- Chapter 01.

''Eren,sudah waktunya bangun loh.'' ujar seorang gadis berambut hitam yang berusaha membangunkan saudara tirinya yang masih ngumpet didalem selimut.

''mmh…bentar lagi..'' jawab anak lelaki berambut coklat tua yang biasa dipanggil 'Eren' sambil menutupi badannya dengan selimut.

''kalau enggak bangun nanti kita telat ke sekolah loh,hari ini kan kita udah kelas 1 SMA.''

''….OH IYA!HARI INI KAN UPACARA PENERIMAAN MURID BARU!'' teriak Eren panik sambil gembar gembor menuju kamar mandi dan segera siap-siap kesekolah.

''dasar,sudah terlambat masih sempet makan roti pula,ayo cepat.''

''u-uwaa!tunggu ,Mikasa!'' Eren yang masih mengunyah roti untuk sarapan paginya langsung saja berlari mengikuti saudari tirinya yang bernama Mikasa itu.

.

.

.

Sesampainya digerbang sekolah,Eren dan Mikasa bertemu dengan teman baik mereka.

''ah!Eren,Mikasa,selamat pagi. Kalian hampir telat buat ke upacara penerimaan murid baru loh.'' ujar anak lelaki berambut pirang yang biasa dipanggil Armin oleh teman-temannya itu.

''yah,kalau Eren enggak susah dibangunin mungkin kami enggak bakalan hampir telat.'' ujar Mikasa seakan menyalahkan Eren.

''sudahlah enggak perlu dibahas lagi,ayo kita ke aula sekolah.'' ujar Eren sambil menyeka keringatnya karena berlari dari rumah sampai sekolah,sedangkan Mikasa tidak meneteskan keringat sama sekali.

.

.

.

Setelah kepala sekolah memberikan kata sambutan,para murid diperbolehkan memasuki kelas mereka masing-masing.

Namun Mikasa tidak terima dengan pembagian kelas karena ia dipisah dengan dikelas 1-5 sedangkan Mikasa dan Armin dikelas 1-3.

''sudahlah Mikasa,lagipula kita masih bisa bertemu saat istirahat dan pulang sekolah,kan?'' ujar Eren berusaha menenangkan Mikasa.

''yaudah,tapi selama kita pisah kelas kamu harus jadi anak baik,ya!''

Mikasa,kamu itu bukan ibunya Eren,nak *tepuk pundak
Mikasa* *author ditonjok dan mental sampe setinggi Wall Maria*

''ya ya,sekarang kamu sama Armin kekelas 1-3 ya,pelajaran udah mau mulai nih.''

''iya deh,sampai ketemu pas istirahat makan siang ya,Eren.''

''baik-baik dikelas ya,Eren.''

Mikasa dan Armin pun akhirnya pergi menuju kelas mereka dan pelajaran dimulai.

Setelah bel jam pelajaran pertama dibunyikan,seorang laki-laki dengan tinggi dibawah rata-rata(kalian pasti tahulah ini siapaa) yang memakai kemeja putih polos dan jaket berwarna coklat tua memasuki kelas Eren.

''selamat pagi semuanya. Nama saya Rivaille yang mulai sekarang akan menjadi wali kelas kalian sekaligus mengajar fisika,'' lanjut Rivaille sambil memperhatikan seisi kelas '',mulai perkenalkan diri kalian dan sebutkan sekolah asla kalian. Mulai dari ujung sana.''

Rivaille menunjuk kearah Eren yang memang kebetulan bernasib buruk duduk dibarisan paling ujung dekat jendela.

''GEH!KENAPA HARUS DARI UJUNG SINI SIH!?'' Eren histeris dalam hati dan langsung memperkenalkan diri ''nama saya Eren Jaeger,dulu saya bersekolah di ****.'' (author males bikin nama sekolah Eren yang lama XPP gaada ide)

''salam kenal,Jaeger.'' Rivaille tersenyum tipis kearah Eren dan lanjut memperhatikan murid lain yang memperkenalkan diri.

DEG.

Eren bisa merasakan kalau sekarang mukanya sedikit memerah. Kenapa?padahal Rivaille hanya tersenyum tipis kearahnya. Aneh.

.

.

.

Namun Mikasa tidak terima dengan pembagian kelas karena ia dipisah dengan dikelas 1-5 sedangkan Mikasa dan Armin dikelas 1-3.

''sudahlah Mikasa,lagipula kita masih bisa bertemu saat istirahat dan pulang sekolah,kan?'' ujar Eren berusaha menenangkan Mikasa.

''yaudah,tapi selama kita pisah kelas kamu harus jadi anak baik,ya!''

Mikasa,kamu itu bukan ibunya Eren,nak *tepuk pundak
Mikasa* *author ditonjok dan mental sampe setinggi Wall Maria*

''ya ya,sekarang kamu sama Armin kekelas 1-3 ya,pelajaran udah mau mulai nih.''

''iya deh,sampai ketemu pas istirahat makan siang ya,Eren.''

''baik-baik dikelas ya,Eren.''

Mikasa dan Armin pun akhirnya pergi menuju kelas mereka dan pelajaran dimulai.

Setelah bel jam pelajaran pertama dibunyikan,seorang laki-laki dengan tinggi dibawah rata-rata(kalian pasti tahulah ini siapaa) yang memakai kemeja putih polos dan jaket berwarna coklat tua memasuki kelas Eren.

''selamat pagi semuanya. Nama saya Rivaille yang mulai sekarang akan menjadi wali kelas kalian sekaligus mengajar fisika,'' lanjut Rivaille sambil memperhatikan seisi kelas '',mulai perkenalkan diri kalian dan sebutkan sekolah asla kalian. Mulai dari ujung sana.''

Rivaille menunjuk kearah Eren yang memang kebetulan bernasib buruk duduk dibarisan paling ujung dekat jendela.

''GEH!KENAPA HARUS DARI UJUNG SINI SIH!?'' Eren histeris dalam hati dan langsung memperkenalkan diri ''nama saya Eren Jaeger,dulu saya bersekolah di ****.'' (author males bikin nama sekolah Eren yang lama XPP gaada ide)

''salam kenal,Jaeger.'' Rivaille tersenyum tipis kearah Eren dan lanjut memperhatikan murid lain yang memperkenalkan diri.

DEG.

Eren bisa merasakan kalau sekarang mukanya sedikit memerah. Kenapa?padahal Rivaille hanya tersenyum tipis kearahnya. Aneh.

Tidak terasa sudah 4 bulan lamanya Eren sekolah di SnK High School.

Tadinya Eren mengira akan menyenangkan belajar fisika bersama Rivaille tapi ternyata…Eren salah besar.

Jika ada salah satu murid yang ketahuan tidak mengerjakan PR atau meng-copy PR teman sebelum pelajaran dimulai,Rivaille akan menghukum mereka dengan memberika tugas menulis rumus fisika sebanyak 10x dibuku catatan.

Yah,bagi murid-murid kelas 1 maupun dikelas Eren atau dikelas lain,Rivaille adalah seorang guru fisika yang tegas dan tidak memiliki kata 'mengampuni' dikamus kehidupannya.

.

.

.

''Eren ayo pulang,bentar lagi gerbang sekolah ditutup loh.'' panggil Mikasa dari luar pintu kelas Eren.

''kau pulang duluan aja,aku masih harus ngerjain tugas dari Rivaille-sensei.''

''kalau ibu khawatir gimana?''

''bilang aja aku masih ada urusan disekolah,piket atau apalah gitu.''

''yaudah,aku pulang dulu ya. Kamu jangan lama-lama.'' Mikasa pun meninggalkan Eren diruang kelas yang sudah kosong tersebut.

.

.

.

''sensei,ini rumus yang tadi ada diulangan,sudah saya tulis 10x.'' ujar Eren sambil menyerahkan buku catatannya kepada Rivaille.

''coba kulihat.''

Saat Rivaille memeriksa hasil kerja Eren,suasana ruang guru sepi,tidak ada suara sama sekali karena semua guru juga sudah pulang.

''….Jaeger,rumus yang kau tulis ini salah.''

''E-EEEHH?'' Eren membulatkan kedua matanya.

''aku menyuruhmu buat rumus di bab 5 tapi kau malah menulis rumus di bab 6.''

Eren lompat kejurang.

''jadi saya harus menulis ulang rumus di bab 6?''

''….bagaimana kalau kau kerjakan saja dirumahku?''

''eh? Kenapa harus dirumah sensei?''

''memangnya kau mau menghabiskan waktu semalaman disekolah hanya untuk menulis rumus fisika?''

''gak mau sih…tapi saya harus bilang ke Mikasa ka—''

''lakukan itu saat kita tiba dirumahku. Sekarang kita pulang.''

''ah,sensei,saya harus ambil tas saya dulu dikelas.''

''ya cepatlah,aku akan menunggu digerbang.''

Setelah Eren mengambil tasnya,mereka segera berjalan menuju rumah Rivaille. Sebagian besar perjalanan Eren dan Rivaille habiskan dengan diam,mencari topik untuk dibicarakan namun gagal.

Rumah yang ditempati Rivaille tidak terlalu jauh dari sekolah,hanya butuh waktu 15 menit dengan jalan kaki. Rivaille tinggal diapartemen yang terdiri dari ruang tengah,kamar tidur,kamar mandi dan dapur,sederhana dan rapih.

.

.

.

''aku mau mandi dulu,kau tunggu disni.'' Ujar Rivaille sambil mengambil handuknya dan memasuki kamar mandi.

Suasana hening.

Eren tidak suka dengan suasana hening dan akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat rak buku Rivaille yang berada tidak jauh dari tempat Eren duduk saat itu.

''uwah…semuanya buku pelajaran dan novel.'' Eren cengo seketika saat memperhatikan rak buku Rivaille yang begitu rapih dan dipenuhi buku-buku yang bahkan judulnya tidak bisa Eren ucapkan.

''apa yang kau lakukan,Jaeger?'' tiba-tiba terdengar suara Rivaille yang baru keluar dari kamar mandi denga menggunakan celana panjang,kaus putih polos dan handuk yang ia pakai untung mengerikan rambut hitamnya.

''s-saya hanya melihat-lihat buku yang ada dirak ini.''

''duduk disini,akan kuperlihatkan bagian mana yang kau salah tulis.''

''a-ah,baik.''

Setelah Eren menunjukkan hasil kerjanya,Rivaille langsung melihat bagian yang salah dari rumus tersebut dan memberikan pembetulan.

''kelsalahan yang kau buat mulai dari sini,harusnya..''

''u-uwaaa,dia duduk terlau dekat!'' Eren histeris dalam hati.

''oi Jaeger,apa kau dengar penjelaskanku barusan?'' suara Rivaille memecahkan lamunan Eren.

''e-eh?ah!pensilk—''

Tangan Eren yang hendak mengambil pensilnya tiba-tiba ditahan oleh Rivaille yang memegangi pergelangan tangan Eren.

''eh…Rivaille-sensei?''

''Eren..''

GLEK.

''t-tunggu dulu,tadi dia memanggilku Eren!?'' Eren shock karena tiba-tiba saja memanggilnya dengan nama kecilnya.

Wajah Rivaille terus mendekati wajah Eren yang terlihat bingung,kedua tangan Rivaille menahan masing-masing tanga Eren.

''s-sensei?mmh—'' Eren tidak bisa membantah saat Rivaille melahap mulutnya. Eren ingin meronta-ronta supaya Rivaille melepaskannya,namun Rivaille terlalu kuat.

''R-Rivaille..sensei…''

''buka mulutmu.''

''eh?''

''saat aku menciummu,buka mulut.'' Rivaille memerintah Eren untuk 'membuka mulutnya' dengan wajah datar seperti biasanya.

''t-tapi..mmh—'' Eren benar-benar tidak bisa membantah laghi saat ia merasakan lidah Rivaille berasa didalam mulutnya dan akhirnya Eren pasrah karena walaupun ia menolak dan meronta-ronta,semua kerja kerasnya itu tidak berguna karena entah-kenapa-Rivaille-itu-kuat.

''a-ah,se-sensi..s-stop..'' Eren kembali meronta saat guru wali kelasnya itu mencium dan sambil sesekali menjilat lehernya.

''R-Rivaille-sensei..sa..kit..ah..'' Eren sudah tidak tahan saat Rivaille tiba-tiba menggigit leher Eren sampai meninggalkan bekas.

''!...kh..'' petir menggelegar,Rivaille langsung mengambil jarak dengan Eren begitu sadar kalau dia telah meninggalkan bekas yang terlihat jelas dileher anak tidak berdosa itu.

''apa yang kulakukan…'' gumam Rivaille sambil memijat dahinya dan beranjak menuju kamar tidurnya.

''se-sensei?''

''selesaikan tugasmu dan letakkan buku catatanmu diatas mejaku besok pagi.''

''eh?ta-tapi—''

''sekarang kau pulanglah,hari sudah mulai malam.''

''kalau begitu…saya pamit pulang dulu.''

Diperjalanan pulangnya,Eren terus berpikir kenapa Rivaille melakukan hal seperti itu?

Apa jangan-jangan Rivaille….menyukai Eren?

- TO BE CONTINUED -

yo minna~~ *lompat dari balik semak semak* Alice is back!#ditampar

walau baru chapter satu,Eren udah diserang oleh guru wali kelasnya sendiri,maaf karena ceritanya terlalu cepat soalnya...Alice gabisa bikin cerita panjang2 #pundungdipojokan

ya by the way terima kasih banyak kepada para readers yang mau baca FF gajelas ini sampai disini,Alice benar2 terharu *dikasih tisu sama Rivai heichou*

Alice akan terus berusaha membuat fanfic(walau gaje) dengan semangat!ganbarimasu! '-')9

riview please?:3