ALLOGGIO
Kris x Baekhyun (KrisBaek)
YAOI
•
Maaf updatenya lama. Hampir satu bulan yah. Ada yang nungguin? Saya merasa malu, mana ceritanya biasa banget update-nya lama pula.
Ah, aku mau kasi tau.. ALLOGGIO itu artinya penginapan. Jadi awalnya aku bingung mau ngasih judul apa, penginapan terdengar aneh. Jadi aku iseng main di google translate. Aku lupa ini bahasa apa.
Ditengah keanehan dan keganjalan pada FF ini dari awal hingga akhir, semoga kalian tetap menikmatinya.
•
Chapter 5
•
•
Baekhyun sepertinya sangat tidak ingin menyia-nyiakan waktunya barang setedik pun bersama Kris. Setelah melakukan kegiatan menguras keringat dan menghasilkan desahan itu, Baekhyun langsung mendekatkan dirinya pada sang kekasih yang masih mengatur nafasnya. Ia sendiri memang masih lelah, tubuhnya dibanjiri peluh dan cairan cinta mereka tapi otaknya memerintahkan untuk menggunakan sisa waktunya bersama Kris yang tinggal 12 jam lebih dengan baik.
Kris yang masih terlentang di kasur sambil mengatur nafasnya merasakan pergerakan Baekhyun. Ia tak menghiraukan hingga ia merasa ada tubuh kecil yang memeluk tubuhnya dari samping. Ia tersenyum, menggerakkan tubuhnya mencari posisi yang nyaman untuk balas memeluk tubuh kecil itu.
"Kris~"
"Hm..."
"Kris~~"
"Ya, baby."
"Kris Wu."
"Ada apa, hm?"
"Tidak. Aku hanya ingin memanggil namamu, sebelum aku tak bisa melakukannya lagi."
Kris memejamkan mata mendengarnya. "Kau selalu bisa melakukannya, baby."
"Sekarang iya, tapi setelah kau pergi aku tak akan bisa lagi kan?"
Kris menghela nafas. "Aku mencintaimu." Bisiknya.
Baekhyun memejamkan matanya. Ini yang dia benci dari 'cinta', yaitu perpisahan. Kenapa harus ada perpisahan jika orang saling mencintai, kenapa tuhan memberikan rasa cinta jika mereka tetap harus dipisahkan.
Baekhyun pernah merasakan cinta, cinta pada ayah ibu dan adiknya tapi sekarang mereka semua berpisah. Ia pernah menjadi saksi cinta ibu dan ayahnya tapi mereka juga berpisah. Ia benci cinta, karena tak ingin merasakan perpisahan lagi. Tapi hatinya telah terjebak dalam 'cinta' seorang Kris, dan lagi-lagi ia harus berpisah dengan orang yang ia cintai.
"Jangan katakan hal seperti itu di situasi seperti ini." Balas Baekhyun, ia melepaskan tubuhnya dari pelukan Kris.
"Tapi aku memang mencitaimu, Baekhyun dan aku tau kau juga mencintaiku."
"Kumohon, jangan bahas hal itu."
Kris menarik nafas dalam. "Kenapa? Kau sendiri yang meminta padaku untuk meyakinkan perasaanmu kan? Kau tau, kau egois. Aku sangat mencintaimu tapi kenapa kau bertingkah seperti ini hah?!"
"Kita berdua sama-sama egois, Kris. Kau memintaku ikut bersamamu ke Seoul, kenapa bukan kau saja yang tetap tinggal di sini? Tidak ada bedanya bukan?" Baekhyun menjawab dengan tenang, tapi sama sekali tak menatap Kris yang sudah memerah karena marah.
Kris terdiam. Ia tak tau harus menjawab apa karena perkataan Baekhyun memang benar. Mereka sama-sama egois.
Kris menghela nafas, ia beranjak dari kasur itu. Memungut pakaiannya di lantai, memakainya asal.
Kris berbalik menatap Baekhyun yang tak menunjukkan pergerakan apapun, tubuhnya bahkan masih telanjang. Ia menghela nafas lelah, lalu mendekati kasur itu. Menarik selimut hingga menutupi tubuh polos Baekhyun.
"Istirahatlah, kau tak tidur sejak subuh kan." Ucapnya, lalu melangkahkan kaki panjangnya menuju pintu dan berlalu meninggalkan ruangan yang menjadi saksi adegan panas dirinya bersama sang kekasih.
Kristal bening berhasil lolos dari mata Baekhyun. Ia sudah ingin menangis saat Kris mengatainya egois. Dan ia tau Kris saat ini sedang marah padanya. Kris hanya tak tau betapa besar keinginannya untuk ikut tinggal bersamanya. Ia sangat ingin, tapi di lain sisi ia tak mungkin membiarkan penginapan yang ia kelolah sejak hanya berupa rumah tua besar yang kotor itu terlantar. Hal itu sama halnya dengan membuang hewan peliharaan yang sudah kau rawat sedari kecil.
Baekhyun menyembunyikan wajahnya dibalik bantal, meredam suara tangisnya. Ia menangis, benar-benar menangis. Menangis seperti anak kecil yang ditinggal oleh ibunya. Ia ingat beberapa menit lalu mereka masih bergumul mesra di kasur itu. Bahkan sperma Kris masih bisa ia rasakan di tubuh bawahnya, tapi karena dirinya keadaan jadi berubah seperti ini. Kris mungkin benar, dirinya egois.
.
Kris hanya berdiri didepan jendela kamarnya yang terbuka. Memandang keluar, wajahnya diterpa terik sinar matahari. Terasa hangat, seperti saat dirinya pertama kali melihat Baekhyun. Ia tau ia bodoh dengan meninggalkan Baekhyun seperti tadi, ia tau dirinya lagi-lagi membuat Baekhyun-nya menangis. Ia sangat tau.
Kris tak marah pada Baekhyun hanya saja ia marah pada dirinya sendiri, yang telah berjanji untuk selalu berada disamping kekasihnya itu. Ia merasa bodoh karena telah membuat janji tanpa memikirkan bagaimana ke depannya, mampukah ia menepatinya atau tidak. Bahkan ia belum bisa meyakinkan perasaan Baekhyun pada dirinya, ia malah menambah rasa takut Baekhyun akan cinta.
Rahang Kris mengeras, ia tak bisa meninggalkan Baekhyun seperti ini. Besok pagi ia harus pulang, tapi bagaimana dengan Baekhyun? Salah. Tapi bagaimana dengan dirinya? Mampukah ia tak mengingat namja itu saat dirinya berada di Seoul nanti? Mampukah ia tak merindukan tubuh mungil yang senantiasa bergelung dalam pelukannya? Kris bahkan tak mampu memikirkan bagaimana keadaannya nanti.
.
Baekhyun menyiapkan makan malam untuk para tamu-tamunya seperti hari-hari biasa. Luhan Chanyeol Sehun dan Kai menyantap makan malam bersama, karena Kris tak kunjung datang Baekhyun memutuskan untuk memanggil Kris terlebih dahulu.
Baekhyun sebenarnya masih takut menemui Kris. Sejak siang tadi Kris terus berada di kamarnya sendiri, sejak siang pula Baekhyun sangat ingin menyusul Kris ke kamarnya tapi ia takut pria tinggi itu tambah marah padanya. Biar bagaimanapun mereka baru mengenal selama beberapa hari, dan baru kali ini Kris mengekspresikan kemarahannya pada Baekhyun, setidaknya begitu yang ada di pikiran seorang Byun Baekhyun.
Ia menarik nafas sejenak sebelum mulai mengetuk pintu kayu di depannya.
Tok Tok
Tak ada jawaban. Ia mencoba mengetuk lebih keras lagi.
Tok Tok Tok.
Masih hening.
"Kris, aku tau kau marah padaku tapi jangan seperti ini. Kau tetap harus makan. Kau bahkan melewatkan makan siang. Kalau kau mau aku akan makan setelah kau selesai makan, jadi kau tak perlu melihatku." Ucap Baekhyun sedikit keras agar Kris dapat mendengarnya dari dalam. Ia hanya berharap semoga empat orang lain yang berada di lantai bawah tak mendengarnya.
"Baiklah, aku akan pergi. Kau harus ke bawah untuk makan setelah ini. Aku kembali ke kamarku." Pamitnya.
Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya sendiri. Mendudukkan dirinya di sofa, mengambil sebuah novel di rak untuk ia baca. Tapi bagaimanapun usahanya untuk fokus pada deretan huruf itu otaknya terus memikirkan Kris Kris dan Kris. Ia tak tau bahwa pengaruh Kris terhadap dirinya secara keseluruhan sebesar ini.
Disimpannya kembali buku itu di rak. Menarik nafas lelah. Kenapa Kris memperlakukannya seperti ini? Kenapa mereka harus seperti ini saat mereka akan berpisah? Baekhyun bahkan menghitung berapa jam waktu mereka sia-siakan sejak siang tadi sampai sekarang.
Baekhyun memeluk lututnya sendiri, padahal biasanya ia akan berada di dalam pelukan Kris sepanjang waktu. Ia merindukannya, ia merindukan tangan kekar pria itu melingkari tubuhnya, ia merindukan saat pria itu memanggilnya, ia sudah merindukannya, ini bahkan baru terhitung beberapa jam ia tak melihat Kris. Pria itu bahkan masih berada di bangunan yang sama dengan dirinya tapi ia sudah sangat merindukannya.
Baekhyun memejamkan matanya erat, ia tak ingin menangis lagi. Meski hatinya gelisah karena rindu, tapi ia tak ingin menangis. Baekhyun tak ingin memangis, tapi air mata itu tetap mengalir.
Tok ... Tok
Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya. Ia hampir saja tak mendengarnya karena ketukan itu sangat pelan. Ia menghapus air mata yang sempat mengalir, untung ia belum lama menangis jadi matanya belum sembab.
Pintu terbuka, bukan Baekhyun yang membukanya karena ia masih menghapus air matanya. Ia melirik ke arah pintu yang terbuka. Sosok Kris tampak berjalan ke arahnya, rasa gugup tiba-tiba menghampirinya. Ia tak mampu bersuara, bahkan tangannya masih berada di kedua pipinya saat Kris sudah berlutut di depannya. Memeluk pinggangnya dengan kepala yang dibaringkan di pahanya.
"K–kris." Cicit Baekhyun. Tubuhnya masih membeku karena shock, pipinya kembali basah tapi dengan cepat ia hapus sebelum air mata itu menetes mengenai Kris.
"Jangan menangis." Gumam Kris yang masih menenggelamkan kepalanya di paha Baekhyun.
"Aa— tidak, mataku hanya gatal." Kilahnya.
"Aku tidak marah padamu baby, sungguh." Jelas Kris.
"Tapi kau meninggalkanku sendiri di kamar dan kau mengacuhkanku."
Kris melepas pelukannya, wajahnya mendongak menatap wajah manis kekasihnya.
"Aku tidak marah padamu, aku marah pada diriku sendiri karena membuatmu menangis."
"Kau tak menjawab panggilanku."
"Aku ingin menjawabnya baby tapi aku sedang mandi, percuma kujawab kau juga tak akan mendengarnya kan."
Baekhyun menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk kecil. "Aku merindukanmu." Bisiknya.
Kris tersenyum dan menarik lembut lengan Baekhyun agar berdiri. Ia memeluk pinggangnya.
"Aku juga sangat merindukanmu."
"Lalu kenapa kau mengacuhkanku?"
"Aku hanya menghukum diriku sendiri."
"Tapi kau juga menyiksaku."
"Maafkan aku."
Baekhyun mengangguk dalam pelukan Kris. Kris lalu melepaskan pelukannya. Menuntun Baekhyun menuju meja makan. Chanyeol Luhan Kai dan Sehun sudah selesai makan jadi mereka hanya makan berdua.
.
"Apa benar Kris hyung akan meninggalkan Baekkie hyung?" Sehun bertanya pada tiga orang yang berada di ruangan itu.
"Aku tak tau, tapi sepertinya begitu." Jawab Chanyeol.
Kai menyuarakan pendapatnya. "Kau pernah berkata bahwa Kris hyung akan pulang kan? dan Luhan hyung melihat mata bengkak Baekkie hyung. Jadi menurutku Kris hyung harus pulang tapi Baekkie hyung tak mau ikut bersamanya."
Semua mengangguk-angguk, berpikir bahwa kesimpulan yang Kai ucapkan cukup masuk akal.
"Tapi aku tak mau melihat mereka berpisah, lakukan sesuatu Yeolly chagi~." Rengek Luhan pada kekasihnya, Chanyeol.
Chanyeol mengusap rambut Luhan. "Mereka belum tentu berpisah chagi."
"Tapi kalau mereka benar-benar berpisah aku tak akan mau mengenalmu lagi."
Mata Chanyeol membulat, ia tak terima ancaman itu.
"Lulu, kenapa begitu? Bukan aku yang membuat mereka berpisah kan? Tapi kenapa aku yang dapat getahnya?"
Luhan memalingkan wajahnya. "Makanya, kau harus berbuat sesuatu jika nantinya mereka benar-benar akan berpisah."
"Tapi kenapa harus aku Chagii~~?"
"Karena Park Chanyeol kekasih Xi Luhan, dan Park Chanyeol akan memenuhi semua keinginan kekasihnya itu kan?"
Helaan nafas berat terdengar dari Chanyeol. 'Mereka yang akan berpisah tapi kenapa aku yang harus merana?' Ratapnya. dalam hati.
.
Kris dan Baekhyun memutuskan untuk menghabiskan malamnya berdua di kamar, setelah bergabung sebentar bersama Kai Sehun Chanyeol dan Luhan.
Semua masih sama, Luhan masih hiper, Chanyeol masih sabar menenangkan Luhan, Kai dan Sehun juga masih bermain-main. Kris juga masih sama, bedanya Kris hanya akan meninggalkan penginapan itu besok. Dada Baekhyun kembali sesak memikirkan fakta itu.
"Kris, bolehkah malam ini kita begadang?" Tanya Baekhyun pada Kris yang sedang memeluknya.
"Kenapa?"
"Tidak, aku hanya tidak mengantuk. Boleh kan?"
"Tidak boleh baby. Begadang tidak baik untuk kesehatan, kau tau itu kan?" Tolaknya.
Wajah Baekhyun berubah murung mendengar jawaban Kris.
"Aku hanya ingin bersamamu lebih lama. Kau akan pulang besok kan?"
"Baiklah, tapi apa yang akan kita lakukan?" Tanya Kris bingung.
"Hmm kita bisa bermain kan? apa saja asal tidak tertidur."
Mendengar kata permainan otak Kris langsung bereaksi. "Bagaimana dengan permainan yang kita lakukan tadi siang? Aku tidak akan mengantuk kalau kita bermain 'itu'." Jawabnya dengan senyum cerah.
Baekhyun mendengus pelan. "Tidak ada permainan lain?"
Kris mengeratkan pelukannya. "Bisakah kau mengatakan bahwa kau mencintaiku? Bisakah kau jujur pada dirimu sendiri?"
"Haruskah aku mengatakannya saat kau akan meninggalkanku? Tidakkah aku akan tampak sangat menyedihkan jika aku melakukannya?"
Kris mengerti, tapi ia hanya tak ingin pergi tanpa ketidak pastian akan perasaan Baekhyun pada dirinya.
"Maaf~" Bisiknya. Ia memalingkan wajah Baekhyun padanya, mempertemukan bibir mereka dalam ciuman lembut.
Kris menatap mata Baekhyun yang juga sedang menatapnya, sembari terus melumat lembut bibirnya.. Tangannya ia lingkarkan pada pinggang Baekhyun, mengangkatnya sedikit untuk membaringkannya.
Baekhyun refleks mengalunkan lengannya pada tengkuk Kris. Tubuhnya sudah ditindih oleh tubuh tegap Kris. Ia balas menatap pria tinggi yang juga menatap lurus ke dalam bola matanya.
Ciuman masih tetap berlanjut. Saling melumat dengan sangat pelan dan lembut, tak ingin menodainya dengan pekikan kesakitan. Menikmati bagaimana bibir mereka saling beradu dengan kedua tangan yang tertaut. Menyelami hati lewat tatapan mata, saling berbagi semua rasa cinta dan takut lewat ciuman.
Nafas berderu teratur, tapi dada berpacu dengan cepat. Semua terasa indah, setidaknya sekarang masih terasa indah untuk mereka.
Kris melepas ciumannya untuk sejenak mengagumi indahnya wajah orang terkasihnya ini. Senyum pahit tersungging di bibirnya jika mengingat kenyataan bahwa mereka akan segera berpisah.
Kris kembali mempertemukan bibir mereka, mencium Baekhyun dalam dan lebih dalam lagi. Sejenak mengabaikan kenyataan yang akan mereka lalui nantinya. Untuk malam ini, biarkan ia mengabaikan kenyataan itu.
Baekhyun menangis dalam ciumannya, ciuman ini terasa begitu pahit. Sangat berbeda dengan biasanya, tapi ia tetap tak ingin mengakhirinya.
Kris kembali melepas tautan bibir mereka melihat air mata kekasihnya.
"Jangan pikirkan yang lain, baby. Pikirkan aku, jangan pikirkan hari esok atau hari kemarin. Cukup pikirkan kita ... saat ini." Bisiknya sambil menghapus air mata yang menodai wajah Baekhyun.
Baekhyun mengangguk, memegang jari Kris yang berada di pipinya. Ia memajukan wajahnya menggapai bibir Kris, menghisap bibir itu beberapa kali sebelum bibirnya diambil alih oleh Kris. Ia mulai memejamkan matanya, mencoba untuk tak memikirkan apa yang akan terjadi esok hingga ia larut dalam ciuman lembut itu.
.
Baekhyun terdiam dalam pelukan Kris sambil menunggu pagi tiba. Tangan Kris melingkar erat di perutnya. Ini tengah malam dan ia tak bisa tertidur, atau lebih tepatnya ia tak ingin tidur. Karena jika ia tertidur, pagi akan lebih cepat datang. Dan itu berarti perpisahan mereka juga semakin cepat tiba.
Kris sama seperti Baekhyun, ia tak tertidur. Ia ingin memeluk Baekhyun-nya sampai matahari terbit nanti. Ia tak bergerak karena takut mengganggu tidur Baekhyun-nya.
Bagaimanapun usaha mereka, waktu tetap berjalan. Meski lambat tapi pagi tetap tiba. Terasa sangat cepat bagi dua orang yang akan segera berpisah.
Baekhyun menoleh ke arah jam dinding. jam 05.20. Ia menggerakkan tubuhnya. Mencoba melepaskan sepasang lengan yang sejak semalam melingkari perutnya.. Meregangkan otot tubuhnya yang kaku, hingga suara berat menginterupsi kegiatannya.
"Kau mau kemana?"
Baekhyun menoleh ke samping, ia melihat Kris sudah bangun dan menatapnya heran.
Ia mencoba memasang senyumnya sebelum bertanya. "Kau sudah bangun?"
Kris mengangguk. "Aku tidak tidur semalam, aku tak bisa tidur." Ia masih berbaring, dan Baekhyun duduk di samping tubuhnya. Tangannya bergerak memeluk pinggang pria manis itu.
Baekhyun terkejut, ia mengira Kris tertidur karena ia tak pernah merasakan pergerakan dari pria itu.
"Kau masih sempat tidur sekarang. Aku akan membangunkanmu setelah selesai memasak."
"Tidak, aku akan menemanimu memasak." Tolaknya.
"Kau tak bisa memasak, Kris. Kau lebih baik tidur."
"Tidak. Aku bisa memandangimu selama kau memasak, kan?"
Baekhyun menghela nafas. "Baiklah." Jawabnya pasrah. Menolak pun Kris akan tetap mengikutinya.
Baekhyun bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju dapur dengan Kris yang mengikutinya.
Baekhyun memasak dengan tenang, semantara Kris duduk di atas salah satu counter dan tak pernah melepaskan pandangannya dari sosok Baekhyun. Pria mungil itu pun sepertinya tidak merasa terganggu dengan hal itu.
"Kris, tolong bangunkan yang lainnya.." Pintanya saat masakannya hampir selesai.
Kris pun melakukan apa yang diperintahkan Baekhyun. Ia mengetuk pintu kamar pasangan Chanyeol Luhan dan Kai Sehun. Tidak terlalu keras, tapi ia melakukannya tanpa jeda dan baru berhenti ketika pintu kamar itu terbuka. Ia langsung mendorong mereka ke dapur.
"Kris hyung, ini baru jam enam pagi dan kau sudah menyuruh kami bangun." Rengek Kai dengan mata terpejam. Di sampingnya sudah ada Sehun yang sedang memeluk lengannya, menyandarkan kepalanya di bahu Kai dengan mata terpejam.
"Ini sudah jam enam lewat." Jawab Kris cuek dan terus mendorong ke empat orang itu menuju dapur. Ternyata mengganggu orang tidur sangat menyenangkan, pikirnya.
Sampainya mereka langsung saja mendudukkan diri di kursi dengan kepala di meja. Sehun memilih untuk duduk di pangkuan Kai dan bersandar di bahunya. Ia sungguh masih sangat mengantuk. Chanyeol dan Luhan sepertinya sudah tertidur di meja.
Baekhyun menyajikan makanannya di atas meja. Tersenyum melihat wajah mengantuk penghuni meja makan.
"Kenapa Kris hyung membangunkan kami Baekkie hyung? Bukankah biasanya kami bebas mau bangun jam berapa saja." Kai bersuara. Tampaknya ia yang paling sadar di antara mereka berempat.
"Aku yang menyuruhnya. Dia akan pulang jam tujuh nanti, ini sebagai perpisahan. Dia juga belum pamit pada kalian kan." Jawabnya.
Semua yang mendengar itu langsung sadar dari acara mengantuknya. Sehun sudah duduk di atas kursi, Chanyeol dan Luhan mulai menyantap makanannya. Pemikiran mereka sama. 'Kris hyung akan meninggalkan Baekkie hyung.'
Semua mulai menyantap makanannya dalam diam.
.
Sudah hampir jam tujuh, semua sudah berada di depan penginapan untuk mengantar kepergian Kris.
"Tak bisakah kau mengatakan kau mencintaiku?" Pinta Kris, menatap dalam mata Baekhyun.
Baekhyun memeluk tubuh Kris, "Selamat tinggal, Kris. Aku pasti merindukanmu." Ucapnya, mengabaikan ucapan Kris.
"Kumohon, baby. Hanya satu kali."
Baekhyun melepas pelukannya. Taxi yang akan mengantar Kris ke stasiun kereta sudah datang.
"Pergilah. Aku tak ingin tampak menyedihkan di saat perpisahan kita." Ucapnya tersenyum.
Kris tak suka melihat senyum itu, ia dengan cepat mempertemukan bibir mereka. Melumatnya dengan kuat.
"Chanyeol, lakukan sesuatu." Rengek Luhan pada Chanyeol, ia sudah berlinangan air mata.
Chanyeol ingin menghapus air mata Luhan tapi dengan cepat tangannya di tepis oleh pria cantik itu. Ia menghela nafas.
"Aku harus lakukan apa, baby? Aku bahkan tak tau kenapa mereka berpisah, kenapa Baekkie hyung tak ikut Kris hyung dan kenapa Kris hyung tak tinggal saja." Jawabnya.
Air mata Luhan tak terbendung saat melihat ciuman penuh air mata Kris dan Baekhyun. "Gunakan uangmu, gunakan anak buahmu, gunakan apa saja Chanyeolly. Aku tak mau mereka berpisah."
Chanyeol melirik Kai meminta bantuan, tapi Kai hanya menggedikkan bahunya tanda tak tau dan kembali menenangkan Sehun yang juga tengah menangis.
Ciuman mereka terlepas, Baekhyun mendorong tubuh Kris menjauh. "Kau harus pergi sekarang Kris." Ucapnya.
Kris dengan berat hati mulai memasuki taxi itu setelah sebelumnya mengecup pipi Baekhyun-nya. Taxi yang ditumpanginya sudah mulai melaju meninggalkan penginapan itu. Ia tak ingin berbalik, tak mau melihat wajah kesakitan Baekhyun. Tak sadar, setetes air mata lolos. Ia menangis.
Kris tak menghalangi air matanya, baginya air mata itu mencerminkan perasaannya.
.
Kris memasuki apartment-nya. Semua tampak sama seperti saat ia meninggalakn tempat ini. Ia melangkahkan kakinya memasuki kamarnya, matanya menjelajahi seluruh penjuru ruangan. Juga masih sama. Ia melihat bayangannya di cermin, ia juga masih sama seperti dulu. Yang berbeda hanya hatinya.
Kris membaringkan tubuhnya, menerawang ke moment-nya bersama Baekhyun, hingga kesadarannya berkurang dan jatuh tertidur.
.
Kris mengerjapkan matanya, sekelilingnya tampak gelap. Ia menoleh ke arah jendela. Bias sinar matahari terbenam ditangkap indera pengelihatannya. Dengan malas ia beranjak dari kasurnya. Menyalakan lampu di tiap ruangan agar apartment-nya tak sesuram hatinya.
Ia membarinkan tubuhnya di sofa. Kalau begini apa yang harus ia lakukan agar hatinya tak terus menangis karena merindukan Baekhyun. Kabar baiknya besok ia sudah kembali bekerja, dan yang hebatnya lagi ia harus lembur karena pekerjaannya yang menumpuk. Dengan begitu ia bisa sedikit mengalihkan perhatiannya dari Baekhyun.
.
Kris terbangun karena suara pintunya yang diketuk dengan brutal. Ia tak mengerti apa alasan orang itu, karena seingatnya di pintu depan masih terpasang bell. Ini bahkan masih jam lima pagi, orang macam apa yang bertamu sepagi ini. Ia membuka matanya dengan paksa, semalam ia tertidur lagi setelah meminum obat tidur. Ia tak ingin terjaga, terjaga hanya membuatnya terus memikirkan Baekhyun.
Saat ia membuka pintu, hal pertama yang didapatinya adalah sosok mungil dengan senyum manis di bibirnya. Ia tak tau apakah ia masih bermimpi ataukah ia sedang mengalami fatamorgana, ia tak peduli. Ia hanya ingin menatap sosok itu terus.
"Ekkhhmm.."
Suara deheman keras terdengar, tapi Kris masih tak ingin mengalihkan pandangannya, takut jika sosok itu tiba-tiba menghilang.
Tapi sosok itu tiba-tiba terganti menjadi sosok pria cantik dengan wajah galaknya.
"Luhan..?" Gumamnya bingung. Sedetik lalu ia masih memandang sosok manis pria mungil yang ia cintai.
"Ck.. Hyung baru sadar saat melihatku. Dan saat melihat Baekhyun hyung kau membatu. Apa kau begitu merindukannya hingga otakmu jadi lambat dan syaraf-syaraf tubuhmu mati? Kalian bahkan baru berpisah kemarin, hyung." Omel Luhan.
Kris mengerjapkan matanya, ia tak mengerti ucapan Luhan. "Aah jadi aku berhayal yah. Jadi ada perlu apa Luhan?" Tanya malas.
Mendengarnya Luhan makin geram. Ia menggeser badannya sedikit ke samping.
"Kau tak mau mengambil Baekhyun hyung? Kalau begitu aku bawa pulang saja dia." Ucapnya ketus.
"Hai Kris." Sapa Baekhyun dengan senyum manisnya.
"Baekhyun? Baby, kau kah itu?" Tanyanya, meraba permuakaan wajah Baekhyun.
Baekhyun mengangguk dan langsung memeluk tubuh Kris. Ia ingin memeluknya sejak tadi, tapi ia tak ingin mengganggu acara freeze Kris.
Kris balas memeluk tubuh Baekhyun dengan erat. Ia sangat bahagia.
"Baiklah, aku pergi sekarang. Annyeong." Pamit Luhan dan segera meniggalkan dua sejoli itu. Ia sempat mendengar Baekhyun bergumam terimakasih.
.
"Kau meninggalkan penginapanmu, baby?" Tanya Kris pada Baekhyun yang ada di pelukannya.
Mereka sudah berada di kamar Kris sambil berpelukan seperti biasanya.
Baekhyun mengangguk. Wajahnya tak henti tersenyum.
"Kenapa?"
"Berterimakasihlah pada Chanyeol dan uangnya, serta pada Kai Sehun dan Luhan.. Mereka yang akan mengelolah penginapan itu, paman Chanyeol yang akan menjaganya selama mereka tidak ada."
"Lalu bagaimana kau bisa menemukan apartmentku?"
"Kau sendiri yang memberitaukan kepadaku kan?"
"Tapi tidak dengan nomor-nya kan?"
"Hmm ya, itu karena Sehun. Sehun dan Luhan ternyata tinggal satu lantai di atasmu."
"Lalu kenapa kalian datang pagi sekali?"
"Luhan mau balas dendam padamu karena kemarin kau membangunkannya pagi sekali."
"Hmm..."
Hening sejenak.
"Aku mencintaimu, baby. Sangat. Aku tak peduli kau membalasnya atau tidak yang penting kau bersamaku." Kris berbisik. Ia hanya ingin mengungkapkan perasaannya.
Baekhyun membalik badannya, menatap tepat dalam mata Kris. "Aku juga mencintaimu, Kris. Jangan tinggalkan aku." Ucapnya, kembali memeluk tubuh pria yang dicintainya itu.
"Tidak akan lagi, baby. Maaf karena telah meninggalkanmu."
"Maaf karena membuatmu lama menunggu."
Bagi mereka tak ada yang lebih membahagiakan dari pada sekarang.
.
.
.
"Kau tak bisa terus bersembunyi dibalik rasa takutmu, Baekhyun hyung. Hal itu hanya membuatmu merasakan sakit yang lebih. Kau mencintainya, dan kau tak perlu takut karena dia juga mencintaimu."
"Kau tak mengerti keadaanku."
"Apa yang tak kumengerti? Aku tau kau takut, aku tau masa lalumu bersama keluargamu, aku tau tentang perceraian orang tuamu. Mereka berpisah karena memang sudah tak saling mencintai. Jika mereka tetap bersama mereka juga tetap akan saling tersakiti karena tak ada dasar cinta antara mereka."
"Hiks tapi kenapa mereka berpisah? Mereka tak ingin tersakiti tapi mereka menyakitiku."
"Itu sudah menjadi keputusan mereka, Baekkie hyung. Mereka memang pernah saling mencintai, tapi itu dulu. Mereka berpisah karena cinta mereka tak cukup kuat untuk bertahan sampai akhir. Dan aku yakin, cintamu dan Kris hyung tak seperti itu."
"..."
"Kau harus mengejarnya, Baekkie hyung."
.
.
.
END
.
Maaf kalau endingnya mengecewakan. Aku coba baca dari Ch1 sampai akhir, aduuh aku malu. Ternyata ceritanya aneh dan banyak gak nyambungnya. Maafin yah.
Adakah yang baca IF IT'S WRONG? Nah sequelnya itu bakal aku bikin setelah Chap3 FF Share selesai.
—
Big Thanks:
Miettemiaw: Iya, soalnya aku juga nge-ship ChanLu sama KaiHun. Syukurlah kalau beda, Soalnya lagi banyak plagiator kan takutnya dikira plagiat. Terimakasih sudah review.
miszshanty05: Ini sudah lanjut. Semoga tidak mengecewakan ya. Terimakasih sudah review.
shimkuu: Kkk kamu baca If it's wrong ya? Itu sudah dilanjut, udah end juga. Ditunggu sequel-nya aja. Terimakasih sudah review.
AnitaLee: Yah itu kan untuk perpisahan, Baekkie takut Kris gak ngajakin dia gituan jadi dia ngajak duluan gitu. Terimakasih sudah review.
BLUEFIRE0805: Aku buat Baek yang mengalah. Hhh aku jadi merasa Kris tidak gentle gara-gara itu. Terimakasih sudah review.
Oh Dhan Mi: Baek hamil terus nanti anaknya ketemu sama Kris trus kris bilang, sepertinya tidak asing dan Baekhyun datang, Kris freeze lalu mereka hidup bahagia selamanya. Tamat. Ini ending yang lain buat kamu :D Terimakasih sudah review.
CussonsBaekby: Niat awalnya emang cuma mau dibikin oneshot, tapi pada bilang masih gantung jadi dilanjut lagi. Terimakasih sudah review.
utsukushii02: Ini sudah dilanjut. Semoga tidak mengecewakan. Terimakasih sudah review.
mii-ah: Kkk Kris minum dulu buat nambah tenaga, baru deh nyantap Baek-nya. Terimakasih sudah review.
Koukei Harumi: Hahaha iya, itu NC perpisahan katanya. Alloggio artinya penginapan gitu, aa maaf tidak dijelaskan dari awal. Sudah dilanjut, semoga tidak mengecewakan. Terimakasih sudah review.
Haruka-SMstan: Iya kan namanya juga cinta, mana mereka baru bersama beberapa hari, kan. Ini sudah dilanjutin, semoga tidak mengecewakan. Terimakasih sudah review.
ockta1810: iya, kamu jaga penginapannya sama ChanLu dan KaiHun aja ya. Maaf, tidak ada Chanlu-nya. Terimakasih sudah review.
EXOSTics: Huwee maafin, ini udah ending. Soalnya takut makin panjang makin ngawur juga. Ini baru lima chap udah banyak gak nyambungnya. Terimakasih sudah review.
TrinCloudSparkyu: Kris ninggalin Baek, tapi Baeknya ngejar dia tuh. yang penting gak pisah kan. Terimakasih sudah review.
dragonxoxo: Uaah keren? Terimakasih. KrisBaek gak pisah ko'. Terimakasih sudah review.
ssjllf: Terimakasih juga sudah mau baca ff ini. Aaa aku jug KrisBaek shiper. Ini sudah update, semoga tidak mengecewakan. Terimakasih sudah review.
Kusanagi Hikari: Terimakasih karena sudah mencintai ff ini. Iya, ini udah end. Terimakasih sudah review.
Tidak ada ketinggalan kan?
Makasih semua yang sudah mengikuti ff ini dari awal sampai akhir. Yang sudah fav dan follow, terimakasih. semua. Saranghae yeorobun.
CU in my another Fiction
—