Study in Blue

Main Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Ot12.

Genre: Fail mystery, fail humor, Highschool!AU, Detective!AU

A/N: Halo! salam XOXO '-')/ aku kembali dengan FF yang nggak jelas bentuknya(?) sudah lama aku ingin bikin FF Highschool!AU akhirnya kesampaian juga :'3 *plakk* FF mungkin bakal menyebut-nyebut/? Sherlock Holmes (terima kasih untuk kedua sahabatku, Oshou dan Ojou yang mengenalkanku pada novel dan cerita misteri) jadi jangan heran kalo judulnya nyangkut-nyangkut/? dan malah nggak nyambung sama isi FF-nya *eh. Nggak ada gore, karena aku nggak bakat bikin gore ._.V dan nggak ada death chara karena realita kehidupan jaman sekarang, kejadian pembunuhan di negara maju jauh lebih kecil daripada angka bunuh diri dan kecelakaan /abaikan. Please enjoy and mind to RnR?


.

.

.

Hari itu bisa dibilang hari yang indah dan cerah, hari yang sempurna untuk memulai hari pertama Baekhyun di sekolah barunya— yah, seandainya saja ia tidak buta arah, pastilah dia sudah menemukan sekolahnya sejak tadi. Sebenarnya jalanan Seoul tidak serumit itu, Baekhyun memandangi lagi peta yang digambar seadanya dengan alis berkerut. Sudah Baekhyun duga membiarkan ayahnya menggambarkan peta merupakan keputusan yang salah, seharusnya dia minta tolong ibunya, atau mungkin dia minta diantarkan saja tadi— kenapa baru terpikir sekarang?

Baekhyun memasukkan peta yang tidak banyak membantunya itu kedalam saku celananya saat ia melihat sebuah gerbang besar yang tertutup rapat (Baekhyun memang selalu menganggap apapun yang lebih tinggi dari tubuhnya berukuran besar). Baekhyun yakin dia sudah berada di depan sekolah barunya, walaupun kenyataannya sekolahnya tidak sebesar dan semegah seperti yang tercetak di brosur sekolah. Baekhyun mengangguk sejenak, mengagumi kehebatan siapapun itu yang bertugas mencetak brosur sekolahnya, teknologi editan zaman sekarang memang luar biasa. Tapi Baekhyun sadar ini bukanlah saat yang tepat untuk mengagumi brosur sekolah ataupun teknologi editan.

Baekhyun memanjat salah satu pohon besar di depan gerbang, lalu melemparkan tas ranselnya sebelum akhirnya ia melompat dan menyelinap ke dalam halaman sekolah. Baekhyun menepuk-nepuk seragam dan tas ranselnya sambil mengendap-endap masuk ke gedung kelasnya.

Baekhyun mencuri pandang ke sekelilingnya sebelum akhirnya memandangi lagi jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Baekhyun menaiki anak tangga hingga dua sampai tiga anak tangga sekaligus, dia terlambat— yang benar saja— ini hari pertamanya bersekolah. Bagaimana dia akan memberi kesan pertama yang baik kepada guru dan teman-teman barunya jika ia terlambat di hari pertama?

'Kelas 2-1, kelas 2-1' Baekhyun bergumam sambil mempersiapkan diri dengan alasan yang masuk akal.

Satu belokan terakhir. Baekhyun mempercepat lajunya walaupun ia mulai berkeringat dingin, hingga akhirnya dia menabrak sesuatu- atau lebih tepatnya seseorang.

"Maafkan aku," Baekhyun buru-buru minta maaf.

Pemuda berkaca-mata yang baru saja ditabraknya itu tidak menjawab, dia buru-buru memungut tumpukan kertasnya yang terjatuh.

"Biar aku bantu," Baekhyun berjongkok, membantu pemuda yang baru saja ditabraknya memungut kembali kertas-kertas yang berserakan. Kertasnya hangat seperti baru saja keluar dari mesin cetak. Pemuda itu membeku saat tangan mereka tidak sengaja bersentuhan.

Baekhyun yang kebingungan dengan tindakan aneh pemuda itu mengangkat sedikit kepalanya untuk menatapnya, mereka saling bertatapan selama beberapa detik—

Seandainya ini adalah adegan di dalam komik, seharusnya ada mawar-mawar bercahaya yang muncul melatar belakangi mereka. Dan seandainya saja ini adalah adegan dalam drama seharusnya muncul musik romantis dan suara detak jantung yang berdebar keras sekaligus efek zoom-in zoom-out, jangan lupakan juga blower yang akan menerbangkan rambut mereka— sayangnya Baekhyun tidak hidup di drama, apalagi komik.

"Maaf tapi aku buru-buru," Baekhyun memaksakan sebuah senyum kecil,tapi pemuda itu justru menggenggam tangannya tanpa mengalihkan pandangannya dari Baekhyun. Baekhyun menelan ludahnya— di salah satu artikel yang pernah ia baca dari majalah ibunya (tolong jangan seenaknya menilai Baekhyun sebagai cowok feminim dulu, hanya saja dia sedang kehabisan bahan bacaan) ada dua alasan orang asing menatapmu dengan intens—

Yang pertama, dia orang mesum yang tertarik padamu.

Kedua, dia psikopat.

—Baekhyun tidak tahu termasuk kategori mana pemuda di hadapannya ini, yang jelas kategori apapun itu, sebaiknya Baekhyun kabur sekarang.

Baekhyun baru saja hendak melarikan diri ketika pemuda itu menariknya ke arah yang menjauhi kelasnya. Baekhyun memprotes, "hei!"

Pemuda tinggi itu menghiraukannya dan justru menyeretnya ke dalam sebuah ruangan gelap.

Bahkan orang bodoh pun tahu situasi seperti ini tidak menguntungkan Baekhyun. Baekhyun bertanya-tanya dalam hati, apakah seharusnya dia berteriak sedari tadi atau apakah tidak terlalu terlambat jika ia berteriak sekarang? Baekhyun mundur perlahan, dia menjerit pelan ketika bagian belakang kakinya menabrak sesuatu dan membuatnya jatuh ke belakang. Baekhyun mendarat di atas sesuatu yang empuk; Baekhyun tahu benda apa itu, karena ia selalu terbangun dan tertidur di atas benda yang sama— tempat tidur. Sekolah mana yang menyediakan tempat tidur? Memangnya Seoul kekurangan hotel?

Baekhyun tanpa sadar menelan ludahnya. Ia bangkit dan meraba-raba tepi tempat tidur itu, saat tiba-tiba saja lampunya menyala, membuat Baekhyun menyernyit, berusaha beradaptasi dengan cahaya terang dari lampu itu— dan syukurlah— Baekhyun menghela napas lega saat ia mendapati dirinya tidak sedang berdua saja disana dengan pemuda aneh itu, ada kurang lebih sembilan orang lainnya yang sekarang sedang menatapnya. Tunggu sebentar, mungkin Baekhyun seharusnya memang berteriak, jangan-jangan pemuda yang ia tabrak adalah salah satu berandalan di sekolahnya dan dia baru saja diseret masuk ke dalam sarang mereka untuk dihajar habis-habisan.

'Byun Baekhyun, matilah kau' Entah sudah berapa kali Baekhyun menelan ludahnya hari ini.

Salah seorang dari mereka— bermata sangat besar— menyentuhnya, "ah, siapa namamu manis?"

"Kyungsoo-hyung, jangan merayu pacar orang!" pemuda berkulit paling gelap berseru.

"Hei Ggamjong, seharusnya kamu memanggilku dyo!" Kyungsoo menatapnya garang.

"Siapa yang pacar siapa?" Baekhyun bertanya polos, sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan mereka.

"Aih, manis sekali dia, sayang sekali dia pacarnya si aneh Ddook dda gi," pemuda berlesung pipi mencupit pelan pipinya.

"Dia bukan pacarku," akhirnya pemuda berkaca-mata yang menyeret Baekhyun angkat bicara, "jangan takuti dia Xing Xing, dia itu calon anggota baru team kita."

"Kenapa kau tidak bilang daritadi?" seorang pemuda berwajah cantik muncul di hadapan Baekhyun, mengedipkan sebelah matanya, "apa kau masih single?"

"Hei minggir Xiao Lu," pemuda yang sangat tinggi mendorong Xiao Lu menjauh, membuat Baekhyun mengangkat kepalanya agar ia bisa menatap wajahnya. Pemuda itu tersenyum kearahnya, menjulurkan tangan kanannya, "perkenalkan aku Kris, presiden 'EXO the first class organization of team XOXO' atau lebih dikenal dengan 'team XOXO' panggil aku presiden Koala."

"Team apa?" Baekhyun membelalakkan matanya, merasa bingung, "aku tidak pernah berkata akan bergabung di team manapun."

Semua mata beralih menatap Ddook dda gi, "Ddook dda gi, jangan memaksa anak yang kau taksir masuk ke team kita sembarangan."

Baekhyun membuka mulutnya, hendak memprotes—

"Tapi kita butuh dua anggota lagi, kalian mau team kita dibubarkan?" ddook dda gi berkata santai.

"Dia benar presiden," pemuda dengan lingkaran hitam disekitar matanya mengangguk, "dia bisa menjadi anggota bayangan, kita hanya butuh mencantumkan namanya."

"Aku tidak mengerti," Baekhyun menggeleng pelan, seharusnya ada yang menjelaskan padanya kenapa dia berada di ruangan itu dan bukannya di dalam ruangan kelas.

Presiden koala berdeham, "jadi siapa namamu?"

"Baekhyun- Byun Baekhyun," Baekhyun menjawab.

"Begini Baekhyun, kami bersepuluh adalah anggota team XOXO, masalahnya tahun ini ada kebijakan baru yang mewajibkan team kami minimal beranggotakan dua belas orang, dan jelas-jelas kami kekurangan dua anggota lagi."

"Err.. maaf tapi aku tidak berminat," Baekhyun menggeleng pelan, "aku ingin masuk ke klub sepak bola."

"Kau tetap bisa bergabung di klub manapun," Xiao Lu menimpali, "percaya atau tidak aku adalah ketua klub sepak bola, dan presiden koala juga merupakan ketua klub basket."

"Jangan lupa aku juga ketua klub teater," pemuda dengan senyum malaikat mengangkat tangannya dari sudut ruangan; bertubuh sedikit kurang tinggi itu tidaklah mudah.

"Sebenarnya ini team apa?" Baekhyun bertanya takut-takut.

"Team detektif," Ddook dda gi menjawab dengan mantap.

"Jangan dengarkan dia Baekhyun-ssi, dia memang agak sinting," kyungsoo menendang tulang kering ddook dda gi.

"Kami tidak punya aktivitas khusus, sebenarnya ini rahasia," pemuda cadel yang sedari tadi diam saja akhirnya membuka mulutnya, "tapi kami selalu mendapat anggaran setiap bulannya dari kepala sekolah, dan uangnya kami gunakan untuk makan daging bersama setiap hari rabu minggu kedua."

"Selain itu kalau bergabung dengan team XOXO kita bisa bebas bolos sekolah dengan alasan kegiatan klub," pemuda yang sekilas mirip dengan Sohee Wonder Girls menunjukkan seringai yang kontras dengan wajah imutnya.

"Jadi apa kau tertarik bergabung dengan kami, Baekhyun-ssi?" Presiden Koala menunjukkan senyum karismatiknya.

"Entahlah, ini rasanya tidak benar," Baekhyun hanya bisa pasrah saat Ddook dda gi menyodorkan surat kontrak keanggotaan team tepat di depan wajahnya.

"Bawa saja dulu surat kontraknya," Ddook dda gi tersenyum, memamerkan deretan giginya yang putih saat Baekhyun menerima surat itu takut-takut.

Baekhyun membaca surat kontrak itu, sebelum akhirnya membuka mulutnya saat melihat bagian peraturan team XOXO, "kita harus punya nama samaran?"

"Tentu saja, super hero saja punya nama yang keren, kita kan juga ingin terdengar keren, nah mari berkenalan terlebih dulu," pemuda berkulit paling gelap yang dipanggil Ggamjong menjabat tangan Baekhyun, "Namaku Kim Jongin, biasa dipanggil Kai, tapi di team XOXO nama samaranku adalah Ggamjong."

"Namaku Do Kyungsoo, nama samaranku adalah dyo," Kyungsoo itu tersenyum ramah.

"Aku Xi Luhan, panggil aku Xiao Lu," Luhan mengedipkan matanya.

"Aku magnae team XOXO, Oh Sehoon dan nama samaranku Odult," Sehun hanya menatap Baekhyun malu-malu.

"Aku kungfu panda paling romantis dan bergaya ABstyle di team XOXO, namaku Huang Zi Tao, panggil aku Panda TAO!" Tao mulai bertepuk tangan untuk dirinya sendiri.

"Hai Baekhyun-ssi, aku Kim Joonmyun, tapi aku lebih senang dipanggil Joonma," Joonmyun menjabat tangan Baekhyun, "senang berkenalan denganmu."

"Halo, aku Zhang Yixing, namaku di team XOXO adalah Xing Xing," Yixing kembali mencubit pipi Baekhyun.

"Aku Kim Minseok, banyak yang bilang aku mirip dengan Sohee, tapi aku harap kau tidak memanggilku dengan nama Sohee," Minseok terkekeh, "panggil aku Mandoo."

Baekhyun menoleh kearah Ddook dda gi, "Aku Park Chanyeol, mereka memanggilku Ddook dda gi tapi aku lebih suka dipanggil Sherlock Holmes."

"Sudah kubilang dia agak sinting," kali ini Kyungsoo meninju lehernya— yah, karena Kyungsoo tidak setinggi itu untuk menjitak kepala Chanyeol.

"Salam kenal semua," Baekhyun tersenyum kaku, bel istirahat terdengar samar-samar olehnya, bisa dipastikan dia sudah membolos seluruh jam pelajaran pertama dan kedua hari ini. Hari pertama dan dia sudah bolos sekolah, Baekhyun seharusnya melarikan diri dari tempat ini, tapi kenyataannya Baekhyun justru kembali membaca peraturan team XOXO, "magnae harus selalu menurut?"

"Aku benci peraturan itu," Sehun mengangguk setuju.

"Diam magnae, kau sama sekali bukan magnae yang manis, kau selalu melanggar peraturan itu, buktinya setiap kali kau ingin membantah kau pasti akan menunjukkan aegyo-mu, membuat kami tidak bisa berkutik," Luhan berdecak.

"Aegyo Odult hanya berlaku untukmu Xiao Lu," Yixing menatapnya, "aku kebal terhadap aegyo-nya."

—Tok! Tok!

Seluruh mata menatap pintu ruangan team XOXO, seorang gadis muncul dari baliknya, "permisi."

"Ada yang bisa kami bantu?" Kris sang presiden koala tersenyum professional kearah gadis cantik tersebut.

"Ah, namaku Krystal dari klub pemandu sorak," Krystal tersenyum, "aku hanya ingin minta bantuan kalian, akhir-akhir ini klub kami merasa tidak nyaman, rasanya ada yang mengintip kami setiap kali kami berganti baju di ruang ganti wanita, begitu juga dengan kamar mandi wanita, beberapa waktu yang lalu kami memergoki seorang siswa berada di kamar mandi wanita, sayangnya dia kabur sebelum kami sempat mengenalinya, kami hanya takut pada siswa yang mesum, tolong bantulah kami."

Luhan terbatuk pelan di sudut ruangan.

Kris hanya tersenyum, "baiklah, itu mudah, sebenarnya kami sudah tahu siapa pelakunya."

"Benarkah?" Krystal terlihat gembira.

"Kami terpaksa merahasiakan identitasnya, tapi kami akan jamin, kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi."

"Kalau begitu kami bisa tenang, terima kasih banyak," krystal membungkukkan badannya lalu berpamitan.

Sepeninggal Krystal semua mata tertuju kepada Chanyeol, "Kami tahu kau pelakunya, Ddook dda gi."

"Hei- hei, aku tidak sengaja mengintip mereka di ruang ganti, aku hanya sedang mengikuti ferret (sejenis musang kecil yang mirip tikus) peliharaanku. Lagipula aku tidak pernah masuk ke kamar mandi wanita, itu Xiao Lu-hyung, aku melihatnya sendiri."

Pandangan yang tadinya terarah pada Chanyeol beralih ke Luhan yang mulai berkeringat dingin, "eh, jangan salah sangka, aku hanya sedang terburu-buru waktu itu, aku tidak sadar salah masuk ke kamar mandi wanita, aku tidak melakukan apapun, sungguh."

Baekhyun menggeleng pelan, berbisik, "kalian berdua menjijikkan."

"Hei, teman-teman, lupakan soal insiden kamar mandi wanita," Minseok memungut sebuah amplop yang tergeletak di lantai, "kita mendapat surat aneh ini lagi."

"Surat aneh?" Baekhyun tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya.

Minseok menunjukkan surat itu pada Baekhyun, isinya hanyalah kode-kode berisi angka, beberapa huruf dan beberapa tanda baca yang ditulis dengan tinta merah, "ini seperti surat ancaman, kami pikir ini hanya kerjaan orang iseng, tapi sepertinya tidak juga, pengirimnya mengirimnya setiap hari, sepertinya pada malam hari, rasanya bukan kerjaan orang iseng kan?"

"Menurutku ini surat tantangan, ugh.. aku pasti akan memecahkan kode-kode bodoh ini," Chanyeol merebut surat itu.

"Kenapa tidak kalian cari tahu saja pengirimnya, bukankah kalian bilang dia mengirimkannya pada malam hari?" Baekhyun mencoba memberi saran.

"Masalahnya kami semua sibuk," Tao menggaruk bagian belakang kepalanya, "sebentar lagi aku akan mengikuti pertandingan wushu."

"Benar, hanya Ddook dda gi saja yang punya waktu lowong di antara kami," Joonmyun mengangguk.

"Bagaimana kalau aku dan Baekhyun saja yang pergi?" Chanyeol terlihat bersemangat.

"A-apa?" Baekhyun membelalakkan matanya.

"Aku pasti akan membuatmu secara sukarela bergabung di team XOXO, maka dari itu kau harus datang malam ini, aku tunggu di depan gerbang sekolah jam sepuluh malam." Chanyeol melangkah keluar dari ruangan, "nah, sekarang aku harus menyiapkan rencana untuk menyelinap malam ini, sampai jumpa nanti malam."

Baekhyun tercengang.

Jongin menepuk pelan pundaknya, "kau yakin kau bukan pacarnya?"

"Bukan," Baekhyun cepat-cepat menggeleng.

"Aneh," Jongin terlihat sibuk dengan pikirannya, "Ddook dda gi selalu bekerja sendiri, kau tahu, serigala penyendiri. Biasanya dia tidak suka jika kami menemaninya dengan permainan detektif-detektifan-nya."

"Mungkin ddook dda gi suka padamu, Baekhyun-ssi," Yixing berkata penuh semangat, "aneh-aneh begitu dia kan manusia normal, pasti juga merasakan cin—"

Ucapan Yixing terputus ketika Joonmyun menjitak kepalanya- usaha yang besar karena Joonmyun harus berjinjit; sekali lagi, bertubuh sedikit kurang tinggi itu tidaklah mudah.

Joonmyun kemudian meletakkan kedua tangannya di pundak Baekhyun, "Baekhyun-ssi, semoga kencanmu malam ini menyenangkan."

"Kencan—?" suara Baekhyun terdengar seperti bisikan.

Perlahan seisi ruangan berhamburan keluar ruangan— meninggalkan Baekhyun sendirian.

"Baekhyun-ssi—" Baekhyun melompat kaget, dia menoleh mendapati Kyungsoo berada di belakangnya- oke, ralat- ternyata Baekhyun tidak sendirian, tapi berdua dengan Kyungsoo.

"Maklumi mereka ya, mereka memang sinting," kyungsoo memutar jarinya di dekat pelipisnya, mengisyaratkan kata 'sinting'.

Dengan itu Kyungsoo melangkah pergi meninggalkan Baekhyun.

Baekhyun tidak tahu ia harus tertawa atau menangis, apa memang semua orang Seoul aneh seperti ini? Baekhyun hanya berharap sisa tahunnya di sekolah ini baik-baik saja.

.

.

.


.

.

.

tbc?

A/N: Makasih udah baca sampa disini.
maaf kalo membingungkan, aku yang nulis juga bingung(?) soalnya aku jarang bikin FF yang banyak dialog-nya T_T maaf juga kalo anak-anak EXO pada OOC semua, ini demi kebaikan cerita /plakk
Sebenernya FF ini cocoknya diberi genre apa ya? humor dan mystery nggak aneh kan? aku bener-bener bingung nentuin genre ._.V
Kritik dan saran aku tunggu, see you next chapters maybe? *bows*