ALLOGGIO
KrisBaek (Kris x Baekhyun)
YAOI
NC Gak Hot
.
Huah, aku bikin KrisBaek lagi, tapi yaoi. Soalnya di fic aku yang satu GS jadi kan seimbang.
Semoga Suka
.
.
.
Mebersihkan halaman setelah sarapan termasuk kegiatan yang cukup menyenangkan. Menjaga kebersihan agar tamu tetap nyaman dan tabungannya juga tetap terisi.
"Ekhm permisi, saya Kris Wu. Apa saya bisa bertemu dengan pemilik penginapan ini?"
Baekhyun membalik badannya menghadap asal suara yang menginterupsi kegiatannya. Bisa dipastikan pria ini sangat tinggi hingga Saat Baekhyun berbalik dia hanya mendapati dada bidang dan dia perlu mendongak untuk menemukan wajah si pemilik suara.
"Iya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanyanya ramah dan menampilkan sedikit senyum dibibirnya, memberi kesan yang baik pada orang yang mungkin sebentar lagi akan menjadi penghuni baru penginapannya, melihat koper yang berada di belakang tubuh pria itu.
"Saya sedang mencari penginapan, untuk beberapa minggu kedepan. Apa masih ada kamar kosong?" Tanya pria tinggi itu.
"Tentu saja tuan. Silakan masuk."
Baekhyun berjalan selangkah di depan Pria Tinggi itu.
"Saya tak menyangka anda pemilik penginapan ini, anda masih terlihat sangat muda, dan ekhm cantik." Kris, si pria tinggi itu memecah keheningan di perjalanan mereka.
Baekhyun memutar kepalanya sedikit untuk melihat sang lawan bicara.
"Maaf, tuan tapi saya seorang namja. Apa penampilanku tak terlihat seperti seorang namja pada umumnya?" Tanya Baekhyun, masih menampilkan senyum manis di wajahnya.
Kris terkekeh kecil,
"Saya dapat melihatnya dengan jelas, tuan emm?"
"Baekhyun, Byun Baekhyun."
"Baekhyun-ssi. Tentu saya dapat melihat itu dari penampilan anda. Tapi wajah anda menurut saya lebih ke 'cantik' daripada 'tampan'. Oh, maaf jika anda tersinggung, saya hanya mengungkapkan pendapat saya."
"Tak apa tuan, saya mengerti." Baekhyun berhenti di sebuah meja, mendudukkan dirinya pada kursi setelah memberikan isyarat kepada Kris untuk duduk terlebih dahulu.
Baekhyun menjelaskan tentang pembayaran dan aturan di penginapan itu, tentang jam makan, tentang larangan memasuki dapur dan aturan lain.
"Apa ada lagi yang ingin anda tanyakan, tuan?" Baekhyun mengahiri penjelasannya.
"Apa anda sudah punya kekasih atau kah istri?"
"Maaf?" Sedikit kurang nyaman dengan pertanyaan yang menurutnya terlalu pribadi tersebut.
"A-aa maaf atas pertanyaan saya yang lancang. Eng apa sekarang sudah terlambat jika saya meminta jatah sarapanku?" Tanya Kris takut-takut karena jam sekarang sudah menunjuk pukul 9.30 pagi. Sebenarnya hanya sebagai pengalihan pembicaraan.
"Tentu sudah terlambat. Tapi anda tunggu disini, saya akan membuatkan anda sarapan. Anggap sebagai sambutan untuk tamu baru." Ucap Baekhyun dan segera beranjak ke dapur.
Kris menatap punggung kecil Baekhyun yang sudah berbelok menuju dapur.
Dia memandangi seluruh penjuru ruangan. Rapi dan bersih, menurutnya.
Lima belas menit menunggu Baekhyun membuat tenggerokannya terasa kering, dia berkeliling mencari sesuatu yang bisa melegakan tenggerokannya tapi tak mendapat apa-apa. Dia berpikir mungkin tak apa jika dia menyusul Baekhyun ke dapur.
Sampainya di dapur, ia hanya berdiri di ambang pintu masuk dapur, memandangi tubuh mungil Baekhyun yang bergerak kesana kemari. Entahlah, rasanya dia sangat ingin memeluk tubuh mungil itu, mendekapnya erat, menghirup aroma tubuhnya lalu,- Kris menggelengkan kepalanya, memukul pelan dahinya untuk menyadarkan dirinya dari fantasi liarnya.
Dia melangkahkan kakinya perlahan, sangat pelan hingga tak menimbulkan bunyi di lantai. Setelah tepat berada di belakang Baekhyun,
"Baekhyun-ssi?" Panggilnya.
Baekhyun yang sedang memotong sayuran itu kaget, hingga jari tengahnya tak sengaja teriris oleh pisau.
"Aaakh..." Pekiknya saat mendapat rasa perih pada ujung jari tengahnya.
"Omo, jari anda!" Kris refleks menarik tangan Baekhyun, menghisap darah untuk mengentikan pendarahannya, sesekali meludah untuk membuang darah dalam mulutnya. Tentu saja, dia bukan Vampir.
Baekhyun kaget dengan tindakan Kris pada jarinya. Perih bercampur geli saat Kris menghisap jarinya yang luka. Dia menutup matanya erat.
Kris menatap wajah Baekhyun yang sedang terpejam, wajahnya terlihat sedang menahan sakit. Kris memandangi wajah Baekhyun sambil tetap menghisap darah di jari namja mungil itu, sedikit mengagumi kecantikannya yang notabenenya adalah seorang namja.
Ia menghentikan hisapannya saat dirasa darah sudah berhenti keluar.
"Maaf telah membuatmu terkejut." Ucapnya dan memberikan kecupan pada ujung jari Baekhyun yang luka yang entah apa maksud dari tindakannya itu.
Melupakan prinsipnya bahwa dapur tak diperuntukkan untuk tamu, Baekhyun kini hanya bungkam, terlihat malu dan sedikit salah tingkah melihat tindakan Kris yang menurutnya sangat gentle itu. Dia menoleh kiri kanan, mencari objek yang setidaknya dapat mengalihkannya dari rasa malu. Masih enggan menarik tangannya dari genggaman tangan besar Kris.
Kris meniup-niup ujung jari Baekhyun.
"Apa masih sakit?" Tanyanya setelah memasang plester luka.
"Tidak lagi, mm terima kasih?" Ucap Baekhyun, tampak ragu. Kris yang membuatnya terkejut hingga tak sengaja mengiris jari tangannya sendiri, dan Kris pula yang membantu menghentikan darahnya, bingung apakah harus marah-marah ataukah berterima kasih pada orang itu.
Kris tersenyum, Baekhyun menarik tangannya, menggenggamnya di depan tubuhnya. Tampak seperti anak gadis yang sedang salah tingkah. Sedangkan Kris masih berdiri di depan Baekhyun, memandangi pria cantik itu.
"Maaf saya lancang menyusul anda kesini, saya merasa sedikit haus." Ucapnya, menyandarkan tubuhnya di counter.
"Oh, maaf saya lupa memberitahu. Di ruang makan kulkas, ada air minum disana." Ucapnya sambil menunjuk arah ruang makan.
"Saya sudah mengeceknya dan disana tak ada air."
"Ah habis ternyata. Kalau begitu tunggu disini, saya ambilkan air untuk anda."
Baekhyun berjalan dengan cepat mengambil air di dispenser yang hanya berada di sudut ruangan, dan segera memberikannya kepada Kris.
"Ada apa lagi Kris-ssi?" Tanyanya saat Kris menghabiskan airnya dan tak melihat tanda-tanda bahwa pria tinggi itu akan meninggalkan dapur.
"Saya akan menggantikan anda memasak, karena tangan anda teriris cukup dalam. Anda cukup memberiku instruksi dan saya yang akan mengerjakannya."
"Aa tidak perlu, Kris-ssi. Saya masih bisa. lagi pula sudah hampir selesai dan dapur bukan untuk tamu." Baekhyun berucap.
"Tapi saya memaksa, Baekhyun-ssi."
"Baiklah, terserah anda." Ucap Baekhyun mengalah, tak kuasa menolak lebih tepatnya, saat mendapati sorotan mata tajam tapi menenangkan dari Kris.
"Sekarang, apa yang harus saya kerjakan terlebih dahulu Baekhyun-ssi?"
.
Krispun melanjutkan pekerjaan Baekhyun yang tertunda karenanya, meskipun Baekhyun agak kesusahan mengarahkan Kris tapi untunglah hasilnya masih layak makan. Setidaknya bukan dia yang harus memakannya kan?
Dan mereka sekarang sudah berada di ruang makan.
"Kalau begitu saya akan melanjutkan pekerjaanku. Setelah selesai anda bisa menemuiku di halaman depan." Ucap Baekhyun dan segera beranjak dari ruangan itu. Tetapi,
"Baekhyun-ssi, apa anda bisa menemaniku makan? Saya tidak suka suasana makan yang sepi."
Suara Kris menginterupsi pergerakan Baekhyun. Dia berbalik,
"Begitukah? Baiklah saya akan menemani anda." Ucap Baekhyun dan mendudukkan dirinya didepan Kris.
Kris memulai acara makannya. Baekhyun menatap Kris yang sedang sibuk menyuapi makanan kedalam mulutnya. Dia memperkirakan umur pria di depannya, yah mungkin sekitar 25 tahun menurutnya. Dia terus memandangi Kris dari mata, hidung, bibir dan dia sadar Kris itu tampan, sangat tampan bahkan. Entah apa yang membuatnya terus memperhatikan Kris hingga dia baru tersadar saat suara berat Kris terdeteksi oleh telinganya.
"Kemana tamu yang lain Baekhyun-ssi, disini terlihat sangat sepi?" Tanya Kris. Dia menyuapkan makanan kemulutnya.
Kris mendongak menatap Baekhyun yang juga sedang menatapnya sekarang. Pandangan mereka bertemu, seakan ada yang menahan untuk tidak mengalihkan pandangannya. Jantung mereka berpompa dengan cepat.
Baekhyun yang ditatap langsung oleh Kris seakan merasa lemas, dia merasa sedikit hangat pada pipinya. Menelan ludahnya susah payah, saat melihat mata Kris yang menatapnya dalam dan tajam, tapi entah mengapa dia enggan mengalihkan pandangannya dari mata Kris yang membuatnya sungguh merasa gugup, malu dan sedikit senang mungkin.
Mengerjapkan matanya untuk mendapatkan kembali kesadarannya.
"Entahlah, saya sendiri kurang tau tentang hal itu. Tapi biasanya mereka memang selalu bepergian saat selesai sarapan dan pulang saat malam tiba, oleh karena itu saat makan siang saya tak pelu memasak banyak." Jawab Baekhyun, dan memutuskan acara tatap-menatap mereka.
Perbincangan terus berlanjut, dan dari situ Kris tau bahwa Baekhyun menjaga Penginapan ini seorang diri, Baekhyun orang yang ramah namun tertutup.
"Mari saya antar ke kamar anda, tuan." Ucap Baekhyun.
Kris mengangguk sebagai jawaban dan segera mengikuti langkah kaki Baekhyun.
"Apa anda tak merasa takut tinggal sendiri dengan orang yang tak anda kenal? Melihat wajah anda yang cantik tentu dapat membuat orang lain tertarik, hingga melakukan hal yang tidak-tidak pada anda, bukan?
"Saya bisa sedikit bela diri."
Kris menghentikan langkahnya, yang otomatis membuat Baekhyun juga terhenti. Dia menatap Kris bingung, Kris balik menatapnya. Kris menolehkan tubuhnya menghadap Baekhyun, melangkahkan kakinya hingga tubuhnya kini sangat amat dekat dengan Baekhyun.
"Anda memang sangat indah, Baekhyun-ssi." Kris mengelus pipi Baekhyun, mereka masih saling bertatapan.
"Terima kasih." Jawab Baekhyun pelan, tak mengalihkan pandangan matanya dari mata yang entah sejak kapan disukainya.
Mereka masih saling bertukar pandang, seakan berbicara melalui mata yang pastinya hanya mereka yang mengetahui maknanya.
Kris mempersempit jarak wajah mereka, hingga bibir mereka saling menempel. Mata mereka masih saling beradu, sedangkan bibir masih terus tertempel. Tak ada pergerakan, hanya mata yang sesekali berkedip.
Entah apa yang ada dipikiran Kris saat itu, yang dia tau hanya, Namja bernama Baekhyun itu sungguh amat sangat indah, bibirnya seakan menggodanya hingga dia nekat menciumnya. Bibir tipis yang bersentuhan dengan bibirnya terasa sangat lembut dan manis, bukan dalam artian sebenarnya.
Sekitar sepuluh detik kemudian barulah Kris berinisiatif menggerakkan bibirnya, mencoba menghisap bibir tipis milik Baekhyun. Satu hisapan dan dia mendapat satu desahan dari Baekhyun, dan Baekhyun memejamkan matanya. Dia kembali memberi hisapan lembut pada bibir Baekhyun, terus dan terus.
Satu tangan Kris menangkup pipi Baekhyun mengelusnya denga ibu jari dan tangan yang lain memeluk pinggang ramping Baekhyun.
Baekhyun sendiri tak tau harus berbuat apa saat dirinya yang pada kenyataan ini sedang dilecehkan, dia hanya menyukai bibir Kris yang menghisapnya lembut, tangan Kris yang sesekali mengelus pipi dan pinggangnya. Dia menyukainya, dia menyukai cara Kris 'melecehkannya'. Terlalu lembut, terlalu memabukkan hingga dia kini dengan berani mencoba membalas ciuman itu.
Kris menghimpit Baekhyun di dinding, tangannya juga sudah memeluk pinggang Baekhyun erat, sedangkan tangannya yang lain masih setia mengelus pipi lembut Baekhhyun. Ciumannya makin dalam. Mendapat balasan dari Baekhyun seakan membuatnya lepas kendali, hingga tangan yang sebelumnya mengelus pipi kini sudah mengelus dada Baekhyun dari luar, mengelus tonjolan kecil di dadan Baekhyun dengan Ibu Jarinya.
Baekhyun ingin berteriak saat dadanya mendapat sentuhan tapi yang keluar dari mulutnya hanya suara desahan yang tertahan oleh ciuman mereka. Tangannya telah memeluk punggung lebar Kris, meremas kemeja Kris karena tak mendapat tempat menyalurkan perasaan yang dirasakannya kini. Tangan Kris masih mengelus nipplenya. Bibirnya terbuka, membiarkan Kris menguasainya sedangkan dia saat ini fokus pada rasa nikmat yang dirasakannya yang berasal dari elusan tangan Kris pada nipplenya. Dia bahkan tak tau bahwa ia bisa merasakan nikmat saat bagian tubuhnya yang satu itu mendapat sentuhan. Nikmat yang semakin terasa saat tangan Kris yang lain mengelus pinggangnya yang membuatnya merinding. Dia mendesah keras hingga melepaskan ciuman mereka saat merasakan nipple dicubit pelan oleh Kris.
Kris semakin kalap saat mendengar desahan Baekhyun yang semakin menjadi-jadi. Dia menjilati leher Baekhyun, lidahnya terus menjilati setiap bagian leher Baekhyun, mencari titik sensitif Baekhyun, dan berhenti di daerah sedikit dibawah telinga Baekhyun. Mencium daerah itu lalu menghisapnya pelan, sedikit memberikan gigitan lalu menjilatinya dan kembali menghisapnya. Kedua tangannya mengangkat baju baekhyun hingga sebatas dada, sehingga dia dengan bebas memainkan nipple Baekhyun. Mengelus, kadang memberikan cubitan pelan dan bahkan memelintirnya.
Baekhyun tak dapat berhenti mendesah saat Kris menurunkan ciumannya pada lehernya. Jilatan Kris pada lehernya membuatnya merinding, apa lagi saat dia menghisap daerah bawah telinganya, menjilat menggigit dan menghisapnya. Dia tak tau apa yang diperbuat Kris pada lehernya yang dia tau hanya rasanya sangat nikmat, membuatnya lemas. Dia tak bisa berhenti mendesah. Dan dia seakan ingin menendang pria didepannya saat seenaknya dia menghentikan permainanya, tapi berusaha agar Kris tak melihat raut kekesalannya.
Kris merasa sudah cukup memberikan rangsangan pada Baekhyun, karena sesuatu yang menuntut dibalik celananya. Mendengar desahan Baekhyun membuat miliknya terbangun tapi terhalang, jadi dia ingin segera melanjutkan ketahap inti dan dia berharap Baekhyun menginginkannya juga.
Dia kembali menciumi Baekhyun lembut dan langsung dibalas dengan senang hati oleh Baekhyun.
"Dimana kamarku Baekhyun-ssi?" tanyanya pada Baekhyun setelah mengakhiri ciuman singkatnya. Wajahnya berada sangat dekat dengan Baekhyun.
Baekhyun terdiam mendengarnya, yang ada di otaknya sekarang 'kenapa dia menanyakannya, apakah dia akan berhenti?'
"Saya sudah tak dapat menahannya lebih lama Baekhyun-ssi, anda terlalu nikmat dan menggoda. Apa boleh saya melakukan lebih?" Ungkapanya karena tak kunjung mendapat jawaban dari Baekhyun.
Baekhyun menunjuk pintu yang berada tepat di sampingnya dan memberikan kunci pada Kris. Ya, kunci kamar Kris.
Merasa tak mendapat penolakan dari Baekhyun, Kris kembali melumat bibir Baekhyun sedikit ganas, tangannya menuntun tangan Baekhyun untuk memeluk lehernya, dia mengangkat tubuh kecil Baekhyun yang langsung melingkarkan kakinya pada pinggang Kris, masih tetap berciuman panas.
Kris berjalan menuju pintu, masih dengan bibir yang bertarung dan Baekhyun yang berada dalam gendongannya. Sedikit melirik kebawah untuk sekedar membuka pintu kamarnya. Pintunya terbuka, Kris segera masuk lalu menutup pintu dengan kakinya. Menghimpit tubuh kecil Baekhyun dipintu.
Kaki Baekhyun masih melingkar di pinggang Kris, tangannya memeluk leher Kris erat. Dia tak segan membalas ciuman Kris dengan sedikit ganas pula. Ingin menolak tapi tubuhnya tak mampu, hati juga tubuhnya sudah mulai berkhianat darinya saat ia merasa dirinya sudah menyukai orang ini.
Kris membawa tubuh Baekhyun berbaring di kasur, menindihnya dan seakan tak pernah bosan untuk melumat bibir tipis itu. Tangannya mengelus setiap inci tubuh Baekhyun yang masih tertutup kain.
Ia melepaskan ciumannya, dan menatap Baekhyun dalam.
"I want you, baby." Bisiknya
Kris memberikan hisapan kecil pada leher Baekhyun setelah membisikkan hal itu.
"ahh Kris-ssi." Desah Baekhyun.
Kris menghentikan gerakannya, "Kris saja, mengerti?"
Baekhyun mengangguk.
"Aku menginginkanmu, bolehkah?"
Baekhyun kembali mengangguk, menolak juga dia rugi sendiri. Dia sudah kepalang tanggung, nafsu sudah menguasai separuh pikirannya. Dia juga menginginkan namja ini menyentuhnya, lebih.
Mereka sudah sama-polos. Kris memberikan kecupan pada leher Baekhyun dengan sedikit jilatan, bibirnya bergerak kebawah, menjilati setiap yang dilaluinya. Berhenti pada dada lalu menghisap nipple merah kecoklatan itu bergantian, kembali bergerak menuju perut, bermain pada pusar Baekhyun.
Baekhyun hanya bisa memejamkan matanya erat serta meremas kuat seprei saat merasa Kris sungguh telah sangat menggodanya dengan setiap gerakan bibir dan lidah Kris pada tubuhnya. Mendesah pelan untuk mengekspresikan nikmat yang diraskannya.
Kris sudah berada tepat di depan junior Baekhyun yang sudah tegang, meniupnya pelan.
Baekhyun merasa sangat malu saat Kris menatap miliknya, dan saat Kris meniup juniornya, dia refleks menarik tubuhnya hingga dia duduk tersandar si headboard kasur.
"Aku malu, tuan." Cicitnya.
Kris mendudukkan dirinya di samping Baekhyun, sedikit memaksa Baekhyun untuk menatapnya.
"Hei, apa setelah kegiatan kita beberapa menit lalu kau masih memanggilku seformal itu? Panggil aku Kris, atau hyung atau gege juga boleh. Dan kau tak usah malu begitu, okay. Believe me." Ucap Kris, menatap Baekhyun yang kini pipinya sudah bersemu merah. Kembali mempertemukan bibir mereka dalam ciuman lembut untuk memberi keyakinan pada namja mungil ini.
Ciuman mereka makin dalam, dengan posisi Baekhyun yang berbaring dengan bagian atasnya yang sisangga dua bantal dan Kris yang menindihnya. Kepala mereka bergerak kekiri kekanan nencari posisi untuk memperdalam ciuman mereka. Lidah saling beradu, saling menghisap dan kadang menggigit.
Kris melepaskan ciuman mereka, mencium dagu Baekhyun beralih ke perpotongan leher dan bahu putih mulus itu, mengecupnya beberapa kali lalu meraupnya, memberikan hisapan serta gigitan kecil. Yang ia dengar sekarang hanya suara desahan Baekhyun yang seakan sudah sangat pasrah dengan semua perlakuannya.
Kris beralih pada junior Baekhyun, menjilati dari pangkal sampai pada ujungnya, memasukkan junior Baekhyun dalam mulutnya, menggoda benda itu dengan lidah tangan dan bibirnya dua jarinyapun sudah berada dalm hole butt Baekhyun, meski awalnya Baekhyun memekik keesakitan tapi hanya sesaat, saat teriakan sakit berubah menjadi desahan nikmat. Hingga tak lama kemudia dirasanya junior Baekhyun sedikit berkedut kedut dan dia semakin gencar meng-in-out-kan kedua jarinya, menghisap junior Baekhyun hingga terdengar suara teriakan diiringi keluarnya cairan dari dalam junior Baekhyun.
Kris menelannya sedikit dan menyisakan beberapa dalam mulutnya, tangannya mengurut junior Baekhyun, cairannya masih mengalir dari tapi sudah tak sebanyak sebelumnya. Baekhyun kini terbaring dengan nafas tersengal-sengal dengan kaki yang mengangkan lebar.
Kris memuntahkan cairan Baekhyun dari dalam mulutnya ke telapak tangannya, mengoleskannya(?) pada juniornya sendiri, dan ketiga jari tangannya yang masih berlumuran cairan Baekhyun ia lesakkan masuk ke dalam hole buttnya, dan langsung meraup bibirnya, tak memberikan kesempatan untuk sekedar memekik kaget.
Baekhyun yang mendapat serangan mendadak dari bibir dan holenya cukup kaget, tapi lama kelamaan ia mendesah juga.
Kris yang mendengar suara desahan Baekyun, ia mengeluarkan jarinya dan segera menyiapkan juniornya, mengocoknya masih dengan bibirnya yang menciumi Baekhyun, sedangkan tangannya yan satu menopang tubuhnya di samping tubuh Baekhyun.
"Aku masuk, baby." Bisak Kris disela ciumannya.
Tak menunggu jawaban Baekhyun, ia langsung mendorong keras kepala kejantanannya masuk. Hanya ujungnya, membiarkan Baekhyun sedikit terbiasa dengan keberadaannya.
Baekhyun menggigit bibir Kris saat kris mendorong miliknya masuk, masih seperempat tapi sudah terasa sangat menyakitkan.
"Perih, Kris." Ucap Baekhyun saat bibir mereka terpisah. Dia ganti menggigit bibirnya dan memejamkan matanya erat.
"Relax baby." Kris menenangkan Baekhyun, memberikan kecupan lembut di wajah Baekhyun.
"Aku, masukkan lagi okay? Gigit bibirku, jangan gigit bibirmu." Ucap Kris saat Baekhyun sudah sedikit tenang, menempelkan bibirnya pada bibir Baekhyun.
Kris mendorong keras kejantanannya. Bibirnya digigit keras oleh Baekhyun. Bibirnya sakit, tapi juniornya merasakan nikmat saat telah berhasil menerobos hole Baekhyun.
Sempit,, hangat, basah dan nikmat. Itulah yang dirasakan Kris. Baekhyun sendiri merasa holenya sudah sangat penuh, sesak saat milik Kris berada di dalamnya.
"Sakiiit, Krisshh." Rintih Baekhyun.
Kris melumat lembut bibir Baekhyun, sembari menggerakkan pinggulnya pelan.
Ciuman lembut berubah menjadi ciuman menuntut, seiring dengan gerakan pinggul Kris yang makin cepat. Baekhyun pun telah melupakan rasa sakitnya, pikirannya fokus pada kenikmatan yang diberikan Kris pada tonjolan didadanya serta pada bagian bawahnya.
Ciuman Kris berpindah pada leher Baekhyun, meninggalkan jejak yang sungguh kontras dengan warna kulitnya. Sedangkan Baekhyun hanya mampu mendesah sambil meremas rambut Kris yang asyik mencumbu lehernya dan menggenjot bagian bawahnya denga keras dan cepat. Tubuhnya tersentak sentak, mulutnya tak berhenti mengeluarkan desahannya.
Baekhyun tak hentinya mendesah, dia ikut menggerakkan tubuhnya saat dirasanya dia sudag hampir keluar. Dia memekik keras saat cairannya keluar membasahi perut serta dadanya, juga mengenai dada dan peimrut Kris.
Sedangkan Kris yang mengetahui bahwa Baekhyun telah orgasme, menyodok lubang Baekhyun keras, hingga sodokan ketiga spermanya muncrat membasahi hole Baekhyun, sedikit merembes keluar melalui sela-sela holenya.
Mereka sama-sama mendesah. Kris karena telah mencapai puncaknya dan Baekhyun karena rasa hangat yang menyapa holenya. Kris ambruk di atas Baekhyun, bagian dada dan perut mereka sama-sama basah karena sperma Baekhyu.
Baekhyun mendorong tubuh Kris dengan sisa tenaga yang dia punya, Kris berguling kesamping Baekhyun, tapi tangannya dengan cepat memeluk tubuh Baekhyun hingga sekarang Baekhyun telah berada di atas tubuhnya. Baekhyun pasrah, ia terlalu lelah.
"Sepertinya aku jatuh cinta padamu, Byun Baekhyun." Bisik Kris pada Baekhyun yang membaringkan keplanya di dada Kris yang bergerak naik turun.
Baekhyun tersenyum mendengaar ucapan Kris.
'Aku juga merasakan hal yang sama, Kris Wu. Mungkin" Batinnya.
.
.
.
end?
.
Kalau responnya gak terlalu bagus mungkin sampai disini saja, udah gak gantung juga kan? Tapi kalau responnya readers bagus, pengen lanjutin lagi.
Makasih udah baca.
SORRY FOR TYPOS