WHO IS MY LOVE?

Disclaimer : Hiro Mashima.

Genre : Romance, Friendship, Humor.

Rate : T

Warning : Semi-Canon, OOC, Typo.

Newbie here.

Summary : Juvia yang awalnya ingin menyatakan perasaannya pada Gray, tiba-tiba mengurungkan niatnya setelah melihat Gray bersama Lucy. Saat Juvia mulai putus asa, datang lah Lyon yang berusaha mengisi kekosongan hatinya, di saat yang sama Gray justru mulai menyadari akan perasaannya pada Juvia. Siapakah yang akan dipilih oleh Juvia?

Fairy Tail Guild.

Akhirnya pertandingan Daimatou Enbu, pertandingan untuk memperebutkan guild no. 1 di Fiore telah berakhir dan Fairy Tail-lah yang menjadi juara dalam pertandingan tersebut setelah menang dari Sabertooth Guild, pemenang Daimatou Enbu tahun lalu.

"Yoosshhh! Akhirnya kita memenangkan Daimatou Enbu dan mendapatkan 30 juta jewel! Ekhemm.. maksudnya menjadi guild no. 1 di Fioreee!" ujar Makarov, Master Fairy Tail ketiga, ralat, sekarang ke enam dengan semangat.

"Yaaaaaaayyyy! Hidup Fairy Tail!" teriak semua anggota guild yang juga ikut berbahagia.

Ya, tim Fairy Tail yang beranggotakan Natsu, Gajeel, Erza, Laxus, dan Gray akhirnya berhasil memenangkan pertandingan di hari terakhir setelah menang melawan tim dari Sabertooth yang terdiri dari Sting, Rogue, Minerva, Orga, dan Rufus. Walaupun banyak hal yang terjadi setelah itu, Jellal yang pada akhirnya tidak menemukan keberadaan Zeref, lalu Lucy yang menghancurkan Istana Mercurius agar tujuan untuk mengaktifkan Eclipse gagal. Tapiii… sudahlah.. yang terpenting sekarang guild ini bisa menjadi no. 1 kembali di Fiore.

"Hoy hoy Lucy, setelah kau menghancurkan Jam Tanpa Batas, lalu sekarang kau menghancurkan istana Mercurius, kenapa kau tidak mengajakku juga?" protes Natsu. Bibir pemuda berambut merah muda itu mengurucut sebal sambil menatap Lucy yang tampak tak berdosa dengan kalimat protes Natsu.

"Natsu, aku tidak bermaksud melakukan hal itu dan hoy.. apa maksudmu dengan 'tidak mengajakku' haa?" kata Lucy sedikit berteriak, merasa tidak terima dengan tuduhan sang dragon slayer.

"Sudahlah, yang penting sekarang masalah kita dengan istana telah selesai dan kita berhasil memenangkan Daimatou Enbu, benarkan Jellal?"

"Yah walaupun aku tidak berhasil menemukan Zeref" kata Jellal dengan nada kecewa.

"Baiklaaaahh! Malam ini kita berpestaa! Lupakan semua beban! Hooray! Hooray! Fairy Tail!" kata master pertama, Mavis Vermillion –itu sosok hantunya-

"YOOOOOOOOOOOO!"

Sementara itu di sudut ruangan lain, di dalam guild.

"Gray-sama, se-sebenarnya Juvia…"

"Ssttt, tidak perlu Juvia, aku tau apa yang akan kau katakan, Juvia, aku.. mencintaimu," kata Gray sambil menarik Juvia ke dalam pelukannya, membuat gadis itu merasakan detak jantung Gray yang semakin menggila.

"Juvia, maukah kau menjadi kekasihku seumur hidupmu?" kata Gray sambil memegang erat kedua tangan Juvia, sorot matanya melembut ketika ia bertemu pandang dengan Juvia.

"Ju-juvia mau Gray-sama!" teriak Juvia. "mari kita menikah, Juvia" Gray pun memegang kedua pipi Juvia dengan lembut.

"J-Ju-Juviaa.."

"Hoy! Sedang membayangkan apa kau sampai pipimu merah padam begitu hah?" teriak Cana sambil mabuk, tangan kirinya menggenggam botol bir yang sudah kosong sementara wajahnya mulai memerah karena efek mabuk.

"J-Juvia.. Juvia tidak membayangkan apapun!," elak Juvia, tidak mungkin ia memberi tahu Cana bahwa ia memang membayangkan Gray melamarnya. Kedua tangan Juvia segera menutupi pipinya, berusaha menghilangkan rona merah dari wajahnya.

"Gray lagi? Hey Juvia, kenapa kau tidak memikirkan Lyon? Dibanding Gray, Lyon lebih memperhatikanmu, kenapa kau tidak coba membuka hatimu untuknya?" goda Cana.

"Ara-araa, benar apa yang dikatakan oleh Cana, kenapa kau tidak coba membuka hatimu untuk Lyon? Dia juga sudah berjuang dengan keras untukmu" ujar Mira memperkuat pernyataan Cana, sedikit banyak ia juga merasa kasihan pada Juvia. Gray selalu bersikap seolah-olah Juvia tidak ada, sebaliknya gadis itu justru terus berusaha mendapatkan perhatian Gray.

"Tapii.. Juvia-"

"Sudahlah, ayo Juvia, kita rayakan pesta kemenangan kita, kau jangan terlalu memikirkan perkataan Cana-san dan Mira-nee ya" ajak Lisanna.

Sebenarnya, Juvia telah berjanji pada dirinya sendiri, kalau Fairy Tail berhasil memenangkan Daimatou Enbu maka Juvia akan mengungkapkan perasaannya. Sekarang Juvia berniat untuk mengungkapkannya kepada sang pujaan hati, Gray. Sayangnya, setelah mendengar perkataan dari Cana dan Mira, Juvia pun jadi berpikir kembali akan keputusannya.

'Juvia, jangan terpancing oleh perkataan Cana dan Mira, kau hanya perlu menyatakan perasaanmu pada Gray-sama. Ganbatte Juvia.'

Juvia melangkahkan kakinya dengan pasti menuju ke tempat Gray, gadis itu kembali pada niat awalnya untuk segera mengungkapkan perasaannya pada Gray. Kedua pipinya kembali bersemu merah karena membayangkan adegan romantisnya dengan Gray, sepasang mata milik Juvia kembali berbinar ketika mendapati sosok Gray. Langkah kaki Juvia terhenti ketika mendapati sosok gadis berambut pirang yang bersama Gray, tubuhnya seolah membeku di tempat. Rasanya hati Juvia begitu sakit ketika melihat Gray bersama Lucy padahal ia sudah sering melihat pemandangan semacam ini.

"Kau hebat Lucy, bisa menghancurkan istana Mercurius sendiri," puji Gray sambil menepuk kepala pirang Lucy. Sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman pada Lucy, pemuda itu tidak tahu jika ada sosok gadis berambut biru yang kini tengah menatapnya sendu.

"Kau sama saja dengan Natsu, Gray" kata Lucy sambil mendorong pundak Gray.

"G-Gray-sa-sama." Ujar Juvia dari balik tiang.

"J-Juvia, ini tidak seperti yang kau pikirkan" kata Lucy panik.

Gray yang mengetahui hal itu hanya diam terpaku, entah karena ia tidak tahu harus berbuat apa atau memang pemuda itu tidak peduli pada keberadaan Juvia. "Gray, kejar dia, bilang kalau ini bukan seperti yang dia pikirkan!" bentak Lucy sambil mendorong tubuh Gray, namun gagal, Gray tetap dalam posisinya yang kini menatap pungggung Juvia yang kian menjauh.

Juvia pun berlari keluar dari guild sambil beruraian air mata. Juvia terus berlari tanpa tujuan, yang ia pikirkan sekarang hanyalah pergi sejauh mungkin dari tempat itu, bukan, mungkin lebih tepatnya dari orang yang sangat dia cintai, Gray. Ia memang sudah sering melihat kedekatan Gray dan Lucy, berulang kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa kedekatan mereka hanya sebatas teman. Sayangnya, setiap kali melihat pemuda yang dicintainya itu bersama Lucy, pasti ia merasakan sakit yang begitu dalam.

Juvia POV

Gray-sama, apakah sebegitu cintanya kau pada Lucy? Sampai kau tidak pernah menganggapku? apa yang kurang dariku? Apa aku kurang cantik daripada Lucy? Atau mungkin kurang seksi? Atau karena aku tidak lebih menyenangkan dari Lucy? kenapa Gray-sama? Kenapa?

Pertanyaan itu terus muncul dalam pikiranku, kenapa Gray sama memperlakukanku begitu berbeda? Padahal aku juga ingin mendapatkan perhatian yang sama seperti Lucy. Apa aku pernah melakukan kesalahan pada Gray-sama? Atau apakah aku tidak pantas berada di sisi Gray-sama?

Apa mungkin aku harus melupakanmu? Benarkah yang dikatakan Cana dan Mira? Mungkinkah lebih baik aku mulai membuka hatiku pada Lyon-sama? Dan mulai melupakanmu, Gray-sama? Apa dengan begitu kau akan bahagia, Gray-sama?

Normal POV

Saat Juvia sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba dia menabrak seseorang. Tubuhnya limbung ke belakang, untungnya keseimbangan gadis itu cukup bagus sehingga ia tidak perlu mencium lantai.

"Ittaiii," rintih Juvia, tangan kirinya kini sibuk mengelus kepalanya yang terbentur.

"Juvia? Apa yang kau lakukan disini? Dan kenapa kau.. menangis?" terdengar sebuah suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya.

"L-Lyon-sama? Ju-Juvia tidak-," kata Juvia ia tidak tahu harus menjawab apa pada Lyon, apakah ia harus menceritakan semuanya pada Lyon? Tapi bukankah Lyon bukan siapa-siapanya?

"Katakan Juvia! Kau kenapa?" paksa Lyon dengan nada khawatir sambil memegang kedua pipi Juvia.

"Juvia ti-tidak apa-apa Lyon-sama" ujar Juvia sambil melepas kedua tangan Lyon dari pipinya, gadis itu segera menyeka air mata yang mengalir di kedua pipinya. Ia tidak ingin terlihat seperti ini dihadapan Lyon.

"Lalu, apa yang sedang Lyon-sama lakukan disini?"

"Aku hanya ingin berjalan-jalan saja sebelum kembali ke guild, lagipula sudah lama aku tidak merasa sedamai ini" ujar Lyon sambil menatap bintang, sesekali ia melirik ke arah Juvia. Sebenarnya ia masih penasaran kenapa Juvia terlihat begitu sedih? Ia benar-benar tidak bisa melihat Juvia bersedih apalagi menangis. Rasanya ia merasakan rasa sakit yang begitu besar ketika melihat air mata Juvia jatuh, ia tidak ingin gadis itu terluka.

"Lalu.. kenapa kau bisa disini? Dan kenapa kau menangis Juvia?" tanya Lyon lagi, nada suaranya kini berubah seperti menuntut jawaban dari Juvia.

"Ju-Juvia juga ingin berjalan-jalan saja, Juvia tidak apa-apa" balas Juvia sambil memalingkan muka ke arah lain, rasanya ia begitu risih dengan tatapan Lyon.

"Benarkah?" tanya Lyon sambil mendekatkan wajahnya pada Juvia, berusaha menemukan kejujuran dari sepasang mata biru milik Juvia.

"Benar!" jawab Juvia sambil menunduk untuk menyembunyikan semburat merah yang muncul pada wajahnya. Dalam hati ia bertanya-tanya kenapa Lyon bersikap seperti ini padanya? Ah, rasanya ia seperti sedang berselingkuh di belakang Gray. Hei, tunggu dulu, ia bahkan belum menyatakan perasaannya pada Gray.

"Hmm baiklah, apa kau ingin menemaniku jalan-jalan?" ajak Lyon sambil mengulurkan tangannya, ia ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama Juvia.

"Ba-baik, Lyon-sama."

Sementara itu di Fairy Tail Guild.

"Gray, apa yang kau lakukan sih? Ayo kejar Juvia! Jangan sampai dia jadi salah paham hanya karena hal sepele begini!" bentak Lucy.

"Benar apa kata Lucy, bukankah kau ingin disebut PRIA sejati?!" sambung Elfman dengan semangat.

"Yahh walaupun aku tidak terlalu mengerti, tapi sepertinya apa yang dikatakan Lucy dan Elfman itu benar" sambung Natsu yang tiba-tiba angkat bicara.

"Aye! Setuju dengan pernyataan Lucy! Bukankah kau mencintai Juvia juga?" goda Happy yang langsung mendapat lemparan ikan dari Carla.

"Happy, disaat seperti ini jangan memperkeruh suasana!"

"Walaupun aku belum pernah memiliki kekasih, setidaknya aku tau perasaan seorang wanita, Juvia benar-benar mencintaimu, apa kau tega menyakiti perasannya, Gray? Kalau kau memang menyukainya, kejarlah dia! sebelum kau menyesal karena dia sudah jatuh ke pelukan orang lain" ujar Erza.

'Erza' batin Jellal sambil melirik Erza melalui sudut matanya.

"Benar Gray!"

"Ayo kejar Juvia!"

"Sebelum kau menyesal Gray!" kata para anggota guild yang lain.

"Baiklah baiklah, aku akan pergi menyusul Juvia!" ujar Gray yang langsung dipenuhi oleh tepuk riuh semua anggota lain seolah ingin menyemangati Gray agar segera menyusul Juvia.

"Semoga sukses, Gray-san!" ujar Wendy.

Gray akhirnya mencari ke pelosok Magnolia, namun dia belum menemukan Juvia. Sampai pada suatu tempat..

"Juvia, terima kasih telah menemaniku malam ini, dan maaf telah merepotkanmu" ujar Lyon

"Tidak apa-apa Lyon-sama, justru Juvia yang berterima kasih karena Juvia bisa merasa lebih tenang sekarang" jawab Juvia sambil tersenyum tulus. Sementara Lyon yang menatap Juvia berusaha menyembunyikan rona merah yang tercetak di kedua pipinya karena melihat senyum manis Juvia. Ia ingin menjaga agar Juvia tetap tersenyum seperti ini, gadis itu tampak lebih cantik dengan sebuah senyuman bukan air mata.

"Tidak usah terlalu dipikirkan, oh iya Juvia, semoga kau mimpi indah malam ini, dan satu hal lagi, jangan pernah menangis di depan siapapun, terutama di depanku, karena itu dapat membuatku sedih. Selamat malam, Juvia," kata Lyon sambil mencium kening Juvia.

"Ly-Lyon-sama, ap-apa yang kau.."

"Jaaa, Juvia-chan" pamit Lyon sambil tersenyum simpul, sesekali ia mencoba melihat Juvia yang masih terpaku di tempatnya.

"Lyon!" geram Gray yang melihat mereka dari balik pohon sambil mengepalkan tangannya dengan kuat, rahangnya mengeras menahan amarah karena melihat Juvia dan Lyon.

"Ke-kenapa ini?!" ucap Gray. 'Kenapa dadaku terasa sesak saat melihat Lyon bersama Juvia' batinnya sambil memegangi dadanya.

'Perasaan ini.. sama seperti saat aku kehilangan Ul' lanjutnya.

'Apa mungkin, ini yang dinamakan.. cinta?'

TBC

salam kenal, saya newbie disini. Panggil saja AL.

mohon kritik dan sarannya, semoga fic ini berkenan dihati readers :)

tinggalkan jejak kehidupan di fic ini ^^

thanks before.