Anything For You
Pairing: Sasuhina, Sasukarin
Gendre: Hurt comfort,romance
Disclaimner: Masashi Kishimoto
Warning: Eyd berantakan, feel gak kerasa dll.
Special fic for Su-chan. SELAMAT MEMBACA! :D
GUI GUI M.I.T
Sejak dirinya cuti kuliah, Hinata selalu menghabiskan waktunya untuk di rumah. Gadis itu melakukan semua pekerjaan rumah tanpa ada sedikitpun bantuan dari Karin. Saat Sasuke tidak ada, keadaan apartement mereka terasa begitu sepi, seperti tempat pemakaman yang jarang dikunjungi orang orang-orang.
Karin tidak pernah sekalipun memperhatikannya, tidak pernah menegurnya atau sekedar tersenyum padanya. Yang dilakukan wanita itu hanya menyuruh dirinya mengerjakan semua tugas, menyuruh Hinata untuk bekerja layaknya seorang pembantu rumah.
Hinata selalu sendirian dan sangat merasa kesepian. Saat Sasuke pulang kerja, Hinata akan mengikut langkah Karin yang akan selalu menyambut kedatangan Suami mereka. Hinata akan berdiri dibelakang, tersenyum senang karena akhirnya dia bisa bisa melihat wajah suami tercintanya. Disaat Karin akan mengelayut mesra pada Sasuke, memberikan ciuman selamat datang pada suaminya, Hinata akan mengambil tas Sasuke, mengambil jas kerjanya dan kemudian pergi. Tidak ada senyum manis yang diberikan pada Sasuke untuknya, tidak ada pelukan hangat yang akan pria itu berikan, semuanya tidak ada.
Saat Sasuke mengucapkan 'Tadaima' Karin akan segera berlari menuju pintu dan berteriak 'okaerinasai' Sedangkan Hinata, hanya bisa menyebutkan kata-kata itu hanya dalam hati. Karin melarangnya untuk mengucapkan kalimat itu, dan Hinata hanya bisa patuh pada perintahnya.
'Ugh..' Sejak beberapa hari yang lalu, rasa pusing itu terus menyerang Hinata. Kadang, keadaan sekelilingnya tiba-tiba saja akan menghitam, beberapa kali hampir saja dia tumbang karena tidak bisa menjaga keseimbangan. Tapi syukurlah, sampai saat ini dia masih bisa bertahan dan belum pernah sampai jatuh pinsan.
"Ehm..." Kadang, rasa mual muncul meski sangat jarang. Gadis itu masih bisa menahannya, dia akan pura-pura batuk, ia akan memijit pelan lehernya, menggeleng-gelengkan kepalanya dan kemudian, kondisinya akan kembali seperti semula.
'Mungkin, aku terlalu banyak bekerja.' pikirnya.
Sudah dua minggu berlalu sejak proses awal bayi tabung itu dilakukan dan Hinata sama sekali tidak ingin mencari tau apakah cara itu berhasil atau tidak. Dia selalu menanamkan pikiran itu dalam otaknya. 'Aku tidak akan hamil, cara ini tidak berhasil!'
Beberapa kali Sasuke bertanya padanya apakah ia mulai mengalami gejala yang biasa dirasakan oleh orang yang lagi hamil, tapi... Hinata selalu mengatakan, 'Belum ada.'
'Dokter menyuruh kami untuk datang melakukan pengecekan setelah sebulan. Aku masih punya waktu dua minggu untuk berharap bahwa tidak ada janin didalam perutku. Terserah kalau kalian ingin berfikir bahwa aku ini jahat, yang jelas... untuk dua minggu ini, biarkan aku berharap agar aku bisa memiliki anak dari Sasuke dengan cara yang normal. Aku... ingin jadi Istrinya yang sesungguhnya, sungguh...'
"Karin, sepertinya akhir-akhir ini wajahmu semakin bertambah pucat." Dari dapur Hinata bisa mendengar bagaimana perhatiannya Sasuke terhadap istri pertamanya, Sasuke begitu perhatian pada Karin, begitu sensitive terhadap segala perubahan yang dialami Karin, Sasuke adalah suami yang benar-benar perhatian pada istrinya. Tapi, tidak pada Hinata. Sasuke tidak penah tahu apa yang selama ini dialaminya, pria itu tidak pernah peka terhadap perasaannya.
"Tidak apa-apa, mungkin aku hanya terlalu banyak pikiran." Suara lembut Karin terdengar begitu merdu.
"Hei, apa ada yang menggangu pikiranmu? Beritahu padaku, kau benar-benar tidak apa-apa kan?"
Saat melihat Karin terluka sedikit saja, Sasuke akan menjadi sangat over protective, bahkan saat mendengar ada sesuatu yang mengganggu pikiran Karin saja Sasuke sudah terlihat begitu panik.
"Tidak, aku tidak boleh cemburu." Hinata menggeleng-gelengkan kepalanya, dia harus sadar diri. Gadis itu langsung melanjutkan kegiatan mencuci piringnya yang sempat terganggu, ia ingin segera menyelesaikan semuanya dan kembali ke kamarnya, tempat diamana dia tidak akan mendengar suara Karin dan Sasuke.
"Tidak apa-apa, sumpah!" Karin menjawab pertanyaan Sasuke sambil tersenyum lembut.
GUI GUI M.I.T
Selama ini Hinata selalu berharap, dirinya diberi kesempatan untuk bersama-sama dengan Sasuke hanya berdua tanpa ada Karin diantara mereka. Hinata begitu ingin, berada disamping suaminya itu tanpa ada yang akan mengganggu mereka.
"Sasuke, aku harus pulang ke kyoto," Perkataan yang keluar dari mulut Karin berhasil membuat Hinata menghentikan pekerjaannya. Gadis itu segera mengelap tangannya yang basah dan langsung mengintip pembicaraan Sasuke dan Karin yang duduk di ruang tamu. Ia tau, tidak seharusnya dia melakukan hal seperti ini, tapi jujur saja... Hinata benar-benar penasaran dengan pembicaraan mereka berdua. Ia berdiri dibalik dinding berusaha agar Sasuke dan Karin tidak menyadari keberadaannya.
"Pulang, kenapa?" Sasuke langsung melipat koran yang tadi dibacanya, dipandangnya wajah Karin dengan alis berkerut, tidak biasanya Karin meminta untuk pulang ke kota tempat kelahirannya tersebut
"Ada beberapa urusan, kau tahu nenek chiyo? Tadi pagi dia menelponku dan bilang kalau dia benar-benar merindukanku, dan ingin segera bertemu denganku." Karin memberi penjelasan pada Sasuke dengan penuh hati-hati, tidak mau suami tercintanya tersebut tersinggung atau berfikir macam-macam terhadapnya.
"Tapi saat ini,aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku Karin, ada satu tender besar yang harus aku urus sendiri." Sasuke terlihat keberatan, tentu saja... berita yang disampaikan Karin terasa begitu mendadak. Jadwal Sasuke sudah sangat padat, sangatlah tidak mungkin jika dia harus meninggalkan pekerjaannya disaat-saat seperti ini.
"Hm... aku mengerti, makanya aku tidak memintamu untuk ikut pergi." Perkataan Karin berhasil membuat Sasuke dan Hinata tersentak kaget.
'Karin ingin pergi tanpa Sasuke-kun, apa itu artinya...'
"Jangan bercanda, aku tidak akan mengijinkanmu pergi kesana sendirian. Karin... bagaimana kalau kita pergi kesana bulan depan, aku akan usahakan agar..."
"Tidak bisa," Karin menggeleng pelan.
"Nenek Chiyo memintaku pulang minggu ini, dan aku sudah berjanji padanya Sasuke..."
Sasuke menarik nafas dafas dalam dan menatap tajam Karin yang kini menatapnya ketakutan.
"Kau mengambil keputusan tanpa membicarakannya terlebih dahulu padaku?" tanya Sasuke dingin, datar dan Karin tahu bahwa saat ini suaminya pasti kesal dengan sifatnya.
"Sasuke..."
Srekkk...
Sasuke langsung berdiri dari tempat duduknya, dan segera berdiri membelakangi Karin.
"Kau selalu saja begitu, tidak pernah berubah!" bentak Sasuke tiba-tiba.
Karin mendongak dan menatap punggung Sasuke dengan tatapan nanar, sungguh dia sama sekali tidak pernah berniat untuk menyakiti perasaan Sasuke, tidak pernah...
"Sasuke, dengarkan dulu penjelasanku..."
"Sudahlah, terserah jika kau mau pergi... kita anggap semuanya beres, kau boleh pergi kesana sendirian seperti yang sudah kau rencanakan sebelumnya." Setelah itu, Sasuke langsung pergi meninggalkan aparment mereka, meninggalkan Karin yang kini hanya bisa menunduk sedih.
Terulang lagi...
Entah sudah untuk yang keberapa kalinya masalah seperti ini muncul. Karin benar-benar tidak bermaksud untuk bertindak sendiri, dia hanya memikirkan Sasuke, makanya dia mengambil keputusan itu sendiri. Dan Sasuke tidak pernah mau mencoba mengerti dirinya. Tapi... Karin juga sepenuhnya sadar, bukankah seorang istri memang sudah seharusnya meminta saran dari suaminya sebelum mengambil keputusan?
"Kami-sama... kenapa hal ini harus terjadi lagi?"gumam Karin yang kini hanya bisa menahan tangisnya.
Hinata berdiri terpaku, menatap kepergian Sasuke dan kemudian Karin yang kini terdengar seperti sedang menangis.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa sebenarnya hubungan Sasuke dan Karin tidak seakur yang kupikirkan?" gumam Hinata pelan.
Sasuke dan Karin, dulu dimata Hinata... mereka berdua adalah pasangan suami istri yang paling serasi yang pernah ditemuinya. Selama Hinata tinggal disana, tidak pernah sekalipun dia melihat Sasuke dan Karin bertengkar, keduanya terlihat sangat akur.
Tapi hari ini, Hinata melihat sesuatu yang berbeda. Ditengah-tengah keharmonisan yang diihatnya terdapat satu kerikil yang menganjal. Hinata melihat satu sisi dari sifat Karin yang akhirnya membuat Sasuke kesal, dan mungkin saja marah.
"Aku harap, mereka akan baik-baik saja..." Hinata hanya bisa mendoakan agar hubungan mereka tidak terganggu, tapi ne... jauh, jauh disudut hati Hinata yang paling dalam, entah kenapa ada rasa senang disana. Hinata tau, dia mungkin akan menjadi gadis jahat tapi... apakah salah jika dia berfikir kalau... Dia bisa mendapatkan kesempatan dari kejadian ini?
GUI GUI M.I.T
Brukkk...
Tubuh Hinata terhempas ke dinding, terdesak karena bahunya ditekan kuat dan dagunya dicengkram erat. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah, memilih untuk diam, hanya mampu menatap penuh ketakutan sosok yang kini memojokkan.
"Jangan pernah berani menggoda suamiku!" Karin menatap Hinata tajam, mengancam gadis itu agar tidak berani macam-macam. Hinata hanya diam tidak sedikitpun merespon ancaman Karin, karena sungguh... dia tidak ada niat sedikitpun untuk mengikuti perintah Karin. Apakah salah jika dia ingin menggoda Sasuke? Suaminya sahnya sendiri?
"Jawab aku!" Karin membentak Hinata dengan keras, kesal karena gadis itu sama sekali tidak menunjukkan respon. Kesal... inilah yang Karin rasakan saat ini.
Melihat Hinata hanya menatapnya dengan mata kosong, dan tanpa ada sedikitpun reaksi yang berarti, Karin langung tersenyum sinis, mendekati wajah Hinata dan kemudian berbisik pelan.
"Aku akan membunuhmu, jika kau mencoba sedikit saja untuk membuat Sasuke berpaling dariku."
Brukkk...
Hinata jatuh terduduk kelantai dengan pandangan kosong saat Karin melepaskannya dan kemudian pergi meninggalkan rumah dengan membawa sebuah koper besar.
Air matanya jatuh tanpa bisa dikendali, kenapa dia merasa begitu takut saat mendengar ancaman Karin yang mengatakan akan membunuhnya?
Apakah menginginkan Sasuke untuk menyayanginya adalah keinginan yang begitu terlarang? Hinata hanya ingin Karin bisa membagi Sasuke dengannya meski hanya sedikit, dia sama sekali tidak meminta lebih, hanya ingin Sasuke memandangnya sebagai seorang istri, tidak lebih.
Brak...
Karin menutup pintu apartmennya dengan kasar dan kemudian bersandar ke dinding, menatap langit-langit dan kemudian merosot duduk ke lantai dengan air mata berlinang.
"Kenapa aku begitu kejam?" gumamnya pelan. Sungguh, dirinya tidak pernah ingin menjadi sekejam ini. Tapi kehadiran Hinata di rumah tangganya benar-benar berhasil mengacaukan emosinya. Dia marah, kesal setiap kali melihat wajah polos gadis itu. Hinata yang jauh lebih muda darinya, Hinata yang lebih cantik, Hinata yang lebih lembut, lebih pandai mengurus rumah benar-benar membuatnya ketakutan. Jika dia lengah dan membiarkan gadis itu masuk dalam kehidupannya bersama Sasuke, Karin takut... bagaimana kalau Sasuke jatuh cinta pada Hinata dan kemudian meninggalkannya? Dia takut, benar-benar takut... Hinata begitu sempurna, sementara dia hanyalah seorang istri yang penuh dengan kekurangan, bukan istri impian yang bisa membuat rumah tangganya sempurna.
Dari kemarin Sasuke tidak pulang ke rumah, entah dimana suaminya itu menginap sekarang. Padahal hari ini, adalah jadwalnya untuk berangkat tapi Sasuke tidak mau mengantarkannya.
To Sasuke: Sayang, pagi ini aku akan berangkat ke kyoto... selama aku pergi, jaga dirimu baik-baik ya? jaga kesehatan, aku tidak ingin mendengar kalau nanti kau sakit. aku menyayangimu, Sasuke-kun.
Pesan terkirim dan Karin langsung pergi menuju stasiun kereta api.
Kyoto, tempat yang akan ditujunya. Tempat dimana dia akan mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
Tbc..
Hmm... udah berapa lama ya guigui gak update fic ini. :D
gomen kalau chapter kali ini pendek, dichapter ini gui gui cuman ingin memperlihatkan permasalahan di rumah tangganya Sasuke dan Karin. Hehehehehehe
Yosh, balas review dulu ah...
Lavenderchia: Insyaallah nanti Sasuke bakal jatuh cinta kok ama Hinata. :D
Chibi beary: Hm... maaf, gui gui udah bikin beary kecewa ama Sasuke,Wau, gui gui speechless pas baca doa beary untuk Sasuke, beneran e..hehehehe hm... baca review beary benar-benar sukses bikin gui gui senyum-senyum sendiri e..
Animea Lover Ya-Ha: emmm... maaf ya kalau udah bikin nea gak suka. :D karena ini adalah happy end, insyaallah nanti Hinata bakal mengandung anaknya sendiri kok. Hehehehe
Mitsuka Sakurai: Maaf gak bisa lanjut dengan cepat... banyak kendala kalo udah nulis fic ini. Maaf ya?
Guest: Emmm... serius gak ya? kalo gak serius nanti saya ganti jak lah gendre nya. Maaf udah bikin kecewa...
IndigOnyx: Aminn... semoga aja bayi tabungnya gak berhasil. Hehehehehe Sasuke Cemburu? Itu wajib harus dibikin tuh. :D Kalo misal yang Nolong Hinata itu Kiba gimana, gak apa-apa kan? Hm...
Kensuchan: Hai, salam kenal juga... :D maafin gui gui yang gak bisa update dengan cepat...#pudungdipojokan
Ookinachan: iya, saya kasih ijin. :D
HinataVans: Konichiwa... emm, karena ini adalah fic request yang pengennya Happy end, jadi gomen... endingnya emank harus happy end, maaf ya? aduh, gui gui benar-benar speechless, gak tau harus ngomong apa? Baru pernah ni ada reviewer yang ngasih usul bikin sad ending. Huwaa... gui gui terharu.. #nangisbombay. :3
Guest: Iya, Hinata kasian banget...
Syura: Hai juga... gui gui juga sebenarnya sedikit gak terima e... hehehehe Yoshhh... idenya bakal gui gui simpan ya? :D terima kasih atas usulnya. Hehehehehehe reviewnya bagus kok, gui gui jadi dapat ide pas baca review dari syura. Hm..
Ayumimikoto: Hm... Kalau nanti Karin mati berarti ayumi senang ya? hm... mati gak ya, liat nanti deh. :D Sasuke emank dinginnnn... #gigitSasuke
Hinata: Maaf, gak bisa update kilat...
Nafita137: Karin kenapa ya? gui gui juga belum kepiran dia itu kenapa. #plak Hinata udah terlalu cinta ama Sasuke, dia lebih milih menderita e... #plaklagi. :3
Hime Heartfilia: Emm... Kanker rahim atau kista ya? saya gak kepikiran ke sana. Tapi kayaknya penyakit itu boleh juga. :3
n: Fic satunya tuh, udah complete. :3
Hinatauchiha69: kalo soal update cepat itu, gui gui nyerahhh.. gak bisa e, #oranginipemalas wah, kayaknya banyak yang minta Gaara nih jadi orang ketiga. Gui gui usahain ya?
Clara Merisa: iya, ini udah dilanjutkan.
Caca Amanda: Iya... nee bakal semangat. :D
Guest: makasih.
Bullshit banget dah: Saya emank pernah bilang, gak bisa bikin happy end karena hasilnya bakal jelek. Tapi saya juga pernah bilang kalau saya ingin berusaha membuat happy end e.. :3 terima kasih doanya.. semoa kehidupan saya semakin bertambah bahagia karena sekarangpun, banyak orang yang iri dengan kehidupan saya yang sangat disayang keluarga, teman dan dicintai oleh beberapa orang sekaligus. ^_^
Guest: Gak kok, dari awal gui gui udah bilang, fic ini akan happy end. :D sebelum menyimpulkan suatu ending yang akan saya bikin, liat-liat dulu apa yang pernah saya ucapkan. Saya gak mau menarik ucapakan saya.
Netral: Speechless+terharu... tenyata ada fans Sasuhina yang mikirin karinnn... #ngelaphingus. Kalo baca dari awal lagi, gui gui juga sempat mikir gitu lo... :D
xXx: iya ini udah lanjut.
Minnaaa... makasih banget udah mau baca fic gui gui dan sekaligus meninggalkan review yang udah bikin gui gui senyum-senyum sendiri. Gui gui benar-benar senang. TERIMA KASIHHH!
Dan sekali lagi gui gui ingin tekankan. Ini adalah fic request yang minta HAPPY ENDING maka, gui gui akan membuatnya Happy ending. Itu janji gui gui e...
Yosh, sampai ketemu di chapter selanjutnya. Mind to RnR again? :D