Fate Knows Our Name

Chapter 1

Disclaimer : Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Supernatural

Warning: BL, Yaoi, Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

DON'T LIKE DON'T READ

Jaejoong sedang mencuci gelas di bar salah satu tempatnya bekerja saat Leeteuk memanggilnya. Memberitahunya bahwa Kyuhyun, Dongsaeng dan satu-satunya keluarga yang dia punyai mengalami kecelakaan. Sebuah bus yang hilang kendali menabrak beberapa pejalan kaki dan Kyuhyun masuk dalam daftar korban peristiwa naas itu. Tanpa membuang waktu lagi Jaejoong segera pergi ke rumah sakit.

Rupanya Kyuhyun mengalami luka yang begitu parah dan membutuhkan operasi besar secepatnya. Namun dana yang dibutuhkan begitu banyak. Tabungannya selama ini tidak lebih dari 10% total biaya yang dibutuhkan.

Jaejoong masih berdiri tak jauh dari ruang administrasi Seoul Hospital. Tangannya nampak gemetar memegang sebuah kartu nama. Choi Seung Hyun adalah namja pelanggan utama bar tempatnya bekerja. Namja yang selama ini menggodanya dan pernah mengajaknya bercinta dengan bayaran berapapun yang Jaejoong inginkan.

Jaejong pernah bersumpah tidak akan melakukan pekerjaan seperti Ummanya. Sang Umma adalah wanita penghibur. Bahkan Jaejoong dan Kyuhyun tidak tahu siapa Appa mereka. Ketika berusia satu tahun Jaejoong dititipkan kepada Kim halmonie. Kim Yoona Sang Umma meninggalkanya begitu saja dan kembali 4 tahun kemudian dengan Membawa Kyuhyun yang masih berusia beberapa bulan. Meninggalkan Kyuhyun bersama mereka kemudian pergi lagi dan tak pernah kembali sejak saat itu.

Kehidupan kanak-kanak Jaejoong sangatlah keras. Dirinya yang begitu belia harus bekerja keras mengurus adiknya yang masih balita dan Halmonie yang sering sakit-sakitan karena usia tua. Di usianya yang baru menginjak sepuluh tahun dirinya sudah bekerja sebagai kuli di pelabuhan dan membantu tetangganya menjual ikan. Jaejoong tak pernah mengenyam pendidikan karena keterbatasan biaya hidup dan disleksia yang dideritanya. Disleksia yang membuatnya kesulitan untuk membaca dan menulis. Puncaknya saat Halmonie Kim meninggalkan keduanya karena sakit yang memang sudah sangat parah.

Apapun yang terjadi padanya, Jaejoong tak pernah mengeluh dan selalu menghadapinya dengan senyuman. Walaupun hanya hidup berdua dengan Kyuhyun, Jaejoong tak pernah menyerah untuk tetap bertahan. Tak peduli pandangan orang lain padanya yang merupakan anak haram dari Yeoja yang menjual tubuhnya. Jaejoong ingin membuktikan pada mata masyarakat bahwa dia tidak seperti Ummanya. Sepanjang masa remajanya Jaejoong habiskan dengan bekerja di beberapa tempat demi mencukupi kebutuhan hidup keduanya dan menyekolahkan Kyuhyun. Kyuhyun pernah menolak untuk bersekolah karena tidak mau menyusahkan hyungnya. Namun Jaejoong menasehatinya bahwa salah satu dari mereka harus mengenyam pendidikan yang layak. Bahwa dengan bersekolah Kyuhyun dapat mengajarinya membaca dan menulis. Akhirnya Kyuhyun bersedia bersekolah demi Hyungnya. Demi Hyungnya yang sebenarnya sangat membutuhkan perhatian khusus tapi keadaan malah memaksanya mengurus dirinya.

Setelah beberapa tahun kehidupan keduanya mulai tenang, cobaan kembali datang. Jaejoong yang biasanya dapat mencari celah untuk menyelesaikan masalahnya kini menemui jalan buntu.

Ya Tuhan, apakah dirinya harus menempuh jalan seperti Ummanya. Menjual tubuhnya demi menebus biaya rumah sakit agar Kyuhyun tetap bersamanya. Jaejoong tidak ingin kehilangan satu-satunya orang yang menjadi cahaya dalam hidupnya itu. Satu-satunya orang yang selalu mendukungnya dan tidak pernah mengeluh dengan kekurangannya.

.

Jaejoong sudah memutuskan untuk menemui Seung Hyung. Jaejoong berjalan terburu-buru di koridor rumah sakit. Kegelisahan dan kepanikan membuatnya lupa bahwa dirinya tidak seharusnya berjalan cepat karena...

Bruk!

Jaejoong tersandung kakinya sendiri dan jatuh. Saat itulah seseorang berhenti di depannya mengambil kartu nama yang terlepas dari tangannya karena insiden barusan.

"Choi Seung Hyun"

Jaejoong mendongak mempertemukannya dengan namja bermata musang yang sedang membaca kartu nama yang dijatuhkannya.

"Semua orang mengenalnya sebagai pengusaha kotor dan penyuka daun muda. Apa kau berniat menjual tubuhmu padanya?"

Jaejoong hanya diam, dia bukanlah tipe orang yang akan langsung marah bila mendengar kata-kata jelek mengenai dirinya. Jaejoong sudah terbiasa mendengar hal yang lebih parah.

"Aku mendengar apa yang menimpa adikmu. Kau membutuhkan uang yang sangat banyak. Karena itulah kau ingin menemui Seung Hyun. Aku punya penawaran untukmu. Tentu saja akhirnya tetap sama, kau akan menjual dirimu. Tapi paling tidak aku akan bertanggung jawab. Jadilah istriku dan aku akan membiayai adikmu sampai sembuh"

Jaejoong tak langsung menjawab. Menikah dan menjadi istri seseorang. Jaejoong memang tidak pernah memikirkannya bahkan takut untuk menjalaninya. Latar belakang dirinya terlalu buruk. Apalagi dirinya pengindap disleksia yang tak pernah mengenyam pendidikan dibangku sekolah. Saraf motoriknya juga kurang bagus menyebabkan dirinya sering jatuh dan mencelakai dirinya atau orang disekitarnya. Jaejoong sangat takut dibenci oleh orang tua suaminya atau mendapat perlakuan buruk dalam rumah tangga mereka. Jaejoong mengerti karena bila dirinya menjadi seorang Umma tentu dia tak akan pernah rela putranya menikah dengan anak seorang pelacur yang tidak memiliki masa depan. Karena itulah Jaejoong sangat takut dengan sebuah pernikahan. Tapi kini seorang namja aneh menawarkan pernikahan padanya. Tentu bukan pernikahan normal pada umumnya. Tapi Jaejoong sudah tidak peduli. Bila dengan menikah dapat menyelamatkan nyawa Kyuhyun, Jaejoong akan menghadapi ketakutan yang telah menjadi musuh besarnya itu.

"Baiklah aku akan menikah denganmu" jawab Jaejoong pada akhirnya.

.

.

Jaejoong menunggu diluar ruang operasi. Tak pernah berhenti berdoa untuk keselamatan Kyuhyun. Operasi berjalan begitu lama, sehingga Jaejoong tertidur karena kelelahan. Entah berapa lama Jaejoong tertidur, saat terbangun pintu ruang operasi belum juga terbuka. Tiba-tiba Jaejoong tersadar bahwa ada sesuatu yang melekat pada tubuhnya. Jas berwarna hitam yang tentu saja bukan miliknya dan sebuah surat. Jaejoong sedang berusaha membaca surat itu saat pintu ruang operasi terbuka.

"Euisa.."

Jaejoong segera menghampiri dokter yang menangani operasi Kyuhyun.

"Jaejoong ssi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan adik anda sudah melewati masa kritis. Ada patah tulang di kaki dan dadanya, dengan terapi rutin selama 3 bulan adik anda akan dapat berjalan dan melakukan aktifitas normal."

Raut kebahagiaan terlihat jelas di wajah Jaejoong saat mendengar Kyuhyun akan baik-baik saja. Tiba-tiba Jaejoong teringat dengan surat yang ditinggalkan untuknya.

"Eusia Mi…mianhae, bisakah anda membacakan surat ini? Saya penderita disleksia dan..."

Dokter bedah yang bernama Park Yoochun itu menatap iba Jaejoong sebelum akhirnya tersenyum hangat.

"Ne."

Jaejoong menyerahkan surat itu. Yoochun memperhatikan surat itu sejenak sebelum akhirnya membacakannya untuk Jaejoong.

"Seperti janjiku, aku sudah melunasi semua biaya operasi adikmu. Aku sudah mengatur semuanya sehingga adikmu akan mendapat perawatan dan terapi terbaik di rumah sakit ini sampai dia benar-benar sembuh. Aku memberimu waktu untuk menemani adikmu sampai dia kembali dapat beraktifitas normal. Adikmu sudah terdaftar di Shinki Academy School. Begitu dia sembuh antarkan dia kesana. Aku sudah melakukan semua janjiku, ketika waktu telah tiba untukmu membalas janjiku temui aku di rumahku. Datanglah ke Big East Residence. Jung Yunho"

Yoochun terdiam sebentar sebelum kembali menatap Jaejoong. Bermaksud menanyakan hubungan antara namja cantik dihadapannya ini dengan Jung Yunho. Namun segera mengurungkan niatnya.

"Gamsahamida Euisa" kata Jaejoong membungkuk hormat saat Yoochun selesai membacakan surat itu.

"Gwenchanayo."

Yoochun menyerahkan kembali surat itu kemudian berpamitan. Jaejoong kembali mengucapkan terima kasih. Setelah itu melihat surat ditangannya. Melipatnya rapi dan menyimpannya di dalam dompetnya.

.

.

Yoochun baru saja kembali ke ruang kerjanya saat seseorang yang dikenalnya sudah menunggu di depan mejanya.

"Yunho ssi"

Yoochun membungkuk hormat sebelum akhirnya bergegas duduk di kursinya.

"Ada yang dapat saya bantu Yunho ssi?"

"Anak yang baru saja kau operasi, apakah dia baik-baik saja?"

"Ne, dia sudah melewati masa kritisnya."

Yunho mengangguk pelan. Dan tidak bicara banyak setelahnya. Namun Yoochun mengerti apa arti diamnya orang yang selalu membuatnya merasa terintimidasi setiap kali bertemu. Yoochun segera menceritakan kondisi dan perawatan yang dibutuhkan agar cepat pulih seperti sediakala.

"Lakukan yang menurutmu terbaik untuk kesembuhannya. Semakin cepat semakin baik" kata Yunho setelah mendengar penjelasan Yoochun.

"Ne. Yunho ssi"

Yunho berpamitan dan meninggalkan ruang kerja Yoochun setelah selesai mendengar penjelasan Yoochun. Membuat Yoochun dapat kembali bernafas dengan benar.

Baginya Yunho adalah sosok misterius. Koneksi yang dia punyai sangat menakutkan. Semua jenderal dan pemerintahan sangat menghormatinya. Termasuk keluarganya yang hampir semua anggotanya bekerja di kemiliteran. Dari semua keluarga besarnya memang hanya Yoochun yang bekerja di luar bidang itu.

Yunho sering mengunjungi kediaman Park, Haraboejinya bahkan menyiapkan ruang khusus untuknya berjaga-jaga bila dia ingin menginap. Yoochun masih ingat pertama kali darinya bertemu dengan Yunho. Dirinya masih berusia 9 tahun saat itu. Dan Demi Tuhan, fisik Yunho tidak berubah sejak pertemuannya. Tidak bertambah tua sedikitpun.

Sebuah ingatan kembali membuat Yoochun menahan nafas. Ingatan saat dirinya tanpa sengaja tersesat masuk ke dalam kamar milik Yunho di kediaman Park. Dikamar yang sengaja dibuat klasic dan elegant dengan gaya khas tradisional Korea. Di dinding dekat bed Utama terdapat sebuah lukisan. Sebuah lukisan yang Yoochun yakini adalah Yunho. Wajahnya begitu tegas dengan seragam dan atribut kebesaran seorang Jenderal Jepang. Kemudian disampingnya berdiri sosok yang begitu cantik dengan kimono merah muda yang membalut tubuh rampingnya. Sosok dengan kulit seputih salju, bermata Doe dan bibir semerah buah Cerry.

Kemudian Yoochun teringat dengan keluarga pasien yang baru saja ditanganinya. Seseorang yang sangat mirip dengan wajah di lukisan yang berusia puluhan tahun itu.

" Ya Tuhan apa yang sebenarnya terjadi…"

.

.

Jaejoong sedang berada di kantin rumah sakit. Leeteuk mengunjunginya di rumah sakit dan membawakan makan malam untuknya.

"Gumawo, Teuki Hyung. Karena terlalu memikirkan keadaan Kyunie aku jadi lupa makan"

" Aku juga ikut bersyukur Kyunie baik-baik saja"

Leeteuk terdiam sebentar. Ingin menyampaikan sesuatu tapi takut akan menambah beban Jaejoong.

"Jaejoongie, Mr. Lee dia sangat marah karena kau pergi begitu saja dan meninggalkan pekerjaan. Dia tidak menginginkan dirimu bekerja di tempatnya lagi."

Diluar dugaan Leeteuk, Jaejoong malah tersenyum.

"Gwenchanayo, aku memang ingin mengurus Kyunie sampai dia sembuh. Dan aku tidak berniat untuk bekerja dulu. Tabunganku masih cukup untuk bertahan 4 bulan. Bila Kyuhyun sudah sembuh dan calon suamiku mengijinkan aku akan mencari pekerjaan lain"

"Calon Suami?" Tanya Leeteuk mengernyit heran. Leeteuk tahu betul bahwa Jaejoong tidak memiliki hubungan khusus dengan orang lain. Jaejoong terlalu paranoid untuk memulai hungungan asmara. Terlalu takut untuk terluka atau anak mereka akan menderita karena pernikahan yang tidak bahagia. Leeteuk tidak menyalahkan Jaejoong. Apa yang terjadi dengan masa kecilnya Leeteuk sangat mengetahuinya dan akan menangis tanpa sadar bila teringat. Satu hal yang membuat Leeteuk kagum, apa yang menimpanya tidak membuat Jaejoong menjadi pribadi yang keras dan jahat. Jaejoong tumbuh menjadi begitu baik hati dan polos.

"Ada hal aneh yang terjadi dan membuatku yakin Teukie Hyung. Setelah bertemu dengan namja itu aku bermimpi indah. Indah sekali Teukie Hyung. Aku berdiri diatas jembatan di sebuah danau dengan beberapa bunga cerry yang bermekaran. Mengenakan kimono merah muda. Kemudian namja itu datang dengan seragam militer. Menghampiriku dengan senyuman hangat yang begitu menawan. Namja itu melepas topi seragamnya. Meraih tanganku dan mengecup punggung tanganku lembut. Kemudian memelukku erat. Dekapan yang membuatku merasa sangat aman dan nyaman."

Jaejoong berhenti berbicara sejenak, sebelum kembali menatap Leeteuk dan tersenyum ceria.

"Mungkin ini adalah petunjuk Tuhan untukku Hyung. Bahwa pernikahan ini akan membuatku bahagia Hyung."

.

.

Kyuhyun membuka matanya perlahan. Saat seseorang memanggil namanya. Kyuhyun menoleh ke kanan dan menjumpai Hyungnya duduk disampingnya. Memandangnya dengan rasa bersyukur dan tak berhenti menggenggam tangan miliknya.

"Kyunie…syukurlah kau kembali pada hyung"

"Hyung…Kyunie tidak dapat bergerak"

"Gwenchanayo, hanya sebentar. Yoochun ssi mengatakan Kyuie akan bisa bergerak bebas lagi"

"Jinja?"

"Ne"

Kyuhyun terdiam mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Dirinya dalam perjalanan ke sekolah sebelum suara klakson memekakkan telinga terdengar. Dirinya terlempar keras dan semuanya menjadi gelap.

"Hyung, Mian ne. Sepertinya Kyunie tidak bisa mengikuti seleksi beasiswa Shinki Academy School. Sebenarnya tinggal selangkah lagi, hanya tinggal test terakhir tapi kecelakaan itu…" Kyuhyun hampir menangis mengingat hal itu. Bagiamana dia sudah bekerja keras agar dapat memasuki sekolah paling bergengsi itu untuk membuat Hyungnya bangga. Agar setelah selesai sekolah nanti dapat bekerja di perusahaan elit sehingga dapat mengurus Hyungnya. Agar Hyungnya tidak bekerja lagi.

"Sstt. Tidak apa-apa. Kyunie masih bisa bersekolah disana. Teman Hyung telah mengurusnya. Jadi jangan menangis lagi ne" Kata Jaejoong mengusap air mata Kyuhyun yang sudah terjatuh beberapa tetes.

"Teman Hyung?"

"Ne. Dia juga yang membantu Hyung membayar semua biaya rumah sakit"

Mata Kyuhyun menyipit saat mendengar kalimat terakhir Jaejoong. Menangkap adanya keanehan disana.

"Hyung…jangan bilang kau menyetujui ajakan orang itu"

Jaejoong mengerti apa yang dimaksud Kyuhyun. Saengnya itu memang sudah tahu mengenai Seung Hyun yang tidak pernah berhenti merayunya.

"Ani…"

"Lalu?"

Jaejoong terlihat gugup sekarang. Sudah menjadi sifat dasar Jaejoong yang tak dapat berkata bohong kepada siapapun terutama Saengnya.

"Hyung akan menikah dengan orang yang menolong kita tapi tenang saja dia bukan Seung Hyun ssi"

"Mwo?!"

Kyuhyun berniat untuk bangun namun tubuhnya masih mati rasa dan kaku. Ingin mengomeli kebodohan Hyungnya karena dengan mudahnya mau menikah dengan orang asing.

"Dia orang baik Kyunie jadi tidak apa-apa"

"Hyung…"

"Hyung tidak apa-apa Kyunie jadi jangan Khawatir ne"

.

.

Yunho duduk di ujung tempat tidur miliknya. Kedua tanganya memeluk sebuah kimono berwarna merah muda. Bibirnya bergetar memanggil nama sosok yang telah ditunggu dan dicarinya selama 78 tahun. Sosok yang telah berjanji padanya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya akan memohon kepada Tuhan apapun konsekuensinya agar mereka dapat dipertemukan kembali.

"Boo, sebentar lagi kau akan kembali ke dalam pelukanku."

TBC

Anyeong, Author kembali dengan fic baru. Sebenarnya Author sudah mencoba membuat beberapa fic dengan genre normal tanpa embel-embel fantasy atau supernatural. Tapi hasilnya kurang menyakinkan untuk di post. Takut idenya sudah sering di buat fic. Yah walaupun ide fic seperti ini kayaknya juga sudah pasaran…..#bingung

Ditunggu saran dan reviewnya^^

Gamsahamida

Yeye Kyunie^^