Triangle Friendship

Disclaimer:

Yasushi Akimoto, Satelight, Inc.


.

.

"..."

Gadis yang mempunyai rambut berwarna raspberry ini sedang menopang dagunya. Ia sedang memikirkan sesuatu. Entah apa yang dipikirkannya.

"Nagisa!"

Seorang perempuan datang membuka pintu sambil menyebut nama Nagisa. Ia tidak menyahut. Hening.

"Nagisa!"

"Uh!"

Nagisa tersentak sampai ia jatuh dari kursinya.

"Eh, Nagisa!"

"Hhh... Ada apa Chieri?"ujar Nagisa yang masih terduduk di lantai karena kejadian barusan.

"Kenapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan?"tanya Chieri.

"Uh.."Nagisa berdiri sambil menepis-nepis lututnya.

"Tidak ada."

"Hng, tidak mungkin.. Jika kau tidak memikirkan apa-apa, untuk apa kau melamun?"Chieri tetap memaksa Nagisa untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Apapun itu yang kupikirkan kenapa kau bersikeras untuk mengetahuinya dariku?"pertanyaan Nagisa kali ini membuat Chieri diam dan pasrah.

".. Kalau kau tidak mau, ya sudah... Aku tak memaksa kok.."ucap Chieri.

Nagisa diam saja. Kemudian ia mengambil jaketnya.

"Eh, kau mau ke mana?"

"Bukan urusanmu."

"..."

Chieri sangat heran dan bingung. Baru kali ini dia menemukan Nagisa yang sifatnya seperti ini.

"Apa dia bukan Nagisa?"gumamnya dalam hati.

.

.

.

Di taman kota...

.

.

Suasana kota (bukan hanya taman) kali ini sangat mengherankan. Tidak seperti biasanya, kali ini Akibastar sangat sepi.

Nagisa tidak peduli dengan suasananya. Ia mencari tempat yang cocok, dan kemudian duduk dan memulai untuk merenung lagi.

Entah apa yang dilamunkannya. Seketika, wajah Chieri terlintas di pikirannya.

"Hhh.."

Nagisa terbuyar dari lamunannya. "Kenapa aku bersikap seperti itu pada Chieri?! Uh, dasar bodoh!"Nagisa menyesal dan mulai memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Aku akan pulang.. Aku ingin minta maaf pada Chieri.."ucapnya.

Ketika Nagisa hendak berdiri, ia melihat seorang gadis sedang berlari tergesa-gesa.

Nagisa heran, dan ia pun mencoba untuk mengejar gadis itu untuk bertanya apa yang terjadi.

Nagisa pun mengambil jalan pintas. Ketika gadis itu lewat dari tempatnya..

*SRUK*

Nagisa meraih bajunya dan menariknya. "Uh!"

"Hei, apa yang terjadi?"

"A..aku tidak bisa memberitahukannya pada orang yang tak kukenal!"

"Eh?!"

"Lepaskan aku!"

"Aku akan tetap menahanmu sebelum kau memberitahu apa yang terjadi!"bentak Nagisa.

"Kau, kau pasti bersekongkol dengan mereka!"

"Hah?! Mereka?! Mereka siapa?!"

"Tidak usah berpura-pura!"

"Tutup mulutmu dan jangan asal menuduh!"

"Kau..!"

*PLAK!*

Gadis itu menampar Nagisa. Setelah menamparnya, gadis itu segera pergi berlari lagi.

"Uh.. Hei! Tunggu!"seru Nagisa.

Baru kali ini Nagisa ditampar oleh orang asing. Tetapi tamparan itu tidak menghilangkan rasa penasarannya. Ia tetap bersikeras mengejar perempuan misterius itu.

*TAP TAP TAP TAP*

Nagisa mendengar suara langkah yang cepat dari belakangnya. Ia segera menoleh ke belakang, dan tampak lagi dua orang yang sedang berlari.

"Huh, mungkin mereka yang dimaksud perempuan itu.. Aku harus menyelamatkannya!"ucap Nagisa sambil kembali berlari mengejar gadis tersebut dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh mereka yang ada di belakang.

.

.

Nagisa berlari lebih cepat dari gadis itu dan segera menariknya lagi. "Hei! KAU LAGI?!"bentak gadis itu kasar.

Nagisa segera menutup mulutnya, tetapi..

"AUCH!"

Gadis itu menggigit tangan Nagisa (huf, perempuan ini menyiksa Nagisa ._. ).

"KENAPA KAU LAKUKAN ITU?!"seru Nagisa.

*PLAK!*

Nagisa ditampar lagi, kali ini dia sampai terjatuh. Gadis itu hendak pergi lagi, tapi Nagisa meraih tangannya.

"Aku tidak peduli berapa kali kau akan menamparku, tapi tolong! Ikut aku! Mereka sedang mengincarmu, mungkin! Aku tidak bersekongkol dengan mereka!"kata Nagisa.

Gadis itu menatap Nagisa. "Hhh.."

Nagisa segera melihat ke belakang. "Uh, mereka datang.. Ayo ikut aku!"ajak Nagisa.

Mereka berdua pun memasuki sebuah gang kecil di sana, dan bersembunyi.

Tak lama kemudian, dua orang laki-laki tadi sudah berlari melewati tempat persembunyian mereka, dan sepertinya mereka sudah jauh sekali melewatinya.

"Huf.."Nagisa menghela nafas dengan lega. Sementara gadis itu masih tertunduk sambil ngos-ngosan.

"Um, kau tak apa?"tanya Nagisa.

Gadis itu segera menoleh Nagisa dengan tatapan mata yang berkaca-kaca. "Terima.. kasih.."ucapnya.

Nagisa tersenyum, tetapi tiba-tiba..

*BRUK!*

"Ah, hah?!"

Gadis itu pingsan di tempat. Nagisa segera panik.

"Hei! Hei!"

Muka gadis tersebut sangat pucat, Nagisa menjadi makin khawatir dan panik. Ia pun segera memutuskan untuk membawanya ke suatu tempat. Jika ke rumah sakit, dia rasa itu tidak aman, entah kenapa.

Nagisa segera berusaha sekuat tenaga untuk menggendong perempuan itu. "Uh, berat sekali.."keluh Nagisa. "Aku harus bawa dia ke suatu tempat, aku tidak bisa bawa dia ke asrama.. Rumah sakit juga.. Uh.."gumamnya. Nagisa pun berlari kecil dengan membawa gadis itu di punggungnya.

.

.

AKB Dorm..

.

.

"Hhh.."

Chieri masih saja khawatir dengan Nagisa. "Kenapa dia belum pulang-pulang juga..?"

*TOK TOK TOK!*

"Uh, masuklah!"sahut Chieri.

*CKLIK!*

"Kanata..?"

"Chieri, mana Nagisa?"tanya Kanata.

"Uh, dia pergi.. Memangnya kenapa?"kata Chieri.

"Tidak ada.. Tapi, langit sudah mendung.. Nanti dia kehujanan bagaimana?"jawab Kanata dengan nada seperti agak khawatir, Chieri hanya bisa terdiam.

.

.

.

Nagisa's Side..

.

.

"Huf huf!"

Nagisa masih saja mencari-cari tempat untuk berteduh, sampai dia menemukan sebuah pondok.

"Ah, itu dia!"sahutnya. Ia pun langsung menuju ke pondok tersebut. Setelah sampai, Nagisa segera meletakkan gadis itu dengan hati-hati.

Tak lama kemudian, gadis tersebut mengedipkan matanya, dan membuka matanya.

"Uhn..."

"H..hah.."

"T...terima kasih karena sudah menolongku.. Dan maaf karena aku telah menamparmu tadi.."ucap gadis itu terbata-bata.

"Hh, ya, tak apa.."Nagisa tersenyum.

Nagisa diam sejenak. Ia ingin sekali berkenalan dengan gadis itu, tapi takut penyamarannya diketahui.

"Ano.. Kau tahu AKB0048..?"tanya Nagisa, ia bermaksud untuk memancing gadis itu.

Mendengar pertanyaan Nagisa, gadis itu menoleh Nagisa.

"!"

Alangkah terkejutnya Nagisa ketika gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, singkatnya, gadis itu tidak tahu apa itu AKB0048.

"Uhn, kau memang tidak tahu? Baiklah.. Oh ya, perkenalkan, aku Motomiya Nagisa. Dan kau?"Nagisa mulai mengajak untuk berkenalan.

"..."

"Mizuyama Michiaru, panggil saja Michi.."jawab gadis itu.

"..M..Michi.. Nama yang bagus.."puji Nagisa.

"Uh, ya.."Michi tertunduk malu.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau berlari tadi?"tanya Nagisa.

"Hn, itu cerita panjang.."jawabnya.

"Ceritakan padaku, aku akan mendengarnya."ucap Nagisa.

"Baiklah.."

"..."

"H..hah.. Jadi begitu? Pantas saja kau tidak percaya dengan siapa-siapa, dan kau juga tidak tahu AKB0048..."kata Nagisa.

"Begitulah, dan sekarang aku tinggal bersama ayahku.. Ibuku sudah diculik oleh mereka.."balas Michi dengan nada sedih.

"..."

"Nagisa.."

"Ya..?"

"Uhn, maukah kau menjadi..."

"Menjadi apa..?"

"Hhh... Te..man..ku..?"

"Um! Tentu saja!"

"Uh, arigatou.."

"Douita.."

"Sebagai janji kita, aku beri kau ini.."Michi menyodorkan sebuah earphone pada Nagisa.

"Dengan ini, kita bisa terhubung setiap saat."katanya.

"Ah, terima kasih!"ucap Nagisa.

"Jika kau ingin memakainya setiap hari, kau bisa tekan tombol ini, dan earphone ini akan berubah menjadi bentuk yang sangat kecil. Jadi, orang-orang disekitarmu tidak akan menyadarinya.."jelas Michi.

"Oke!"

Hening sejenak.

"Um, aku rasa aku harus pulang sekarang.. Sampai jumpa!"ucap Nagisa sambil beranjak dan pergi.

Michi mengangguk dan melambaikan tangannya.

"Nagisa, aku harap kita bisa jadi sahabat yang baik.."

.

.

.


To Be the Next Chapter..!

Minna! Gomen kalau di FF ini banyak adegan kekerasannya! #ditampar dua kali lipat dari adegan di atas

Ide ini muncul saja dari otak secara tiba-tiba .-. jadi ya, beginilah jadinya(?) #tarpelak

Yosh, minna. Thanks for reading and waiting for this story! ^^