Enjoy your visits! :)))

Hasegawa Nanaho presents...

.

Kankoshi

Story By : Hasegawa Nanaho

Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama

Warnings : AU, Typo(s), garing, aneh, ozol, alay, banyak anu, Shounen ai dkk. Dont like dont read. First Shingeki no Kyojin fiction *senyum mezum*

.

.

.

Ini hari Senin seperti biasanya di Recon Corps, sebuah kantor, atau lebih elitnya perusahaan produksi bahan-bahan kimia temuan seorang peneliti yang bernama Hanji Zoe, mad scientist yang menjadikan benda apapun di sekitarnya sebagai tikus percobaan. Tetapi semua benda temuannya fifty-fifty gimana gitu, bisa gagal, bisa berhasil, bisa anu juga. Tanaman rumput di sampingnya sekarang saja sudah ditetesi cairan berwarna ungu temuannya baru-baru ini. Seketika tanaman tak berdosa itu menjadi keriting—menggulung seperti kaki seribu.

Hanji tertawa nista. Percobaanya lagi-lagi—gagal.

"Ya ampun seharusnya kamu ini ereksi menjulang, mengapa kamu jadi keriting seperti ini?" Tangis Hanji dengan lebe, bahasanya sedikit vulgar, ala profesor. Dengan stressnya ia menyentil tanaman tak berdosa itu sambil senyum-senyum.

Waktu itu juga.

Ia menuangkan cairan berwarna jingga ke gelas minuman milik Eren Jaeger, seorang pegawai baru yang punya wajah manis dan polos.

Hanji menawarkan 'minuman' itu kepadanya dan mengatakan bahwa itu adalah jus jeruk. Tentu saja mahluk sepolos Eren akan mengambilnya dengan senang hati sambil mengucapkan beribu terima kasih. Disangka dia sangat diperhatikan, padahal dikerjai. Ampyun.

Padahal menurut penelitian Hanji, itu ramuan untuk penari break dance.

Lalu apa yang terjadi?

Keesokkan harinya Eren kejang-kejang disko sambil masang wajah ikan kelelep. Jep ajep di dalam kantor tempat ia ditugaskan.

Lah ikan kan emang kelelep.

Sudah banyak anak baru yang jadi korban Hanji, sampai-sampai kebal sendiri sama penemuan aneh salah satu peneliti di perusahaan itu.

.

Sekarang anda sudah dapat gambaran, se-berbahaya apa Hanji Zoe.

Ah baik, perkenalan terhadap tokoh pembuat konplik selesai sudah.

"Hanji, jangan merusak tanaman di area kantor." Tegur seorang pria berwajah deadpan seraya menatapnya dengan tatapan tajam. Itu bukan tatapan tajam kalau boleh jujur. Karunia Tuhan-lah yang menciptakan wajahnya seseram itu.

"Pagi Rivaille! Aku tidak merusaknya, sungguh! Dan jangan memasang wajah unyu seperti itu dong," Balas Hanji sambil mengumbar senyum usil.

Rivaille hanya mendengus, lalu mengambil gumpalan kertas putih yang jatuh tidak jauh dari tempat Hanji berdiri.

"Jangan buang sampah sembarangan. Apalagi di area kantor." Ucapnya datar sambil menggenggam erat kertas yang bagaikan sampah itu. Rivaille hendak melangkahkan kaki ke tempat sampah terdekat.

Hanji menyadari sesuatu yang hilang dari kantung jasnya, lalu Ia berlari secepat kilat sebelum Rivaille benar-benar membenamkan kertas itu ke tempat sampah.

"RIVAILLE JANGAN!" Teriaknya dengan ambigu sambil memeluk betis padi Rivaille.

.

Sungguh teriakan Hanji saat itu mirip-mirip korban pemerkaosan yang hendak dilepaskan pakaiannya. Mana si pelaku perkaosan itu Rivaille. Astagay jangan.

"Tch. Ambil." Rivaille melemparkan kertas yang sudah kusut itu ke tangan Hanji yang menerimanya dengan mata berkaca-kaca.

"Syukurlah sayang kau tidak jadi hilang!" Sorak Hanji sambil menciumi kertas penelitiannya itu.

Rivaille memilih untuk meninggalkan Hanji sebelum ia yang jadi tikus percobaan selanjutnya. Padahal Ia wakil direktur disini, tapi apa sih yang "kecuali" di mata teman lamanya itu.

'Malah asik kali ngerjain deadpan 160cm-an itu,' Konon itulah yang diucapkan Hanji ketika ditanyai Irvin, sang direktur Recon Corps, ketika Ia memergoki Hanji sedang mengelus rambut dengan poni belah tengah milik Rivaille yang waktu itu terkapar tak berdaya akibat 'dipaksa' menelan kue buatan Hanji. Sungguh wakil direktur yang anu.

Irvin sekalipun pernah dikerjai Hanji.

Hanji mengganti hair gel milik Irvin dengan iron hair yang disini maksudnya adalah "rambut besi".

Setelah memakainya, Irvin merasa kepalanya berat seketika. Lalu ketika ia menyentuh rambutnya,

Subhanallah. Tampang kalemnya retak. Seolah-olah ia mengatakan "Oh God why,".

'Ini besi, bukan rambut gue.' Batinnya sambil merampas botol hair gel tidak lazim miliknya.

Matanya hampir lepas ketika membaca labelnya.

IRON HAIR

MENGERASKAN! RAMBUT ANDA DALAM 30 DETIK

Produk (c) Hanji Zoe :P—Di barisan ini Irvin jawsdrop. Lalu mengeluarkan ekspresi seramnya ala sparta.

Kena troll dia!

Dasar anak buah kurang ajar. Berani sekali mengerjai atasan seperti mengerjai anak MOS.

Ah, Irvin jadi ingat masa SMA dimana Rivaille masih jadi adik kelasnya, dan ia menyuruh Rivaille mengikat rambutnya ke atas seperti gadis-gadis unyu.

Wajah Rivaille tidak jauh berbeda dengan wajah sparta Irvin barusan.

.

Hanji sedang berjalan-jalan menyusuri lorong kantor Recon Corps, mencari korban baru, mungkin.

"Selamat pagi Hanji-san, kue atau kopi?" Tawar seorang perempuan mungil berambut pirang pendek bername tag Petra Ral.

"Em..." Hanji malah mengamati wajah Petra dekat-dekat. Sang sekretaris perusahaan itu menatapnya heran sampai-sampai ia termundur.

"A-ada apa ya?" Tanya Petra bingung.

"Itu...kopi untuk Rivaille?" Hanji bertanya seraya merebut secangkir kopi hitam dari nampan yang dibawa Petra.

'Sepertinya aku punya ide,' Batin Hanji sambil meraba kantung jasnya.

'Bagus, aku tidak lupa membawanya,' Pikirnya sambil tersenyum.

"Iya, Hanji-san juga ingin? Akan aku buatk—" Perkataan Petra terputus dengan bunyi seruput yang ditimbulkan oleh bibir Hanji.

Petra cengo. Seolah-olah wajahnya mengatakan,'Itukan punya gueeeeee!'

"Bueh! Pahit sekali, aku sedikit bingung dengan indra perasa si pendek itu," Ucap Hanji sambil mengembalikan cangkir kopi yang isinya jadi seperempat itu.

"Astaga Hanji-san, jika kau ingin seharusnya bilang, sekarang aku harus membuat kopi lagi untuknya..." Gumam Petra sambil memanyunkan bibirnya ('3').

To the next step, bro.

"Stop right there! Biar aku yang membuatnya, kau tenang saja ya!" Sergah Hanji sambil menepuk pundak mungil milik Petra, memberikan senyum meyakinkan, lalu berlari ke arah pantry.

Petra lagi-lagi cengo di tempat sambil menggangguk. Sungguh, telat mengangguk.

.

Semenit berlalu. Petra masih berusaha memikirkan sesuatu yang hendak dilakukannya kala itu.

Dan Petra pun menepuk jidatnya.

"Duuh kalau rasanya berbeda dan sedikit kemanisan aku akan dimarahi, sebaiknya aku menyusulnya sebelum Hanji-san memasukkan yang macam-macam," Gumam Petra sambil berlari menyusul Hanji.

Petra, oh Petra. Kau masih polos untuk mengetahui isi kepala Hanji Zoe.

.

Bagus. Di dalam pantry tidak ada orang lain. Pikir Hanji sambil tersenyum mezum.

Ia mulai meracik kopi seperti biasa, menuangkan bubuk kopi, memasukkan gula setengah sendok sup—lalu menyeduhnya dengan air panas.

"Nah, sentuhan terakhir—" Hanji merobek sesuatu berbungkuskan kertas hitam pudar.

"HANJI-SAN!" Teriak Petra begitu Ia membuka pintu pantry.

Terlambat kau Petra, Hanji sudah menuangkan bubuk berlabel "gulo" yang sejak tadi Ia bawa di kantung jas scientistnya.

"Ada apa Petra? Hm?" Tanya Hanji sambil senyum-senyum bahagia.

"Oh tidak apa, kupikir Hanji-san akan menuangkan bubuk nggak jelas, hehe ternyata itu cuma gula ya? Jangan kebanyakan Hanji-san, Sir Rivaille suka gula dalam jumlah yang minimalis!" Pesan Petra sambil menghembuskan napas lega.

Sekali lagi, kalau dibaca baik-baik, tetap saja itu bukan gula. Tapi gulo.

"Oh ini? Iya ini gula rendah kalori temuanku baru-baru ini, tenang saja aku tahu porsi Rivaille," Jawab Hanji dengan santai. Lumayan banyak juga bohongnya.

Pernyataan Hanji sedikit merubah raut wajah Petra yang kini tengah cengok memandangnya, bersiap-siap mengeluarkan pertanyaan selanjutnya.

"Aman kok, kemarin aku sudah menyuruh Sawny, anjing peliharaanku meminumnya," Hanji memberikan alasan yang cukup anu terhadap Petra, sambil mengaduk-aduk kopi hitam yang jadi misterius itu.

'Setahuku anjing indra perasanya lebih sensitif, kupikir tidak masalah kalau Sir Rivaille yang meminumnya,' Batin Petra sambil tersenyum sweatdropped.

"Baiklah, aku akan membawa ini ke ruang Sir Rivaille, terima kasih banyak Hanji-san!" Petra mengedipkan matanya terhadap Hanji, lalu pergi ke ruang kerja Rivaille.

.

Di pantry yang sepi ini, tersisalah Hanji seorang diri.

.

"Hehehehehe," Tawa Hanji sedikit bergema di ruangan sepi itu, membawa kesan horror bagi kecoa-kecoa yang bersembunyi di lubang tembok pantry.

'Jangan-jangan kita ketahuan,' Bisik sang kepala suku kecoa sambil merinding disko. Tenang mas, gak ada Oggy disini.

"Sayang sekali Petra, tapi aku tidak punya hewan peliharaan," Bisik Hanji sambil mengeluarkan tangis. Ketawa nangis lebih tepatnya.

Oh my goat.

Rivaille dalam bahaya.

.

.

.

To Be Continue.

A/N : Oke fic aneh Shingekyo pertama saya, this is spartaaaa!

Ini baru prolog, reader sayangkuh. Yaa bisa juga disebut chapter 1 sih, tapi RivaErennya belum nongol. Chapter depan semoga Nanaho dapat ide nge-troll untuk RivaEren-ErenRiva yaa :"")))

Kankoshi teh artinya "Perawat" :"")

Anu maaf aja deh kalau updatenya nanti lama, Nanaho susah nulis-nulis gini :""))

Sori jek garing jek. Sori juga jek banyak 'anu'nya kan? :"")))))

Semoga reader terhibur aja deh sama ini fic :)))))

Mind to review this beginner's writting?

Yo, Jaa mata ne!

Regards, Hasegawa Nanaho.