Title : Mianhaeyo, Aegya~

Author : Parkyoonhra

Cast : Jung Yunho (27 years old)

Kim Jaejoong (22 years old)

And others

Genre : Angst, Family

Warning : Yaoi, MalexMale, Don't like Don't read

Summary: "Kau tidak harus melakukan apapun. Seperti yang kukatan sebelumnya. Aku akan menggugurkan janin ini" lagi-lagi perkataan Jaejoong membuat Yunho tercekat. Semudah itukah ia mengatakan ingin membunuh calon anaknya? Anak mereka?

Seorang namja cantik berkulit putih dengan bibir semerah cherry tampak memasuki gedung Jung Corp. Setelah mendapat petunjuk dimana letak ruangan sang Presir berada dari resepsionis yang ada di lobby perusahaan, namja cantik itu kini berjalan menuju meja sekretaris di depan ruangan sang Presdir.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis sopan dengan melancarkan senyum rayuan di wajahnya. Sang namja cantik menatap bosan sang resepsionis yang kemudian ia ketahui bernama Kim Yoona dari nametag pegawai yang tertera di dada kanannya.

"Aku ingin bertemu dengan Jung Yunho" suara sang namja cantik terdengar sangat halus di telinga Kim Yoona. Ia bisa melihat namja cantik dihadapannya kini menatap tajam pintu ruangan yang ada di belakangnya-tempat sang Presdir berada.

"Apakah Anda telah membuat janji dengan Presdir Jung?" sebagai sekretaris yang baik Kim Yoona tetap menjalankan prosedur perusahaan walaupun ia bisa melihat namja cantik ini tengah menatapnya jengah. "Maaf, jika Anda ingin bertemu dengan presdir Jung Anda harus membuat janji terlebih dahulu dengan beliau. Dan untuk saat ini Presdir Jung tidak bisa diganggu karena …"

Tampaknya sang namja cantik sudah cukup kesal mendengar perkataan Kim Yoona yang cukup panjang karena tanpa mendengar perkataan wanita cantik itu sampai selesai, ia langsung menerobos masuk ruangan yang ia ketahui merupakan ruangan seseorang yang sangat ingin ia habisi riwayatnya saat ini.

Kim Yoona cukup dibuat kaget saat tiba-tiba sang namja cantik berjalan melewati dirinya dan membuka pintu ruangan Presdirnya. "Eh? Anda tidak bisa berbuat seperti itu"

Sang namja cantik membulatkan doe eyes-nya menyaksikan adegan yang terpampang jelas di hadapannya. "Jung Yunho …" desisnya marah.

Kim Yoona sangat terkejut saat pintu terbuka ia disuguhi pemandangan sang Presdir tengah bercumbu dengan seorang wanita yang Yoona ketahui sebagai kekasih sang Presdir. Ia lalu mmebungkukkan tubuhnya meminta maaf atas kelancangannya.

Tak kalah terkejut dua sejoli yang menjadi objek tontonan melihat dua orang yang mengganggu kegiatan mesra mereka di depan pintu. Sang yeoja kesal karena kegiatan intimnya dengan sang kekasih terganggu, namun sang kekasih kaget melihat namja cantik yang sudah beberapa waktu tidak ditemuinya kini tengah melemparkan tatapan membunuh kearahnya. "Kim Jaejoong?" pekiknya.

Seolah seluruh emosi yang dipendamnya terkumpul menjadi sebuah kekuatan baginya. Kim Jaejoong-sang namja cantik-menghampiri Yunho dengan langkah lebar dan menghantamkan tinjunya kearah pipi kanan Presdir tampan Jung Corp itu.

"Sialan kau Jung! Setelah menghamili orang, sekarang kau malah sibuk bermesraan dengan yeoja lain, eoh?" ucap Jaejoong sambil mencengkram kerah baju Yunho.

Dua orang yeoja yang berada diruangan tersebut hanya bisa berteriak kaget melihat adegan tersebut. Yunho bukannya tidak bisa menghindar dari serangan jaejoong, tapi ia masih terkejut dengan kedatangan namja cantik tersebut ke perusahaannya dan tidak siap menerima serangan mendadak tersebut.

Jaejoong siap melancarkan pukulan keduanya ke wajah yunho saat kemudian Yunho tersadar dari keterkejutannya dan menangkap tangan mulus Jaejoong kemudian melepas cengkeraman tangan namja cantik itu dari kerah bajunya dan memiting kedua tangan namja cantik tersebut. "Ada apa denganmu, Kim Jaejoong?" tanya Yunho.

Jaejoong masih meronta ditengah cekalan tangan Yunho. "Lepaskan aku, Jung! Sialan kau!"

Setelah berhasil menenangkan Jaejoong yang menggila di kantornya, Yunho membawa Jaejoong untuk duduk di sofa di ruangannya. Jaejoong yang memang datang untuk berbicara dengan Yunho akhirnya menurut. Yunho sudah menyuruh Yoona kembali ke tempatnya dan menyuruh-memaksa-Ahra sang kekasih untuk pulang.

Jaejoong tak pernah memutus tatapan tajam matanya ke arah namja tampan yang mendapat sedikit lebam di wajahnya akibat perbuatan dirinya. Melihat Jaejoong yang sepertinya lebih bernafsu untuk membunuhnya daripada memulai percakapan, Yunho menghela napas sambil mengompres lebam di wajahnya.

"Jadi apa maksud perkataanmu tadi, kim Jaejoong-sshi?" Yunho memulai percakapan diantara keduanya. Yunho masih mengingat luapan amarah namja cantik di hadapannya beberapa saat yang lalu. Ia masih tidak mengerti. Siapa yang menghamili siapa?

Jaejoong menggeram lalu mengambil napas dalam. Ia sadar ia harus tenang sekarang.

"Aku akan menggugurkannya"

BRUK! Satu kalimat pendek dari Jaejoong mampu membuat Yunho tercekat dan menjatuhkan kompres es di tangannya.

"Eh?" hanya ini yang bisa Yunho berikan sebagai respon dari perkataan Jaejoong.

Tidak mempedulikan respon Yunho, Jaejoong malah menyodorkan sebuah amplop putih bercap Rumah Sakit Seoul ke hadapan Yunho. Yunho yang semakin tidak mengerti dengan kelakuan Jaejoong menatap wajah cantik itu tapi Jaejoong mengisyaratkan dirinya agar membuka amplop itu.

Akhirnya Yunho membuka amplop itu dan membaca surat hasil pemeriksaan yang terdapat di dalamnya. Satu kali, dua kali, lima kali. Berkali-kali Yunho membaca satu poin yang tertera dalam surat itu tapi otaknya masih belum mampu memproses maksud dari kalimat tersebut.

Kim Jaejoong, 22 years old

Male pregnant

POSITIVE

Yunho menatap tulisan itu sekali lagi lalu mata musangnya beralih menatap wajah jaejoong lalu tulisan itu lagi lalu Jaejoong. Kelakuan Yunho itu cukup mengundang sebuah senyuman angkuh di wajah Jaejoong. Siapa kira dibalik wajah tampan dan berkharisma seorang Jung Yunho, Presdir muda itu juga bisa berkelakuan konyol seperti itu di hadapan Jaejoong.

"KAU!" Yunho bangkit dari duduknya dan menunjuk wajah Jaejoong dengan jarinya. Menatap tajam kearah Jaejoong melalui mata musangnya dan dibalas dengan senyum meremehkan dari Jaejoong. "Íni tidak mungkin" ucap Yunho semmbari kembali duduk. "Tidak mungkin" ucapnya seraya menatap nanar tulisan dihadapannya

Ucapan Yunho sontak membuat senyum angkuh yang sedari tadi terpatri di wajah Jaejoong kian menghilang. Ia memaklumi reaksi Yunho. Ia juga sangat shock dan terkejut mengetahui kenyataan ini. Ia yang notabene seorang namja tulen tiba-tiba divonis hamil. HAMIL. Demi Tuhan, Jaejoong bahkan tidak pernah membayangkan hal ini di dalam mimpi sekalipun. Tangan Jaejoong mengepal erat menahan emosi yang siap meledak kembali.

"Awalnya aku juga tidak percaya" ucapan Jaejoong kembali menyita perhatian Yunho. Yunho menegakkan kepalanya dan memandang wajah itu. "Akhir-khir ini aku selalu merasa mual di pagi hari dan muntah-muntah. Kupikir hanya masuk angin biasa tapi karena terus berlanjut kemudian aku memeriksakan diriku ke dokter" Jaejoong melanjutkan ceeritanya dihiasi senyum kecut diakhir kalimatnya. "Kemudian dokter berkata aku hamil"

Yunho bisa melihatnya. Dibalik wajah angkuh itu, sikap sok tegar itu, senyum terpaksa yang ia pasang di wajahnya. Yunho bisa melihat kesedihan, kerapuhan, dan rasa sakit. Masih wajah yang sama dengan yang ia temui sekitar dua bulan lalu. Wajah yang tak pernah bisa dilupakan Yunho namun yang berbeda adalah hilangnya senyum ceria dari wajah tersebut. Dan ini salah dirinya kah?

"Tapi … Aku … Kau …" Yunho kehilangan kata-kata. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya dihadapan sosok Jaejoong.

"Kau tidak harus melakukan apapun. Seperti yang kukatan sebelumnya. Aku akan menggugurkan janin ini" lagi-lagi perkataan Jaejoong membuat Yunho tercekat. Semudah itukah ia mengatakan ingin membunuh calon anaknya? Anak mereka?

Tapi tak ada kata yang terucap dari bibir hati milik sang namja tampan. Jaejoong menangkap hal ini sebagai persetujuan dari Yunho. 'Apa yang aku harapkan darinya? Sebuah pertanggungjawaban? Yang benar saja!' Jaejoong tersenyum miris dengan pemikirannya sendiri. Sebagai seorang lelaki ia juga akan menolak bertanggungjawab jika ada lelaki lain yang mendatangi dirinya dan mengaku mengandung anaknya. Lagipula Jaejoong juga tidak berniat mempertahankan janin yang ada dalam kandungannya ini.

"Aku hanya ingin menyampaikan hal ini. Setidaknya aku tidak akan semakin merasa bersalah kepada anak ini jika sampai akhir pun ayahnya tidak mengetahui kehadiran sesaatnya" Ucap Jaejoong seraya berdiri dari duduknya. Ia masih menatap mata musang Yunho yang membalas menatapnya tanpa kata. Mereka terdiam cukup lama sampai akhirnya Jaejoong beranjak dari hadapan Yunho.

"Kapan kau akan melakukan hal itu?" pertanyaan Yunho membuat langkah Jaejoong yang hampir mencapai pintu keluar terhenti.

Tanpa membalikkan tubuhnya Jaejoong menjawab, "secepatnya". Ia lalu meraih knop pintu ruangan itu dan berlalu seraya menghapus air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Yunho hanya bisa menatap punggung itu menjauh dengan tatapan mata yang sulit diartikan.

Yunho POV

Aku masih bisa mengingat pertemuan pertama kami sekitar dua bulan yang lalu. Di tengah dinginnya udara malam Seoul aku pertama kali bertemu dengan sosok menawan dengan senyum hangatnya itu.

Flashback

"Mianhamnida" sosok indah bagai malaikat itu membungkukkan tubuh rampingnya meminta maaf padaku yang sudah menunggu kedatangannya cukup lama. "Aku benar-benar minta maaf atas keterlambatanku karena aku harus mengurus tugas skripsiku Tuan …?"

"Jung Yunho" aku merasa ia belum mengetahui namaku padahal aku sudah mengetahui namanya. Ckck

"Tidak apa-apa Kim Jaejoong-sshi. Silakan duduk" masih menjunjung sopan santun aku mempersilakan namja cantik ini duduk daripada ia terus-terusan membungkukkan badannya seperti itu dan menyuguhkan pemandangan dada putihnya dari balik kaos V-neck yang ia kenakan. Aku memalingkan mukaku dari pemandangan indah itu untuk menyelamatkan kesehatan jantungku.

"Ah kamsahamnida" berhenti tersenyum seperti itu Kim Jaejoong! Atau kau memang berniat membunuhku dengan senyuman mautmu itu, eoh? Eh? apa yang sudah kupikirkan? Pabboya Jung Yunho!

"Neoye gwenchana, Jung Yunho-sshi?" jaejoong sedikit mencondongkan tubuhnya kearahku saat melihat diriku mulai tak waras karena memikirkan dada putihnya.

"N-nan gwenchanayo. B-bisakan kita langsung membahas tentang kontrak kita?" aku langsung mengalihkan pembicaraan kami ke pokok permasalahan yang membuat kami harus bertemu hari ini. Kim Jaejoong, seorang namja cantik yang ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan yang kupimpin.

Jaejoong masih menunjukkan senyum indahnya lantas berkata, "Aku sangat berharap kerjasama kita dapat terjalin sehingga aku bisa membuka restoranku sendiri"

Iya. Namja cantik ini ingin membuka restoran lalu menggaet Jung Corp sebagai sponsor utama. Jung Corp yang merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam berbagai bidang termasuk furniture dan peralatan memasak tetapi selama ini belum pernah melakukan kerja sama semacam ini. Saat membaca proposal yang diajukan oleh Kim Jaejoong ke perusahaan milikku, entah mengapa aku merasa sedikit tertarik tetapi belum sampai tahap ingin melaksanakan kerja sama ini. Aku memutuskan untuk membuat pertemuan dengannya untuk mendengar penjelasan bukan untuk menyetujui kerjasama ini. Tapi kalau melihat kesungguhan dan pengharapan yang sangat besar di mata namja cantik ini, aku jadi merasa tidak enak.

"Belum tentu perusahaan kami benar-benar berminat agar kerjasama kita terlaksana, Kim Jaejoong-sshi" ucapku dingin.

"Eh?" kulihat keterkejutan dimatanya. Tetapi kemudian ia berucap seraya tersenyum, "aku mengerti. Jung Corp kan perusahaan yang sangat besar pasti punya banyak kontrak kerjasama dengan perusahaan besar lainnya. Aku saja sangat terkejut saat menerima surat balasan dari perusahaan Anda. Aku dengar bahwa Presdir Jung Corp cukup disiplin dan bertangan dingin saat menjalankan perusahaannya sampai bisa sebesar ini."

Aku cukup kaget mendengar ucapannya. "Hey, Jung Yunho-sshi. Apa Presdir Jung Corp benar-benar menyeramkan? Kalau aku ingin terus maju berarti aku harus berhadapan dengannya, kan?"

Jaejoong bertanya kepadaku dengan ekspresi wajahnya yang sangat lucu sehingga aku tidak bisa menahan tawaku dihadapannya. Hal ini rupanya membuat Jaejoong kesal dan ia mengerucutkan bibirnya imut.

"Kenapa kau tertawa?"

"Apa kau tidak mengenal Presdir Jung Corp?" sepertinya aku mulai tertarik dengan sosok seorang Kim Jaejoong. Bagaimana mungkin ia tidak mengenal diriku? Aku kan sangat terkenal. Kekeke

"Aniyo" jawabnya

Aku tersenyum, "Jung Yunho" jawabku

"Eh?"

"Presdir Jung Corp bernama Jung Yunho"

"Eeeeeeeh? Jadi … K-kau?" sepertinya ia benar-benar terkejut. Aku mengangguk membenarkaan.

Jaejoong langsung bangkit dari duduknya dan membungkukkan tubuhnya berkali-kali dan menggumamkan kata maaf. Aku harus memaksanya untuk berhenti membungkuk dan meminta maaf agar ia mau kembali duduk.

"S-saya benar-benar minta maaf karena menunjuk tempat ini sebagai tempat pertemuan, Tuan Jung. Saya tidak menyangka bahwa Anda-lah yang akan datang. Saya pikir Anda akan menunjuk bawahan Anda"

Jaejoong terlihat sangat gugup saat mengetahui jati diriku sesungguhnya. Aku melihat ke sekitar tempat kami bertemu. Ini memang sebuah kedai kecil di pinggir jalan tapi aku tidak keberatan untuk makan disini karena tempatnya nyaman dan cukup bersih. Tapi melihat wajah panic namja cantik di hadapanku ini menjadi suatu hiburan tersendiri untukku.

"Bukan masalah, Jaejoong-sshi"

End of Flashback

Sisa pertemuan kami habiskan untuk membicarakan masalah kerjasama kami. Lalu diakhir pertemuan Jaejoong mengajakku untuk minum soju. Aku sudah menolak tapi tidak bisa saat ia melancarkan tatapan memelas melalui doe eyesnya.

Aku memang lemah dengan alcohol sehingga sepertinya malam itu aku sangat mabuk. Saat tersadar di pagi harinya aku terbangun di ranjang yang bukan milikku dengan sosok telanjang Jaejoong dipelukanku. Aku terkejut bukan main melihat keadaan kamar yang berantakan dan pakaian kami yang berserakan di lantai juga keadaan kami berdua yang sangat 'mengenaskan'. Aku berusaha menyangkal semua yang terjadi karena selain aku tidak mengingatnya, aku juga masih normal! Mana mungkin aku meniduri seorang namja.

Jadi setelah memakai kembali pakaianku, aku beranjak meninggalkan kamar yang kuyakini milik Jaejoong. Di saat terakhir aku sempat menatap wajah angelic-nya saat tertidur. Aku tidak berani menatapnya saat ia terbangun nanti jadi aku memutuskan pergi.

Lalu aku membatalkan kerjasama kami dan berusaha menyingkirkan sosok Kim Jaejoong dari pikiranku. Aku akui tindakanku sangat pengecut untuk menghindarinya. Tapi apa yang harus kuperbuat? Aku benar-benar bingung!

Tapi saat sosoknya kembali muncul dan mengatakan bahwa dirinya tengah mengandung anak kami apakah aku masih bisa berdiam diri?

End of Yunho POV

Jaejoong POV

Aku menghisap rokok yang ada di tangan kananku. Aku sedang duduk santai di ruang tamu apartement seerhanaku. Aku benar-benar sangat frustasi sekarang. Kenapa hal seperti ini bisa menimpa hidupku? Aku benar-benar sial. Hamil? Yang benar saja!

Aku mengelus perutku yang masih rata dengan tangan kiriku. Sedikit belum percaya kalau ada kehidupan lain dibagian tubuhku ini.

"Kenapa kau harus hadir dalam kehidupanku, bodoh?" ucapku pelan kepada janin dalam perutku. Seakan ia bisa mendengarnya saja. Benar-benar bodoh. Kim Jaejoong sangat bodoh.

Aku menghisap kembali rokokku. Menaruh tangan kiriku menutupi mataku dan mencoba memejamkan mata. Berharap kalau semua ini hanya mimpi. Mimpi yang sangat buruk.

Cklek. Aku mendengar pintu apartementku terbuka dan terdapat langkah kaki menuju ke arahku duduk. Mungkin ajhuma yang biasa membersihkan apartemen-ku. Tapi aku sangat lelah bahkan hanya untuk memastikan siapa itu.

Langkah kaki itu berhenti berderap disampingku. Lalu aku merasakan ada yang mengambil puntung rokok dari tanganku. Aku membuka mataku dan melihat sosok itu kembali. Tidak mungkin dia ada disini. Kau pasti sedang bermimpi, Jaejoong-ah. Atau asap rokok sudah mengaburkan penglihatanmu.

"Ibu hamil tidak boleh merokok. Kau harus tahu itu." Ucap sosok itu seraya mematikan sisa rokokku.

Aku baru sadar bahwa sosok dihadapanku ini nyata saat ia memegang bahuku dan bertanya, "gwenchana?"

Aku menepis tangannya dari bahuku dan memandang matanya sengit. Kalau tatapan mata bisa mematikan, aku yakin sosok namja yang sangat kubenci karena telah merubah hidupku menjadi lebih buruk ini akan terkapar dihadapanku. Jung Yunho.

"Mau apa kau kesini?" tanyaku sinis.

Aku melihatnya menghelas napas dan berkata, "Aku datang kesini untuk memintamu agar tidak menggugurkan janin itu, Kim Jaejoong."

End of Jaejoong POV

Tbc …