Author Note :

ne ne ne... saya kembali lagi dengan cerita yang lain, oh ya, buat para reader yang gak suka cerita incest jangan baca cerita ini karena ini cerita incest

Ok, happy reading!

Disclaimer : Naruto©Masashi Kishimoto

History : Kuro Nin©Shadow Wildan

Warning : typo(s), OOC, AU, incest, Dll

Ok, enjoy the story...

Namikaze Naruto, siapa yang tidak kenal dengan anak ini. Naruto adalah anak yang bodoh dan suka berbuat onar, mungkin itu yang banyak di pikirkan oleh orang lain saat pertama kali. Ah alangkah salahnya mereka itu

"Aku sudah muak dengan sikap mereka semua" kata Naruto. Saat ini dia sedang berada di hutan kematian atau Shi no Mori

"Kalau begitu hancurkan mereka" ucap sosok yang memiliki ciri-ciri sama seprti Naruto, tapi bedanya bola matanya memiliki warna merah yang redup

"Heh... aku tidak akan bisa menghancurkan mereka... kau tau itu Yami" kata Naruto kepada sosok yang mirip dirinya itu

"Ya-ya, aku tau alasanmu"

"Tapi mereka selalu lebih memerhatikan Menma dari pada kau, Naruto"

"Ya.. aku tau itu. Tapi masih ada Naruko-nee, Sandaime-jiji, Teuchi-ji-san, Ayame-nee-chan, dan Iruka-sensei yang masih peduli padaku"

"Heh.. terserah kau saja Naruto.." ucap Yami dan tubuhnya mulai menjadi debu dan hilang tertiup angin, tapi sebelum menghilang Yami berkata

"Aku ini kebencianmu, Naruto. Jadi aku tau bagaimana isi hatimu yang sebenarnya" kata Yami dan meghilang. Setelah Yami menghilang, Naruto hanya menghela nafas

"Semoga saja aku masih bisa mengontrol kebencianku" gumam Naruto saat melihat Yami yang menghilang

"Sudah sore rupanya... sebaiknya aku pulang..." Naruto pun pergi dari hutan kematian. Saat perjalanan pulang, Naruto selalu menjadi bahan tatapan masyarakat desa. Bukannya tatapan hormat tapi tatapan benci, ya.. beginilah kehidupan Naruto. Penduduk desa Konoha sudah tau status Naruto yang menjadi jinchuuriki Kyuubi, tapi entah kenapa mereka masih belum bisa melupakan kemarahan mereka. Meskipun Naruto bukanlah jinchuuriki Kyuubi sepenuhnya karena hanya setengah dari chakra atau lebih tepatnya chakra Yin Kyuubi yang tersegel di dalam tubuhnya, sedangkan chakra Yang Kyuubi tersegel di dalam tubuh kakak kembarnya, Menma

Namikaze Mansion-Konohagakure

Saat ini Naruto sedang berdiri di depan pintu rumahnya. Dia membuka pintunya dan berjalan masuk tanpa mengucapkan apapun. Saat melewati ruang keluarga dia melihat kaa-sanya sedang berbicara dengan Menma-nii dan Naruko-neenya. Meskipun Menma hanya lebih tua beberapa detik dari dirinya. Naruto memanggil Menma dengan sebutan nii. Naruto berjalan menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya, mengabaikan kaa-san, nii-san, dan nee-channya. Di sisi lain, Naruko yang melihat imoutonya sudah pulang berniat menemuinya setelah kaa-sannya selesai berbicara dengan dirinya. Naruto menutup pintu kamarnya, dia lelah, sangat lelah menerima sikap seperti ini terus menerus

'Tok.. tok.. tok..' ketukan pada pintu membuat Naruto kembali membuka matanya. Dia tau siapa yang mengetuk pintu

"Naruto-kun.. boleh aku masuk ?" tanya sebuah suara yang merdu

"Hm..." jawab Naruto, Naruko membuka pintu kamar Naruto menampakkan Naruto yang sedang tiduran. Naruko menghampiri Naruto

"Dari mana saja kau, Naru-kun ?" tanya Naruko pada adiknya yang lebih muda satu tahun itu

"Berlatih.."

"Hh... kau ini.. aku sampai khawatir karenamu" kata Naruko sambil duduk di samping Naruto yang sedang tiduran

"Gomen ne, nee-chan" jawab Naruto singkat

"Iya.. nee-chan maafin.. kau mau ikut nee-chan ke ichiraku, Naru-kun ?"

"Iya !" jawab Naruto dengan semangatnya. Naruko tersenyum mendengarnya dia segera menggandeng tangan Naruto dan keluar dari kamar Naruto

"Kau mau kemana, Naruko-chan ?" tanya Minato kepada putrinya

"Aku mau pergi ke ichiraku bersama Naru-kun" jawab Naruko pada ayahnya

"O.. hati-hati di jalan, Naruko-chan"

"Baiklah, Tou-san" jawab Naruko. Dan mereka berdua pun berangkat ke ichiraku. Di perjalanan Naruto terus mendapatkan tatapan kurang menyenangkan dari penduduk desa, tapi Naruto mengacuhkan tatapan beda dengan Naruko, dia merasa adiknya selalu menjadi sasaran tatapan kebencian dari penduduk desa, hatinya sangat sakit saat melihat tatapan-tatapan kebencian yang di arahkan penduduk kepada adiknya, hingga tanpa sadar dia menggenggam tangan Naruto lebih erat seakan tidak mau melepasnya.

Ichiraku-Konohagakure

"Jii-san.. ramen jumbo satu mangkok" ucap Naruto saat mereka sudah duduk

"Ah... Naruto-kun dan Naruko-chan rupanya. Baiklah, ramen jumbo satu mangkok, dan kau Naruko-chan ?" tanya Teuchi

"Aku ramen miso saja, jii-san" jawab Naruko

"Baiklah, silakan tunggu sebentar" kata Teuchi. Naruko melihat kearah Naruto yang sedang bersemangat menunggu ramennya.

"Kau sangat bersemangat sekali, Naru-kun" Naruto memandang Naruko saat mendengar perkataan nee-channya itu

"Kau seperti tidak tau diriku saja, Naruko-nee" jawab Naruto sambil cemberut

"Hahaha.. kau sangat menggemaskan saat kau cemberut, Naru-kun" Naruko tertawa saat melihat wajah Naruto yang cemberut

"Pesanan datang..." perkataan Ayame membuat Naruto dan Naruko menatap kearah Ayame, mereka melihat kearah ramen masing-masing dan mengambil sumpit mereka untuk menyantap ramen mereka masing-masing

"Itadakimasu" ucap Naruto dan Naruko bersamaan dan merekapun tenggelam dalam acara makan mereka.

'Hm... gaki, entah kenapa sifatmu seperti anak-anak saat bersama kakak perempuanmu?' tanya sebuah suara yang berat, dan pertanyaan itu berhasil membuat Naruto hampir tersedak

'Itu karena memang aku anak-anak, Kurama-san.. umurku saja masih tujuh tahun' jawab Naruto pada Kurama atau Kyuubi

'Tapi kau hanya bersikap seperti ini ketika kau bersama kakak perempuanmu, gaki'

'Terserah.. sudah aku mau melanjutkan makan dulu, Kurama-san' kata Naruto dan memutuskan kontaknya dengan Kurama. Naruto baru menghabiskan dua mangkuk ramen, tapi perkataan dari Kurama membuatnya tidak bernafsu makan lagi

"Nee-chan, aku sudah kenyang.. ayo pulang" Naruko yang mendengar perkataan adiknya mengangkat alisnya heran

"Ada apa Naru-kun.. tidak biasanya kau hanya menghabiskan dua mangkok ?" tanya Naruko pada adiknya. Naruto hanya tersenyum mendengar pertanyaan kakaknya itu

"Tidak da apa-apa kok, nee-chan.. aku hanya dah kenyang"

"Baiklah tunggu sebentar, nee-chan akan bayar dulu" kata Naruko dan memanggil Ayame. Naruto melihat sekelilingnya, banyak orang yang melempar tatapan tak suka kepadanya

'Mungkin aku akan menghancurkan desa ini' batin Naruto. Dia segera tersadar saat nee-channya memanggilnya

"Naru-kun, ayo kita pulang.." Naruko segera menggandeng tangan adiknya. Seperti biasa, Naruto selalu di lempari tatapan tidak suka oleh orang-orang, tapi Naruto hanya mengacuhkannya dan tetap berjalan pulang bersama nee-channya

Namikaze Mansion-Konohagakure

"Kami pulang.." kata Naruko saat mereka sudah melepas sandal mereka. Mereka berjalan keruang keluarga untuk melihat disana ada tou-san dan Menma sedang berbicara

"Ah.. selamat datang" jawab Kushina dari dapur. Naruto segera pergi kekamarnya, dia membuka pintu kamarnya dan menutupnya. Dia mengambil sebuah buku berwarna orange dan menulis sesuatu di sana. Dia tidak menyadari kalau Naruko sudah membuka pintu kamarnya

"Naru-kun.. kau tidak mau makan malam ?" perkataan Naruko membuat Naruto kaget dan langsung menyembunyikan buku itu

"Ti-tidak, aku sudah kenyang" jawab Naruto gelagapan

"Kau kenapa, Naru-kun ?" Naruko yang mendengar adiknya gelagapan hanya heran

"Itu karena nee-chan masuk ke kamarku tanpa ijin" jawab Naruto cemberut

"Ah, itu ya... maf-maaf kalo gitu" Naruko hanya tersenyum tanpa rasa bersalah membuat adiknya hanya mendengus

"Kau sendiri tidak makan malam, nee-chan ?" tanya Naruto balik

"Aku juga sudah kenyang" jawab Naruko sambil tiduran di kasur Naruto

"Kau sedang apasih, Naru.. ?"

"Cuma belajar" jawab Naruto singkat

"O iya, tumben kau belajar, Naru-kun ?" tanya Naruko dan menghampiri Naruto yang masih duduk di meja belajar

"Cuman lagi bosan saja" jawab Naruto sambil melirik kearah Naruko

"Jadi, kau cuma belajar saat sedang bosan begitu, Naru-kun ?" tanya Naruko sambil mencubit pipi Naruto

"Aduduh.. sakit, nee-chan" rengek Naruto, Naruko hanya tertawa mendengar rengekan Naruto. Dan begitulah seterusnya, Naruko dan Naruto terus mengobrol sampai tidak terasa, ternyata sudah larut malam

"Sebaiknya kau tidur, Naru-kun" Naruko sedikip menguap tanda dia sudah mengantuk

"Hm.." jawab Naruto dia melihat kearah nee-channya yang berjalan kearah pintu

"Nee-chan..." Naruto memangil Naruko yang sudah di depan pintu kamarnya

"Oyasumi.." ucap Naruto, Naruko yang mendengar itu cuma tersenyum

"Oyasuminasai, Naru-kun" dan pintunya pun kembali tertutup, meninggalkan sosok Naruto yang perlahan berjalan kearah jendela. Naruto duduk di jendela melihat langit malam yang bertabur bintang

"Pertanyaanku tetap sama. Sampai kapan kau akan bertahan, Naruto ?" ucap sosok di belakang Naruto

"Hh... aku juga tidak tau, Yami" Yami yang mendengar jawaban Naruto hanya diam. Naruto mengalihkan pandangannya kearah Yami yang masih diam menatapnya

"Kenapa kau tidak pergi saja dari desa ini ?" tanya Yami lagi

"Aku tidak bisa Yami.." jawab Naruto, Yami yang mendengar jawaban Naruto hanya menggeram rendah

"Kenapa ? dengan levelmu sekarang yang setara chuunin harusnya itu bukan perkara yang sulitkan ?" Naruto kembali melihat kearah langit saat mendengar pertanyaan Yami

"Aku.. aku masih belum siap Yami..." jawab Naruto sambil tetap melihat kearah langit

"Semua keputusan terserah kepadamu, Naruto. Aku dan Kurama akan selalu bersamamu" kata Yami dan perlahan tubuhnya mulai menghilang menjadi debu, tapi sebelum menghilang Yami mendengar Naruto mengucapkan sesuatu

"Arigatou, Yami" Yami hanya menganguk mendengar ucapan terima kasih Naruto dan tubuhnya pun menghilang, meninggalkan Naruto yang kembali sendiri. Naruto melihat kearah jam yang terpasang di dinding kamarnya

"Ternyata sudah larut ya.. hh.. sebaiknya aku tidur supaya tidak terlambat ke akademi besok" gmam Naruto dan dia menutup jendelanya dan berjalan kearah kasur king sizenya

Time-Skip (keesokan harinya)

Seperti biasa, Naruto selalu bangun lebih pagi dari pada yang lain. Dia segera mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian Naruto keluar dari kamar mandi dia segera mengambil baju dan memakainya, dia memilih baju berwarna putih dengan lambang pusaran air berwarna merah dan celana shinobi standart berwarna hitam dan juga sandal ninja berwarna biru. Selesai berpakaian Naruto segera keluar dari kamarnya, dia pergi kearah pintu depan membukanya dan dia berjalan menjauh dari Namikaze-Mansion. Saat Naruto berangkat jam masih menunjukkan pukul setengah enam sedangkan pelajaran di akademi di mulai jam tujuh. Dia masih memiliki banyak waktu untuk berlatih dan sarapan

Hutan Kematian-Konohagakure

Seperti biasa, Naruto selalu berlatih melempar shuriken dan kunai. Sampai seseorang mengganggunya

"Hei Naruto. Aku ingin mengetes kemampuanmu bagaimana ?" tanya Yami kepada Naruto yang menatapnya

"Baiklah, aku terima tantanganmu" jawab Naruto, Yami yang mendengar jawaban Naruto hanya menyeringai

"Tapi ingat, waktu kita cuma sejam dan ini adalah pertarungan taijutsu, ok" tambah Naruto dan mulai siaga, sedangkan Yami sedang membuat kekkai supaya tidak ada yang tau kalau sedang ada pertarungan

"Ya-ya, aku mengerti" Yami segera memasang kuda-kuda dan bersiap menyerang Naruto

Time-Skip (satu jam kemudian)

Seorang anak berambut pirang dan memiliki tiga pasang kumis di masing-masing pipinya terlihat berjalan kearah kedai ichiraku. Baju putihnya yang sedikit kotor membuatnya lebih terlihat seperti anak yang nakal. Dia berjalan dalam diam, mengacuhkan beberapa tatapan tidak suka dari orang-orang di sekitarnya. Ya seperti inilah kehidupan seorang Naruto

Ichiraku-Konohagakure

Naruto segera masuk ke kedai ichiraku dan mengambil tempat duduk

"Ayame-nee-chan, aku pesan ramen jumbo" kata Naruto pada Ayame

"Eh.. Naruto-kun, kapan kau sampai disini ?" tanya Ayame kepada Naruto yang cuma tersenyum dan menjawab

"Baru saja.."

"Oh.. oke, satu ramen jumbo akan segera datang, tunggu sebentar" Ayame pun berjalan kearah dapur meninggalkan Naruto yang masih duduk diam ditempatnya

'Hei Yami, apa aku harus menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya saat aku sudah menjadi Genin ?' tanya Naruto kepada Yami lewat batinnya

'Itu terserah kau Naruto' jawab Yami singkat. Naruto yang mendengar jawaban Yami hanya cemberut

'Dasar kau ini Yami. Setidaknya kau beri aku masukan untuk hal ini Yami, dasar' kata Naruto jengkel sedangkan Yami hanya tetap diam

"Pesanan datang, selamat menikmati" perkataan Ayame membuat Naruto segera kembali ke dunia. Dia melihat kearah ramennya dan mengambil sebuah sumpit

"Itidakimasu" dan Naruto pun menyantap ramennya. Setelah menghabiskan tiga mangkuk ramen Naruto memutuskan untuk berangkat karena kelas akan dimulai sebentar lagi

Akademi Ninja-Konohagakure

Sampai di akademi ternyata sudah terlambat. Naruto berjalan kearah pintu ruang kelasnya dan mengetoknya beberapa kali

'Tok.. tok.. tok'

"Silakan masuk" ucap suara dari dalam. Naruto pun membuka pintunya dan melihat kearah Iruka

"Kau terlambat lagi, Naruto-kun... paling tidak sekarang cuma terlambat enam menit" kata Iruka saat melihat Naruto, dan Naruto hanya meresponnya dengan cengiran

"Maaf sensei, tadi aku ada urusan sebentar" kata Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya

"Ya baiklah.. cepat duduk sana" Naruto masuk kedalam kelas dan duduk di tempatnya biasa duduk

"Baiklah, kita lanjutkan pelajaran kita yang kemarin" kata Iruka. Sedangkan Naruto mencoba tidur dengan lipatan tangannya di jadikan sebagai bantal

'Ini pasti akan membosankan' batin Naruto dia lebih memilih tidur dari pada mendengarkan Iruka-senseinya. Naruto tidak menyadari kalau dia sedang di tatap oleh kakak kembarnya, Menma.

'Sebenarnya ada apa denganmu Naruto ?' batin Menma saat melihat adik kembarnya mulai tidur

TBC

ahahah.. *ketawa tanpa dosa* maaf kalo agak gaje ya... maklum fic kedua. saya mengupdate cerita ini karena otak saya di penuhi ama cerita ni, jadi dari pada saya gak bisa buat cerita dengan tenang karena ni cerita, maka saya update aja...bagi yang mau review silahkan, saya sangat hargai itu...