Kuroko no Basuke ©Fujimaki Tadatoshi

Pairing: Kise x Kuroko

Rated: M

Genre: Romance(probably), Humor(but not really).

~contains Yaoi, NSFW, OOC, Typo(s), AU, Sadist!Kise. don't like? then don't read. Setting: Kise and Kuroko are neighbors.~


Well, This Is Awkward.

Batsu - Punishment. Alternate End

.

.

Kise masuk kedalam kamarnya, kemudian segera mengubrak-abrik lacinya dan mengambil apa yang ia butuhkan dengan senyum nakal dimukanya. Tali. Kise melempar selimut yang menutupi badan Kuroko, dan dengan paksa mengikat tangan dan kaki Kuroko di tempat tidur. Kise menaruh dirinya diatas laki-laki yang bertubuh lebih kecil darinya itu.

"Kise-kun?! A..aku minta maaf.." kata Kuroko dengan muka yang merah.

"Tentu saja kau harus minta maaf, Kurokocchi. Datang ke apartemenku tiba-tiba, lalu melihatkan pemandangan seperti itu. Apa kau 'mengundang'ku?" Jawab Kise sambil mengangkat dagu laki-laki yang di bawahnya.

Kise mengecup kelopak mata Kuroko, dan membalut mata Kuroko dengan dasinya. Kise lalu mengangkat tubuhnya dan meninggalkan Kuroko di tempat tidurnya. "Sebentar, ya. Aku akan kembali dengan cepat"

Kuroko meronta-ronta mencoba melepaskan dirinya. Kise mengikat Kuroko dengan memperlihatkan perutnya yang tidak tertutupi apa-apa sampai kaki. Kuroko masih mengenakan baju dan celananya, tapi bajunya terlipat sampai setengah dada dan celananya yang dipeloroti sampai lutut, mengekspos bagian bawah Kuroko. Entah kenapa, bagian bawahnya menyukai perlakuan seperti itu.

Kise kembali ke kamar dan menggendong Kuroko menuju ruang makan. Dan menaruh Kuroko yang masih menampakkan kulit putihnya di atas kursi. Lalu Kise melepas semua pakaian Kuroko sampai ia telanjang sempurna dan mengikat badannya di kursi dengan kaki Kuroko yang diikat ke masing-masing pegangan kursi. Mengekspos penisnya yang tegang dan lubangnya anusnya yang berwarna merah muda. Dengan tangan lelaki bersurai biru muda itu diikat ke atas, memperlihatkan oppai Kuroko.

"Kise-kun?! Ini..apa-apaan..?" Tanya Kuroko dengan sedikit nada marah di suaranya. Walaupun dengan sedikit rona kemerahan di pipinya dan kernyitan di dahinya.

"Punishment" jawab Kise singkat.

Kuroko tersentak saat dia merasakan getaran yang menyenangkan di sekitar putingnya. Kuroko menggigit bibir untuk menahan desahannya. Lalu suatu benda langsung terlintas di pikiran Kuroko, Vibrator? Kise mengeluarkan sesuatu di dalam sebuah tas hitam, lalu Kise mendekati Kuroko dan memasangkan gag ball ke mulut Kuroko dgn tiba-tiba.

"Sshh.. ini nggak akan sakit, kok. Lama-lama akan enak. Aku akan lembut terhadapmu. Dan aku akan membuat Kurokocchi nyaman" Kise menyeringai. Lalu mulai memasukan 1 jari ke dalam Kuroko.

"Aakkhhh..!"

"Kurokocchi, sempit sekali" Kise tertawa sedikit, "Tapi aku harus membuat Kurokocchi terbiasa dengan semua ini" lanjut Kise dengan memasukkan jarinya lebih dalam lagi dan menulusuri Kuroko.

"Hhmmmmmff.. hngg.." desah Kuroko nikmat.

Setelah merasa cukup, Kise memindahkan vibrator itu di jalan masuk Kuroko, tapi tidak memasukannya. "Kurokocchi, kita mulai yang pertama, ya~" Kise mengelus pipi Kuroko sambil mencubitnya sedikit. dan Kise mulai menyalakan vibrator. Getaran vibrator dibawah, menghasilkan Kuroko mendesah lebih keras. Setelah Kise mengetahui Kuroko menikmatinya, Kise menyentuhkan kepala vibrator dengan mulut rektum Kuroko. Menggosok-gosokkan ujungnya pada daging kemerahan itu, lalu memasukkannya dengan sedkit paksa. Kuroko terhentak saat alat itu masuk kedalamnya. Vibrator yang digunakan Kise tidak besar-besar, tapi cukup untuk membuat Kuroko merintih kesakitan pada awalnya.

"Kurokocchi, padahal ini masih low, loh.. Tetaplah begitu untuk beberapa saat~" muka kuroko memerah dan beberapa kali dia mengangkat pinggulnya karna kesakitan. Atau supaya tambah nikmat?

Pemandangan yang sekarang sudah cukup membuat Kise keluar, tapi dia tahan untuk hidangan utama. Kise mengacak-ngacak tasnya dan mengambil apa yang dia butuhkan selanjutnya. Cock Ring.

Kise melihat Kuroko sebentar, dan menyeringai "Sebegitu nikmatnya, kah? Mou Kurokocchi itu saja belum sampai 1 menit" bersenandung, Kise memainkan remote wireless vibrator di tanganya dan memencet tombol 'On', 'Off', 'Medium', 'High' secara berselingan.

"Aaapphhh..." desahan laki-laki yang bertubuh lebih kecil beberapa kali. Juga diikuti beberapa tetes air mata.

"Eh? Apakah sakit?" Tanya Kise khawatir lalu mendekati Kuroko dan mengelus pipinya. "Tapi adikmu ini sepertinya menyukainya," Kise sekarang mengalihkan tangannya dari pipi Kuroko dan memegang kepala penis Kuroko.

"Ppfffuuahhh!" Kuroko tersentak saat dia dipegang oleh Kise

"Tapi Kurokocchi belum boleh keluar-ssu." Kise memasangkan Cock Ring ke Kuroko, menahan hasrat yang ingin dikeluarkan. Kise yang melihat Kuroko hanya bisa tersenyum nista.

Kise memasukan jarinya, sekarang 2 jari ke dalam Kuroko. Mendorong vibrator makin kedalam dan menyentuh point sensitifnya.

"Mmmppfff..! hhnnn.." desahan Kuroko makin mantap tiap vibrator nya mengenai titik prostatnya.

Si pirang membuka 2 jarinya seperti gunting, lalu menekuk dan memutar-mutar jarinya. Layaknya 2 jari itu sedang berdansa. Anus Kuroko yang berkedut mencengkram vibrator dan jari Kise dengan kuat. Setelah merasa cukup, Kise mengeluarkan jarinya, meninggalkan vibrator di dalam, dan memberikan lotion khusus dan memasukan dildo berdiameter 3 cm ke dalam Kuroko. Secara perlahan, tentu saja. Kise kan sudah berjanji akan membuat Kuroko merasa nyaman dan akan memperlakukan Kuroko dengan lembut.

"hhhnngg.." desahan Kuroko makin cepat dan tak bisa ia tahan lagi. Dan air liurnya yang sudah banjir kemana-mana di sekitar dagunya. Walaupun nggak seheboh bajir Jakarta, sih.

Kise yang memasukan dildo sepanjang 10 cm itu secara perlahan, lama-lama mulai terihat bosan, ia akhirnya mempercepat gerakannya. Dan setelah hampir masuk semua, dildo tersebut bertemu dengan vibrator yang sengaja ia tinggal didalam. Kise mendorong dorong dildo dan vibrator itu supaya bertemu dan memberikan Kuroko sensasi yang lebih dahsyat. Kuroko merasa enak karna vibrator itu sedang menyodok-nyodok prostatnya, tapi juga merasa perih karna menahan hasratnya dan kepala penisnya yang sudah memerah. Kise yang menyadari itu mulai memainkan kepala penis Kuroko. Kuroko yang merasakan sentuhan tangan Kise bergidik dan mendesah agak lebih keras.

"Mmmhh..ffuh...hhuh" Kuroko mencoba memanggil Kise, tapi malah gagal. Ya, karna mulutnya ditutupi.

Kise yang tau Kuroko ingin mengatakan sesuatu, akhirnya membuka gag ball di mulut Kuroko dan membuka ikatan di matanya "Kenapa, Kurokocchi~?"

"Ahh.. hnn... Kise-kun.." Kuroko memanggil Kise dengan suara memohon tapi sambil mendesah juga. Di tambah mukanya yang memerah dan.. pokoknya moe aja, yang mengakibatkan inner Kise sempat mati. "Ke..kenapa aku..?"

"Kan kubilang, ini punishment-ssu!" jawab Kise mantap

"Atas.. apa?"

DHEG! Atas apa? Eh? Kenapa aku melakukan ini? Awalnya aku cuma nggak tahan sama Kurokocchi yang sedang masturbasi dikamarku, eh.. ehh.. EHHHH? Kenapa, ya? Batin Kise

"Karna.. sudah datang ke kamarku diam-diam?" Jawab Kise, tapi sepertinya itu lebih terdengar seperti pertanyaan.

"Kise-kun.. itu.. alasan tidak yang masuk akal.. hnngg.." Jawab Kuroko sambil mendesah nikmat. Kuroko juga agak sulit untuk berbicara, beberapa kali dia harus menghirup oksigen di tengah tengah kalimatnya, dikarenakan bagian bawahnya yang masih terisi penuh dan licin.

"Eh? Habis.. Kurokocchi yang bikin aku bersemangat duluan, sih" Kise manyun. Manyunnya itu sebenarnya sama sekali nggak imut. Tapi karna muka modelnya, jadi nggak jelek-jelek amat, lah.

Kuroko tidak menanggapi alasannya yang itu. "Itu.. bisa.. lepaskan vibrator dan dil.., dildo di dalamku? Serta cock ring ini.." Kuroko memohon lagi, dengan muka yang imut. Untuk kedua kalinya, Inner Kise sempat mati karna melihat muka Kurokocchi-nya yang super moe. "Aku nggak akan marah, kok" ngeles, Kuroko sepertinya tahu kelemahan Kise, dan menggunakan jurus muka moe itu sebagai senjatanya.

"sigh.. oke-ssu.. tapi aku belum selesai.." Kise menggembungkan pipinya, dan mengeluarkan dildo di dalam secara perlahan, untuk melihat reaksi laki-laki yang bertubuh lebih kecil darinya itu.

"Aarrghh.. hngg.." Desahan Kuroko sekarang terdengar lebih jelas, walau dia agak menggigit bibirnya.

"Kurokocchi~ belum-ssu.. masih ada satu lagi di dalam, tahan, ya" Kise memasukkan kedua jarinya lagi kedalam Kuroko. Bukannya langsung mengambil, Kise malah memainkan jarinya di dalam dulu.

"Kise-kun.. nnghh.. stop.."

Kise tidak menghiraukannya. Setelah puas, pria blonde itu akhirnya mengeluarkan vibrator dari dalam Kuroko dan juga melepaskan cock ring. Tak lama kemudian, Kuroko langsung keluar karna sudah tidak tahan. Semen Kuroko muncrat kemana-mana, perutnya, dadanya, bahkan wajah Kuroko sendiri, baju Kise, tangan Kise, beberapa juga mengenai wajah model Kise. Kise yang melihat Kurokocchi-nya dipenuhi semen, entah imannya kuat atau apa, dia masih bisa tahan. Mungkin seharusnya aku rekam ini.. Pikir Kise

"Ano.. Kise-kun.. talinya,"

"Siapa yang bilang sudah selesai-ssu?" Kise tersenyum licik

"Eh? Ahhnn..! aagghhh.." Kuroko mendesah lagi karna Kise tiba-tiba menjilat putingnya.

"Mmh~ puting Kurokocchi yang pink mengeras~ Kurokocchi sensitif di sini juga, kah?" Kise menjilat puting Kuroko yang kanan dan memainkan yang kiri dengan tangannya. Beberapa kali, Kise menggigit, menjilat dan mengisap puting Kuroko. Mungkin berharap ada sesuatu. Lalu tangannya juga nggak mau kalah, tangan Kise memelintir, mencubit dan menarik, dan puting pink Kuroko, yang membuat puting dan desahan Kuroko semakin keras. Belum puas, Kise menggigit kulit putih susu Kuroko beberapa inci dari putingnya, lalu menghisap bagian kulit itu, meninggalkan kiss mark yang berwarna kemerah mudaan. Lalu mengulangnya lagi sampai ada banyak kiss mark di dada Kuroko. Dan Kuroko hanya bisa mengerang.

Jika saja Kuroko tidak diikat, dia akan meng-ignite Kise dengan semua tenaganya.

Kise yang satu tangannya masih bebas, memijit ereksi Kuroko. "Kurokocchi, padahal kan tadi baru keluar, sudah keras lagi.." kata Kise sambil memberikan Kuroko kenikmatan. 'Mimpi apa semalem sampe bisa giniin Kurokocchi.. eh? Apa jangan-jangan emang ini cuman mimpi? Tidak.. tapi aku bisa memegang Kurokocchi seperti ini.. tapi kalau memang mimpi..' Batin Kise.

Si Model mengehentikan gerakannya, kemudian mencari-cari sesuatu di dalam tasnya lagi. Aphrodisiac. Kise menyeringai nista lagi. Sebenarnya, Kise tdk tau kenapa ada tas hitam berisi itu semua di dapurnya. Itu ditinggalkan oleh salah satu Nee-chan nya. Dan ia pikir mungkin ini saat yang tepat menggunakannya.

"Kurokocchi~ aan~" Suruh Kise

"Hhaapph!"

Kise memasukkan aphrodisiac itu ke mulut Kuroko dengan paksa, membuat Kuroko kaget. Namun, Kise tidak berhenti disitu. Kise kemudian mencium Kuroko, juga merasakan aphrodisiac itu sebelum mendorong dengan lidahnya supaya Kuroko menelan aphrodisiac tersebut. Kise bertautan lidah dengan Kuroko, menyapu langit-langit dalam mulut Kuroko, sampai dia puas.

Aphrodisiac yang tadi diberikan Kise lumayan kuat, Kuroko sekarang merasa seluruh tubuhnya panas, dan nafasnya makin tidak teratur, tubuhnya menginginkan Kise—dia sudah tidak tahan terus-menerus dimainkan. Sama halnya dengan Kise. Kise yang merasakan aphrodisiac itu juga makin terangsang, ingin segera menyantap hidangan utama. Namun kalau hidangan itu bagian favoritmu, atau bagian yang terbaik, biasanya akan kamu tinggalkan untuk yang terakhir, bukan?

Kise mengambil kekang yang ujungnya rantai (lagi-lagi dari tas misterius), seperti yang buat anjing itu, loh. Lalu mengikatnya di leher Kuroko. kemudian mengencangkan ikatan kekangnya, dan membuka ikatan yang ada di kakinya. Sekarang Kaki Kuroko bebas dan dia bisa kabur—yah, itu juga kalau dia bisa jalan. Kakinya gemetaran, untuk berdiri saja susah, apalagi kabur? Kise menarik rantai di leher Kuroko, lalu dia duduk di sofa terdekat, tak lupa dengan menyeret Kurokocchi-nya.

"Kurokocchi, roleplay time.. Kurokocchi ceritanya anjing, ok? Dan,.." Kise yang satu tangannya bebas, membuka retsleting celananya. Menunjukkan kemaluannya yang sedari tadi mengeras. "ini ada vanilla shake milikku" jelas Kise singkat.

Kuroko ingin sekali protes, tapi nafsunya juga sudah meluap-luap. Yang bisa dia lakukan sekarang, yah.. nurut sama 'master'nya. Kuroko berlutut, kemudian mendekati kemaluan Kise, sampai itu teracung di depan mukanya. Hanya mengingatkan, tangan Kuroko masih diikat.

Kuroko menurutinya, pertama ia mengecup kemlaun Kise, lalu menjilat dan kemudian memasukan anu Kise kedalam mulutnya dengan cepat, namanya juga nafsu. Kise mengerang, dan Kuroko malah makin mengisap kemaluan Kise dengan mantap. Kise mencengkram rambut Kuroko, memaksanya agar bisa memasukkan kemaluannya lebih dalam. Tangan Kuroko yang dari tadi dibawah, dia angkat dan meremas testis Kise, membuat si pemilik makin keenakan.

"Nggghh.. Kurokocchi... ahh.. ke-keluar!"

Kise mengeluarkan cairannya di dalam mulut Kuroko. yang hanya dengan kejantanannya saja mulut Kuroko udah penuh, apalagi ditambah dengan semen Kise.

"Telan," perintah Kise singkat sambil menutupi mulut Kuroko dan menarik Kuroko dari kejantanannya yg sudah melemas.

Kuroko menelannya dengan rada sulit, dia pikir menelan ini akan semudah vanilla shake yang biasa ia minum, tapi ternyata berbeda. Tapi pada akhirnya Kuroko yang bersusah payah meneguk semua semen yang ada di mulutnya. Kise lalu membuka mulut kuroko, dan melihat ke dalam. Kuroko dengan refleks memeletkan(itu bukan sih namanya) lidahnya seperti anjing.

"Hm~ gitu dong, good boy"

Kise kemudian menjatuhkan Kuroko ke sofa,

Kise kembali ke Kuroko lalu memasukan empat jarinya ke mulut Kuroko. "saa, Kurokocchi.." kata Kise tanpa menjelaskan apa-apa dan malah memberikan senyum ke Kuroko. Jemari Kise menyapu langit-langit mulut Kuroko, lalu juga beradu dengan lidah Kuroko. Air liur pun tak tertahan keluar dari sudut bibir Kuroko.

Kuroko, yang mengerti maksud Kise langsung menjawab dengan mengisap jari-jari Kise yang panjang. Sementara Kise memberikan kiss mark di dada, dan leher Kuroko.

Setelah puas dengan kiss marknya, Kise beralih ke ereksi Kuroko. Kise mencium kepala penis Kuroko dan bergumam "Ittadakimasu" sebelum memasukan penis Kuroko ke mulutnya.

Kuroko yang kaget dengan apa yang dilakukan Kise, menggigit jari Kise yang di dalam mulutnya.

"Mmhhnnn.." Kise bergumam karna sakit. Tapi Kise yang bersuara mengakibatkan getaran yang membuat ereksi Kuroko di dalam mulut Kise keenakan. Terengah-engah, Kuroko sudah tidak bisa melakukan pekerjaannya lagi. Sementara Kise terus memberikan Kuroko blowjob, dengan memastikan Kuroko menikmatinya, tentu saja.

"Ki.. Kise-kun.. haa.. aku.. akan keluar.." Kuroko memperingatkan. Kise mengeluarkan kejantanan kuroko dari mulutnya dan menekan ujung kepalanya, membuat Kuroko tersentak.

"Sebentar Kurokocchi~" Kise yang melihat ekspresi Kuroko tersenyum puas. Lalu Kise merentangkan bokong Kuroko dengan kedua tangannya, mengagumi lubang Kuroko yang dari tadi berkedut dan memerah, kemudian menjilat lubang Kuroko.

"Aaghh..! Kise-kun.. ja.. jangan, disitu kotor.. mnn.." Kuroko mendesah selagi semen cairnya keluar.

"Nn~ kalau itu Kurokocchi aku nggak keberatan.." Kise kemudian memasukan lidahnya ke dalam Kuroko. Dan menjelajah bagian dalam Kuroko dengan lidahnya. Membuat Kuroko mengeluarkan semen cairnya lebih banyak lagi.

"Hnng.." Kuroko ingin mendesah, tapi dia tahan dengan menggigit bibirnya, tapi dia tidak menggigit begitu keras sampai membuat bibirnya berdarah, hanya bertambah merah. "Ki.. Kise-kun.."

"Nn? Nani?"

"Aku.." Kuroko berhenti sebentar, memikirkan bagaimana cara mengutarakan 3 kata yang sebenarnya simpel. Kise membiarkan Kuroko berfikir sambil memberikan beberapa kiss mark di paha dalam kuroko dan menjilat ereksi Kuroko.

"Aku ingin Kise-kun" Akhirnya Kuroko bersuara. Tapi cara tidak seperti kalimat yang sebelumnya dia katakan. Kali ini laki-laki beriris biru langit itu mengatakan satu kalimat itu dengan tanpa pause, atau desahan yang memotong kalimatnya. Dia mengatakannya dengan lancar dan dengan keyakinan penuh.

Kise yang mendengar kata-kata itu langsung membeku di tempat. 'Eh? Kapan terakhir kali aku bersihin kuping? Pasti sudah kotor sekali..' Pikirnya. Kise berhenti menjilati Kuroro dan mulai mengorek kupingnya dengan jari kelingking. Kise sebenarnya agak berharap kupingnya kotor, jikalau dia salah dengar tadi. Tapi hasilnya nihil. Kuping Kise bersih. "Kurokocchi.. tadi mau apa?" Kise menanyakannya dengan nada suara yang tidak yakin, bukan dengan nada mengejek.

Kuroko diam sebentar, bingung dengan kelakuan Kise. Orang situasinya seperti ini, kok malah korek kuping? Tapi saat mendengar pertanyaan Kise, dengan cepat Kuroko blushing. "Ah... maksudku, A-Aku... ingin dilepaskan, Kise-kun" Jawab Kuroko sambil membuang muka, menoleh ke kiri, tanda orang berbohong.

Kise yang melihat reaksi Kuroko lagi-lagi mati didalam. 'Kenapa Kurokocchi tiba-tiba tsundere? Tapi yang penting moe!' Pikir Kise. Namun segera menyeringai nakal sambil mengangkat dagu Kuroko, mempertemukan mata coklat madunya dan biru langit Kuroko. "Kurokocchi sejak kapan ketularan Midorimacchi? Hehe~ tapi Kurokocchi yang seperti ini, aku juga suka" Kise kemudian mencium Kuroko, melumat dan menjilat bibirnya, meminta akses masuk. Kise kemudian mencengkram rambut Kuroko, memperdalam ciuman mereka sampai akhirnya Kuroko mendesah.

Tapi Kuroko tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membuka mulutnya sama sekali. Kehilangan kesabaran, Kise menggigit bibir bawah Kuroko mengakibatkan Kuroko membuka mulutnya, memberikan kesempatan ke Kise. Dan tentu saja Kise langsung mengambil Kesempatan itu, menjelajahi setiap ruang di dalam mulut Kurokocchi-nya. Lalu bertautan lidahnya dengan lidah Kuroko. Dan satu tangannya yang bebas memainkan puting Kuroko.

"Nngaahhh.." Desah Kuroko di tengah ciuman panas mereka. Kuroko yang mulai kekurangan oksigen dengan susah mencoba melepaskan ciuman panas mereka, setidaknya ia ingin menambah suplai oksigen di paru-parunya. Namun, Kise masih belum ingin menyelesaikan ciuman mereka, walaupun Kise sendiri juga membutuhkan oksigen. Tapi melihat Kuroko yang megap-megap seperti ikan juga membuat Kise semakin bersemangat. Kise akhirnya menghentikan ciuman panas mereka dengan nafas berat dan seuntai air liur yang menempel di mulut masing-masing.

"Kurokocchi.." Kise memanggil nama orang yang dicintainya dengan suara yang serak, dan berat. Menginginkan Kuroko.

Kise membuka seragam sekolah yang dari tadi masih ia kenakan, yang sedikit kotor karna terkena semen Kuroko. "Kurokocchi.. lihat apa yang telah kau perbuat padaku~" Kise senyum nista. "Sekarang tanggung jawab" lanjut Kise sambil mengecup pipi Kuroko.

"Eh? Kise-kun.. mau memasukkannya..?" tanya Kuroko ragu. Sebenarnya Kuroko sudah tau jawabannya, tapi hanya untuk memastikan.. 'lagi pula, bagaimana benda sebesar itu bisa masuk? Walaupun dengan segala benda yang telah masuk ke dalam diriku, itu ukurannya beda dari vibrator atau dildo yang tadi!' Batin Kuroko.

Kise hanya tersenyum mendengar pertanyaan yang sudah jelas itu, dan menjawabnya dengan mengangkat paha Kuroko, supaya bisa dapat akses masuk yang lebih baik. Lalu mengarahkan ujung kepala penisnya ke lubang anus Kuroko. Menggosok-gosok kepala penisnya didepan anus itu, untuk merasakan daging Kurokocchi-nya. "Heh.. menurutmu jawabanku apa~?"

Kise kemudian mulai mendorong pinggulnya, memasukan penisnya perlahan, karna tidak ingin mengejutkan Kuroko. Kuroko yang merasakan daging hangat yang mulai memasuki dirinya tersentak dan mendesah nggak karuan. "Aah... hhyaa.. ki.. kise-kunn.." Semakin lama semakin dalam. Kuroko terus menggeliat dengan heboh di kursi, walaupun tangan dan kakinya diikat.

"Kurokocchi.. walaupun dengan dildo dan vibrator yang tadi, anusmu masih mencengkram ku dengan kuat.. dasar e~cchi~" komen Kise dengan nafas terengah-engah. Kise sebenarnya juga menyukai fakta kalau anus Kuroko masih mau mencengkram Kise walaupun sudah di masukan macam-macam. Kise berhenti mendorong pinggulnya, berhenti sebentar, kemudian mulai bergerak mundur dan maju lagi.

"Aaahh...!" desah Kuroko yang tertahan. Kise yang berada di dalamnya saja dia sudah merasa cukup, tapi ditambah gerakan maju mundurnya, nikmat yang Kuroko rasakan makin nggak karuan. Apa lagi disaat kejantanan Kise yang mengenai prostatnya. Air liur yang keluar dari pinggir mulutnya, matanya yang berair, serta pikirannya yang sudah tidak karuan karna yang ada di kepalanya sekarang hanya nikmat dan pria yang sedang memberikannya semua rasa nikmat ini, Kise. "Kise.. Kise-kun! Ahh.. mmhhh..."

'Lebih cepat.. Lebih keras!' Pikir Kise. Dan tubuhnya pun bergerak lebih mantap. Suara yang terbentuk dari gesekan daging dengan daging benar-benar lewd. Kise kemudian memijit ereksi Kuroko dengan kasar. Kuroko pun tersentak dan mengerang keenakan. Lalu Kise menghantam prostat Kuroko dengan ganas, seperti tak ada hari esok.

"Ki..Kise-kun, pelan-pelan.. haa.. aahhn.." Desah Kuroko lagi. Kenikmatan yang ada di depan dan di belakang dirinya benar-benar membuatnya gila. Di tambah lagi dirinya yang diikat sekarang. "Nnnggghh.. ah.. haa.. Kise-kun,". Setelah beberapa kali prostatnya dihantam dengan kasar, Kuroko akhirnya tidak bisa menahan lebih lama dan menyemburkan spermanya.

"Haahh.. Kurokocchi, aku belum orgasme, loh.." ucap si Model, masih menggerak-gerakan pinggulnya. Kemudian tangan Kise memainkan puting Kuroko. Kedua mata Kuroko melebar saat menyadari kejantanan Kise yang masih keras didalam anusnya, dan tangannya yang tiba-tiba mencubit kedua puting Kuroko yang mengeras. Beralih dari puting Kuroko, Kise mengangkat pantat Kuroko supaya dia dapat bergerak dengan lebih mudah. Kise kemudian menarik penisnya keluar sampai hampir semuanya, lalu mendorong dengan kuat memasukkan semuanya kedalam Kuroko, kemudian menabrak prostat Kuroko hanya dengan satu gerakan mantap.

"Hhaaa..! ahh.. aahh.. Kise-kun.. cu-cukup..!" desah Kuroko setengah teriak. Perlakuan Kise yang tadi membuat kemaluan Kuroko yang sempat lemas, menjadi keras kembali. Lalu anusnya juga mencengkram kemaluan Kise makin kuat.

Kise menyeringai nista krna Kurokocchi-nya sudah mengeras lagi. Dan ditambah anus Kuroko yang mencengkram kejantanan Kise seolah menyuruhnya orgasme. Beberapa tetes air mata keluar dari mata biru langit Kuroko. Kuroko bisa merasakan anusnya yang berkedut-kedut karna terus di penetrasi oleh kejantanan Kise yang terus bergerak dan menyodoknya makin dalam. Tapi Kuroko hanya bisa mendesah dan mengerang saat Kise mengenai titik prostatnya berkali-kali.

"Ha.. Kurokocchi.." Si model mempercapat temponya, menyodok-nyodok prostat Kuroko lebih keras, lalu mengeluarkan kejantanannya dalam satu tarikan dan keluar di depan Kuroko. Semennya tumpeh-tumpeh di seluruh tubuh Kuroko, bahkan ada yang mengenai rambut si pemain bayangan itu.

Begitu juga dengan Kuroko. Setelah Kise mengeluarkan miliknya dengan cepat dari anus Kuroko, Kuroko juga mengeluarkan hasratnya yang sudah tidak tertahan lagi. Mengakibatkan miliknya tumpeh-tumpeh di dadanya sendiri, perutnya, dan juga beberapa mengenai dada bidang, dan perut berotot yang sudah terbentuk dengan baik si model.

Kise melihat ke bawah untuk sebuah pemandangan yang seksi; Kuroko yang terikat, dipenuhi semen dan keringat, wajah blushing. Sempurna. Kemudian menjilat semennya yang sudah tercampur dengan semen dan keringat Kuroko yang ada di perut Kuroko, lalu naik ke atas sambil memberikan kiss mark. Kuroko hanya bisa mengerang, masih capek dengan permainan yang tadi. Lalu Kise juga berbaik hati karna berbagi dengan Kuroko love juice mereka melalu ciuman.

Entah berapa lama ciuman itu berlangsung, Kuroko dan Kise sepertinya tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Sampai akhirnya Kise menarik kepalanya, 'Sekarang... sekarang harus gimanaa? Gyaa! Aku bener-bener belum memikirkan sampai sini! Kupikir Kurokocchi setidaknya akan.. aku tidak tau, melawan, mungkin? Yah, dia sih sempat melawan, tapi kupikir akan lebih keras? Huwaaa aku gugup! ah, sekarang pokonya lepaskan Kurokocchi dulu..' Batin Kise. Sambil bersenandung gugup, Kise membuka ikatan di tangan Kuroko, lalu kakinya.

Pergelangan tangan dan kaki Kuroko memerah dan agak lecet-lecet karna memberontak, atau bisa juga krn ikatan Kise terlalu kencang. Kise segera menyadari tangan Kuroko dan bertanya khawatir "Kurokocchi, tanganmu, tidak apa-apa?" Kuroko hanya mengangguk. Sejak Kuroko keluar untuk err—keberapa kali? Pokoknya yang terakhir, aja, Kuroko belum mengeluarkan satu kata pun, dan juga tidak melihat Kise langsung ke matanya.

"Kurokocchi? Ah.. ma..marah, kah?" Kise bertanya lagi. Saat ini, mungkin telinga anjing Kise akan turun kebawah, jika ada.

Hening.. Tidak ada jawaban.

"Ta-tapi, namanya kan juga hukuman!" Kise ngeles,

Hening lagi. Dan Kuroko juga hanya duduk diam menatap lantai, seperti lantai itu lebih menarik dari Kise.

"Ah.. ini, baju Kurokocchi, pakai, nih, nanti masuk angin, loh!" suruh Kise sambil memberikan pakaian Kuroko.

Kuroko bahkan tidak mengambil bajunya.

Kise mulai tidak nyaman dengan kesunyian ini. Marah! Pasti marah! Pikirnya. Lalu tanpa Kise sadari, matanya sudah berair. "huu.. Kurokocchi.. jawab.. huu.." entah itu air mata buayanya atau air mata sungguhan.

Kuroko akhirnya berdiri, "Kise-kun.."

Jika Kise punya telinga dan ekor anjing, telinga itu pasti naik ke atas dan ekornya sudah bergoyang-goyang. "Kurok—oouaaagggghhh!" sebelum Kise bisa melanjutkan kalimatnya, dia diberikan hadiah oleh Kuroko, sebuah Ignite Pass tepat di mukanya dengan semua kekuatan Kuroko yang tersisa. Sakit? Banget! Cukup untuk membuat si Model jatuh dan pingsan ditempat. Tapi sebelum Kise pingsan, Kise bisa melihat muka Kuroko yang merah seperti warna rambut mantan kaptennya—akashi, sampai ke telinganya, dengan ekspresi yang belum pernah ia lihat sebelumnya, campuran antara malu, dan marah.. mungkin?


KUKURUYUUUKK! PETOK PETOK! WIIUU WIIUU! Suara alarm handphone Kise berbunyi dengan ringtone ayam beserta ambulance nyasar yang berisik dengan tidak elitnya, menunjukkan waktu 06.00 AM.

"nggh.. berisik.." bahkan pemilik handphonenya juga berpendapat sama. Kise mencoba meraih-raih handponenya dengan mata tertutup, tapi malah.. BRUK! "itte... ah.. badanku kok pegel-pegel semua.. Eh.. aku tidur di sofa?!" sadar Kise saat dia mendapati dirinya sedang mencium lantai di ruang tamunya. Sofa Kise sebenarnya tidak kecil-kecil amat, tapi karna Kise tingginya 189 cm, jadi kan tetap aja badannya harus meringkuk supaya bisa tiduran, setidaknya. Dan yang lebih bikin Kise kaget lagi, dia masih memakai seragam sekolahnya.

Kise ingat, kemaren dia benar-benar capek karna kerja lembur. lalu saat dia pulang, dia langsung tiduran di sofa karna saking mengantuknya? Tidak, Kise bukan orang yang seceroboh itu, setidaknya yah, tiduran di kamar walaupun dia capek sekali. Tapi dia mengingat sesuatu.. dengan cepat, Kise melihat ke arah ruang makannya. 'Huh.. rapih.' Pikirnya. Lalu mengecek kamarnya, dan rapih juga. Kise pergi ke dapur, untuk memastikan satu hal lagi. Dan dia menemukan sebuah tas hitam yang isinya penuh dengan sex toys yang lengkap.

Di dalam hati Kise, dia merasa lega, tapi segera menyesalinya.. 'HUWAAAA ternyata emang cuma mimpi! Ya, lagipula mana ada Kurokocchi yang mau masuk ke kamarku begitu saja dan bilang "aku mau kise-kun" lalu berekspesi yang sangat moe begituuu.' Kise menjedot-jedotkan kepalanya ke dinding terdekat. "Sudahlah! Lagian ini bukan saatnya stress, mau mandi! Menyegarkan pikiran!" teriaknya tiba-tiba.

Time Skip

Waktu menunjukkan pukul 06.45. Kise menghela napas, sebenarnya itu masih terlalu pagi, karna sekolahnya masuk jam 08.00. tapi dikarenakan dari apartemen Kise ke Kaijo membutuhkan 2 kali ganti kereta, dan hari ini ada latihan pagi, yah mau nggak mau harus pagi-pagi. Kise mengunci kamar apartemennya, dan secara kebetulan bertemu dengan tetangganya yang juga mau berangkat ke sekolah, cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan, maling hatinya, Kuroko Tetsuya. Walaupun kamar mereka bersebelahan, mereka jarang bertemu, paling hanya 1 kali seminggu. Kalau mau dipaksain bertemu, biasanya Kise jemput Kuroko ke Seirin, dan itupun kalau Kuroko mau pulang bareng Kise. Ditambah lagi selama 3 minggu terakhir ini Kise banyak jadwal macem-macem, makanya nggak bisa ketemu sama tetangganya selama 3 minggu itu. Dan bisa bertemu pagi-pagi seperti ini adalah seperti mimpi jadi nyata buat Kise.

"Kurokocchi~ met pagi!" sapa Kise duluan.

Kuroko entah kenapa agak terkejut mendengar sapaan Kise, "Selamat pagi, Kise-kun" Kuroko hanya mengangguk tanpa melihat orang yang menyapanya.

"Kurokocchi, bertemu pagi-pagi begini kan jarang, ayo kita berangkat bareng!"

"Tapi sekolah kita beda arah.." Kuroko menjawab Kise masih tanpa melihat mukanya.

"Kita bisa bareng sampe stasiun yang pertama, kok.. please, ya?"

"Hmm.. asal Kise-kun nggak menggangguku baca buku" Jawab Kuroko sambil mulai membaca buku yang dipegangnya dari tadi.

'Yap. Ini Kurokocchi. Mana mungkin Kurokocchi yang cool begini masuk ke kamarku dan.. ahh! Mengingat mimpi itu membuatku gila!' Batin Kise.

'Kise-kun idiot.. masa setelah kemaren dia masih bersikap biasa? Mana karna itu aku jadi nggak bisa tidur semalaman terus harus ngeberesin kamarnya Kise-kun, lalu menaruhnya di sofa supaya nggak sakit, pula. Atau.. kemaren aku memukulnya terlalu keras?' Batin Kuroko.

Di tengah pikirannya masih-masing, mereka berjalan dengan keheningan yang canggung. Kise sudah tidak tahan dan akhirnya mencoba mendapatkan perhatian Kuroko.

"Kurokocchi, buku itu memangnya seru sekali, kah?" Kise mencondongkan badannya ke Kuroko, mendekatkan kepala mereka, walau masih dihalangi oleh bukunya Kuroko.

Dan hasilnya, membuat Kuroko melihat ke langsung ke mata coklat madu Kise untuk yang pertama kalinya sejak kemaren malam. Membuat Kuroko nge-blush sedikit, dan hanya menjawab dengan anggukan.

"Kurokocchi, sejak kapan kamu punya kantung mata?" tanya Kise khawatir.

Kuroko diam saja, menaikkan bukunya sampai Kise tidak bisa melihat wajah Kuroko. Kise yang merasa di abaikan malah makin berisik ke Kuroko. Nanya macem-macem, dan Kuroko hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala.

Kise akhirnya menyerah, mereka sudah sampai di depan stasiun, dan saat dia ingin pamit ke Kuroko, tiba-tiba Kise merasakan sesuatu yang berat di sekitar lehernya, dasinya ditarik dan bibirnya bertemu dengan bibir Kuroko. Setelah berapa detik, saat Kise baru sadar Kuroko menciumnya, Kuroko melepaskan ciuman itu.

"Yang kemarin malam.. tanggung jawab" hanya itu yang dikatakan Kuroko, kemudian Kuroko pergi dan menghilang dari kerumunan orang. Ya, Kuroko baru saja mencium Kise di depan stasiun. Tapi karna pagi itu sibuk, sepertinya tidak ada yang memperhatikan.

Setelah kata-kata dari Kuroko, mimpi Kise—bukan, memori yang kemarin malam dengan cepat merasuki pikiran Kise, dan menyadarkannya. 'Dan lagipula kalau itu beneran mimpi celanaku tadi pagi masih kering-kering aja tuh. EEEEEEHHHHHHHHH?! Ja.. jadi.. itu memang bukan mimpi?!' Inner Kise mati lagi. "Kurokocchii! TUNGGUUUU!" Kise berteriak sekarang, dengan mukanya yang memerah. Kerumunan orang yang tadinya tidak memperhatikan, sekarang semua mata tertuju pada pemain basket sekaligus model pirang itu. Membuat Kise dikerumuni fangirls di pagi hari.

Kuroko yang dari tadi menutupi mukanya dengan buku hanya bergumam "..idiot" dengan senyuman yang terulas dimukanya, walau tidak begitu jelas.

The End


A.N:

Yes. Selesai. Ternyata saya bisa juga bikin multichapter... huah.. chap 227 itu ending dari teikou arc bkn, sih? Kalo iya, syukur lah.. saya ga harus kebanjiran feels lagi..

makasih bgt buat kk-kk yang nyempetin baca review/fav/follow! Gimana yang ini? Kurang, kah? Terlalu lebay, kah? Lanjut ajah balasan buat reviews deh..

Untuk: NekoTama-1110, (y) saya juga ga tau ada kata-kata seperti pedang2an.. tiba2 aja kepikiran pas ngeliatin sepupu lagi main pedang2an(pedang yg dijual sama abang2 ituh.. pfft) oh ya, itu paragraf gagal, tee-hee~ tadinya mau dihapus, tapi waktu lagi diedit lagi gapake kacamata, makanya jadi gitu deh~ Review lagi, ya~

Untuk: akai chibi seme, woww hati-hati, bung! muttsurini aja kalah /salahfandom. Ah~ tapi masa sebegitunya sih? Saya maluuhh / ahaha, tau tuh Kise, kuat amat ya (elu yang ngetik, woy) ah masa sih kayak di VN? Ini padahal dr VN yang saya mainin kira-kira 2 thn lalu, (pfft masih inget aja, giliran pelajaran susah amat ingetnya #eacurhat) dan, sebenarnya kalo di VN ga sampe segini, loh.. ada yg saya tambah2in sendiri.. wwww saya maininnya online-ssu! Jadi saya lupa judulnya, gomen u.u Review lagi, ya~

Untuk: kirikacchi, wa.. honto? Yang cermin itu.. saya juga ga tau kenapa saya dapet itu. (itu padahal ga ada di VN) Yeay! Penungguan lama telah berakhir (?) ini sudah di apdet! semoga dikau menikmatinya~ Review lagi, ya~ Makasih udah di fav!

Untuk: Shaun-the-Rabbit, ahahaha~ bareteru~! Yap! Ada dialog dan scene yang saya rada copas dari [Poisoning] OAO dikau juga suka baca/donlot doujin, kah? Omg. sharing yuukk #digebukin (coretsayapunyasebelasdoujinKnBdelapandiantaranyaR delapanbelascoret #okegapenting) Review lagi, ya~

Untuk: Hepta Py, aye~ makasih ^q^ walopun ini sih masih pertama kalinya bikin yg reted M. Aye! Udh lanjut kk~ semoga anda menikmati! Review lagi, ya~

Feel free to review, ya!