Di sebuah ruangan serba putih terlihat seorang gadis tergeletak lemah dengan berbagai alat bantu medis hampir di sekujur tubuhnya . Wajahnya cantik dan damai , tiba – tiba pintu kamar tersebut terbuka menampilkan sosok pemuda yang membawa seikat bunga lily putih yang kemudian oleh sosok itu di simpan samping meja gadis cantik itu . Pemuda itu memandang nanar gadis yang sudah tertidur cukup lama .
"Hei ! Apa kabarmu ?" Sapa pemuda itu namun hanya dibalas oleh kesunyian .
"Kau tahu ? Sudah hampir 8 bulan kau tertidur , tidakkah kau merindukanku ?" Ujar pemuda tersebut kembali .
"Cepatlah bangun ... Ada banyak hal yang inginku sampaikan padamu ." Gumam lirih pemuda tersebut .
.
4 Pangeran Musim dan Putri Matahari
Disclamier : Saya menghargai Masashi Kishimoto sebagai pencipta dari komik 'Naruto' .
Pairing : Sasuke x Fem!Naru
Genre : Romance , Crime , Friendship , etc .
Warn : Hanya author biasa yang masih butuh pembelajaran .
.
.
DLDR !
Chapter 7 : Kare no Kyodai no Tochaku …
Drrrt ... Drrrt ... Drrrt
"Moshi – moshi ."
"Kau dimana ?"
"Aku di rumah sakit ."
"Bagaimana kabarnya ?"
"Haah ... dia masih belum sadar . Ku rasa lebih baik Sasuke untuk menjenguknya walau hanya sekali saja ."
"Sulit . Sasuke pasti tidak akan mau datang sekalipun untuk satu kali dalam hidupnya dan kenapa kau sering sekali datang menjenguknya ?"
Sosok itu tersenyum seraya melirik gadis yang tertidur itu ," Tentu saja . Dia kan ..."
"Cinta pertama ?"
"Tuh , kau sendiri tahu jawabannya ."
"Haah ... sebenarnya aku kasihan terhadapmu . Kau menyukainya namun ia menyukai Sasuke bahkan sampai ia seperti itu ."
"Yaaa ... ku akui diriku ini sangat menyedihkan . Aku tersenyum namun hatiku menangis ."
"Mendoukusei , kau terlalu merendahkan dirimu , Gaara ."
"Cih! Terserah kau saja ."
"Makanya kau sudah seharusnya mencari gadis yang lain , jangan hanya terpaku satu saja ."
"Hm... gadis lain ya ? Sepertinya ."
"N – NANI?!"
Sosok itu menjauhkan sejenak handphonenya ,"Hei , tak usah sampai berteriak jika kau kaget , Shika ."
"Ah , gomen . Jadi ... siapa gadis yang telah merebut perhatianmu ?"
"Naruto ."
"Hah ?"
"Memang kenapa ?"
"Setahuku kau menyukai gadis yang anggun . Kupikir kau menyukai Hyuuga ."
"Entahlah , sifatnya mirip dengan dia . Jadi jika berada dekatnya , aku merasa tengah bersama dia ."
"Kau itu mengagumi atau menyukai ?"
"Hei , sejak kapan jadi ingin mengetahui permasalahan cintaku ?"
"Aku hanya bertanya , baka ."
"Tapi kau bertanya seperti seorang polisi terhadap tersangka kriminal ."
"Hounto ?"
"Terserah kau saja . Aku sibuk , Jaa ."
PIP
Gaara menyimpan kembali handphonenya ke saku celana jinsnya . Untuk sesaat ia mengingat percakapannya dengan Shikamaru .
'Kau itu mengagumi atau menyukai ?'
'Jika mengagumi ... rasanya tak mungkin aku sampai berdebar – debar bahkan kesal jika ada yang lain mendekatinya , lalu apa itu aku menyukainya ?'
"Arrrgh." Erang Gaara seraya mengacak – acak rambut merah batanya .
Ia pun melirik sejenak ke arah jam tangan hitamnya , "Sudah waktunya pulang ." Gumamnya .
"Ne ... aku pulang dulu ya . Jaa ." Pamit Gaara sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan serba putih itu .
"G – gaara ..."
0~0~0~0~0~0~0~0
Pagi cerah ini Naruto berjalan santai menuju sekolahnya bersama Hinata dengan riang , sampai akhirnya mereka bertemu dengan Saara dan Konan di depan gerbang namun ada yang aneh dengan raut wajah kedua sahabatnya .
"Ohayou Saara , Konan !" Sapa Naruto kepada kedua sahabatnya itu .
"Hiks .. hiks .. HUAAAAA" Konan langsung menerjang Naruto dan memeluknya begitu erat .
"A – apa yang t – terjadi ?" Tanya Hinata kepada Saara namun Saara hanya membalas pertanyaan Hinata dengan memeluk erat Hinata .
"Oi , oi ... Kalian ini kenapa ?" Tanya Naruto yang keheranan dengan sikap Konan dan Saara pagi ini .
"Hiks ... hiks ... s- sepertinya k – kita hiks akan b – berpisah hiks sebelum k- kita l – lulus ." Ujar Konan yang masih sesengukkan .
"A – apa maksud k – kalian ?" Hinata menyeringatkan keduan alisnya , tidak mengerti .
"Perusahaan keluarga kami sedang dalam krisis , jika tidak ada perusahaan lain yang membeli saham perusahaan . Kami terancam akan keluar dari sekolah ini dan melanjutkan sekolah ke tempat lain ." Jelas Saara seraya mengusap punggung tangannya ke wajah.
Mata Naruto terbelalak kaget . Naruto melirik ke arah Hinata dengan tatapan 'Bagaiman – bisa – ini – terjadi ?' dan Hinata hanya menjewab dengan gelengan kepala pelan .
"Sudahlah , kalian tenang saja . Pasti akan ada yang membantu kalian kok ." Hibur Naruto sambil mengusap – usap punggung Konan .
"Hiks ... arigatou Naruto ." Ujar Konan sambil tersenyum simpul .
"Hinata , kau antarkan mereka sampai kelasnya ." Perintah Naruto .
"Naze ?"
"Kau tahu ? Mungkin sekarang berita tentang perusahaan mereka sudah masuk ke halaman utama internet atau mungkin headline koran untuk esok hari . Dan kau pasti tahu dengan tingkah 'ganas' anak – anak di sini bukan ?" Jelas Naruto .
"B – baiklah , kau h – harus hati – hati j-juga ya ." Pamit Hinata sambil merangkul kedua sahabatnya mendahului Naruto .
"Tenang saja , Hinata ." Balas Naruto sedikit menaikkan ucapannya .
Naruto memperhatikan punggung sahabat – sahabatnya hingga menghilang di ujung belokkan dekat Lab bahasa . Kini mata sapphirenya memandang sekeliling dengan saksama . Ia pun segera menaikki tangga dan berjalan menuju sebuah lorong yang merupakan jalur tercepat menuju kelasnya .
'Huh ! Kami – sama semoga si Teme itu tidak masuk sekolah .'
Naruto memasuki lorong tersebut secara sembunyi – sembunyi . Mata saphhirenya memandang waspada pada setiap ruangan – ruangan ataupun di balik tembok yang ia temui . Ketika ia sudah merasa aman dengan keadaan , ia mencoba berjalan biasa .
"Hee .. sepertinya si Teme itu – "
"Apa yang sedang kau lakukan , Dobe ?"
" – datang di saat yang tidak tepat ."
Bunyi langkahan kaki perlahan mulai mendekat kearah Naruto . Naruto hanya melirik sosok berambut emo yang berjalan angkuh mengarahnya . Kini sosok itu berdiri dibelakang tubuh Naruto . Tangan putih pucatnya menggapai bahu Naruto dan memutar balikkan badannya .
"Apa yang kau mau , Teme ?" Ujar ketus Naruto seraya bersedekap dengan angkuhnya .
"Hn . Ini sudah lewat 3 hari , Dobe . Jadi apa jawabanmu ?" Tanya Sasuke yang langsung kepada intinya .
"Jika jawabanku tidak bagaimana ?" Ujar Naruto dengan tenangnya .
"Tidak ada pilihan tidak , Dobe ." Balas Sasuke datar .
"Tapi pilihanku tetap tidak ." Ujar Naruto tenang namun ada penekanan kata di dalam ucapannya .
"Jadi kau lebih senang melihat teman – temanmu jatuh dalam kesengsaraan akibat pilihanmu ?" Tanya Sasuke dengan nada ucapan yang berbahaya .
"M – maksudmu ?"
"Saara dan Konan yang merupakan sahabatmu , perusahaan milik keluarganya mengalami krisis mungkin perusahaan mereka akan bangkrut ." Jelas Sasuke .
Mata Naruto tercenggang mendengar penjelasan Sasuke , 'Dia juga sudah mengetahuinya ?!'
"Uchiha bisa saja melakukan dua hal , yaitu membantunya atau menghancurkannya . Namun , hal ini belum kubicarakan dengan ayahku . Jadi , aku ingin mendengar pilihanmu , " Sasuke mengambil nafas sejenak .
"Jika kau pilih iya untuk tawaranku , maka Uchiha akan membantu perusahaan sahabatmu agar tidak bangkrut mungkin akan mendapat banyak keuntungan tanpa perlu membayar keuntungan tersebut kepada Uchiha atau ... jika kau tetap memilih tidak maka aku tidak akan segan – segan merebut dan menghancurkan perusahaan sahabatmu dengan atas nama dirimu ." Ujar Sasuke dengan seringai kemenangannya .
Naruto menatap tak percaya Sasuke , 'Seperti inikah cara Uchiha untuk mendapatkan apa yang Uchiha mau ? Sungguh berani sekali mereka .'
"Kau sudah ku beri waktu 3 hari lamanya dan tidak ada perpanjangan waktu . Aku minta jawabanmu sekarang ." Ujar Sasuke tegas dan tajam .
Naruto mengepalkan kedua tangannya begitu erat , sungguh untuk pertama kalinya Naruto ingin menggunakan kekuatan marga aslinya demi membungkam mulut menyebalkan si Uchiha bungsu ini . Tapi apa mau di kata , Naruto yang sekarang berbeda dengan Namikaze Naru yang bisa melakukan hal apapun terhadap Uchiha yang berada di depannya . Naruto mengambil nafas dalam – dalam dan menghembuskannya secara perlahan .
"Aku ... terima ." Ujar Naruto dengan penuh rasa berat hati .
Seringai kemenangan mulai melebar di wajah rupawan Sasuke .
"Hn . Saat pulang sekolah kau tidak boleh untuk pergi terlebih dahulu , mengerti ?" Ujar Sasuke seraya berjalan mendahului Naruto .
"Wakatta , wakatta !" Ujar Naruto ketus .
Sasuke yang melihat tingkah lucu Naruto , mau tidak mau akhirnya ia tersenyum walau hanya dengan sedikit menaikkan ujung kedua bibirnya .
0~0~0~0~0~0~0~0
Selama pembelajaran berlangsung , Naruto sama sekali tidak fokus dalam memperhatikan apa yang diajarkan oleh Anko – sensei . Pikirannya melayang dengan apa yang diucapkan oleh Sasuke .
'Saara ... Konan .. ' Batin Naruto sendu .
Tiba – tiba sebuah sebuah buku bergeser kearah Naruto .
Apa yang sedang kau pikirkan ?
Naruto yang sudah melihat isi pesan pada buku itu langsung segera membalasnya .
Nandemonai , Hinata .
Naruto pun menggeser kembali buku milik Hinata kepada pemiliknya .
Wakatta , tak apa – apa kau tidak mau bercerita padaku . Namun , jangan sampai kau tidak fokus dalam pembelajaran .
Hinata pun menggeser kembali bukunya kepada Naruto . Naruto yang membaca isi pesan Hinata itu langsung memberikan senyuman simpul kepada Hinata yang memandangnya khawatir .
Drrrt ... drrrt ... drrrt
Handphone milik Hinata bergetar menandakan ada pesan yang masuk . Hinata membuka diam – diam handphonenya untuk membaca isi pesan tersebut . Ketika membaca isi pesan tersebut , wajah Hinata langsung berubah .
"Hinata , ada apa ?" Tanya Naruto yang heran dengan ekspresi Hinata sekarang .
"A – ah ... N – nandemonai ,N – naru – chan ." Balas Hinata seraya tersenyum simpul .
Naruto mengangkat salah satu alisnya dan langsung menatap ke arah papan tulis yang telah penuh oleh rumus – rumus yang diterangkan Anko – sensei .
'Mereka sudah tiba di Konoha ? Ini harus ku beritahukan kepada Nii – san .'
_SKIP TIME_
0~0~0~0~0~0~0~0
Bel pulang sekolah telah berbunyi 20 menit yang lalu namun Naruto masih saja berada di dalam kelas . Ia merutuki kesialannya hari ini . Beruntunglah Hinata bersedia menemaninya .
"Hyuuga ."
"Ya , U – uchiha – san ?"
"Kenapa kau masih berada di sini ?" Tanya Sasuke datar .
"A – aku menunggu N – naru – chan untuk p – pulang b – bersama ." Balas Hinata dengan senyum simpulnya .
Sasori menaikkan salah satu alisnya , "Kau satu apartemen dengannya ?"
"L- lebih tepatnya s – satu bangunan a – apartemen dengan N – naru – chan ." Balas Hinata santai .
"Lebih baik kau pulang saja sekarang . Naruto tidak akan pulang ke apartemennya selama sebulan ." Jelas Shikamaru yang menyender pada senderan kursi .
Hinata memiringkan kepalanya , "M – memangnya ada a- apa ?"
"Tanyakan saja pada temanmu ." Balas Gaara sambil mengendikkan dagunya kearah Naruto .
Naruto awalnya tidak ingin menjawab namun ia lama – lama risih bila diperhatikan dalam – dalam oleh Hinata .
"Aku akan tinggal di rumahnya si Teme selama sebulan sebagai maid pribadinya ." jelas Naruto dengan raut wajahnya yang super bete .
Hinata menganggukkan kepalanya , "L –lalu bagaimana d –dengan kerja p – part timemu ?"
Naruto langsung menepuk pelan dahinya , "Aku lupa bahwa aku juga bekerja part time ."
"Ku izinkan ."
"Eh ?" Naruto memandang Sasuke dengan mimik wajah yang cukup membuat seorang Uchiha tersipu .
"Hn . Setiap hari apa kau bekerja ?" Tanya Sasuke datar .
"Selasa dan Kamis ."
"Jam ?"
"Sekitar jam tiga sore hingga jam delapan malam , tapi jika ramai pengunjung bisa sampai jam sembilan atau yang paling telah setengah sepuluh malam ." Ujar Naruto santai .
"Hei , kau itu perempuan . Tidak pantas bukan seorang gadis pulang larut malam apalagi masih siswi SMA ." Ujar Shikamaru memperingatkan .
Naruto menggembungkan kedua pipinya ," Aku tahu , tapi aku tidak suka bila seseorang mempermasalahkan pekerjaanku dengan gender . Memang kenapa kalau gadis sepertiku pulang larut malam ? Aku kan bekerja bukan berfoya – foya dengan alkohol ataupun sebagainya . Lagipula aku merasa aman – aman saja pulang sendiri walau pulang larut malam ." Ujar Naruto dengan nada yang sedikit ketus .
"Tapi setidaknya kau mengambil waktu pulang kerja sebelum jam makan malam ." Ujar Sasori yang sebenarnya sependapat dengan Shikamaru .
"Sayangnya untuk pulang kerja jam tujuh malam itu tidak ada ." Balas Naruto .
"B – baiklah , a – aku p – pulang saja t – terlebih dahulu ya . A – aku titip N – naruto kepada k – kalian ." Ucap Hinata dengan sedikit menundukkan wajahnya .
"Jaa , mata ashita N – naru – chan ." Pamit Hinata kepada Naruto sambil melangkah keluar dari kelas .
"Yosh ! Ayo , sekarang kita pulang~~" Ujar Gaara yang memecah keheningan yang melanda setelah kepergian Hinata .
"Hn ." Sasuke mengambil tasnya berjalan menuju depan kelas .
"Ayo , Naruto ." Ujar Sasori yang menarik pelan lengan Naruto .
"Ha'i , ha'i." Balas Naruto sambil membetulkan tasnya .
0~0~0~0~0~0~0~0
Manik sapphire Naruto memandang sebuah rumah mewah dihadapannya . Ia begitu kaget dengan rumah milik Pangeran Musim ini memiliki luas yang jika dibandingkan dengan rumah aslinya hanya setengah dari rumah Naruto .
'Woaaahh ... tak ku sangka si Teme dan teman – temannya membeli rumah ini .'
"Ini ... yakin rumah kalian ?" Tanya Naruto yang masih tidak percaya .
"Tentu saja ." Balas Sasuke sambil masuk ke rumahnya .
Sasuke , Sasori , Shikamaru , Gaara , dan tentunya Naruto berjalan menuju teras depan rumah . Naruto begitu asik melihat perkarangan rumah mereka . Ya ... cukup rapi dan bersih untuk rumah cowok . Perkarangan rumahnya begitu asri dan terawat .
"Hei ."
Keempat pemuda tersebut menatap Naruto dengan ekpresi 'Ada – apa ?' .
"Apa kalian melakukan pekerjaan rumah secara bergantian ?" Tanya Naruto .
Oke , Naruto tahu itu pertanyaan bodoh namun rasa penasaran Naruto mengalahkan ras malunya untuk bertanya hal itu kepada keempat pemuda tersebut .
Gaara menganggukkan kepalanya pelan ," Tentu , bahkan perkarangan ini saja kami berempat yang merawatnya ."
"Heee ?"
"Doushite ?"
"Ah , nandemonai . Aku hanya terkejut , ternyata dibalik sifat kalian yang berbeda – beda kalian bisa sangat kompak ." Ujar Naruto dengan cengiran andalannya .
"Ayo masuk ." Perintah Sasuke yang sebenarnya hanya modus agar rona merah yang bertengger tipis di kedua pipinya tidak terlihat .
Perintah dari Sasuke langsung diikuti oleh Shikamaru , Sasori , Gaara , dan Naruto secara teratur memasuki rumah mereka serta 'rumah baru' bagi Naruto .
0~0~0~0~0~0~0~0
"Ini kamarmu ." Ujar Sasuke seraya membuka salah satu pintu kamar di samping kiri kamar Sasuke .
Ketika pintu telah terbuka , Sasuke masuk terlebih dahulu dan menyalakan lampu kamar dan terpampanglah secara jelas di mata Naruto . Sebuah ruangan yang cukup luas dengan satu set kasur king size lengkap dengan meja kecil di samping kanan kiri tempat tidur berwarna cream . Sprai dengan bedcover berwarna orange dan aksen gambar jeruk yang melapisi kasur tersebut . Terdapat sebuah lemari pakaian yang cukup besar , meja belajar , dan rak – rak buku berukuran sedang dengan warna cream . Sebuah kapet orange muda berada di depan kasur dan sebuah TV LCD menempel dengan manis pada dinding yang mengarah langsung ke tempat tidur . Di dalam kamar tersebut juga ada kamar mandi dan sebuah balkon .
Mata Naruto tak henti – hentinya menatap kagum isi kamar 'baru'nya tersebut hingga akhirnya ...
"Ini ... ini ... INI SEMUA BARANGKU!" Pekik kencang Naruto yang membuat Sasuke harus menutup kedua telinganya .
"Tentu saja , Dobe ! Mana mau aku menghabiskan uang untuk memberi peralatan baru untukmu ." Ujar Sasuke ketus .
"B – bagaimana bisa kau mengambilnya dan tahu alamat apartemenku ?" Tanya Naruto seraya menunjuk barang – barangnya yang tertata rapi di setiap sudut ruangan .
"Hi – mi – tsu." Balas Sasuke sambil menjulurkan lidahnya .
"Teme !"
"Dobe ."
"Baka !"
"Usuratonkachi ."
"Ayam jadi – jadian !"
"Rubah betina jadi – jadian."
"Suram !"
"Silau."
"Autis !"
"Hyperaktif."
"Grrr ... Raven !"
"Pirang ."
"Pendiam !"
"Berisik."
"Zombie !"
"Hantu."
"Es – "
"BISAKAH KALIAN UNTUK TIDAK BERTENGKAR SEJENAK ?!" Teriak Gaara dan Shikamaru berbarengan dari lantai bawah , sedangkan Sasori ? Jangan di tanya ia tengah asik membaca novel sambil mendengarkan musik lewat headset .
Sasuke dan Naruto saling terdiam satu sama lainnya . Tak ada yang berani berbicara hingga sebuah kunci mengenai kepala Naruto .
"I – ittai .." Eluh Naruto seraya mengambil kunci yang terjatuh dihadapannya .
"Itu kunci kamarmu ." Ujar Sasuke ketika melihat ekspresi bingung Naruto .
"Ketika kau mandi , harap kau kunci pintu kamarmu . Ingat , di sini hanya kau perempuan seorang ." Ujar Sasuke sambil melangkah keluar dari kamar Naruto .
Naruto memandang pintu kamarnya tertutup lalu mengalihkannya kepada kunci kamar yang kini berada di telapak tangannya .
"Hmm ... aku baru tahu kalau Te – "
BRAAAK
Naruto terlonjak kaget akibat pintu kamarnya yang dibuka paksa oleh seseorang .
"Apa yang kau lakukan ?"
"TEME !"
"Kenapa kaget begitu ?" Tanya Sasuke datar .
"Tentu saja kaget , kau membuka pintu secara paksa !" Balas Naruto ketus .
"Hn . Jangan lupa mulai sekarang kau akan menyiapkan makan pagi , siang , dan malam untuk kami serta ikut serta dalam membersihkan rumah . Mengerti ?" Ujar Sasuke .
"T – tunggu ! A – aku membuat makanan untuk berlima selama sebulan ?!" Ujar Naruto dengan ekspresi 'Yang –benar - saja !'
"Hn ." Ambigu Sasuke sambil menutup kembali pintu kamar Naruto .
"TEME SIALAN !"
Dan sepertinya mulai dari hari ini rumah Pangeran Musim akan 'sedikit' ramai karena hadirnya sang Putri Matahari ditengah – tengah mereka .
0~0~0~0~0~0~0~0
Di sebuah apartemen mewah , seorang gadis memandangi padatnya lalu lintas melalui jendela kamar apartemennya .
"Besok kau akan masuk sekolah bukan ?" Tanya seorang pemuda yang kini menengak segelas vodka .
"Ingat , jangan terlalu senang untuk menjadi anak SMA . Ingatlah tujuan awal kita kemari ." Lanjutnya sambil berjalan mendekati gadis yang ia ajak bicara .
"Kau senang bukan menjadi anak SMA ?" Goda sang pemuda itu .
"Tidak ." Balas gadis itu dingin .
"Hee ? Kau tahu , kata orang – orang , masa SMA adalah masa terindah dalam hidup mereka . Mereka merasakan semua emosi yang ada pa – "
"Aku tidak dapat merasakan emosiku ." Potong sang gadis dengan wajah bak tembok .
"Haah ... bisakah merasa rileks seje - ?!"
"Berhenti berbicara atau kubunuh kau sekarang ." Ancam sang gadis yang ternyata menodongkan alat pemecah es - yang entah bagaimana caranya ia mendapatkannya – kepada rekan se-tim-nya .
"Baiklah ." Balas pemuda itu seraya memutar bosan matanya .
Gadis itu menjauhkan alat pemecah es tersebut dari pemuda itu , "Pergilah . Aku ingin sendiri ." .
Akhirnya pemuda itu berjalan menuju tempat awalnya , ia membuka handphonenya dan melihat sebuat e – mail .
'Bagus ! pertahankan terus dan arigatou untuk data rahasia organisasi yang kini kau mata – matai . Ini adalah e – mail terakhir , jadi jangan kau balas lagi dan terus cari informasi tentang organisasi itu dan laksanakan misi dengan baik , jangan membuat sedih pimpinan kita .
Salam ,
Angel .
Ketika ia selesai membaca e – mail tersebut , ia langsung menghapusnya dan secara perlahan seringai khasnya muncul .
'Khekhekhe ..sebentar lagi kau akan hancur , Lord !'
Mata sang gadis memperhatikan dalam – dalam ekspresi wajah rekannya melalui pantulan dari kaca namun karena terlalu gelap ia akhirnya tidak bisa melihat ekspresi wajah rekannya itu .
"Kuso." Umpat pelan sang gadis sebelum akhirnya kembali ke kegiatan 'awalnya' .
0~0~0~0~0~0~0~0
_Back to SasuNaru_
Naruto kini tengah memasak makan malam untuk keempat pangeran sekolah . Hari ini ia hanya bisa membuat sup miso , teriyaki , dan salad untuk makan malam sekarang .
Naruto membawa hidangannya yang telah jadi menuju ruang makan , ia juga telah menyiapkan masing – masing segelas air putih dan piring makan . Naruto melepaskan celemeknya dan berjalan menuju ruang tengah .
"Makan malam telah siap ." Ujar Naruto sambil kembali ke dapur .
Kini ia bisa mendengarkan derapan kaki yang menuju ruang makan .
"Gomen , aku hanya bisa memasakkan makan malam hanya ini saja , karena memang isi kulkas kalian hanya cukup untuk membuat menu ini ." Ujar Naruto seraya menunjukkan kulkas mereka .
"Tidak apa – apa . Sudah mau menyiapkan saja , itu sudah cukup ." Balas Shikamaru seraya duduk di kursinya .
"Kau mau kemana ?" Tanya Sasori yang melihat Naruto berjalan keluar dari ruang makan .
"Tentu saja ke ruang tengah . Aku harus mem – "
"Duduk dan makanlah ."
"Hah ?" Naruto memiringkan kepalanya ketika mendengar suara Sasuke .
"Kubilang , duduk dan makanlah . Urusan untuk membersihkan nanti saja ." Ujar Sasuke sambil menarik lengan Naruto yang menyuruhnya duduk pada kursi meja makan di depan .
"Ini Naruto !" Ujar Gaara seraya menggeser gelasnya kepada Naruto .
"Eh ? T- tapi .."
"Tidak apa – apa . Akan ku ambil sendiri ." Ujar Gaara seraya beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil segelas air putih yang baru .
Sasori pun mengambil kursi di samping Sasuke dan Gaara kembali ke kursinya di samping Shikamaru .
"Ittadakimasu ." Ucap mereka secara serempak .
Naruto memakan makan malamnya dengan begitu gelisah . Biasanya ia akan bercerita banyak hal pada Hinata bila ia mau menemaninya makan walaupun sebenarnya hampir tiap hari . Dan kini ia harus makan bersama dengan pangeran sekolah dimana ia hanya perempuan seorang . Rasanya Naruto ingin mati saja . Bagaimana tidak ? Ia yang biasanya akan banyak berbicara –terkadang – sekarang harus terdiam bagaikan patung di kuil – kuil . Berulang kali ia mencoba untuk menahan hasratnya agar tidak menghela nafas .
"Kalau mau berbicara , bicara saja . Tidak usah dipendam ." Ujar spontan Sasori yang langsung mendapat tatapan dari teman – temannya yang lain .
"Naruto , memangnya kau mau berbicara apa ?" Tanya Gaara sambil menyendok makanannya ke dalam mulut .
"Tidak , tidak apa – apa kok ." Ujar Naruto dengan cengirannya , berusaha untuk ceria .
"Gomen ya kalau kita lebih banyak diam saat makan . Soalnya kami jarang mengobrol kala kita sedang makan ." Ujar Shikamaru .
"Memangnya kenapa ? Kan kalian satu rumah , tentunya kalian bisa saling tanya kegiatan untuk hari esok ataupun bercerita masa lalu bukan ?" Ujar Naruto seraya memasukkan suapan terakhir ke mulutnya .
"Yaaa ... kadang – kadang sih , tapi lebih banyak diamnya ." Balas Sasori .
Naruto hanya menganggukkan kepalanya . Naruto segera berdiri dan mengambil piring – piring kotor mereka untuk dicuci .
"Kau akan cuci sekarang ?" Tanya Gaara .
"Tentu saja , jika ditunggu sampai besok, hanya akan menumpukkan pekerjaanku sekarang ." Balas Naruto yang tengah memakai sarung tangannya .
"Mau dibantu ?" Tawar Sasuke .
"Tidak usah , kalian kerjakan saja pr kalian ." Balas Naruto .
"Memangnya kau sudah mengerjakan pr ?" Tanya Sasori sambil mengisi gelasnya dengan air putih .
"Aku terbiasa mengerjakan pr pukul 5 pagi . Lebih baik kalian segera menyiapkan untuk esok . Bila sudah , segera gosok gigi dan cuci kaki kalian dan tidur yang cukup . Aku tidak ingin repot besok pagi karena harus membangunkan kalian ." Ujar Naruto yang tengah sibuk mencuci piring .
Keempat pemuda tersebut tercenggang mendengar ucapannya .
'Kau mengingatkanku kepada Kaa – san , Naruto .' Batin keempat pemuda itu bersamaan .
0~0~0~0~0~0~0~0
Sekarang sudah pukul enam pagi namun di suasana yang dimana seseorang masih meringkuk di dalam selimut , di rumah Sasuke dan teman – temannya dilanda sedikit 'keributan'.
"TEME! Kembalikan sepatuku !" Teriak Naruto dari lantai dua .
"Ambil saja sendiri ." Balas Sasuke seraya berjalan cepat menuruni tangga .
"Grrrr ! Teme !" Kini Naruto juga mempercepat langkah kakinya untuk menuruni tangga .
Sasuke mengangkat tinggi – tinggi sepatu Naruto , "Ambil sendiri bila kau mampu ."
Naruto mencoba menggapai – gapai sepatunya sebisa mungkin , hal itu membuat sang Uchiha bungsu menyeringai .
"Kau terlalu pendek , Dobe." Ejek Sasuke dengan penekanan kata 'Dobe' .
"A – apa ?! Hei ! Aku ini cukup tinggi untuk ukuran cewek !" Ujar sanggar Naruto .
"Oh ya ? Tapi menggambil sepatu ini saja kau begitu kesusahan ." Balas Sasuke .
Naruto menutup matanya sejenak , 'Aku harus memakai 'itu' . Persetan dengan rasa harga diri 'Namikaze' sekarang !'
Naruto membuka kembali matanya namun bukan tatapan seperti biasa namun ...
"Sasuke – kun ~"
GLEK
Sasuke memandang Naruto dengan tatapan 'ini – anak – kenapa ?' bahkan Sasori yang tengah makan roti pun tersedak karena mendengar suara Naruto 'yang lain' . Lain Sasuke dan Sasori , lain pula Shikamaru dan Gaara . Tanpa sengaja Gaara menyemburkan susu yang baru saja ia minum tepat di wajah Shikamaru . Sedangkan Shikamaru yang terbangun dari tidur kini harus merasakan semburan dari Gaara , poor Shika .
"Sa – su – ke – kun ~ kembalikan sepatu Naru- chan ." Ujar Naruto dengan tatapan andalanya , puppy eyes khas Namikaze !
"N – Naruto kau kenapa ?" Tanya Shikamaru setelah ia mencuci mukanya dan mengelapnya .
"Shika – kun ~ sepatu Naru – chan diambil oleh Sasuke – kun ." Jelas Naruto sambil menggembungkan kedua pipinya dan mengerucutkan bibir cherrynya .
Shikamaru menelan ludah dengan susah payah ,"Suke , kau kembalikan saja sepatunya ."
"Hn ." Balas tak acuh Sasuke .
"Saso – kun , Gaa – kun ~ kok diam aja ? Kalian tidak mau bantu Naru – chan ya ?" Tanya Naruto dengan mimik wajah seperti kucing yang memelas pada majikkannya .
GLEK
"Suke , lebih baik kau kembalikan saja oke ?" Ujar Sasori dengan senyuman 'penuh arti' andalannya .
"I – iya , Suke . Kembalikan ya ? ya ?" Timpal Gaara .
Sasuke sebenarnya sudah tidak tahan , tapi mau di simpan dimana wajah Uchiha jika Sasuke langsung luluh dengan tatapan Naruto ? Gengsi dong .
"Hn ." Ambigu Sasuke seraya mengembalikan sepatu Naruto kepada pemiliknya .
"Arigatou , Sasuke – kun ~ " Balas Naruto dengan suara yang riang .
"Sudahlah , ayo segera berangkat ." Perintah Sasuke sambil berjalan ke ruang tamu .
'Hehehe ... tidak ada satu orangpun yang tidak luluh dengan tatapan khas Namikaze , Uchiha .' Ucap Naruto dalam hati yang merasa dirinya menang karena berhasil membuat Sasuke luluh karena tatapannya .
0~0~0~0~0~0~0~0
_At 11 – 3 _
"Ohayou , anak – anak ." Ujar Kurenai - sensei .
"Ohayou , sensei ." Balas serempak murid 11 – 3 .
"Hari ini kalian akan mendapat teman baru , Miyuki – san silahkan masuk ." Perintah Kurenai – sensei .
Seorang gadis berambut pirang sepunggung yang di ikat tinggi dengan poni panjang sampai dagu di samping kirinya . Warna matanya aquamarine namun entah kenapa begitu kelam. Gadis berjalan hingga berhenti tepat di depan kelas .
"Silakan perkenalkan dirimu , Miyuki – san ."
"Watashi wa Miyuki Hitomi desu . Yoroshiku Onegaishimasu ." Ujar gadis itu dengan nada begitu datar .
DEG !
Hinata menatap tajam anak baru tersebut , entah kenapa ia merasa akan ada bahaya yang datang .
'Siapa dia ? Anggota organisasi kah ? Tidak , tidak mungkin . Ini terlalu mencolok bagi anggota organisasi . Sial ! Aku tidak bisa bertanya pada 'dia' sekarang .'
Di sisi lain ...
'Dia ... mirip dengan Nee – chan ..'
T B C
Pojokkan Author :
Harumi : Yosh ! Ogenki desu ka ? Semoga baik – baik saja ya . Oh ya , Haru – chan mau mengucapkan 'Happy Christmast and Happy New Year 2014 !'
Naruto : Loh ? Kan tahun baru mah besok , Haru – chan .
Harumi : Yee ... besok kan ane kagak tahu update lagi atau belum -_-
Naruto : Oh iya iya *menggaruk pipi kanannya
Sasuke : Hn . Dia emang Dobe sih .
Naruto : Apa katamu ?!
Harumi : Woi ! Woi ! Jangan berantem mulu ah , udah mah di cerita berantem masa berantem lagi , malu tuh sama readers *nunjuk readers yang lagi baca*
Naruto : Tuh , ini semua gara – gara Teme sih ! Aku sudah di marahi sama Gaara , Shikamaru bahkan Saso – senpai sekarang sama author *nangis dipojokkan*
Sasuke : Kok aku sih ? Kan kamu yang mulai mengejekku duluan -_-
Naruto : hiks ... kau tidak mengerti teme ! hiks ... pulangkan saja aku pada ibuku ~
Sasuke : ...
Harumi : ...
Naruto : Hei ! kenapa diam saja ?!
Harumi : Sas , tolong bantuanmu untuk 'menyumpal' mulut si Naru – chan dong *smirk*
Sasuke : Siap dilaksanakan *smirk*
Naruto : A – apa yang ingin kau lakukan teme ?! *merinding disko
Sasuke : Hanya sebuah misi tingkat SSS – rank yang diberikan oleh Harumi *evilsmirk*
Naruto : T – TIIIIIDDDDAAAAAAAAAAAKKKK ! *dibawa kabur Sasuke*
Harumi : *Mengelap keringat di dahi *
Sasori : Si Naruto kenapa tuh ?
Gaara : Iya , Sasuke mau ngapain Naru – chan ?
Sasori : HUAPAH ?!
Shikamaru : Woi ! Lo berdua kenapa sih main sembar – sembur ke wajah gue ?!
Sasori : haha
Gaara : haha
Harumi : Sudah , sudah . Pokoknya karena kalian datang tak dijemput pulang tak diantar (?) maka kalian bertiga harus menutup sesi gaje ini ! *BOOWWF*
Shikamaru : Mendoukusei .
Shikamaru , Sasori , Gaara : Arigatou telah membaca . Mind to review minna ?
0~0~0~0~0~0~0~0
*Kare no Kyodai no Tochaku : Saat sang kakak datang ...
.