Haloo... Bertemu lagi dengan saya. hehehe...

Semoga kalian tidak merasa bosan dengan kemunculan saya disini. Yuuppss! Seperti biasa saya membawa cerita yang mungkin membuat kalian mual setelah membacanya. #Gelundungan di kasur

Yasudah, tidak banyak bicara lagi, sebenarnya cerita ini Sequel dari Fict After Losing His Love dari Author Deauliaas. Jadi sebelum kalian membaca cerita ini, sebaiknnya kalian membaca Fict itu terlebih dahulu

Oke, tanpa panjang lagi, sebaiknya baca saja cerita gak jelas ini.

.

.

Naruto : Masashi Kishimoto

Genre ; Hurt/comfort, Romance, Family, Drama, angst.

Rated ; T+

.

Happy Reading, Minna ^^)~

O

.

Setelah prosedur imigrasinya selesai, wanita bersurai pink ini pun akhirnya bisa tersenyum lega dan senang. Sambil memasukkan password-nya kedalam tas jinjing yang berwarna merah muda kesayangannya itu, akhirnya upayanya bersama sang manager-nya pun bisa terselesaikan juga. Keadaan bandara Haneda memang cukup ramai diakhir pekan ini, apalagi kenyataannya bahwa ini adalah bulan musim semi yang di Jepang saat ini sedang bagusnya melihat bunga sakura bermekaran dengan indah.

Sudah lebih dari lima tahun wanita bermata emerald ini tak kembali ketempat ia dilahirkan. Sekolah Modeling memang menjadi alasan kuat bagi dirinya untuk tetap tinggal di negara Eropa yang gaya berpakaiannya sangat mendunia. Ditambah lagi setelah ia mendapat kontrak dari berbagai tawaran yang mengharuskan dirinya untuk menuntaskannya sebelum ia benar-benar bisa pergi meninggalkan negara yang sudah membesarkan namanya itu. Meskipun disana dia sudah diakui bagaimana gaya dan cara berpose diatas Catwalk, dari kelas atas ataupun kelas menengah. Semuanya mengagumi akan pesona yang dimiliki wanita bersurai pink ini.

Hanya saja, kehidupan seperti inilah bukan kehidupan yang dia inginkan sebenarnya.

Dengan kembalinya dia ke Negara asalnya, wanita ini mengharapkan kehidupan yang berbeda dari kehidupan yang selama ini ia jalani di negara lain. Dia ingin menghabiskan seluruh waktu dan hidupnya untuk tetap tinggal dan melakukan aktifitasnya di kota yang telah melahirkannya. Membayangkannya saja membuat wanita ini tersenyum senang karenanya.

Dia ingin seperti wanita yang memulai hidup mereka dengan menginjakkan kakinya di negaranya sendiri. Memiliki seseorang yang satu visi dan misi dengannya untuk mengikat janji dan mengarungi bahtera kehidupan bersama. Sudah cukuplah ia bersenang-senang dengan duniawi yang sampai kapanpun tanpa batasnya ini.

Setelah tiba diluar bandara Haneda, wanita bersurai pink ini pun bisa tersenyum lebar. Wanita bertubuh semampai inipun beranjak pergi dan menaiki taksi sekenanya, menyeruakan tempat tujuan yang akan didatanginya pada supir penggemudi, wajahnya tak lepas dari senyuman, kaca mata hitamnya tetap bertengger menutupu emerald matanya yang bening. Sesekali ia tampak begitu takjub dan kagum dengan perubahan kota yang jauh sangat berbeda dri bayangannya.

"Aku pulang. Tokyo!" Gumamnya dibarengi senyuman tipis di bibir mungilnya.

.

.

"Nona Sakura! Anda sudah kembali?" seorang wanita dengan penampilan rapi berambut hitam dengan tergesa-gesa menghampiri wanita berambut merah muda itu dan membawakan satu koper raksasanya. "Sungguh senang rasanya bisa melihat nona kembali" sambungnya hangat

"Ahh! Kau tak banyak berubah setelah sekian lama, Shizune. Bagaimana dengan semuanya, apakah baik-baik saja." celoteh wanita yang bernama Haruno Sakura itu. wanita yang dikenal sebagai Shizune itu pun hanya bisa tersenyum lebar dan segera membawa koper milik empunya.

"Ahh~ Nona bisa saja. Aku senang bisa meleyani Nona Sakura lagi. Rumah ini terasa sangat sepi ketika Nona pergi. Bahkan tuan dan nyonya jarang sekali berada dirumah. Mungkin Shiro akan senang melihat Nona kembali"

"Shiro? Lalu dimana dia sekarang? Apa dia tumbuh dengan sehat?" Tanya Sakura yang saat ini sudah berada didalam kamarnya "Dan dimana Ayah, Ibu sekarang?"

"Tentu saja Shiro tumbuh dengan sangat baik. Kalau Tuan dan Nyonya, kemungkinan akan pulang malam lagi." jelas Shizune sambil mengeluarkan beberapa barang dari koper milik Sakura

Sakura tampak berpikir keras sambil mengetuk-ngetuk dahi lebarnya. Lalu tak selang beberapa lama kemudian seringai jahil menghiasi wajahnya.

"Nona Sakura, apa ada masalah?" tanya Shizune binggung. Meskipun sudah lama tidak melayani Sakura, tapi Shizune tahu dan mengerti arti dari seringai yang Sakura tunjukkan. Bisa dibayangkan jika Sakura memikirkan sesuatu.

Sakura mengangguk pelan, ia menatap lekat-lekat Shizune. "Shizune? Kau tahu dimana letak kunci mobilku kan?" tanya Sakura yang masih dengan senyumnya.

"Eh? Untuk apa Nona menanyakan kunci mobil. Jika Nona ingin pergi kesuatu tempat, Nona bisa menyuruh Yamato untuk mengantarkan Nona." terang Shizune yang secara langsung membuat Sakura mengkerutkan keningnya sebal. "Maaf, tuan yang menyuruh saya mengatakan itu" sambungnya

"Baiklahh~ suruh Yamato menyiapkan mobil segara. Aku ingin dia mengantarkanku kesuatu tempat."

Tanpa banyak bicara, Shizune dengan segera keluar dari kamar Sakura dan langsung menuju ketempat Yamato berada. Wanita berusia 35 tahun itu tampak ragu menuruti kemauan sang Nona. Bukan karena apa, hanya saja dia mempunyai firasat yang tak mengenakan begitu melihat ekspresi seringai Sakura barusan. Tapi apa boleh buat, perintah dari Nona-nya itu mana mungkin bisa dibantah, mengingat seberapa keras kepalanya wanita bersurai pink itu jika kemauannya tidak tersampaikan.

Baru saja Shizune pergi meninggalkannya, wanita bermata emerald itu kembali menyeringai. Tanpa membuang waktu lama, dia segera berlalu mencari letak kunci mobilnya berada. Jika dia tak salah ingat, kunci mobil miliknya biasa diletakkan Shizune di laci paling bawah meja miliknya. "Ini dia kuncinya" Dan, taraaa... Kunci mobil itu berhasil di temukannya tanpa membutuhkan waktu lama.

Sakura mengendap pelan menelusuri anak tangga rumahnya, matanya terpasang siaga berusaha sebisa mungkin tidak ada satu orangpun yang mempergoki aksi jahilnya tersebut. Langkah kakinya berhenti begitu ia melihat bagasi mobil yang terdapat sebuah mobil kesayanganya. Sakura segera masuk ke dalam mobil itu dan mulai mencoba mengemudikan mobil itu.

Mendengar suara decitan mobil, Shizune dan Yamato yang berada di taman belakang langsung bergegas menuju bagasi. Tanpa disadari oleh mereka berdua, mobil itu berhasil di 'curi' oleh Nona-nya sendiri.

"NONAAA... ANDA MAU KEMANA?" Teriak Shizune dan Yamato sambil mengejar mobil itu.

"KALIAN TENANG SAJA! AKU AKAN SEGERA KEMBALI!" teriak Sakura sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobilnya. Setelah berteriak, dia mengambil alih kemudi dengan senang. Rasanya begitu senang bisa melakukan tindakan konyol seperti itu. Jarang-jarang selama beberapa tahun ini ia sama sekali tak pernah sekalipun dibiarkan mengemudi. Alasan yang selalu ia peroleh hanya satu, "Mana ada seorang model terkenal seperti mu dibiarkan mengemudi sendiri". Itulah kalimat yang sering ia dengar saat berada di Eropa.

Rasanya Sakura begitu menikmati aksi mengemudinya itu. Bahkan Sakura memutar radio lokal sekencang mungkin, mendengar sebuah lagu yang berjudul find Me. Aahh~ mendengar lagu bahasa lokal memang menyenangkan.

Sedangkan Shizune dan Yamato? Mereka terduduk lemas begitu melihat Nona-nya dengan sengaja pergi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Tampaknya mereka benar-benar merasa bodoh, ceroboh dan merasa kecolongan seperti ini

"Pasti Tuan dan Nyonya akan marah besar..." gumam Shizune dan Yamato bersamaan.

.

OOOOO

OOO

.

Sakura merasa canggung, sungguh rasanya ia agak binggung dengan dirinya sendiri, Mungkin karena alasan yang boleh dikatakan sama, tapi pada keyantaanya ia agak kikuk mengemudi. Tapi paling tidak dia pasti akan terbiasa mengemudi. Tunggu saja nanti!.

Haruno Sakura. Anak semata wayang dari keluarga Haruno, Kiazhi dan Mebuki. Kedua orang tuanya adalah seorang pembisnis yang disegani dari kolega lainnya. Dan tidak semua orang tahu, jika sepasang suami istri itu memiliki anak yag berprofesi sebagai seorang model mendunia di Eropa. Mungkin semua orang akan bertany-tanya, darimana kemampuan yang Sakura miliki berasal? Sedangkan Ayah beserta Ibunya tampak tak memiliki kemampuan untuk berlenggok diatas Catwalk.

Sejak kecil, Sakura selalu mudah kagum terhadap apa yang ia lihat. Dan dia juga mudah jatuh cinta akan sesuatu. Tapi begitu ia menyukai sesuatu yang disukai, Sakura tak kan melepaskannya. Mungkin karena sifat dari sejak kecil yang apapun ia inginkan harus segera dituruti sehingga menjadikan dirinya bersikap agak egois. Tapi apa salah jika bersikap seperti itu? Rasanya tidak semua kesalahan terletak pada Sakura.

Sakura berhenti di gedung yang menjulang tinggi. Matanya berbinar begitu melihat pemandangan yang wah didepan matanya. Nampaknya ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat .

"Permisi, benarkah ini perusahaan Haruno Corp?" tanyanya pada seorang wanita paruh bayah yang kebetulan keluar dari tempat itu.

Wanita yang ditanya itu mengangguk sekilas dan tersenyum tipis, memberikan jawab atas pertanyaa Sakura barusan.

Sakura melotot takjub. Sungguh ia tak menyangka sama sekali jika perusahaan Haruno Corp bisa berkembang sepesat ini selama ia tak berada di Jepang. Sakura tersenyum senang, dilangkahkan kaki jenjangnya itu, matanya tak henti-hentinya memandang takjub atas prestasi yang diperoleh Ayahnya.

Benar! Semua kerja keras pasti ada hasilnya. Dan inilah wujud nyata yang Sakura lihat.

Sakura berjalan menelusuri bangunan itu dengan pandangan luar biasa. Matanya tak henti-hentinya berbinar dengan apa yang ia lihat sekarang. Sesekali ia mencubit atau menampar pipinya sendiri guna menyadarkannya. Dia beranggapan jika semua yang ia lihat adalah halusinasi atau semacam mimpi untuknya, namun nyatanya semua ini bukanlah halusinasi atau sekedar kebohongan semata.

Sakura berjalan dengan pandangan lurus kedepan, kaki jenjangnya melangkah dengan sangat elok bahkan sangat cantik jika tersenyum. Semua orang menatapnya seperti bidadari yang turun dari kayangan, bahkan sebagian karyawan berjenis lelaki tak sanggup untuk tak memandangnya lama-lama. Semua terasa terpesona akan kecantikan alami yang dimiliki oleh Haruno Sakura.

Sakura berhenti berjalan begitu ia melihat tempat resepsionis, Sakura menghela nafas dan akhirnya bertanya pada pegawai perempuan yang saat ini berada di depannya."Maaf, bisakah kau menunjukkan dimana letak ruangan Haruno berada?" tanyanya lembut

Pegawai itu tampak terkejut, ia sama sekali tak pernah melihat wanita disepannya itu pernah datang kesini. "Ah~ tapi apakah anda sudah membuat janji dengan Tuan Haruno, Nona?" sepentas Sakura menggeleng pelan. "Maaf, anda harus membuat janji terlebih dahulu, Nona" ucap wanita itu halus

"Bisakah anda mengatakan jika ada seorang wanita yang bernama Sakura datang dan ingin menemuinya." Sakura memohon penuh. Berharap ucapannya itu dapat dipertimbangkan.

Wanita berambut hijau itu tampak menimbang-nimbang keinginan Sakura, kemudian ia tersenyum dan mengatakan, "Baik, saya akan mencobanya. Harap anda sabar menunggu sebentar"

...

Banyak pasang mata yang sepertinya sejak tadi menatap Sakura penuh damba. Bahkan ada pula bisik-bisik yang keluar dari bibir mereka yang tak sengaja berpapasan ketika Sakura berjalan keruangan sang Direktur yang tak lain tak bukan adalah ayahnya sendiri. Sakura berdiri tepat disebuah pintu, ia menarik nafasnya panjana dan mulai mengetok pintu perlahan.

Tokk... Tookk... Toookk

Tanpa banyak membuang waktu lagi Sakura mengetuk ruangan itu dengan tak sabar. Suara dari dalam ruangan itu seolah mengintrupsi agar Sakura masuk secepatnya. Dengan senyum yang masih mengembang dibibirnya, wanita bersurai pink itu masuk kedalam dan mendapati seorang lelaki paruh bayah tengah duduk dikursi kebanggaanya dengan beberapa dokumen menumpuk dengan rapi diatas mejanya.

kiazhi tersnyum hangat begitu melihat putri satu-satunya itu menemuinya.

"Selamat datang, sayang" ucap Kiazhi begitu melihat Sakura. Lelaki itu dengan segera menghampiri Sakura dan memeluk putrinya sayang.

"Iyaa... Sakura pulang, Ayah." balasnya senang

"Nah, ceritakan pada ayah bagaimana kau bisa pulang dalam keadaan yang sangat cantik seperti ini." godanya yang langsung membuat Sakura malu karenanya. Kiazhi menatap anak gadisnya itu lekat-lekat, tak ada yang berubah pada diri anaknya. Hanya saja Sakura tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik dan manis

"Ayah jangan menggodaku." gerutu Sakura "Ahh~ dimana ibu, aku ingin sekali menemuinya." sambung Sakura

"Saat ini ibu mu sedang pergi menjenguk temannya. Katanya putra bungsungnya sedang sakit dan ibu mu datang menemuinya." tutur Kiazhi yang langsung mendapat anggukan kecil dari Sakura. "Jika kau ingin segera bertemu dengan ibu mu, ayah akan dengan senang hati menemanimu." Sakura mengangguk cepat mendengar tawaran dari ayahnya dan Kiazhi dengan senang hati melakukan hal semacam itu untuk anak semata wayangnya ini.

...

OooO

...

Kendaran beroda empat yang didalamnya berisi ayah dan anak itu pada akhirnya terpakir dengan indah di sebuah rumah yang sangat megah. Rumah yang memiliki halaman yang begitu luas dan ditanami berbagai macam bunga itu membuat nilai plus untuk rumah yang sudah megah itu. Sakura hanya bisa ternganga saat kaki jenjangnya menampakkan diri dirumah yang memilika marga Uchiha itu. Dipandanginya seksama bangunan-bangunan kokoh itu dengan kagum dengan manik emeraldnya. Sungguh, ia tak pernah tahu dan tak pernah menyangka jika ibunya itu memiliki teman wanita sekaya ini.

"Ayah, apa kita tak salah alamat?" gumam Sakura. Kiazhi memincingkan matanya, mencoba menerka maksud kalimat dari anaknya. "Maksudku, apa benar ini rumah teman ibu." sambungnya lagi

Kiazhi terawa renyah begitu melihat raut wajah Sakura, "jangan khawatir sayang, memang inilah alamat rumahnya"

Sakura dan Kiazhi akhirnya memasuki rumah itu tanpa ada halangan sama sekali, mengingat semua penjaga dan pelayan disana sudah sangat mengenal siapa itu Haruno Kiazhi, teman sekaligus rekan kerja keluarga Uchiha beberaapa tahun ini. Dengan senyum cangguk Sakura berjalan beriringan dengan Kiazhi. Namun entah hanya perasaannya saja atau memang karena apa, tapi Sakura merasa jika dirinya ditatap dengan pandangan terkejut saat pertama kali dirinya menampakkan kakinya dirumah ini. Sepertinya semua orang di rumah Uchiha itu menatapnya dengan pandangan terkejut dan Sakura tak mengerti dan apa yang sebenarnya terjadi.

Kiazhi dan Sakura berhenti dilantai dua begitu ia melihat ruangan yang dimana sudah dipastikan keberadaan Mebuki. Kiazhi mengetuk pintu itu dengan perlahan dan dengan pelan ia membuka pintu ketika ia mendengar suara Fugaku berujar.

"Masuk".

Dilihatnya keadaan ruangan itu tak lebih dari sebuah gudang, semua benda yang berharga tampak tak berbentuk saat seorang lelaki dengan kasarnya melempar semua benda yang menjadi jangkauan matanya. Semua orang disana tampak begitu panik melihat lelaki itu yang seperti kesurupan. Mebuki dengan erat memeluk Mikoto yang tengah menangis sejadi-jadinya melihat anak bungsunya mengamuk, bahkan mungkain lebih dari itu.

Semua orang yang berada disana sepertinya tak mampu untuk menghentikan aksi gila dari pemuda tersebut. Bahkan Fugaku yang terkenal dingin itu pun terlihat sangat frustasi melihat anaknya tak kunjung sembuh beberapa tahun belakangan. Tanpa diduga lelaki berambut emo dengan nama Uchiha Sasuke itu tanpa sengaja menatap wanita bersurai pink yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya. Sasuke menatapnya tajam, langkah kakinya bergerak mendekat dan mengumamkan namanya 'Sakura'.

.

.

TBC

.

.

Oke, saya harap Fict ini bisa diterima dengan baik, mengingat bahwa saya masih awam dalam dunia fanfict. Untuk sekedar mengingatkan saja, jika Fict ini adalah kelanjutan dari Fict AFTER LOSING HIS LOVE milik Deauliaas. Dan saya sangat berterima kasih padanya untuk mengijinkan saya membuat Sequel dari cerita miliknya itu. Yaa... Saya harap Fict ini tidak terlalu jelek ^^). Sungguh saya kurang percaya diri saat Publish ini cerita,

Yosh... cukup sekian cuap-cuap gak bermutu dari saya. Semoga kalian berkenan Mereview atau sekedar memberi kritik dan saran untuk saya.

Ah~ satu lagi, Gomennasai jika ada kesalahan pengetikan atau kesalahan lainnya. Tolong di maklumi ^^,

.

Salam Sayang ;

.