai langsung berdiri dari duduknya dan memutar file rekaman terbaru yang ada di folder tersebut.

"Astaga… Kenapa aku baru menyadarinya."

Ia berbalik dan akan pergi saat sebuah suara memanggilnya.

"Kai yah!." Teriak Suho

Teman-teman yang lainnya berhenti dibelakang Suho dengan nafas ngos-ngosan dan lengan yang memegangi lututnya. Sepertinya, mereka menghabiskan banyak tenaga untuk berlari.

"Aku mohon… hah…hah… jangan… hah…" Baekhyun berkata dengan ngos-ngosan. Tapi, ia tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi, ia duduk di tanah dengan menselonjorkan kakinya.

"Aku mohon, kau jangan bertindak bodoh." Terang Suho. Baekhyun mengangguk-angguk membenarkan ucapan Suho.

"Aku akan pergi menyelamatkan Kyungsoo. Kalian tidak perlu ikut campur." Ucap Kai dingin.

Tao merangsek maju, dan mencengkeram kerah baju Kai.

"Kau pikir, kau tengah berhadapan dengan siapa hah?. Mereka bisa saja membunuhmu sebelum kau bertemu dengan Kyungsoo!." Bentak Tao.

"Kyungsoo juga teman kami, Kai!." Xiumin menyahut.

"Sudah!. Dengarkan aku!." Teriak Suho.

Semua orang terdiam dan menatap keempunya suara.

"Kita berhadapan dengan gerombolan gangster yang berpengalaman. Mereka bisa saja membunuh kita semua, kalau kita gegabah." Tutur Suho.

Kai berdecih pelan, yang lainnya mendengarkan ucapan Suho dengan seksama.

"Lalu Hyung, apa kau punya ide?." Celetuk Lay.

"Begini…" Suho menunduk, teman-temannya mengikuti dengan saling menempelkan kepala mereka dan menunduk, kecuali…

"Kai!. Menunduklah!." Chanyeol menjambak rambut Kai dan menundukkannya dengan kasar.

"Appo, Chanyeol-ah!."

"SSttt…"

"Begini…"

.

.

.

Liars

.

.

.

Tangan dengan tato naga itu memungut serpihan kaca dari pigura yang terjatuh. Ada hal istimewa yang dimiliki oleh Sheerwolf asli yang tidak dimiliki oleh Sheerwolf bentukannya (Manusia yang digigit oleh Sheerwolf dan menjadi bagian dari mereka), yaitu, Sheerwolf asli bisa merasakan apa yang tengah terjadi kepada Sheerwolf bentukannya.

Kris sudah merasakan hal yang tidak enak semenjak beberapa bulan yang lalu, tapi ia yakin Luhan pasti bisa mengatasinya. Tapi kali ini berbeda, Luhan sudah berani mencintai seorang manusia, itu akan membuat kekuatannya melemah. Itu juga yang bisa membunuhnya.

Dan ada satu rahasia yang tidak diketahui Luhan, yaitu, kalau Luhan mati maka Kris pun akan kehilangan nyawanya. Klan Sheerwolf akan punah untuk selama-lamanya, kecuali bila Luhan mau menggigit dan menjadikan orang yang dicintainya itu, sebagai Sheerwolf.

Mata merah Kris menyala dan giginya bergemeretak. Sheerwolf asli memang memiliki emosi yang lebih kacau daripada Sheerwolf buatan.

.

.

.

Liars

.

.

.

Luhan memberanikan diri menghadapi barisan pengawal gangster di pintu masuk gedung tua tersebut. Dengan wajah yang cukup tenang namun tidak bisa dipungkiri hatinya bergemuruh memikirkan nasib Kyungsoo didalam sana, Luhan menatap wajah mereka satu per satu.

"Dimana Kyungsoo?" ucapnya menahan amarah.

Salah satu gangster yang duduk diatas motor gedenya, turun dan menghampiri Luhan. Ia tertawa terbahak-bahak tepat diwajah Luhan. Air ludahnya turut berhamburan membuat Luhan merasa jijik.

"Oh, pacarmu itu ya? ternyata namanya Kyungsoo, nama yang manis semanis orangnya," goda gangster itu. Luhan mendecih. "Aku tidak tahu apa yang dilakukan bos kepadanya. Lelaki itu cukup menarik sih dan kelihatannya bos juga menyukainya."

Luhan bisa merasakan darah ditubuhnya mendidih dan naik sampai ke kepala. Tattonya menyala dan matanya berubah merah. Menyadari hal itu, gangster tersebut merasa menang dan semakin menjadi-jadi.

"Kau pasti bisa membayangkan Bos sudah sampai mana sekarang? Bukankah kau pernah tidur bersamanya?"

Luhan menggeram dan refleks mengcengkram kerah baju gangster tersebut, semua pengawal segera mengerumuni Luhan yang sudah benar-benar marah sekarang.

"Kau cukup katakan dimana Kyungsoo sekarang, tanpa harus mengarang cerita bodoh seperti itu!" Luhan menganggkat gangster itu tinggi-tinggi sebelum menghempaskannya ke arah dua gangster yang langsung ambruk begitu mengenai tubuhnya.

Pengawal yang lain segera melingkari Luhan dengan rapat. Luhan kembali berdecih.

"Aku tidak ada urusan dengan kalian. Tapi kalau kalian ingin mati, kalian bisa maju duluan."

Tidak ada yang maju namun tidak ada yang mundur. Para gangster itu berada dalam kebimbangan sebelum kaki Luhan memutar dan menusuk perut mereka satu persatu dengan cepat.

.

.

.

Liars

.

.

.

'Glup!'

Kyungsoo menelan salivanya. Ia benar-benar diujung tanduk sekarang. Tangan bos gangster itu mencengkeram erat dagu Kyungsoo dan matanya menatap lurus kearah mata Kyungsoo yang ketakutan.

"Akan kuberi satu kesempatan lagi padamu," tangan kasar dan terlalu menyakitkan bila mengenai pipi Kyungsoo yang halus itu semakin menekan dan membuat Kyungsoo mengerang kesakitan. "katakan padaku, dimana bocah serigala itu tinggal."

Air mata Kyungsoo mengalir dan dengan sisa-sisa tenaganya, ia menggeleng lemah.

"Jawab aku!"

Kyungsoo menutup matanya ketakutan. "Luhan…" lirihnya.

"Lepaskan tangan kotormu itu dari lelakiku!" teriak seseorang dari arah pintu masuk. Kyungsoo tersentak dan menatap bahagia kearah Luhan yang datang dengan pakaian awut-awutan.

Bos gangster itu tersenyum sinis dan melemparkan Kyungsoo begitu saja ke sudut tembok. Ia merintih kesakitan dan merasakan kepala bagian belakangnya berdarah.

Luhan hendak menolong Kyungsoo namun gangster yang lain sudah mengepungnya. "Kalau kau bisa melewati anak buahku, aku akan semakin tertarik kepadamu," cetus bos gangster, tapi Luhan tidak peduli. Matanya menatap lurus kearah Kyungsoo yang merintih kesakitan.

Bos gangster itu mendekati Kyungsoo dan kembali mencengkeram pipinya, "sepertinya kau sangat berarti bagi Luhan," ucapnya sembari tersenyum. Senyum termenjijikkan dan memuakkan yang pernah dilihat Kyungsoo.

Seandainya Kyungsoo tidak selemah ini,

Seandainya Kyungsoo bisa menjadi sedikit kuat,

Seandainya Kyungsoo bisa menjadi Sheerwolf seperti Luhan.

"Jangan sentuh Kyungsoo-ku!" teriak Luhan. Kyungsoo senang bagaimana cara Luhan menambahkan 'ku' disetiap ia memanggilnya. Ia senang namun ia merasa sedih, "seharusnya kau tidak menyukaiku Luhan. Aku tidak sanggup jika harus dijadikan alat untuk mengalahkanmu. Tolong, pikirkanlah nyawamu sendiri, daripada aku…" lirih Kyungsoo dalam hati.

Kyungsoo merasakan tenggorokannya panas dan memuntahkan darah dari mulutnya. Ia merasa sangat pusing dan kepayahan, apalagi saat Bos gangster menyeretnya dan membawanya pergi.

"Hey, kau yang disana, hentikan kelakuanmu itu."

Kyungsoo memutar kepalanya dan menemukan Kai beserta Tao yang datang dengan membawa tongkat baseball.

"Kai? Kau datang?" lirih Kyungsoo. Kai menatapnya dalam, "aku datang Kyungsoo," lalu menatap bos gangster itu dengan geram.

Luhan yang melihat drama Kyungsoo dan Kai dihadapannya, dapat merasakan dadanya berdenyut sakit.

Sedetik kemudian gedung tersebut sudah menjadi arena pertarungan yang tidak seimbang. Walau begitu, Kai dan Tao serta Luhan bukanlah lawan yang bisa dianggap remeh. Kehidupan membuat mereka lebih kuat daripada kelihatannya. Dan bos gangster itu juga menyadarinya.

Ia membekap mulut Kyungsoo dan menyeretnya menjauh dari arena pertarungan. Kyungsoo menolak dan berusaha berteriak sekuat tenaga, tapi tidak bisa. Bos gangster itu, terlalu kuat baginya.

Mereka hendak keluar dari gedung, saat seseorang dengan tubuh tinggi menjulang berdiri tepat dihadapan mereka. Kyungsoo sepertinya tahu, siapa lelaki ini sebenarnya.

"Wu Yi Fan?" Bos gangster itu terkejut dan dari bibirnya yang bergetar, Kyungsoo tahu bos itu ketakutan.

Nama china? Jangan-jangan?

Wu Yi Fan atau Kris, menarik rambut Bos gangster itu dan membenturkan kepalanya di tembok. Ia terus-terusan mengaduh, namun tampaknya Kris tidak memiliki belas kasihan lagi. Kris membenturkan kepala Bos itu lagi dan lagi, sampai tubuh itu melorot tidak sadarkan diri.

"Apa kau temannya, Luhan?" bisik Kyungsoo takut-takut. Kris langsung menatapnya tajam, membuat Kyungsoo memundurkan tubuhnya perlahan.

Kris mendekatkan wajahnya ke tubuh Kyungsoo dan mengendus-endus baunya. Kyungsoo merasa risih. "Ada bau Luhan didalam tubuhmu. Sepertinya, Luhan pernah menyentuhmu."

Wajah Kyungsoo memerah dan mendadak ia salah tingkah, "jangan sembarangan…"

Belum sempat Kyungsoo melanjutkan ucapannya, Kris buru-buru mendekap mulut Kyungsoo dan menariknya kesudut ruangan yang gelap. Polisi datang dan membawa Bos Gangster yang tengah pinsan.

.

.

.

Liars

.

.

.

Ini semua adalah ide Suho. Ia menyuruh Kai dan Tao untuk menahan gangster dan menyelamatkan Kyungsoo, sementara yang lainnya membuka pintu masuk bagi Kai dan Tao. Suho sendiri yang akan menghubungi saudaranya yang ada di kepolisian.

Tugas-tugas dayang-dayang Kai dan Tao agak mudah karena bantuan dari Luhan yang sudah meruntuhkan semua pengawal di pintu masuk. Mereka hanya membersihkan para pengawal atau gangster yang menjaga pintu masuk itu, dengan cara mengikat tubuh mereka, sebelum mengikuti Kai dan Tao kedalam.

Dan tugas mereka semakin ringan, lantaran belum sempat membantu bertarung, para Polisi yang dihubungi Suho sudah berdiri dibelakang mereka. Baekhyun tersenyum senang, karena itu berarti para gangster tidak akan bisa melukai kulit mulusnya lagi.

Tapi tunggu, Luhan dan Kai merasa ada yang kurang.

"Kyungsoo," ucap mereka bersamaan dan saling berpandangan. "Kyungsoo dimana?"

"Dia ada disini," Kris keluar dari balik gedung dan membawa Kyungsoo di lengan kirinya. Kyungsoo yang bertubuh kecil memang mudah saja dibawa walaupun hanya dengan menggunakan sebelah lengan Kris.

"Kris!" Luhan maju beberapa langkah.

"Katakan padaku apa kau mulai menyukai seorang manusia?" ucap Kris mengisyaratkan Luhan dan yang lainnya untuk tidak mendekat.

Luhan menahan tubuh Kai yang sudah meluap oleh emosi. "Tenanglah, Kris tidak akan melukainya."

"Apa yang kau inginkan Kris?" ujar Luhan. Kris menggeram menahan marah.

"Pergilah bersamaku dan aku akan melepaskan dia," jawab Kris.

Kyungsoo menggeleng dengan sedih. Luhan hanya menundukkan kepalanya, seolah berpikir keras. Susah sekali menjawab pertanyaan ini, Luhan tidak sanggup meninggalkan Kyungsoo. Dia tidak sanggup.

Dia sudah terlanjur mencintai namja itu.

"Baiklah, lepaskanlah Kyungsoo," ucap Luhan singkat. Kai tidak percaya bahwa Luhan akan secepat itu menyetujuinya. Sementara itu, Kyungsoo sudah tidak sanggup menahan air matanya.

"Luhan…" bisik Kyungsoo lirih.

Luhan menangkap wajah Kyungsoo yang hampir melorot ke lantai. Kyungsoo menangis tanpa ia ketahui kenapa ia seperti ini.

Rasanya, baru kemarin mengenal Luhan,

Rasanya, baru kemarin saling bermusuhan dengannya,

Rasanya, baru kemarin mendengar tawanya,

Kenapa…

"Wae Luhan? Wae?" lirih Kyungsoo.

Luhan segera memeluk tubuh Kyungsoo dan membiarkan bahunya basah oleh air mata Kyungsoo. "Aku mencintaimu, Kyungsoo ya" bisik Luhan lirih. Ia semakin mendekap Kyungsoo dan mencium leher Kyungsoo dengan hidungnya. Mencoba merasakan bau tubuh Kyungsoo untuk yang terakhir kalinya.

Kai yang melihatnya merasa geram. Ingin rasanya dia mencabik-cabik tubuh Luhan dan menghempaskannya ke tembok, kalau saja tidak ada tangan Suho yang memegangi pergelangan tangannya. Kris sendiripun, sudah muak dengan drama didepan mukanya itu.

Luhan melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi Kyungsoo dengan lembut. "Apa kau mencintaiku?"

Kyungsoo tersentak. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Bahkan, ia sendiri tidak tahu bagaimana perasaanya yang sebenarnya. Kepada siapa hatinya berlabuh, Luhan atau Kai? Tidak bisakah Kyungsoo memiliki keduanya sebagai sahabat?

Untungnya, Luhan tidak menunggu jawaban Kyungsoo. Ia memegang tengkuk Kyungsoo dan mendekatkan bibirnya ke bibir Kyungsoo. Mata bulat Kyungsoo semakin membulat. Begitu pula dengan Kai dan Kris. Apa yang akan dilakukan mereka berdua disaat semua mata hanya tertuju pada mereka?

Dada Kyungsoo berdegup tidak keruan. Berulangkali ia menelan air liurnya. Dan Kyungsoo menjadi sangat gugup saat bibir Luhan hendak menyentuh bibirnya. Namun…

'DOR!'

Satu peluru terlepas dan mengenai punggung bagian atas Luhan. Tepat dibagian belakang jantung Luhan. Darah segar keluar dari mulut Luhan. Tubuhnya ambruk menindih Kyungsoo yang tidak kuat menahan tubuh Luhan.

Semua terjadi begitu cepat.

Semua terjadi begitu saja.

Mata Kris berkilat dan mendapati ada seseorang yang masih bersembunyi dibalik tumpukan kardus. Seseorang yang sudah melemparkan tembakan tadi. Suho cs, mengikuti arah pandang Kris dan segera meringkus orang tersebut.

Sementara itu, Kris terdiam di tempatnya. Ia memandang nanar kearah tangannya yang perlahan menghilang bagaikan pasir halus. Perlahan-lahan tubuhnya menghilang, hanya menyisakan pakaian dan juga pasir yang mengotorinya.

Hanya Tao yang melihatnya. Mulutnya menganga dan ia sempat memekik. "Orang itu! Dia menghilang! Dia berubah menjadi pasir!"

Namun perhatian Kyungsoo masih kepada Luhan. Dengan susah payah, ia menarik tubuhnya dan menyandarkan tubuh Luhan di pangkuannya.

"Luhan…" Panggilnya lirih.

"Luhan," panggil Kyungsoo sekali lagi.

Air mata Kyungsoo terus mengucur ke wajah Luhan. Suaranya juga sudah sangat lemah untuk sekedar memanggil nama Luhan, tapi kenapa namja itu belum juga terbangun.

Kyungsoo mengusap bibir Luhan yang berdarah, ada desiran di hatinya. Entah kenapa, seolah ada dorongan yang terus menyuruh Kyungsoo untuk menciumnya. Jantung Kyungsoo berdegup tidak karuan.

"Luhan ssi, sepertinya aku juga mencintaimu," ujar Kyungsoo pada akhirnya. Ia menunduk untuk menggapai bibir Luhan. Semakin dekat, jantungnya semakin berdetak tidak keruan.

Deg! Deg!

Dan ketika bibir itu saling bersentuhan, Kyungsoo merasa nyaman. Debaran di jantungnya sedikit terkontrol dengan kedatangan perasaan aneh yang muncul di hatinya. Perasaan bahagia di tengah-tengah kesedihannya. Ya! Kyungsoo rasa ia memang benar-benar mencintai Xi Lu Han.

Ia ingin menjadi Lelaki milik Luhan. Menjadi Kyungsoo-nya. Selamanya…

Kyungsoo semakin memperdalam ciumannya, tidak peduli dengan darah yang mengucur. Tidak peduli akan bau amis yang dibuatnya. Dan yang terakhir tidak peduli dengan perasaan seseorang yang tengah menatapnya dengan jantung yang remuk.

Kai.

Wajah itulah yang pertama kali dilihat Kyungsoo saat membuka mata. Wajah Kai yang terlihat menderita saat memandangnya.

"Maafkan aku Kai, inilah perasaanku yang sebenarnya," lirih Kyungsoo tanpa bisa di dengar oleh Kai. Namja tan itu membuang muka dan berlari keluar gedung. Berteriak sepuasnya di luar sana, mengeluarkan semua rasa cemburu dan rasa sedihnya.

Perhatian Kyungsoo kembali kepada Luhan yang masih saja menutup mata. Kyungsoo mendesah berat. Tidak ada gunanya, tidak ada manusia di dunia ini yang bisa menghidupkan manusia yang sudah mati. Walaupun, kenyataannya, Luhan bukanlah manusia biasa. Seharusnya Luhan bisa sembuh begitu saja seperti saat itu.

"Hiks.. Hiks…" Air mata Kyungsoo mengalir kembali.

"Sudahlah, Kyung. Biarlah Luhan tenang dialamnya," celetuk Baekhyun berusaha menegarkan sahabatnya itu.

Kyungsoo menarik Luhan kedalam dekapannya. Terbayang saat pertama kali mereka bertemu. Saat pertama kali, Luhan membekap mulutnya. Menggendong dirinya dan memeluknya sembari tidur. Memanggilnya dengan 'Lelakiku' atau 'Kyungsoo-ku'.

Seharusnya, Luhan tidak meninggalkannya seperti ini. Hiks! Dan Kyungsoo masih menangis, sampai ia merasakan tubuh dingin Luhan berubah menjadi hangat dan perlahan jari-jemari Luhan bergerak.

Kyungsoo melepaskan pelukannya dan melihat rambut putih Luhan berubah menjadi hitam dan kelopak matanya perlahan-lahan membuka.

"Kyungsoo…" lirih Luhan "kenapa aku masih hidup?"

Kyungsoo tidak bisa menjawab pertanyaan Luhan. Ia benar-benar bahagia. Ini seperti mimpi! Dengan spontan, Kyungsoo mencium bibir Luhan kembali. Luhan membelalakkan matanya. Ini aneh, tapi ia merasa terlahir kembali dan merasa lebih baik. Sangat Baik.

Luhan membalas ciuman Kyungsoo dan tidak akan melepaskannya, kalau saja Baekhyun tidak berdehem mengagetkan keduanya.

"Kalian benar-benar menjijikkan," ucap Baekhyun sambil menutup wajahnya.

Luhan menatap Kyungsoo yang juga menatapnya, keduanya tersenyum bersamaan. Manis sekali. Momen yang segera dihancurkan oleh ucapan Tao.

"Maafkan aku Luhan, tapi kurasa sahabatmu sudah menghlang."

"Menghilang?" Luhan tidak mengerti.

"Dia berubah menjadi pasir dan hanya meninggalkan ini," Tao memberikan setelan jas yang tadi dipakai Kris.

Luhan mengambil pakaian tersebut dan menunduk. Ini bukan pertama kalinya Luhan melihat ini. Sebelumnya, banyak dari klan Sheerwolves yang meninggal dan berubah menjadi pasir. Itu artinya, satu-satunya Sheerwolves yang tersisa hanyalah dirinya. Tunggu..

Luhan menyentuh pergelangan tangannya. Tattoo itu sudah menghilang.

"Dan rambutmu berubah menjadi hitam," ucap Kyungsoo seperti mengerti apa yang ada di pikiran Luhan.

Luhan menoleh menatap Kyungsoo, "Soo-ya, apa yang kau lakukan sehingga bisa merubahku menjadi manusia lagi?"

"Kau berubah menjadi manusia?" tanya Kyungsoo balik, seolah tidak percaya. Luhan mengangguk membenarkan.

"Hanya ciuman sejati saja yang bisa merubah hewan buas menjadi pangeran yang tampan!" cetus Baekhyun yang langsung membuat wajah Kyungsoo panas.

"Kau melakukannya?" tanya Luhan. Kyungsoo merasa keringat dingin mengalir dari dahinya. "Berapa kali?" tanya Luhan kembali. Kyungsoo langsung memukul kepala Luhan dengan keras. Keduanya tersenyum bersama.

"Aku turut bersedih untuk kepergian sahabatmu," ucap kyungsoo kemudian sembari memandang jas yang dipegang Luhan.

"Kris tidak pergi. Dia selalu ada di hatiku sebagai sahabatku. Sebagai bagian dari diriku," mata Luhan menerawang.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Kyungsoo memandang kedalam manik Luhan.

"Entahlah, kau mau menemaniku?"

"Tentu saja."

"Selamanya?"

"Selamanya."

"Walau itu berarti kau harus menemaniku tidur setiap malam?"

Mata Kyungsoo melebar, demi mendengar ucapan Luhan barusan. "Buanglah pikiran serigala itu, dari otakmu, XI LU HAN!"

Dan Luhan pun tertawa.

Xiumin, Suho, Lay, Baekhyun, Chen, Chanyeol, Tao, dan Sehun, saling merangkul pundak satu sama lain serta menyunggingkan senyum cerah mereka. Namun ada yang janggal…

Kai.

Tidakkah kau ingat akan dia?

.

.

.

Liars is END.

.

.

.

Tambahan,

Kai terdiam di luar gedung dan meremas pasir dengan keras. Ia benar-benar sebal. Bagaimana mungkin, Kyungsoo melakukan hal itu kepadanya! Kenapa dia harus mencium Luhan!

Kenapa ia tidak membiarkan Luhan meninggal saja!

Bersamaan dengan kemarahan Kai, angin berhembus menebarkan pasir halus. Anehnya, pasir itu berputar seperti angin Taufan. Berputar dihadapan Kai dan menghempaskannya.

Kai tersungkur ditanah dan angin berpasir itu terus membelitnya. Ia berteriak namun suaranya tidak keluar. Kai benar-benar tersiksa. Matanya seolah-olah tercabik oleh pasir-pasir itu, membentuk sebuah symbol segitiga yang melingkupi iris mata sebelah kananya.

Beberapa menit kemudian, angin tidak lagi membelitnya. Ia bangun dari jatuhnya dan merasakan perbedaan yang terjadi di tubuhnya. Ia merasa lebih kuat dari sebelumnya. Dan sinar merah dan symbol segitiga dimatanya, memberitahu semua orang kalau dia bukanlah Kai yang dulu.

Klan Sheerwolves telah dilahirkan kembali.

"Aku akan membalas dendam kepadamu, Xi Lu Han. Aku akan membunuhmu, manusia yang lemah."

Dan gigi Kai pun mulai menumbuhkan taringnya.

.

.

.

END.

Big thanks to :

loveHEENJABUJA, ArraHyeri , ajib4ff, megajewels2312, LeeYeon, opikyung0113, bada93Lines, yamanaka aya, Kang Hyun Yoo, byunpopof, keke, mellody, Jung Unn Soo, Park Ri Rin, yoijjang, hyodoreu, KaiSoo Fujoshi SNH, Guest, OhSooYeol, Guest, syafasalsabila67, SeulByul, , yosi, dyanaaLee, elfina, puputkyungsoo, Exotic99, Little Pororo , LAB27 , ryanryu

Suara2 sampah! :

'Kris tidak pergi. Dia selalu ada di hatiku sebagai sahabatku. Sebagai bagian dari diriku' Itu adalah kalimat yang tulus dari hatiku yang terdalam... Hiks..

Liars Totally ENDS!

Mian, ya, mungkin FF ini udah basi sama kayak beritanya Kris. Aduh, dan gue lagi males banget buat ngebacot...

Gue udah punya sequel dari FF ini, tapi mungkin ga bakal gue publish mengingat kondisi keungan yang tidak memungkinkan untuk segera connect internet. HAHAHA...

Annyeong~~ Kamsahamnida untuk semua dukungannya selama ini? *Ketjup mesra dari saya! #Buang Lepy jauh2..