Triangle Trouble

.EXOolfeu Present.

Cast : Member EXO

Rating : T (bisa berubah kapan aja jadi M)

Genre : Fantasy, Romance

Disclaimer : Member EXO punya Tuhan YME, keluarga, serta fansnya. Alur cerita dan Chanyeol(?) mutlak milik author.

Summary : Sebuah mitos membawa Baekhyun bertemu dengan 3 'pangeran' dengan sifat berbeda tapi mempunyai pesona luar biasa yang sama. Berlomba mendapatkan hati Baekhyun adalah tujuan utama mereka. /ChanBaek/KrisBaek/HunBaek/IT'S YAOI! BOY X BOY! BL! SHONEN AI!

.

.

IF YOU DON'T LIKE

.

.

PLEASE DON'T READ!

.

.

DON'T BE PLAGIARISM!

EXOolfeu Present

.xxx.

Sepasang tangan mungil yang kadar kehalusannya sudah bisa ditebak tampak memilah-milah deretan buku yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan SM University. Bukan sekali dua kali namja itu menyibukkan diri dengan tumpukan buku-buku biologi dengan kadar ketebalan yang membuatmu muntah.

Jemari lentiknya berhenti saat menyentuh buku usang di rak paling pojok. Tempat yang sedikit terpencil mengingat celah rak ini tertutup meja. Tapi bukan Baekhyun namanya jika membiarkan ada satu rak yang belum ia sentuh.

Segala buku biologi sudah ia baca diruangan ini. Hanya satu rak buku yang belum tersentuh dan selalu mengundangnya untuk datang dan melihat-lihat. Keadaan perpustakaan lumayan sepi hingga memudahkan Baekhyun menggeret meja sialan itu.

Baekhyun menarik buku itu, membukanya perlembar dengan keturan yang tercetak jelas.

TRIANGLE PRINCES

Baekhyun terkekeh pelan membaca judul buku itu. "Baiklah, sepertinya sedikit dongeng sebelum aku kembali mencari buku biologi tidak terlalu buruk."

Baekhyun menutup buku itu malas. Salah satu hal yang menurutnya aneh dan tidak masuk akal adalah mitos. Bagaimana bisa buku itu mengatakan bahwa tiga bintang paling terang yang ditemui di malam purnama adalah tiga pangeran dengan watak berbeda tapi memiliki kadar pesona luar biasa yang sama.

Hal paling bodoh adalah saat Baekhyun membaca buku itu. bisa-bisanya ia merasa tertarik—walaupun hanya sedikit—pada buku itu. Ia anak biologi dan sedikit lucu jika ada yang bilang tiga bintang paling terang itu adalah tiga pria tampan.

Baekhyun meraba tulisan kuno di sampul belakang buku itu. ia seperti tidak asing dengan goresan tangan seperti ini. Entah khayalan atau apa, ia merasa begitu dekat dengan tulisan seperti ini.

"Da—tang—lah—"

DEG!

Sama sekali tidak lucu ketika Baekhyun menangkap suara orang berbisik ditelinganya. Ini siang bolong dan demi neptunus Baekhyun tidak percaya hantu. Ia mengusap tulisan itu lagi membuat bisikan aneh ditelinganya terasa makin jelas.

Jantung Baekhyun berdegup kencang.

BUK!

Buku itu terjatuh dengan Baekhyun yang lari meninggalkan perpustakaan. Oke, katakanlah Baekhyun bodoh karena ia merasa takut hantu sekarang.

.

.

.

BRUAK!

Hening—

Hening—

Bwahahhahha!

Baekhyun menutup kembali pintu kelas sastra saat niatnya bertemu Kyungsoo malah berakhir dengan jadinya ia bahan tertawaan seluruh mahasiswa sastra. Tadi ia dengan lancangnya membuka pintu saat dosen masih menerangkan. Hal bodoh karena ia terlalu ceroboh.

"Sial, buku itu membuatku benar-benar kacau." Baekhyun berdesis dengan kaki yang mengarah ke taman belakang gedung universitas. Salah satu tempatnya ketika menunggu kelas Kyungsoo belum usai.

Usapan lembut di pipi, belaian halus dirambut, serta beberapa kecupan di bibir membuat Baekhyun terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekeliling dan tak ada orang sama sekali. Oh ayolah, apakah sekarang ia berurusan dengan hantu mesum yang menginginkan tubuhnya?

"Baekhyun-ah!" Kyungsoo muncul dengan raut yang menahan tawa. Baekhyun amat tahu kalau sebentar lagi Kyungsoo akan menyemburnya dengan tawa keras.

"Hahahahahhahhaa—"

See?

Baekhyun memutar bola matanya malas. Menggeret Kyungsoo dan mendorong anak itu masuk ke mobilnya. Ia ingin cepat pulang dan beristirahat. Bukan berurusan dengan hal-hal gaib atau tawa Kyungsoo yang tak henti.

Deru mesin mendominan ketika Baekhyun menstarter mobilnya. Menyusuri jalanan Seoul dan berakhir di jalan sepi yang memasuki kawasan apartement Kyungsoo. Ia biasa mengantarkan Kyungsoo dulu sebelum kembali ke rumahnya.

Decitan mobil terdengar nyaring kala mobil berwarna putih itu berhenti. Baekhyun dan Kyungsoo terlihat panik didalamnya.

"A-apa tertabrak?" Kyungsoo mengigit boneka rilakkuma Baekhyun yang memang selalu ada di mobil.

Baekhyun turun dari mobil dan kembali masuk dengan wajah pucat. "T-tertabrak."

Kyungsoo melotot horror saat Baekhyun justru menstarter kembali mobilnya. "Apa kau gila? Kau harus mengurusnya! Kau bisa kena sial, bodoh!"

"T-tidak bisa Kyungsoo-ah, sudahlah kita pergi saja! Lagipula itu hanya dongeng anak ingusan." deru mobil kembali terdengar meninggalkan mayat kucing yang tak sengaja Baekhyun tabrak dan sengaja baekhyun tinggalkan.

Kyungsoo turun dari mobil Baekhyun saat pagar rumahnya terlihat. Ia menatap Baekhyun iba. Ia tahu kesialan akan terus menimpah Baekhyun. "Jaga dirimu, Baek. Jangan terlalu ceroboh." Baekhyun mengangguk paham.

.

.

.

Baekhyun membawa mobilnya ke garasi dan menyimpannya disana. ia merogoh tas saat pintu utama rumahnya didepan mata. Ia memang tinggal sendiri—ah, tidak. Ia tinggal bersama kakaknya, Luhan—jadi ia memiliki kunci sendiri saat mungkin salah satu dari mereka pulang telat.

"Sial, kemana kuncinya!" baekhyun mulai geram saat ia mengobrak-abrik isi tas dan hanya ada buku-buku biologi. Tidak ada kunci rumah yang ia yakini tadi sudah ia masukkan pada tas hitam miliknya.

Ia meraih benda kotak disakunya. Mengetik sesuatu lalu menempelkan benda itu pada telinga kanannya.

"Yeoboseyo"

"..."

"Kau kapan pulang? Kunci rumah tertinggal di dalam sepertinya. Aku tidak bisa masuk."

"..."

"Ck, sial. Yasudahlah. Menyusahkan sekali." Baekhyun menghentakkan kakinya sebal. Luhan—kakaknya—sudah kembali ke China dan mungkin akan kembali satu atau dua tahun lagi. Namja penyuka rilakkuma itu bisa kurus kering jika menunggu Luhan pulang untuk membukakan pintu rumah. Jadilah ia sekarang merebahkan dirinya di jok mobil. Ia tidak nyaman memang, tapi setidaknya lumayanlah.

.

.

.

Baekhyun memegangi perutnya yang terus berbunyi sepanjang perjalanan. Ia tidak sarapan dan merupakan hal lumrah jika kini ia kelaparan. Ingin segera kekantin tapi ia ada jam pagi. Dan akan sangat menyebalkan jika ia bertemu dosen itu diruangannya dengan setumpukan tugas.

Ruangan itu seketika sepi saat dosen berperawakan pendek dengan perut buncitnya memasuki ruangan. Tak ada yang berani bicara jika mereka masih ingin hidup.

"Keluarkan tugas yang saya beri satu minggu yang lalu."

Matilah kau Byun Baekhyun. sungguh, ia benar-benar merutuki kenapa ia bisa melupakan tugas dari dosen paling 'baik hati' ini.

"Ada yang tidak mengerjakan?"

Oh, damn!

Baekhyun mengangkat tangannya ragu. Membuatnya mendapatkan tatapan turut-berduka-cita dari teman-teman satu angkatannya.

"Oh, Tuan Byun. Tumben kau tidak mengerjakan tugasku? Ini bisa memperburuk nilaimu." Yeah, faktanya siapa yang tidak tahu seorang Byun Baekhyun. Namja kelahiran 6 mei ini memiliki otak yang sangat diandalkan, dan satu kampus mengetahui bagaimana prestasinya selama ini hingga mengangkat nama SM university menjadi kampus paling bagus se-Seoul.

Tapi puluhan prestasi Baekhyun tak dapat membantunya keluar dari 'kebaikan' dosen Kim.

"Kau memang berjasa di SM, tapi bukan berarti aku akan menghilangkan hukuman untukmu, Tuan Byun. Aku orang adil. Kau tahu kapan kau harus menemuiku diruangan, bukan?" Baekhyun mengangguk. Setidaknya mungkin nanti malam dia tidak akan tidur.

.

.

.

"Kubilang kau pasti kena sial, Baekhyun-ah. Ini adalah salah satu dari sebagian besar kesialan yang akan menimpah dirimu." Kyungsoo terus saja bercerah panjang lebar saat duduk dikantin dengan Baekhyun. beberapa menit yang lalu Baekhyun menceritakan itu pada sahabat karibnya.

"Ayolah, aku saja yang lupa. Tidak ada sangkut pautnya dengan kucing yang kemarin kita tabrak. Lagipula kau ini sudah besar. Kenapa mempercayai dongeng gila itu?"

"itu bukan dongeng, Tuan Byun."

Baekhyun mendengus. Ia pasti kalah dalam hal adu bicara dengan Kyungsoo.

"Sudahlah, aku mau ke toilet setelah itu pergi menemui dosen sialan itu. kalau kau ingin pulang duluan, silahkan saja." Baekhyun bangkit menuju toilet yang berada sekitar beberapa lorong dari lokasi kantin.

Selama perjalanan ke toilet, Baekhyun mendapat tatapan iba dari teman-teman satu angkatannya. Apalagi kalau bukan karena kebaikan dosen kim yang sudsah diketahui bahkan oleh dosen-dosen lain. Mereka tahu bahwa Baekhyun akan mendapat hadiah super duper besar yang ternyata adalah buku tebal dengan ratusan soal.

Decitan engsel terdengar dan bunyi gedebuk setelahnya lebih menarik perhatian daripada apapun. Orang-orang yang berada dalam toilet itu memandang Baekhyun dengan kasian. Sungguh tidak elit saat Baekhyun terjatuh dan berakhir dengan basahnya celana belakang bagian bokong.

"Do Kyungsoo aku mempercayaimuuuu!"

.

.

Baekhyun bersusah payah menutupi bagian bokongnya dengan tas. Selain terkenal pintar, Baekhyun juga terkenal dengan wajah manisnya. Dan siapa yang tidak terangsang jika melihat seorang namja manis berjalan dengan bokong basah yang memperlihatkan underware-nya?

Tunggu saja sampai Kim Jong In mesum itu muncul dan menggoda Baekhyun habis-habisan. Jangan sampai anak itu menggeret dan memperkosa Baekhyun saat ini juga.

"Kyungsoo-ah apa yang harus aku lakukan?" Baekhyun merengek habis-habisan pada Kyungsoo yang menatapnya malas. Baekhyun baru saja sampai dikantin untuk menemui Kyungsoo lagi. Demi Tuhan ia percaya kalau ia kena sial sekarang!

"Aku mana tahu Baekhyun-ah. Tidak ada yang bisa dilakukan jika semuanya sudah terjadi. Salahmu sendiri tidak membawa bangkai itu dan menguburkannya dibelakang rumahmu."

Tangis Baekhyun makin menjadi-jadi membuat tatapan membunuh Kyungsoo dapatkan dari penggemar namja cantik ini.

"Seseorang yang mendapat kesialan ini memang sudah jalan takdirnya." Kyungsoo menghela napas, "Kita hanya bisa berhati-hati da berhenti ceroboh. Setahuku sih kesialannya akan berhenti sendiri."

.

.

.

Dahi dosen tua itu mengernyit heran. Siapa yang tidak heran melihat mahasiswa-mu datang dengan keadaan celana basah dan mata sembab?

"Kau kenapa, Baekhyun?"

"Aku mendapat hal terburuk karena menabrak kucing, Saem." Baekhyun menunduk, hah— biarkanlah semua tahu.

Dosen itu terkekeh pelan, "Tenanglah— itu akan hilang pada saatnya." Alih-alih terhibur, Baekhyun justru semakin frustasi. Tidak adakah cara lain?

Kaki pendek itu berjalan lumayan lamban karena buku-buku berat yang ia bawa menutupi sebagian penglihatannya. Sedikit bersyukur karena Dosen Kim hanya menyuruhnya menata dokumen itu sesuai urutan tahunnya.

.

.

.

Oke, kesialan datang lagi. Baekhyun melupakan hal paling penting. Kunci rumahnya hilang. Bagaimana namia penggila strawberry itu masuk?

"Brengsek! Brengsek!"

BRUKKK!

Pintu bercat coklat itu terbuka. Membuat Baekhyun tak luput melongo heran. Itu terkunci dan dia hanya menendang pelan tapi terbuka? Kenapa tidak dari semalam saja ia tendang? Oh, sialan.

Bunyi hempasan buku-buku tebal memenuhi ruangan yang diduga sebagai kamar Baekhyun. hari sudah lumayan sore, dan ia butuh istirahat untuk sejenak. Mata indah itu menutup perlahan. Menyelami dunia mimpi dan tak menghiraukan apapun yang ia alami tadi pagi.

.

.

.

Malam terlihat lumayan terang. Entah karena apa hingga bintang bertaburan dilangit menemani Baekhyun yang berbaring diatas atap dekat balkon. Salah satu tempat favoritnya selain taman belakang kampus. Tangan mungil itu bergerak menunjuk-nunjuk bintang. Matanya tak henti mencari bintang paling terang.

Ia selalu berharap melihat bintang jatuh walau ia tahu itu hanya dongeng belaka. Bintang besarnya beribu-ribu kali lipat dari matahari, dan matahari jauh lebih besar dari bumi. Bisa bayangkan kalau benda lebih besar dari matahari jatuh ke bumi?

Matanya mengernyit heran. Ini tumben sekali mengingat biasanya hanya ada satu bintang paling terang, tapi kini ada 3. Tiga bintang paling terang—

Tiga bintang—

Tiga—

"ASTAGA!" lengkingan keras itu hampir saja menjadi suara terakhir Baekhyun karena anak itu sebentar lagi akan jatuh dsari atap kalau tidak berpegangan pada pagar balkon diatas kepalanya. Matanya melirik bulan dan berharap ini bukan hal yang seperti itu.

Bulan purnama!

Mati kau Baekhyun.

Ia tidak peduli tapi sedikit penasaran. Ya, hanya sedikit. Karena ia lebih banyak takutnya. Jari telunjuknya mengarah ketiga bintang itu seolah-olah mengubungkan antar titik sudut.

"Da—tang—lah." Baekhyun berucap tanpa sadar sebanyak tiga kali. Ia seperti terhisap oleh pesona tiga bintang yang benar-benar memancar terang. Entah ilusi atau apa.

Dahinya mengernyit aneh. Tidak ada tanda-tanda sosok yang 'katanya' pangeran. Ia mendengus kasar, bodoh sekali karena ia percaya begitu saja dengan mitos kuno menyebalkan. Ia merasa ia belum pernah sebodoh ini.

Baekhyun bangkit dan memaki tiga bintang itu. kakinya melangkah hingga memasuki kamar dan merebahkan dirinya disana.

Ditempat lain pada waktu yang sama, sebuah sobekan kertas terbang dan jatuh ke lantai.

'ketiga 'Pangeran' itu akan tinggal dan menetap dalam hatimu. Tak ada yang dapat memecahkan takdir kehidupan. Nikmatilah apa yang harus kau 'nikmati''

.

.

.

TBC!

Sumpah ini author nulis apaan -_- ini sih sebenernya FF aneh ya. Jadi kalo banyak yang kurang minat yah— author gak akan kecewa. Tapi teteplah author minta reviewnya~

Sebenernya cerita ini author buat gara-gara semalem author tiduran di atap sama seseorang(?) eh malah liat tiga bintang ngebentuk segitiga. Jadi yeah— keinget trio charming di EXO wkkw

FF ini sih niatnya Rate-T, tapi kayaknya chapter depan bakal rate M -_-v kalau banyak yang ga setuju rate m yah rate T terus aja.

Pokoknya REVIEW YAAAA

MAU RATE T ATAU M?