Title: Blooming in Kitchen
Pairing: ChanSoo (Chanyeol-Kyungsoo)
Other pairing: temukan didalamnya
Genre: romance, teenagers, with a little bit comedy
Rate: T
Note: sudah chapter terakhir.. nanti bakal ada lagi ChanSoo yang lain. Nah, karena ini chapter terakhir.. gue mau review yang cetar membahana dong, boleh? Kalo gamau ya gapapa wkwk
Part 12
ChanSoo
.
.
.
.
.
"dia masih menghubungimu kan?" tanya Kris pada Luhan. Kini mereka terdiam di balkon apartemen Kris sembari menyesap bir kaleng mereka masing-masing.
"masih.." jawab Luhan sekenanya.
"yasudah jangan terlalu terpuruk begitu. Maju ke depan, jangan lihat apa yang di belakang" kata Kris santai, padahal wajahnya terlihat asam juga. Luhan mendengus saja
"silahkan kau bicara begitu tanpa ekspresi, aku tau kau masih memikirkan Kyungsoo"
"dia cinta pertamaku.."
"picisan" cibir Luhan. Mereka diam lagi, hening sampai beberapa menit.. bahkan mungkin hampir setengah jam lamanya.
"aku akan melupakan Baekhyun..." ujar Luhan tiba-tiba, Kris menoleh sedikit kaget pada pemuda di sampingnya.
"...tapi jika kau juga mau melupakan Kyungsoo" mereka bertatapan, Kris terkekeh pelan membuat Luhan makin badmood saja.
"mungkin lebih baik jika kau mengatakan tidak menyukai Kyungsoo lagi. Untuk masalah melupakan, aku tidak bisa melupakannya. Bagaimanapun dia teman masa kecilku hingga sekarang" koreksi Kris. Itu benar, Luhan juga tidak bisa melupakan Baekhyun semudah itu.
"jadi maksudmu, aku tidak boleh menyukai Baekhyun lagi?" Luhan menerawang ke depan, dia memikirkan bagaimana dirinya jika tidak menyukai Baekhyun lagi? "..hampa.." lanjut Luhan berbisik tapi Kris masih bisa mendengarnya.
"cari yang lain.. memangnya Cuma Baekhyun yang kau suka?"
"kau juga, memangnya Cuma Kyungsoo yang kau suka?" balas Luhan. Kris terkekeh lagi, sudahlah.. pembicaraan ini tidak akan selesai.
"bantu aku, Kris.. kau mungkin tidak begitu terpuruk melihat Kyungsoo bersama Chanyeol" Luhan meletakkan bir kalengnya di atas pagar pembatas balkon tersebut.
"ya, aku lega karena walau aku melepasnya.. sudah ada orang lain yang akan menjaga Kyungsoo" sambung Kris, dia berbalik dan menyandarkan punggungnya pada pagar.
"sedangkan Baekhyun? Aku tidak tau bagaimana dia di Inggris sana.. aku takut terjadi apa-apa padanya. Dia pasti masih terpuruk karena Chanyeol"
"kau mau menyusul Baekhyun?"
"aku tidak mau membuatnya semakin pusing dengan tiba-tiba muncul di hadapannya, Kris"
"yasudah, hilangkan saja perasaanmu padanya. Hilangkan, Luhan.. aku akan membantumu" Kris menatap Luhan. Pemuda rusa itu menatap balik pada Kris dan dia memukul keras lengan kekar sepupu naganya tersebut.
"aku sepupumu bodoh.." desis Luhan kesal, Kris tertawa geli.. ternyata Luhan menangkap apa maksud ucapan Kris.
"sepupu jauh, Luhan" koreksi Kris lagi
"tetap saja, kakekku dan kakekmu itu saudara sepupu juga" Luhan menoyor kening Kris sembari masuk ke dalam flatnya. Kris mulai gila berkat patah hati.
.
.
.
.
.
Kyungsoo memarut keju yang sudah menumpuk lumayan banyak, dia ingin membuat kue untuk Chanyeol yang kini tengah menekuni laptopnya di ruang tamu. Kyungsoo sudah menyiapkan selai stroberi, dia memotong kue yang sudah matang menjadi dua bagian. Bagian atas dia letakkan di samping dan dia mulai melumuri bagian kue yang bawah dengan selai stroberi tersebut.
Sementara Chanyeol tengah menghubungi Baekhyun lewat jejaring sosial online di laptopnya, dia menunggu.. tapi Baekhyun tidak juga online. "kemana kau, Baek?" gumam Chanyeol kesal. Dia melihat Luhan yang semakin hari semakin galau saja. Chanyeol ingin sedikit menyentil Baekhyun lagi agar dia benar-benar sadar.
Tapi kini Chanyeol yang tidak sadar bahwa Kyungsoo sudah berdiri di belakangnya sekarang, dia memperhatikan apa yang Chanyeol lakukan.
"dia tidak menjawab panggilanmu?" tanya Kyungsoo tiba-tiba, Chanyeol terlonjak kaget.
"kau sudah selesai membuat kue?" Chanyeol malah balik bertanya.
"belum, aku hanya penasaran saja apa yang kau lakukan di laptopmu" Kyungsoo tersenyum, Chanyeol mengangkat kedua alisnya.. dia menarik tangan Kyungsoo untuk duduk di pangkuannya.
"aku sedang berusaha menghubungi Baekhyun.. aku ingin tau sebenarnya ada apa dengan dia sampai masih menutup sebelah matanya terhadap Luhan"
"kalau menurutku, sebaiknya kau jangan mencampuri urusan mereka lagi" kata Kyungsoo menatap Chanyeol. "biarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Aku yakin Baekhyun masih memikirkan Luhan hyung. Tidak mungkin dia setega itu meninggalkan Baekhyun begitu saja" Kyungsoo ada benarnya.
"kau cemburu aku menghubungi Baekhyun?"
"tidak hyung... aku hanya mengusulkan saja"
Chanyeol diam, dia berpikir ucapan Kyungsoo memang benar. "jadi kau tidak cemburu?" sumpah demi apapun, Kyungsoo kini melihat wajah Chanyeol yang menyeringai untuk pertama kalinya.
"tidak. Kau berharap sekali aku cemburu" gerutu Kyungsoo melepaskan diri dari pelukan Chanyeol di pinggangnya, dia kembali ke dapur diiringi kekehan geli milik pria maskulin itu. Kyungsoo meneruskan acara membuat kuenya, kini dia menaburi parutan keju di atas kue rasa lemon dengan isi selai stroberi tersebut.
Kyungso menambahkan dua batang kecil kayu manis di atasnya, dan dia taburkan dengan bubuk coklat. "selesai.." pemuda bermata itu membersihkan sisa selai yang mengotori pinggiran piring.
"sudah selesai?" Chanyeol memeluknya dari belakang, Kyungsoo mengangguk saja dan menoleh pada Chanyeol.
"kau mau? Aku potongkan sekarang"
"tidak. Karena aku suka lemon ice tea, jadi aku lebih suka memakan kue rasa lemon apapun dalam keadaan dingin. Masukan saja dulu di kulkas" Kyungsoo menurut, dia memasukkan kue itu dalam kulkas.
"tapi nanti kau memakannya kan?" Kyungsoo mengantisipasi, takut-takut kalau Chanyeol ragu soal rasa kue buatannya dan tidak mau memakannya.
"tentu saja akan aku makan, Soo. Kau mau memakannya duluan? Silahkan saja" Chanyeol tersenyum, Kyungsoo suka sekali senyum lembutnya yang tegas itu.
"nanti, bersama denganmu saja" Kyungsoo mengusap pipi Chanyeol sekilas dan pergi ke ruang tengah, Chanyeol menyusul Kyungsoo untuk duduk di sebelah pacarnya itu di atas sofa. dia kembali memeluk pinggang Kyungsoo yang ramping, lalu dia menaruh dagu lancipnya di atas bahu Kyungsoo.
"aku dengar Yixing mencarikan jodoh untuk Yifan" ujar Chanyeol, mereka menikmati angin dingin yang masuk melalui pintu balkon. Kyungsoo yang sedang menonton televisi hanya menanggapi dengan gumaman saja.
"kau merasa tidak rela?"
"tidak, justru aku merasa kasihan pada Yifan hyung. Aku lihat gadis-gadis yang ingin Yixing hyung kenalkan padanya, semua berumur di atas Yifan hyung" Chanyeol tertawa keras, ya ampun.. hanya di depannya Chanyeol bisa seperti itu.
"memang benar, kasihan. Tapi kau tidak merasa bersalah padanya kan?"
"tidak... sedikit sih, tapi itu tidak membuatku harus melepasmu dan lebih memilih dia" Kyungsoo menatap Chanyeol yang juga menatapnya.
"aku mencintaimu, Kyung... jangan mempermainkan kepercayaanku" Chanyeol berkata seakan dia takut sewaktu-waktu nanti Kyungsoo bisa kembali pada Yifan. Memang itu yang dia takutkan.
"tidak, aku tidak akan mempermainkannya.. aku juga mencintaimu, hyung" Kyungsoo mengusap lagi pipi Chanyeol, pria semampai itu mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo dan mencium bibir ranumnya. Kyungsoo menyambut ciuman tersebut, dia mengusap-usap lembut rahang Chanyeol yang tegas.
Udara dingin semakin membuat ciuman itu menghangat, menjalar hingga merasuk dalam tulang rusuk mereka.
ChanSoo
"jangan begitu, aku bilang potong kukumu! Lihat, coklatnya jadi tercetak bekas kuku" bentak Chanyeol, Kyungsoo menoleh tajam.
"nanti aku potong. Aku kan belum sempat!" Kyungsoo memakan coklat batang kecil yang tadi tercetak bekas kukunya, lalu sekarang dia ambil yang baru untuk di letakkan di samping kue yang baru saja dia buat.
"besok ku lihat kukumu masih panjang, akan ku penggal kepalamu, pendek!" Chanyeol pergi ke toilet, sedangkan Kyungsoo terus menggerutu sendirian. Memangnya apa yang salah dengan kuku panjang?
"hah.. pattisier sombong itu memang terlalu teliti" ujar Luhan masuk ke dapur, Kyungsoo melihat Luhan yang aura wajahnya jauh lebih cerah sekarang.
"dia menyebalkan, bukan terlalu teliti" Kyungsoo sedikit manyun.
"hahaha. Sejak awal kau masuk ke kedai ini, aku sudah memperingatkanmu untuk bersabar menghadapinya"
"aku sangat sabar hyung" Kyungsoo mengelus dadanya dramatis, Luhan kembali tertawa.
"hyung, kau sudah jauh lebih baik?" tanya Kyungsoo memastikan.
"iya.. sudah lebih baik" Luhan mengangguk-ngangguk dan memperhatikan kue-kue hasil buatan Kyungsoo.
"eum.. bagaimana dengan Yifan hyung?" Kyungsoo terlihat takut-takut, dia tidak berani bertanya langsung pada Yifan. Tentu saja, sumber kegalauan Yifan itu kan Kyungsoo sendiri.
"dia juga sudah membaik. Kami sepakat untuk maju ke depan" Luhan meninju udara, keduanya tertawa geli. Kyungsoo lega mendengarnya, kalau begitu dia sudah tidak perlu terlalu canggung jika bersama Yifan.
"apa yang kau lakukan di dapurku? Tidak boleh mengajak ngobrol anak buahku selama jam kerja!" lagi-lagi Chanyeol berteriak, Luhan mencibir.
"anak buah? Kupikir dia pacarmu?" Chanyeol akan melempar gula pada Luhan, tapi Luhan sudah lebih dulu kabur keluar.
"dia sudah tidak sedih lagi, hyung" kata Kyungsoo. mendengarnya Chanyeol mendengus.. tentu saja di luar terlihat begitu, bagaimana jika di dalam? "aku senang melihat Luhan hyung sudah bisa tertawa lepas lagi"
"sudahlah, memangnya Baekhyun itu pergi untuk selama-lamanya? Suatu saat nanti dia pasti akan kembali kesini"
"hyung rindu padanya?" Kyungsoo sedikit menggoda, Chanyeol mencolek hidungnya dengan terigu. "menyebalkan.." desis Kyungsoo kesal.
Kyungsoo mencolek krim cokelat dari mangkuk dan siap melumerinya pada Chanyeol, tapi Chanyeol sudah meliriknya sejak tadi jadi Chanyeol langsung memeluk Kyungsoo dari belakang sambil menahan kedua tangan Kyungsoo ke depan.
"aku tau yang akan kau lakukan" ucap Chanyeol tepat di telinga Kyungsoo, sekarang pipi Kyungsoo memerah sempurna.
"lepaskan, hyung"
Sementara di luar Yixing dan Luhan menonton adegan itu, "jangan mengajak ngobrol anak buahku di saat jam kerja... sial sekali kau, Park Chanyeol" Luhan menirukan gaya Chanyeol berbicara tadi dengan kesal. Yixing tertawa saja.
"hei, Lu.. rencananya nanti sore aku akan mengatur pertemuan Yifan dan wanita yang aku kenal"
"ah kau ini.. sudah aku bilang Yifan tidak boleh bersama salah satu dari mereka!"
"tapi mereka cantik-cantik, Lu. Kalau kau mau, aku akan memberikanmu satu" wah, sudah seperti bandar wanita saja Yixing ini.
"tidak, terimakasih"
"jangan bilang hanya Baekhyun satu-satunya yang ada di hatimu. Ouhh picisan sekali" Yixing terkekeh sedikit menyindir Luhan.
"kau mengejekku sekali lagi, ku hajar kau" Luhan menunjukkan kepalan tangannya pada Yixing.
"ya ampun, aku kan hanya bercanda" tapi Yixing malah kabur ke toilet. Luhan menghela napas, sejak tadi kedai mulai sepi. Tersisa dua pelanggan lagi yang masih sibuk ngobrol sambil memakan kuenya. Luhan seperti kenal dengan salah satu wajah dari dua orang tersebut.
"hyung, ini kue rasa mocca untukmu" Kyungsoo menghampirinya sambil membawa sebuah kue.
"terimakasih. Kyung, bukankah itu temanmu yang pernah ikut kau ke pantai" Kyungsoo mengikuti arah pandang Luhan.
"oh, Myungjoo hyung!" kaget Kyungsoo. Myungjoo yang berada di meja paling pojok sana mendongak dan nyengir mesum seperti biasa.
"hai, Kyung!" dia melambaikan tangannya pada Kyungsoo.
"dia bukan temanku, hyung. Dia hyung-ku" Kyungsoo menghampiri Myungjoo dan temannya. Luhan membulatkan mulutnya.
.
.
.
.
.
Yixing serta Luhan sesekali melirik Kyungsoo yang sedang ngobrol dengan kakak dan teman kakaknya itu. kyungsoo tertawa lepas karena memang Myungjoo itu jagonya melawak, dan temannya yang satu cukup bisa menimpali lawakan Myungjoo. Chanyeol akhirnya menampakkan diri hanya untuk memberi salam pada Myungjoo, setelah itu malah kembali lagi ke dapur.
"lama tak bertemu ya, Minseok hyung" kata Kyungsoo pada teman Myungjoo yang bernama Minseok itu.
"iya, Kyung.. aku sudah lama tidak bertemu Myungjoo juga. hari ini kami janjian di kedai ini yang kata Myungjoo tempatmu bekerja" lelaki manis bermata sipit itu menepuk-nepuk pundak Kyungsoo.
"hyung, kenapa kau tidak menyapaku langsung ke dapur?" tanya Kyungsoo sebal pada Myungjoo.
"aku tidak mau mengganggu jam kerjamu, bodoh" Myungjoo menyesap kopinya.
"permisi, ini chocolate croissant-nya. Maaf lama menunggu" Luhan menggantikan Yixing yang lagi-lagi ke toilet untuk mengantar pesanan. Myungjoo, Minseok, dan Kyungsoo menoleh ke arahnya. Tapi tatapan Myungjoo berbeda ke arah Luhan.
"loh, Yixing hyung kemana?" tanya Kyungsoo.
"dia ke toilet" Luhan tersenyum, sedangkan Kyungsoo mengangguk. Kyungsoo melirik kakanya yang masih saja tidak berkedip menatap Luhan. Aduh, kalau sudah begini Kyungsoo tau apa yang terjadi.
"ada pesanan lagi?" Luhan melirik Minseok yang sibuk dengan tabletnya.
"oh? Hei, Myungjoo.. kau mau memesan lagi? Kalau aku sudah cukup croissant ini saja" ucap Minseok. Luhan pun pergi.
Myungjoo mengikuti arah Luhan berjalan sampai pada meja kasir, "hei, Kyung.. kau tidak pernah cerita ada teman lelakimu yang semanis itu" Myungjoo berujar masih memperhatikan Luhan.
"buat apa juga aku harus cerita?" Kyungsoo menatap malas kakaknya, "hyung, dia itu juga ada saat kita di pantai waktu liburan. Kau tidak memperhatikan ya? Memang sih.. dia datang bersama rombongan Yifan hyung"
"benarkah? Aku... tidak memperhatikan"
"kau menyukainya?" tanya Minseok sambil memperhatikan Luhan juga.
"aku jatuh cinta padanya, Baozi.." seringai Myungjoo beranjak dari kursinya dan menuju meja kasir yang dimana di sana ada Luhan sedang menghitung uang.
"hai.." sapa Myungjoo, Luhan menoleh dan membalas senyum Myungjoo dengan ramah. "kita pernah bertemu loh di ulang tahun Kyungsoo.. aku kakaknya, Do Myungjoo" Myungjoo mengulurkan tangan kanannya.
"ya Tuhan..." Minseok menepuk keningnya melihat Myungjoo yang ─seperti biasa─ agresif. Kyungsoo geleng kepala saja.
"oh.. aku Xi Luhan, salam kenal" Luhan menjabat tangan Myungjoo, dengan mata Myungjoo yang masih saja terpaku pada wajahnya. Luhan merasa tidak enak, dia berbisik pada Yixing yang baru saja kembali dari toilet. "hei, kakaknya Kyungsoo ini sangat aneh.. aku ke toilet dulu" Luhan melepaskan uluran tangannya pada Myungjoo dan kabur secepat mungkin.
Yixing menatap horor mata Myungjoo yang tidak lepas dari sosok Luhan. bahkan ketika Luhan sudah menghilang di balik pintu toilet, Myungjoo masih tidak berkedip.
"kurasa Myungjoo kena batunya sekarang" kekeh Minseok melihat kejadian itu.
"maksudmu hyung?"
"selama ini dia selalu mempermainkan wanita, sekarang dia di buat terpesona oleh seseorang yang menganggapnya aneh. Parahnya lagi, dia jatuh pada pesona seorang laki-laki hahaha" Minseok benar, Kyungsoo ikut tertawa. Kasihan sekali Myungjoo.
ChanSoo
Kyungsoo membulak-balik majalah resep kue kering miliknya, dia ingin belajar membuat kue kering sekarang. dia ingin sekali membuat kue kering dengan berbagai macam bentuk untuk Chanyeol, Hahh.. sekarang apapun yang akan dia masak pasti dia teringat pada pacarnya itu. keadaan di sekitarnya mulai gaduh karena rombongan teman-temannya sudah mulai berkumpul saat istirahat.
"sebentar lagi natal, apa kita akan bertukar kado?" tanya Sehun.
"tentu saja! dan Jino, aku tidak mau melihatmu memberi kado boneka barbie lagi" kecam Jongdae yang tahun lalu kedapatan boneka itu saat bertukar kado, dan Jino mengakui bahwa itu kado darinya.
"hm.." gumamnya sambil mengemut permen lollipop.
"hei, pasangan sejoli.. kalian mau bertukar kado secara pribadi?" tanya Tao yang agak malas.. tapi dia ingin tau juga.
"iya, Sehun akan memberiku kado terindah di natal ini. iya kan?" Jongin mengeluarkan seringainya di hadapan Sehun, sedangkan pemuda berwajah stoic yang lain memukul wajah Jongin menggunakan buku milik Kyungsoo. Jongdae, Moonkyu, dan Joonmyun yang mengerti maksud ucapan Jongin kini tertawa terbahak-bahak.
"jangan macam-macam dengannya" ancam Tao pada Jongin.
"memangnya kau siapa? Bodyguardnya?" sungut Jongin membalas, Tao sudah ingin memukul Jongin, tapi Jino segera melerai dan Sehun menutup telinganya kalau-kalau Tao dan Jongin bertengkar lagi.
"Kyungsoo, kau membaca majalah itu untuk memberi kado pada Chanyeol hyung ya? Kau mau membuatkannya kue?" tanya Jino.
"ya, aku sedang belajar.. kalau bisa juga untuk kado" Kyungsoo mengangguk.
"wah.. romantisnya. Aku jadi iri" kata Moonkyu, lalu Jongdae memukul kepalanya sadis.
"Joonmyun juga sudah pasti akan bertukar kado juga dengan Yixing hyung" sahut Kyungsoo lagi, Joonmyun tersenyum seperti orang yang baru pertama kali jatuh cinta.
"tentu saja, aku sudah menyiapkan kado spesial untuknya"
"hei Jino, bagaimana kalau kau bertukar kado secara pribadi denganku?" goda Jongdae mengedipkan sebelah matanya pada pemuda manis itu.
"maaf ya, aku sudah punya pacar" jawab Jino santai. Yang lain kaget setengah mati.. sejak kapan? Jino memang anak yang tertutup kalau soal asmara. Sialnya, dia ternyata sudah dapat. Jongdae, Moonkyu, dan Tao meratapi nasib mereka sendiri.
"kenapa kau tidak pernah cerita?" tanya Sehun yang penasaran.
"karena kalian tidak pernah tanya" Jino membalas dengan santai lagi, sampai Moonkyu rasanya mau meninju wajah cantiknya itu.
"siapa dia?" Jongin angkat suara.
"Kim Jonghyun.. sunbae kita yang sudah lulus dua tahun lalu"
"ya ampun, kau keren! Kau pacaran dengan mahasiswa kuliahan" Sehun mengacungi jempol. Kyungsoo sweatdrop, kenapa Sehun jadi seperti anak gadis begitu? Dia melirik Tao yang kini bengong.. meratapi dirinya yang patah hati. Kyungsoo menepuk-nepuk pundak Tao lembut.
.
.
.
.
.
"Do Kyungsoo... hanya milikku.." Chanyeol bersenandung kecil sambil menyetir. Dia bersenandung mengikuti lagu She's mine milik U-Kiss sejak tadi, namun kata-katanya dia ganti menjadi 'Do Kyungsoo milikku' pada bagian reff. Kyungsoo tertawa geli mendengar suara Chanyeol yang berat itu bernyanyi.
Ketika sampai di kedai, Kyungsoo dan Chanyeol masuk ke dalam.. mendapati Yixing yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya.
"baiklah.. natal nanti aku akan memberikannya untukmu. Hehehe.. dasar nakal, kau itu pria mesum berkedok wajah malaikat" walaupun Yixing memelankan suaranya, Kyungsoo dan Chanyeol masih bisa mendengar ocehannya itu.
"..nanti ku hubungi lagi. Sampai jumpa" Yixing mengakhiri percakapannya dengan Joonmyun, lalu dia tersenyum manis pada dua pasangan di hadapannya. "selamat datang.." ucapnya. Chanyeol menggeleng kepala dan segera ke dapur.
"hyung, tadi kau membicarakan apa dengan Joonmyun?" tanya Kyungsoo penasaran.
"ha? Soal kado apa yang ingin aku berikan padanya di natal nanti" Kyungsoo bisa lihat pipi Yixing yang merona. Ya ampun, jika Luhan lihat ini dia pasti akan mengejek Yixing habis-habisan.
"wah, kau mau memberi kado apa?" Kyungsoo nampak antusias, Yixing menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri di hadapan Kyungsoo. "ayolah hyung.. beritau akuu" rengek Kyungsoo yang sudah penasaran.
"kau itu masih kecil, belum boleh tau"
"Joonmyun juga masih kecil, tapi dia tau. Tidak adil" Yixing menghela napasnya, dia menyerah juga akhirnya. Yixing membisikkan sesuatu pada Kyungsoo, Kyungsoo mendengarkan dengan seksama lalu beberapa saat kemudian matanya membulat dan pipinya memerah. Dia kaget dengan apa yang Yixing katakan.
"hyung! Masa kadonya seperti itu?"
"kan aku sudah bilang, kau itu masih kecil. Kau masih polos Kyungsoo..."
"t-tapi kenapa kadonya harus itu?"
"semua pasangan kekasih juga akan melakukannya, Kyung.. tidak pada saat natal saja. kau dan Chanyeol juga harusnya sudah─"
"tidak! Aku tidak akan pernah mau" Kyungsoo buru-buru masuk ke dapur, meninggalkan Yixing yang masih tertawa kencang.
Kyungsoo ke dapur dengan wajah yang masih memerah padam, dia jadi terbayang hal yang tidak-tidak. Antara dia dan Chanyeol... ya ampun! Kyungsoo segera berganti baju dan membantu Chanyeol membuat kue. Chanyeol memandang bingung pacarnya yang sedari tadi menunduk itu.
"kau baik-baik saja?" tangan Chanyeol bergerak ingin menyentuh kepala Kyungsoo, tapi Kyungsoo segera menghindar.
"tidak kok... aku baik-baik saja" jawab Kyungsoo kembali ─berusaha─ seperti biasa, bahkan dia tidak mau bertemu mata dengan Chanyeol. Ada apa dengan anak itu, batin Chanyeol.
ChanSoo
Luhan baru selesai ganti baju bersama Yixing, tapi keduanya di buat kaget ketika Yifan datang bersama seseorang. Lebih tepatnya Luhan yang kaget setengah mati, dia mulai ngeri melihat orang itu lagi. "hai, Luhan.. selamat sore" Myungjoo membungkuk di hadapannya.
Yixing melirik Luhan dan perlahan dia menyenggol lengan Yifan pelan, meminta penjelasan. "oh, ini Do Myungjoo.. mulai hari ini dia bekerja disini sebagai pelayan, membantumu Yixing" kata Yifan. Chanyeol dan Kyungsoo keluar dari dapur, keduanya kaget ketika mendengar seruan Yifan tadi.
"kau serius, Yifan?" tanya Yixing tidak percaya. Yifan menahan tawanya sejak tadi..
"aku serius, iya kan Myung?" Myungjoo mengangguk, masih dengan mata yang menatap Luhan. Ya ampun..
"mohon bantuannya, Luhan-ssi" Myungjoo meraih tangan kanan Luhan dan mengecupnya perlahan membuat Luhan yang sudah melotot, kini matanya benar-benar akan copot dari rongganya. Yifan akhirnya tertawa geli juga setelah sejak Myungjoo cerita bahwa dia menyukai Luhan saat di jalan tadi. Yixing ikut tertawa, tapi dia menutupi dengan telapak tangan karena Luhan menatap tajam dirinya dan Yifan yang tidak berhenti tertawa juga.
"hyung! Apa-apaan kau?" tanya Kyungsoo tidak percaya.
"aku kan jadi bisa mengantar-jemput kau ketika bekerja, Kyung" Myungjoo memberi alasan. Alasan yang benar-benar alasan! Kyungsoo mendengus dan masuk ke dapur, Chanyeol memperhatikan apa yang akan Kyungsoo lakukan.
"tanganmu lembut sekali.." puji Myungjoo masih memegang tangan Luhan, sedangkan pemuda rusa itu langsung tersadar dan menarik tangannya buru-buru. Menyebalkan sekali!
"jangan menyentuhku sembarangan!" pekik Luhan tidak terima. Yifan dan Yixing tambah terbahak-bahak lagi sampai memegangi perut mereka.
"bagus kan, Lu.. kau jadi mulai bisa melupakan Baekhyun" Yifan menepuk-nepuk pundak Luhan. Luhan tersentak, benar... sejak kemarin dia tidak terpikirkan Baekhyun sama sekali. tapi kenapa bisa?
"tetap saja... bukan karena dia!" Luhan menatap kesal Myungjoo yang masih saja menyeringai. "ya ampun, kau semakin cantik saja jika marah" puji Myungjoo yang lebih seperti mengejek di telinga Luhan.
"AKU INI LAKI-LAKI, DAN AKU TIDAK CANTIK!"
Sementara, di dapur..
Chanyeol menghadang Kyungsoo yang membawa wadah besar berisi susu, "kau mau kemana dan mau kau apakan susu itu?"
"aku mau menyiram pria menyebalkan itu! seenaknya saja dia datang ke sini!" Kyungsoo terlihat kesal sekali karena Myungjoo bisa menghancurkan masa kerjanya yang tentram dan damai. Chanyeol ingin tertawa sekarang, dia menarik pinggang Kyungsoo lalu mencium bibir Kyungsoo tiba-tiba, membuat Kyungsoo membelalakan matanya kemudian menjatuhkan wadah berisi susu tersebut hingga tumpah di lantai.
Lama ciuman itu membuat Kyungsoo tanpa sadar mengalungkan tangannya di leher Chanyeol, sedangkan bibir mereka sibuk berpagutan. Perlahan senyuman muncul di bibir keduanya dan lebih memilih memperdalam ciuman mereka. biar saja, dapur ini menjadi saksinya...
.
.
.
END
Kalau ada yang minta sequel... boleh juga sih tuh. Haha *bow* makasih kalian udah mau review dan ngefav ff ini. makasih banyak