^^ Aku bikin baru nih ! Hehehe. Terinspirasi dari FT chappie 345 :3 pas mereka jadi kicil-kicil.

Dibaca yaa :D (*Tapi jangan lupee pendapatnya :3)

Hope you like it 3

.

.

Chapter 345

"Aku rasa.. aku mendengar sesuatu.." Kata Natsu sembari menempelkan telinga tajamnya pada tanah.

"Aku tidak mendengar apapun.. apa kau dengar?" Tanya Wendy menghadap Lucy. Lucy menggelengkan kepala.

Natsu menggosok dagunya "Aku pernah mendengar suara ini, tapi.. di mana?"

"Natsu—"

"—Datangnya dari sana!" Natsu berlari kearah sumber suara.

"Oy! Flamehead! Tunggu!" Teriak Gray.

"Ayo kita ikuti dia!" Perintah Lucy.

Natsu melihat sekeliling hutan. Berusaha mencari seseorang yang memanggilnya entah dari mana itu.

Srek srek

Tiba-tiba munculah seorang penyihir lain seperti kawanan pencuri yang beberapa saat lalu ia lawan. Tubuh penyihir kali ini besar. Dengan sebuah penutup yang menutupi mulut dan hidungnya.

"Kau.. Kau pencuri juga" Kata Natsu.

"Aku bukan.. pencuri…" Penyihir itu berhenti ditempat. Tubuhnya di selimuti oleh sihirnya. "Sekarang.. kembalilah pada masa itu!"Teriaknya dan melontarkan sihir pada Natsu.

"UOOH!"

.

.

Like a Mother

.

Disclaimer of Fairy tail

Hiro Mashima

.

.

Badan Natsu perlahan menjadi kecil. Lengannya yang semula kekar itu, kini hanya seperti lengan anak kecil biasa. "A-Apa yang kau lakukan padaku?!" Natsu menatap tubuhnya yang kini seperti anak berumur 6 tahun.

"Tenang saja.. tidak hanya kau yang kuubah menjadi dirimu sewaktu kecil.."

"Huh?! Sialan! Kembalikan aku!"

"Natsu!" Teriak teman-temannya menghampirinya. "N-Natsu?! Ada apa denganmu?!" Lucy memperhatikan Natsu dari atas hingga bawah. Natsu masih menggenggam celannya yang terus terurun karna tubuhnya yang kecil. "Lucy, mundurlah.." Perintahnya.

"Natsu-san? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Wendy.

"Entahlah Wendy.. selain tubuhku yang mengecil , aku baik-baik saja"

Gray yang menyadari kehadiran penyihir gelap itu menyiapkan serangan "Siapa kau?"

"Kau ingin kembali juga?"

Gray menyerngitkan dahinya "Apa maksudmu?" Penyihir itu kembali diselimuti oleh sihirnya dan melontarkannya pada Gray. "GAH!" Gray berteriak ketika sihirnya mengenainya. Tubuhnya perlahan ikut mengecil seperti Natsu.

"Gray!" Teriak Happy.

"Apa yang kau lakukan pada mereka?!" Lucy berjalan dihadapan Natsu dan Gray. Berniat untuk melindungi mereka. "Cih. Aku tidak akan melawan seorang gadis" Penyihir itu beranjak pergi dari tempatnya. "Kita akan bertemu lagi... " Setelah itu ia menghilang dengan cepat tanpa meninggalkan jejak.

"Apa maksudnya penyihir itu?" Charle terlihat berpikir. "Apa yang ia mau?"

"Itu tidak penting sekarang.. yang penting adalah.. bagaimana caranya kami kembali?!" Natsu menghentak-hentakan kakinya kesal. Natsu melirik Gray "Wajahmu jelek sekali Ice Princess"

"Apa kau bilang?! Aku masih dapat mengalahkanmu Flame-fart!"

"Tentu tidak! Kita tahu sejak kecil, aku lah yang terkuat!"

Natsu dan Gray saling beradu kening satu sama lain. "Hah.. mereka tetap sama saja" Lucy bersweatdrop.

"Apa kalian bertengkar?" Tanya seseorang yang berasal dari belakang semak-semak.

"Su-Suara ini?"

"A-Aura ini.."

Natsu dan Gray perlahan menengokan kepala kebelakang. "Er-Erza…"

Erza keluar perlahan dari semak-semak. Menampakan tubuh kecilnya. "Huwoo! Erza?! Kau juga terkena sihirnya?"

Erza berdengus "Begitulah.. jadi.. " Erza menatap Lucy dan Wendy yang kini lebih besar darinya "Hanya kalian yang tidak terkena"

"Erza! Kau sangat manis!" Lucy memeluknya "Kau manis sekali.. kau terlihat seperti anak polos, baik hati ..berumur 6 tahun!"

Erza memberikan Lucy death-glarenya "Maksudmu.. sebelumnya aku tidak manis dan baik hati huh Lucy?"

Lucy tersetak takut "Ti-tidak Erza!" Lucy tertawa gugup.

'Kutarik kata-kataku.. ia sama menyeramkannya' Pikir Lucy.

"Jadi sekarang bagaimana?" Tanya Happy "Apakah kita akan melanjutkan misi?"

"Dengan tubuh mereka yang seperti ini?" Charle menunjuk Natsu, Gray dan Erza "Kurasa tidak"

"Apa kita akan kembali ke guild? Untuk meminta pertolongan?" Tanya Wendy.

"Hhh.. kurasa begitu" Kata Lucy sembari memainkan rambut merah Erza. Karna kini Erza lebih kecil darinya, entah mengapa Lucy jadi mengaggapnya seperti adiknya. "Hum.." Erza berdehum.

Seketika Lucy melepaskan tangannya dari rambut Erza "Maafkan aku Erza!"

"Tidak Lucy… teruskan" Kata Erza menuntun tangan Lucy menyentuh rambutnya "Eh?"

Yang lain menatap Erza ngeri. "Kupikir Erza sudah merasa dirinya benar-benar seperti anak 6 tahun" Bisik Natsu pada Gray.

"Melihatnya dalam keadaan seperti itu lebih mengerikan daripada kita melawannya" Bales Gray berbisik. Natsu mengangguk setuju.

"Jadi? Apa yang kita tunggu? Ayo kembali ke guild"

"Eh? Bagaimana caranya kita keluar dari tempat ini?"

"Sepertinya.." Lucy mengambil kunci zodiaknya "Aku tahu caranya"

(^^)

"Lucy.. jika seperti ini, lebih baik aku jalan sendiri!" Protes Natsu yang terus meronta-ronta. "Jangan berisik Natsu.. nanti kita terjatuh" Perintah Erza. "Geez.. kau ini, tidak tahu terima kasih sekali" Lucy menjitak kepalanya.

"Tapi kenapa Gray yang dingkat oleh Happy! Happy kan partnerku!"

"Aye! Kenapa aku mengangkat Gray?" Tanya Happy sembari terus mengepakan sayapnya. Dan Gray hanya tersenyum penuh kemengangan. Wendy diangkat oleh Charle.

"Sebenarnya.. memang benar Lucy.. kenapa kita harus jalan seperti ini?" Tanya Erza. Natsu dan Erza berada pada pundak Taurus. Karna tubuh mereka yang kecil, itu memudahkan Taurus untuk berjalan. Dan Lucy diangkat oleh Loke.

Lucy menghela nafas. Kenapa teman-temannya ini tidak ada yang tahu terima kasih sih? Ia kan juga lelah harus menggunakan sihir memanggil Taurus. "Geez.. aku hanya tidak ingin kalian lelah untuk berjalan dengan tubuh seperti itu.. lagian Erza.. tempat ini cukup jauh" Erza menatap Lucy, sebelum ia mengangguk tanda mengerti.

Semenjak Natsu, Gray dan Erza menjadi kecil. Sifat Erzalah yang sedikit berubah. Layaknya seorang gadis berumur 6 tahun, ia sangat penurut dan ingin dimanja. Lucy jadi berpikir, apa Erza dulu seperti ini?

"Moo~ Tubuh Lucy-sama memang yang terbaik! Kenapa bukan aku yang mengangkatnya?" Kata Taurus.

"Bukan mauku Taurus. Kau kan tahu singa yang satu ini, dapat keluar dari kandangnya sendiri" Geurutu Lucy yang diangkat bridal style oleh Loke. Sebenarnya Lucy hanya memanggil Taurus tapi.. ternyata Loke keluar juga dari dunia roh.

"Tenang saja Lucy, ini akan mempererat cinta kita!" Kata Loke menampakan cengiran gombalnya.

Tapi malah bikin Lucy tambah empet! "Terserahlah.." Lucy membuang wajahnya. "Aku hanya tidak ingin capek"

"Wuuhuuu~ Paman singa mesuuum~" Ejek Natsu.

"Eh? kau panggil aku apa Natsu?"

"Singa?"

"Tidak! Sebelum kata singa?"

"Paman?"

Loke menganga begitu juga Lucy. Apa mereka tidak salah dengar ? Natsu memanggil Loke dengan sebutan paman?

"Sepertinya, sihir itu juga mempengaruhi mental atau sifat mereka… kita harus cepat. Karna kita tak tahu sihir itu akan bertahan selama apa? Juga.. efek apa saja yang ada?" Kata Charle.

"Natsu-san seperti anak 6 tahun pada umumnya" Jelas Wendy.

"Tapi.. kenapa Gray tidak?" Tanya Lucy bingung. Memang jelas Natsu dan Erza sekarang benar-benar seperti anak 6 tahunan. Tapi kenapa Gray ti—

"—Aku 'tidak' kenapa Lucy-nee?"

Perkataan Gray membuat Lucy berhenti berpikir. Jawbannya sudah jelas. Mereka semua kini benar-benar seperti anak kecil. 'Aku harus cepat meminta bantuan' Pikir Lucy.

"Loke! Taurus! Bisakah kalian berjalan lebih cepat?" Perintah Lucy.

"Moo~ Tentu saja!"

"Aku tidak bisa Lucy.." Kata Loke. "Eh? Kenapa?"

"Kau berat"

Setelah itu yang terdengar hanya suara PLAAK !

(^^)

Taurus dan Loke mengantar mereka hingga pada perbatasan kota Magnolia. Dan Lucy juga yang lainnya masih harus menaiki sebuah kereta untuk sampai di guild. "Moo~ Aku kembali Lucy-sama!" Pamit Taurus.

Lucy tersenyum kecil "Terima kasih Taurus!" Dan 'poof' dia menghilang.

"Lucy.." Loke masih mengelus pipinya yang merah karna di tampar oleh Lucy "Aku juga ke-kembali.."

"Terserah padamu" Kata Lucy ketus. Loke berdengus sebelum ia kembali ke dunia roh.

"Lucy-nee.. aku tidak ingin naik kereta" Rengek Natsu. Kenapa sekarang mereka harus memanggilnya dengan tambahan –nee sih?

"Tapi ini.. satu-satunya jalan kita pulang Natsu"

"Pokoknya aku tidak mau! Hiks.. aku takut naik kereta" Natsu memeluk kaki Lucy. Melihat tingkah Natsu yang lucu, membuat Lucy cekikikan. Ternyata Natsu sangat manis saat ia kecil.

"Flamehead sangat manja! Anak cengeng! Anak cengeng!" Ejek Gray sambil melet-melet ke Natsu. "Aku tidak! Kau kan bukan Dragon Slayer kuat seperti aku! kau tidak merasakan motion sicknessss!"

"Kau penakut!"

"Aku tidak takut!"

"Oh yaa?"

"Bagaimana denganmu sendiri Ice Princess? Apa kau tak takut apapun?"

"Tentu saja ti— Hwaaaaa! Lucy-nee~ orang itu menyeramkan!" Gray berlari kebelakang Lucy. Lucy hanya menghela nafas lelah karna harus mendengar mereka berteriak setiap saat.

"Hihihi… mereka jelas sangat lucu, benarkan Lucy-san?" Wendy tertawa kecil melihat tim-nya yang bernama tim Natsu, berubah menjadi tim baby Natsu. Lucy hanya menatap Wendy, tanpa berkata apapun.

"Hihihi.. aku akan menjadi kakak yang baik Natsu.. tenang saja" Jelas Happy, sembari menepuk-nepuk kepala Natsu layaknya anak kecil.

"Yang jelas.. sekarang kita harus kembali ke guild secepatnya" Tegas Charle.

"Tunggu.." Lucy melihat Erza yang sedari tadi—seperti memandang orang lain. "Ada apa Erza?" Lucy menepuk pelan pundaknya. "Lucy-nee…" Lucy mememukul keningnya sendiri, karna Erza juga memanggilnya dengan –nee. "I-Iya?"

"Pemuda itu.. sedari tadi memandang kita. Lebih tepatnya kearahmu" Erza menunjuk seorang pemuda yang berjalan kearah mereka. "Erza mundur.." Perintah Lucy.

"Hey.." Sapa pemuda itu tersenyum manis. "Kau sendirian?" Tanyanya.

Lucy mengangkat satu alisnya. Ia tahu pasti jika ia tengah di rayu. "Tidak. Aku bersama dengan mereka" Tunjuk Lucy kearah tim Natsu lainnya. Yang untuk saat ini harusnya menjadi tim Lucy.

"Ah.." Pemuda itu menggaruk belakang kepalanya "Kau manis, mau berjalan-jalan sebentar denganku?" Tanyanya gugup. Lucy mengerutkan keningnya. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenaknya "Apa kau tahu aku siapa?"

Pemuda itu menggelengkan kepala "Aku adalah seorang istri dari Salamander. Itu.. yang dari guild terkuat.. Fairy tail.. kau tahu dia?"

Pemuda itu terlihat menelan ludahnya berkali-kali "Dan.. ini…" Lucy menarik Natsu kecil kehadapannya. "Ini anak kami. Namanya Nashi. Apa kau masih mau mengajakku per—" Lucy belum sempat menyelesaikan kalimatnya, pemuda tadi sudah ngacir entah kemana karna takut.

"Phew. Natsu memang terkenal sangat kuat"

"Kau suka padanya~ Kkkk~" Happy cekikikan. "Aku mendengar semuanya Lusyy~"

"Ti-Tidak Happy.. itu hanya supaya mereka tidak mengganggu kita"

"Baiklah.. kalau begitu aku akan membeli tiket dulu, Lucy-san" Kata Wendy. "Ah.. terima kasih banyak Wendy. Maaf aku tidak dapat meninggalkan anak-anak ini" Wendy dan Charle pun pergi untuk membeli tiket kereta.

Lucy berpikir jika pemuda tadi hanyalah satu-satunya pemuda yang ingin mengajaknya berkencan. Tapi.. memang dasar mantan—seorang putri, yang memiliki paras yang cantik juga aura—yang memancar kemana-kemana (*Weleeh.. top dah Lucy) beberapa pemuda tak dikenal pun datang menghampiri dia. Dan ia harus terus berbohong jika ditanya "Apa kau sudah menikah?" Lucy menjawab "Tentu" Dan sesekali ia menganggap Natsu suaminnya.. atau sesekali Gray suaminya.

"Huaaah! Kenapa Wendy lama sekali?! Aku bisa gila jika pemuda-pemuda it terus datang kepadaku?!" Teriak Lucy frustasi.

"Ne~ Ne Lussyyy~ jadi suamimu itu.. Natsu apa Gray?" Tanya Happy tersenyum menggoda. "Huh? Kumohon Happy.. itu hanya sebuah cara agar mereka pergi"

"Kalau begitu kenapa wajahmu merah?"

"I-Ini… karna kepanasan!" Sewot Lucy bête. "Ayolah.. Lussy~ aku dapat menyimpan rahasia"

"Happy! Jangan membuat aku tambah pusing! Eh? Tunggu? Kemana tiga anak itu?"

Tiba-tiba Gray berlari menghampirinya "Lucy-nee! Lucy-nee!" Teriaknya histeris.

"Ada apa?! Mana Natsu dan Erza?!" Tanya Lucy panik. Kini anggota timnya hanya seorang anak kecil. Ia merasa mempunyai kewajiban untuk menjaga mereka.

"FlameheadLucyneeFlamehead!" Gray mengulang perkataan yang sama sangat cepat.

"Iya! Natsu kenapa?!"

Belum sempat Gray menjawab, Erza datang— juga berlari dan berteriak "Iya.. Iya.. Erza, Natsu kenapa?"

"Sebelum itu.. kau boleh pukul aku!"

"Eh?" Lucy menatap Erza bingung "Pukulah! Karna aku tidak bisa menjaga Natsu dengan baik!"

Lucy mengurut ujung pelipisnya. Kepalanya berputar hebat. Kenapa bisa begini? Tadi pagi ia dan timnya hanya mendapatkan sebuah misi. Lalu mereka pergi ke sebuah desa raksasa. lalu.. ketiga temannya dirubah menjadi kecil, oleh penyihir gelap dan… sekarang! Sekarang… hal buruk apa yang terjadi…

Natsu berlari menghampiri mereka. "Natsu! Apa yang kau lakukan tadi?" Lucy bertanya pada Natsu yang sudah gelagapan karna panik. "Lu-Lucy-nee! Nanti saja kujelaskan!"

"Kenapa begitu?"

"Lucy-san! Kami sudah mendapatkan tiketnya! Eh? Ada apa disini?" Wendy mengerutkan keningnya.

"Nah! Sudah ada tiketnya! Ayok masuk kereta! Aku sangat suka kereta! Wuiiih!" Kata Natsu berbohong, soal ia menyukai kereta. 'sesuatu' pasti telah membuatnya seperti itu. Natsu mendorong paksa semuanya masuk kedalam kereta.

Begitu mereka duduk ditempat masing-masing. Lucy yang duduk disebelah Natsu menarik syalnya " Natsu.. apa yang sebenarnya kau lakukan tadi?" Lucy mempererat genggamannya pada syal Natsu agar ia tidak mencoba kabur. Tapi Lucy baru sadar.. Natsu besar ataupun Natsu kecil begitu naik kereta, wajahnya sudah hijau.

"Cih.." Lucy melepaskan genggamannya "Kau bisa pelan-pelan menjelaskannya"

"Sebenarnya.." Natsu perlahan mendekatkan bibirnya pada telinga Lucy. Lucy mendengar setiap kata yang keluar dari bibir Natsu. Setiap kata membuat jantungnya seperti ingin copot. Matanya ingin keluar dari tempatnya.

Gray dan Erza menutup kedua telinga mereka dengan ujung telunjuknya. Happy mengikuti karna ia tahu… Lucy pasti akan…

"APUUUA?! KAU MEMBAKAR SETENGAH DARI STASIUNNYA?!"

(^^)

"Tadaiiiima!" Teriak Happy dan Wendy masuk kedalam guild. Diikuti dengan Lucy dan Charle. Lucy berjalan dengan lemas. Penampilannya berantakan. "Eh Lu-chan? Ada apa dengan penampilanmu?" Levy berjalan menghampiri sahabatnya yang terlihat tidak memiliki semangat hidup itu.

"Dan.. mana Natsu , Gray dan Erza?" Tanya Mira mencari ketiga anggota guildnya itu.

"Kukatakan padamu ya.. jangan kaget ataupun berteriak ketika mereka masuk" Itulah perkataan Lucy sebelum ia merebahkan kepalanya di meja bar dan… tak sadarkan diri.

"TADAIIIIMAAAA!" Teriak ketiga anak kecil yang baru masuk kedalam guild. Semua mata anggota guild tertuju pada mereka. Mata mereka terbelalak. Mulut mereka terbuka lebar. "Eh? Ada apa dengan mereka semua?" Tanya Natsu pada Gray.

"Entahlah.. apa kita terlihat aneh, ne Erza?"

"Aku juga tak tahu. Kita tanya pada Lucy-nee saja"

"LUCY-NEE?!" Teriak anggota guild tak percaya dengan indera pendengaran mereka.

"L-Lu-chan? Kenapa mereka terlihat kecil?!"

"Lucy! Kenapa mereka memanggilmu dengan –nee?!"

"Apa yang sebenarnya terjadi?!"

"Lucy!" "Lu-chan!" "Lucy-san!" Semuanya berteriak memanggil Lucy. Membuat kepala gadis pirang itu seakan ingin pecah. "DIAM!"

Seketika guild menjadi hening "Ugh! Aku akan menjelaskannya! Okeh!"

"Natsu! Gray! Erza!" Panggil Lucy. Membuat ketiga anak itu menghadapnya "Duduk disana!" Perintah Lucy.

"Aye, madam!" Mereka pun mengikuti apa yang diperintahkan Lucy. Yang membuat anggota yang lain kaget adalah.. bahkan Erza juga mengikuti perintah Lucy!

"Sabar Lucy.. jadi apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Master Makarov.

Lucy menghela nafas dalam "Begini Master.. kami tengah menjalankan misi yang kau suruh itu.. lalu sepertinya kami bertemu dengan guild hitam"

"Guild hitam?"

Lucy mengangguk "Penyihir yang kami temui itu, seperti memberikan sihir pada mereka.." Lucy menunjuk Natsu, Gray dan Erza. "Dan.. beginilah bentuk mereka sekarang.. menjadi kecil. Ada beberapa sifat mereka yang sama.. hanya saja.. mental mereka juga berubah seperti anak kecil"

Levy dan Freed berjalan mendekati—ketiga anak kecil itu. "Ini seperti sihir langka…" Freed menggosok dagunya. "Atau.. bisa kusebut.. sihir kuno"

"Lalu bagaimana cara mengembalikan mereka?"

"Tidak mudah Lu-chan.. kita harus melepas mantra sihirnya.. dan kita saja belum tahu sihir apa yang penyihir itu pakai"

"Lucy.." Master makarov memanggilnya "Ya?"

"Ini akan membutuhkan waktu yang lama"

"Lalu bagaimana dengan mereka sekarang Master? Mereka hanya anak kecil. Mereka dapat menggunakan sihir mereka, tapi mereka belum mahir menggunakannya"

"Karna itu Lucy… aku menitipkan mereka padamu"

Lucy tercengang mendengar perkataan Master. Lucy melirik ketiga anak yang akan diasuhnya itu menampakan cengiran lebar kearahnya. Senyum mereka sangat polos.

"MASTER?! KAU SURUH AKU , APAAA?!"

.

.

.

Ja-Jadi? Bagaimana? :3 baguskah? Mau kulanjut?

Memang agak OOC sih…. Natsu, Gray dan Erza kecilnya… tapi aku hanya ingin membuat mereka seperti anak kecil pada umumnya. Anak kecil yang polos dan manis! Hehehe….