Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Kim Heechul

Pair : KYUMIN | slight KyuChul

Rated : T

Genre : Hurt Comfort , Romance

Disclaimer : The characters inside are belong to themselves

Summary : Origami merupakan seni tradisional melipat kertas yang popular di Jepang. Kelihaian Sungmin membuat aneka bentuk boneka kertas menarik perhatian anak-anak kecil. Namun, siapa sangka dari origami itu bisa mendekatkan Sungmin dengan idaman hatinya.

Warning : GS, Typo(s), abal etc..

Baca author's note dibawah ya ^^

ORIGAMI

.

.

Little Cho (Cho Sun Kyu)


Minggu pagi yang cerah. Membawa pengaruh baik bagi setiap orang untuk menikmati angin segar di pagi ini. Alih-alih tetap bergumul di dalam selimut, orang-orang di sekitar taman kota ini lebih memilih untuk jogging atau sekedar menikmati semilir angin pagi yang segar.

Dan hal itu juga berlaku bagi yeoja manis yang dengan semangat melangkahkan kakinya ke suatu tempat. Tapi tidak, dia tidak sedang jogging atau semacamnya. Dengan senyum manis yang mengembang di bibir plumpnya, dia berlari kecil dengan tidak sabar menuju kesebuah rumah sakit terbesar di kota itu, tempat dia menghabiskan waktu liburnya seperti di hari Minggu ini.

Begitu memasuki lorong rumah sakit, setiap orang yang yeoja manis itu temui menyapanya dengan ramah. Jelas hampir semua pegawai di rumah sakit ini mengenal si yeoja. Karena selain Appanya yang adalah seorang dokter sekaligus pemilik gedung rumah sakit ini, juga yeoja itu adalah sukarelawan yang sering menjenguk para pasien rawat inap—terutama anak-anak kecil, untuk sekedar menemani atau memberi semangat dan dorongan untuk sembuh pada pasien yang sakit.

"Appa!" yeoja itu segera menghampiri seorang namja yang memakai pakaian serba putih begitu melihatnya yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya lalu memeluknya dengan erat.

"Minnie. Kau sudah datang rupanya." Ucap namja yang dipanggil Appa itu sambil membalas pelukan anaknya. "Kau selalu bersemangat seperti biasanya Minnie."

"Tentu saja Appa! Kelak aku 'kan ingin menjadi seorang perawat dan akan membantu dokter hebat seperti Appa." Ucap yeoja yang dipanggil Minnie atau bernama lengkap Sungmin sambil menepuk dadanya dengan bangga.

"Haha, baiklah. Appa akan selalu mendukungmu jagii. Nah, Appa akan kembali bekerja, ada pasien yang harus Appa check kesehatannya, kau lanjutkan saja kegiatanmu." Diusapnya dengan sayang pucuk kepala yeoja yang ternyata adalah anak kandungnya itu sebelum sang Appa berlalu dari hadapannya.

"Ne, Appa. Jangan lupakan makan siang mu." senyum terus mengembang di bibir pink miliknya melihat punggung Appa tersayangnya yang beranjak semakin menjauh.

Sepeninggal sang Appa, yeoja itu kembali melanjutkan tujuannya. Dia melangkahkan kakinya menuju area VVIP tempat dimana ruang rawat inap pasien di rumah sakit ini. Selama perjalanan, tak hentinya ia terkikik pelan saat membayangkan bagaimana wajah gembira nan polos milik pasien yang akan ia temui begitu ia masuk ke kamar no 307.

"Annyeong!" sapa Sungmin riang begitu memasuki kamar no 307.

"Ah! Origami unnie!" terlihatlah seorang gadis cilik yang berusia sekitar 8 tahun, duduk di atas tempat tidur dengan kertas-kertas lipat berwarna-warni berserakan di pangkuannya, juga masih terdapat selang infus yang menancap ditangannya.

"Origami unnie! Aku sangat merindukanmu! Ups, apa unnie merasa heran? Padahal baru semalam unnie menjengukku tapi sekarang aku sudah kembali merasa rindu pada unnie, hehe." Kekehnya kekanakkan dibarengi dengan pelukan manjanya pada pinggang Sungmin.

Sungmin balas memeluk tubuh mungil anak itu, disertai dengan elusan lembut pada rambut hitam nan halus milik anak kecil dalam pelukannya. "Hehe, tidak kok. Karena unnie pun sama rindunya sepertimu."

Adalah Cho Hyunyoung , nama dari gadis cilik dengan rambut diikat kuda itu. Anak yang cukup periang walaupun sedang dalam masa perawatan pasca operasi. Sungmin sudah sering menemui dan menemani banyak pasien di rumah sakit ini. Tapi entah kenapa hanya Hyunyoung lah yang mampu menarik perhatian penuh dari Sungmin dan ia pun memperlakukannya dengan istimewa. Mungkin karena gadis ini begitu atraktif, manja dan menggemaskan. Disamping Sungmin adalah anak semata wayang, dan ia memang sangat menginginkan seorang adik perempuan.

"Youngie sudah mau sembuh, ya?"

"Ne! Ini semua berkat Origami unnie yang selalu menemaniku disini, jadi aku tidak pernah merasa bosan!" jelasnya asal sambil menggesekkan kepalanya di pelukan Sungmin.

Sungmin semakin terkekeh. " Kurasa tidak juga. Itu karena kau memang anak yang periang dan penuh semangat Hyunyoung-ah. Oleh karena itu, kau harus cepat sembuh dan kembali bermain bersama teman-temanmu, ne?"

Seolah tidak mendengar perkataan Sungmin, Hyunyoung tetap pada kesibukannya memeluk unnie kesayangannya yang menurutnya sangat menyenangkan itu.

"Oh ya, dimana umma mu, Youngie?"

"Umma bilang umma mau mengurus administrasi dulu, karena kata dokter sebentar lagi aku sudah boleh pulang. Umh, kalau aku pulang nanti, bisakah Origami unnie datang kesini menemani kepulanganku?"

"Tentu saja Youngie. Aku pasti akan datang." Jawab Sungmin sambil mencubit pipit chubby Hyunyoung gemas.

"Janji?"

"Janji."

"Yeey! Baiklah, sekarang unnie membawakan bentuk yang bagaimana lagi untukku?" Tanya Hyunyoung penuh dengan antusias.

"Ah, hampir saja aku lupa. Ini, kali iniaku membawa yang special untukmu Youngie."

Sungmin mengeluarkan boneka-boneka kertas dari dalam tas yang ia bawa. Lalu disodorkannya pada Hyunyoung yang dibalas dengan tatapan mata berbinar oleh yang lebih muda.

"Wah! Boneka jari dari kertas berbentuk kucing ya! Wah lucunya! Omo, boneka babi dan kelinci juga ada! Bagus sekali, imut! Bagaimana cara membuatnya unnie?"

"Hehe, apa kau suka? Nanti aku pasti akan mengajarkanmu cara membuatnya."

"Aku sangat suka! Baiklah, ini artinya unnie harus berjanji yang kedua kalinya padaku, arachi?"

"Haha. Tentu saja Hyunyoungie." Sungmin mencubit kedua pipi chubby milik Hyunyoung setelah ia memperlihatkan mimic wajah yang lucu pada Sungmin.

Hyunyoung memasangkan boneka-boneka kertas itu di jari-jarinya. Dan mulai memainkannya dengan ocehan cerita khas anak kecil. Sungmin tersenyum melihatnya dan ia tidak hanya tinggal diam. Sungmin kembali mengeluarkan boneka-boneka kertas dari dalam tasnya. Kali ini berbentuk serigala, harimau dan singa. Dan begitulah, hari Minggu yang cerah di rumah sakit ini dihiasi oleh canda tawa riang yang keluar dari Sungmin dan Hyunyoung.


Sungmin POV

Seperti biasanya, tugasku sebagai wakil ketua kelas sudah tentu banyak hal yang harus kukerjakan. Walau teman-teman sekelasku selalu berkomentar bahwa aku terlalu sibuk melebihi ketua kelas. Tapi itu tidak masalah bagiku, karena aku memang sangat senang membantu, hehe.

"Hmm, untuk hadiah kepulangan Hyunyoung nanti, aku akan memberikannya tiga bangau kertas saja." Mungkin aneh tapi hanya dengan membayangkan wajah polos dan berseri milik Hyunyoung saja aku merasa sangat senang dan cepat sekali merindukannya. Aku tersenyum kalau mengingat itu.

"Minnie? Kau mau kemana? Apa yang kau bawa itu?"

"Ah, Chullie! Aku membantu membawakan buku-buku Hwang songsaenim yang tertinggal di kelas." Jawabku riang.

Oh iya, dia adalah Kim Heechul. Yeoja cantik dan modis ini adalah teman terbaikku. Hampir seluruh siswa di sekolahku mengenalnya, karena Heechul adalah yeoja supel dan menarik. Aku beruntung sekali memiliki teman seperti dia.

"Mwo? Membawakan buku sebanyak itu?"

Heechul terlihat sangat kaget dan memasang wajah seolah tidak percaya. Eh, kenapa? Apa ada yang salah dengan buku-buku ini ya?

"Minnie kamu itu—jangan hanya membantu orang saja, lihatlah dirimu!"

"Eh? Memangnya aku kenapa, Chullie?"

"Kita ini kan anak perempuan. Kau pasti tahu kan? Seharusnya kita tuh memikirkan cinta! Lihatlah dirimu yang belum pernah memiliki kekasih! Jangan terlalu banyak membantu orang, kau sendiri juga perlu dibantu!"

"E-eh? B-baiklah.."

Aku hanya bisa tersenyum gugup melihat Chullie yang menatapku marah. Dia memang cantik, tapi kalau sedang marah dia sangat menakutkan. Sepertinya kesukaanku dalam membantu ini salah ya. Hufth. Dan apa yang Chullie katakan tadi? Aku memang belum pernah berpacaran, tapi itu tidak berarti aku tidak mempunyai seseorang yang aku sukai kan? Aku hanya menyukai satu orang selama ini. Dan dia adalah..

"Ayo sekarang temani aku ke studio sekolah! Cho Kyuhyun itu tampan dan keren, lho! Dia dan grupnya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi bernyanyi antar sekolah. Kau pasti belum pernah mendengar tentang dia kan Minnie? Oleh karena itu, mulai sekarang aku akan menjauhkanmu dari kegiatan-kegiatan membosankanmu itu."

"Ah, ta-tapi Chullie—uwaa!"

.

'BRUUK'

.

Dengan seenaknya Chullie menarikku, dan pada saat aku hendak membalikkan badanku tanpa diketahui dari arah berlawanan muncul sekelompok namja yang berjalan kearah kami. Karena kakiku terkilir, aku terjatuh pada salah satu namja tersebut. Beruntung dia cepat menahan tubuhku, kalau tidak mungkin sekarang ini aku sudah jatuh mencium lantai.

"Neo gwaenchana?"

"Ah—"

.

'DEG'

.

Suaraku tercekat. Cho Kyuhyun! Aku hanya bisa menjerit dalam hati setelah tahu siapa orang yang telah menolongku. Tidak bisa dipungkiri, wajahku langsung memerah karena dapat melihat Kyuhyun—orang yang aku sukai dari jarak sedekat ini.

"Hei? Apa kau baik-baik saja?"

Wajah tampannya.. tepat berada didepan wajahku.. bagaimana ini?

"Na-nan gwaenchana. G-gomawo." Kulihat dia tersenyum ramah dan membantu merapikan buku-buku yang ada didekapanku yang sedikit berantakan. Sangat tampan!

"Kyaaaa, Kyuhyun! Tak kusangka bisa bertemu langsung denganmu disini. Kau mau ke studio?"

"Iya, kami akan berlatih untuk kompetisi itu."

"Aku selalu mendukungmu, Kyuhyun. Hwaiting!"

"Ah jinjja? Gomawo."

Aku bisa mendengar dengan jelas Chullie tengah berbincang ringan bersama Kyuhyun dan teman-temannya dengan sangat excited. Beruntung sekali. Sementara aku? Karena saking gugupnya aku sampai tidak berani menatap Kyuhyun dan hanya bisa menunduk dengan muka memerah. Ah Sungminnie, kau payah!

'Sret'

"Eh?"

"Biar aku saja yang bawa. Kelihatannya berat sekali. Ke ruang guru kan? Meja siapa?"

"H-Hwang seongsaenim.. Eh?! Tunggu, mana boleh—"

Tiba-tiba saja Kyuhyun merebut tumpukan buku ditanganku. Tentu saja aku sangat kaget, dia berniat membantuku eoh? Omo!

"Hei, Kyuhyun. Bukankah kita harus cepat-cepat ke studio untuk latihan? Apa-apaan kau ini?"

"I-iya, tidak perlu. Biar aku saja, itu akan sangat merepotkan." Ah ini seperti mimpi saja, bisa bertegur sapa dengan Kyuhyun.

"Haha, tidak apa-apa. Lagipula ruang guru dan studio sekolah itu kan satu arah. Aku tidak merasa direpotkan kok, Sungmin-ssi. Baiklah, sampai nanti."

Hwaaa, apa aku tidak sedang bermimpi? Kyuhyun benar tersenyum lembut padaku? Jantungku berdetak tidak karuan seperti ini. Dia membantuku? Baik sekali. Dan benarkah dia memanggil namaku?

"Haaah, Cho Kyuhyun itu memang sangat keren dan gentle ya? Teman-temannya yang lain seperti Donghae, Yesung dan Han Geng juga keren, tapi tetap saja menurutku Kyuhyun lah yang paling bersinar. Seleb sekolah seperti dia mau membantu gadis lemah sepertimu Minnie! Bahkan dia mengetahui namamu! Bagaimana bisa? Eh? Tapi bukankah itu artinya dia pun pasti tahu siapa namaku? Kyaaa!"

Aku benar-benar merasa tubuhku sangat lemas. Cho Kyuhyun. Dia salah satu dari murid populer di sekolah. Dengan tubuhnya yang tinggi, wajahnya yang tampan, senyumnya yang khas. Suaranya juga indah, saat dia bernyanyi bisa membuat siapa saja yang mendengarkan seakan terhipnotis oleh suara indah dan wajah tampannya, tidak heran jika dia menjadi idola semua siswi. Dan aku adalah salah satu dari mereka. Diam-diam aku juga menyukainya, mengidolakannya. Tapi aku tidak berani untuk mengakuinya. Bahkan pada Heechul sekalipun aku tidak pernah mengatakan tentang perasaanku. Ah, Cho Kyuhyun. Mungkin aku hanya bisa mengagumimu dari jauh seperti ini.

Sungmin POV end


Jam pelajaran sekolah telah berakhir. Memaksa seluruh murid untuk meninggalkan kelas menuju ke rumah mereka masing-masing. Tak terkecuali dengan yeoja manis berpipi chubby milik Sungmin. Dia merapikan alat tulisnya dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibir plump miliknya, sampai sebuah dering telepon menghentikan kegiatannya.

"Yeobseo? Oh umma… Ne, araseo umma, aku akan segera pulang."

Entah apa yang dibicarakan tetapi rupanya setelah percakapan itu berakhir mampu membuat senyum di wajah Sungmin menghilang.

"Haah, aku harus segera pulang. Aku harus memasak makan malam karena umma akan pergi keluar." gumam Sungmin.

"Ada apa Minnie? Apa ada masalah?" Heechul yang menghampiri Sungmin bertanya perihal kerisauan sahabatnya.

"Hari ini umma akan pergi keluar untuk urusan mendadak, oleh karena itu aku lah yang sekarang bertanggungjawab mempersiapkan makan malam untuk appa. Tapi tepat pada hari ini juga, Hyunyoung pasien di rumah sakit appa akan pulang. Seharusnya aku menjenguknya dan memberikan hadiah atas kesembuhannya padanya. Padahal aku ingin bertemu dengan Youngie sebelum berpisah. Bagaimana ini?" Sungmin mendesah.

"Oh, maksudmu bingkisan ini?" Heechul menunjuk pada bingkisan yang telah dihias sedemikian indahnya yang ada di atas meja Sungmin.

"Ne."

"Sudah kau tidak perlu sedih begitu Minnie. Sana kerjakan tugasmu, jangan sampai membuat Dokter Lee kecewa karena tidak menemukan siapapun dirumahnya. Bingkisan ini biar aku saja yang antar ke rumah sakit. Dia pasien kamar nomor berapa?" usul Heechul dengan pasti.

"N-nomor 307. Tapi apakah tidak apa-apa Chullie? Apakah itu tidak merepotkanmu?" Tanya Sungmin.

"Tidak apa-apa Minnie, lagipula Shinhwa Mall dan rumah sakit kan satu arah, aku memang berniat pergi ke mall, dan aku bisa mampir ke rumah sakit dulu sebelumnya. Bingkisan ini hanya dikasihkan saja pada pasien yang bernama Hyunyoung kan?" ucap Heechul dengan mengutip perkataan sang pangeran sekolah sebelumnya sambil mengambil alih bingkisan Sungmin.

"Sungguh? Kau mau membantuku? Jeongmal gomawo, Chullie-ah." Sungmin tersenyum lega mendengar sahabatnya menawarkan bantuan padanya. Dengan ini origami yang sudah lama dia persiapkan tidak akan sia-sia.

"Cheonma. Tapi itu berarti kau berhutang padaku, arachi? Hahaha—"

.

.

Setelah kepergian Heechul, Sungmin segera bergegas menuju rumahnya, walau dirinya merasa sedikit kecewa.

"Uuh, aku ingin bertemu Hyunyoungie."

Sungmin berjalan dengan sesekali menggerutu kecil. Tanpa dia sadari dia telah melewati ruang studio sekolah yang tentu saja telah banyak dikerumuni oleh murid-murid yang memilih untuk menunda pulang dengan cepat. Tetapi yang mengherankan, samar-samar terdengar desas-desus kecewa yang keluar dari mulut para siswi. Membuat Sungmin menghentikan langkahnya untuk mencuri dengar.

"Mwo? Kyuhyun tidak ada?"

"Kemana ya dia?"

"Tidak seperti biasanya dia absen seperti ini saat latihan."

"Aku dengar dia meminta ijin absen untuk pergi ke suatu tempat loh. Mungkin ada urusan penting."

"Yaaah, hari ini aku tidak bisa mendengarkan pangeranku bernyanyi dong."

Seperti ingin membuktikan ucapan para siswi tersebut, Sungmin mengintip dibalik jendela studio. Dan benar saja, dia tidak menemukan Kyuhyun. Hanya ada Lee Donghae,Kim Yesung dan Han Geng saja disana.

'Kemana ya Kyuhyun? Tapi tadi dia ada sekolah kan? Mungkin benar dia sedang ada urusan ya.'

Tanpa disadari Sungmin ikut mendesah kecewa seperti yang lainnya.

Sementara itu di rumah sakit, Heechul menepati janjinya. Setelah meninggalkan sekolah, dia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah sakit dan mengantarkan bingkisan yang ia bawa. Tanpa bertanya pada resepsionis terlebih dulu, Heechul langsung melangkah menuju kamar nomor 307. Ya, Heechul memang sudah hafal dengan rumah sakit ini. Seringkali Sungmin mengajaknya berkeliling rumah sakit tersebut.

Begitu pintu kamar nomor 307 dibuka, Heechul terkejut karena dia tidak mendapati siapapun disitu. Ruangannya telah kosong dan rapi.

"Maaf, pasien di kamar nomor 307 yang bernama Hyunyoung ada dimana ya?" Heechul yang berdiri di ambang pintu bertanya pada perawat yang kebetulan berjalan melewatinya.

"Oh, pasien kamar nomor 307 baru saja pulang." Jawab sang perawat dengan ramah.

"Mwo? Yang benar?" Heechul berteriak tertahan.

"Iya. Kalau begitu saya permisi."

Heechul segera mengubah wajahnya menjadi jengkel begitu perawat itu pergi.

"Aduh sepertinya telat, menyebalkan sekali! Sudah kuduga, membantu orang itu memang tidak pernah menyenangkan! Semoga saja tipe ideal Kyuhyun bukan yeoja yang senang membantu. Lalu bagaimana ini? Merepotkan sekali." gerutu Heechul pelan.

.

Diujung lorong rumah sakit, terlihat seorang lelaki berjalan dengan sedikit terburu-buru menuju tempat tujuannya. Tubuhnya yang tinggi dan tegap, garis wajahnya yang tegas namun terlihat ramah dan rambut hitamnya yang sedikit ikal menambah kesan tampan pada dirinya. Tapi siapa yang menyangka, bahwa lelaki yang terlihat dewasa ini adalah siswa menengah atas tahun akhir.

Akhirnya sampailah dia di tempat tujuannya, kamar no 307. Tanpa menunggu lama, dia langsung membuka pintu kamar tersebut yang sebelumnya memang telah terbuka sedikit. Namun dia terkejut, begitu mendapati ada seorang yeoja yang membelakanginya didalam kamar itu.

Merasa ada seseorang yang datang, sang yeoja segera membalikkan badannya. Dia begitu terkaget melihat sosok yang ada dihadapannya, seketika dia menjadi gugup. Seakan suaranya tercekat ditenggorokan dan rona merah mulaiterlihat menghiasi wajah cantiknya.

Begitupun dengan sang namja, lama dia memperhatikan yeoja didepannya. Dia merasa familiar dengan wajah yeoja itu, dia yakin yeoja itu adalah orang yang satu sekolah dengannya. Tapi ada yang lebih penting dari itu, ditangannya terlihat bingkisan yang berisi berbagai macam origami berbentuk binatang-binatang lucu. Ya, hanya dengan sekali melihatnya sang namja tahu siapa yeoja itu.

"Kau…"

"Eeeh?! K-Kyuhyun-ssi! Kenapa kau ada di rumah sakit? A-aku Kim Heechul—"


Sesekali Sungmin bersiul-siul ditengah kegiatan memasaknya. Hanya masakan sederhana saja yang akan dia sajikan sebagai makan malam untuk dirinya dan sang appa. Ketika Sungmin hendak menggapai sendok untuk mengaduk sup yang baru saja matang, saat itu pula terdengar nada pesan masuk dari ponselnya.

"Oh sms dari Chullie. Mungkin dia mau memberitahu kabar soal Youngie ya?"segera Sungmin menyambar ponselnya dan membaca pesan singkat dari Heechul.

.

'DEG'

.

Sungmin membulatkan mata serupa kelincinya dengan lebar begitu membaca pesan dari Heechul. Seakan dia benar-benar tidak mempercayai apa yang tengah dia baca.

'From : Heechurella

Minnie-yaaaa~ kau masih mengingat Hyunyoung kan? Ternyata anak kecil yang akrab denganmu itu adalah adiknya Kyuhyun! Hwaaa beruntung sekali! Aku bertemu dengan Kyuhyun di rumah sakit. Dan sekarang dia akan mengajakku ke café. Ini adalah kesempatanku, aku akan menyatakan perasaanku padanya setelah ini. Bagaimana menurutmu?'

"Ah? B-benarkah? Jadi, Cho Hyunyoung adalah adik dari Cho Kyuhyun? A-aku tidak pernah tahu. Begitu ya?" Sungmin hanya tersenyum bodoh setelah mengetahui kenyataan itu.

'Mau menyatakan perasaanku padanya? Apakah Chullie serius? Ukh, kenapa rasanya sesak sekali ya?'Sungmin bergumam dalam hati sementara tangannya tidak berhenti membalas pesan untuk sahabatnya itu. Ia sendiripun tidak mengerti, apa yang ia ketik berlainan dengan kata hatinya.

'To : Heechurella

Ehhhhh, benarkah itu Chullie? Aku sama sekali tidak pernah tahu sebelumnya. Kau benar, ini adalah kesempatan emasmu. Berjuanglah Chullie, hwaiting!'

Setelah kejadian itu, Kyuhyun dan Heechul resmi berpacaran. Hal ini cepat sekali menyebar di sekolah. Tentu saja, karena pangeran impian para yeoja di sekolah itu sekarang sudah tidak lajang lagi. Disepanjang perjalanan menuju kelas, Kyuhyun dan Heechul selalu menebar kemesraan yang membuat siapa saja yang melihatnya menjadi iri. Genggaman tangan Heechul tidak pernah lepas dari Kyuhyun.

Kyuhyun mengusap lembut rambut Heechul, sesaat sebelum dia pergi menuju ke kelasnya sendiri.

"Hu'uh! Aku iri sekali padamu Heechul-ah!" protes salah satu siswi begitu Heechul duduk di kursinya.

"Kau memang menyebalkan Chullie! Sial, aku iri sekali!"

"Bagaimana bisa Kyuhyun jatuh hati padamu? Apa yang sudah kau lakukan padanya eoh?"

Protes demi protes keluar dari setiap mulut siswi yang menginterogasi Heechul.

"Hehe, rahasia dong. Yang pasti aku memakai jurus yang sangat jitu!" Heechul hanya terkekeh dan sangat menikmati ekspresi-ekspresi kecewa dari teman-teman sekelasnya itu.

Sementara itu di tempat duduknya, Sungmin hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya yang terlihat sangat bahagia. Dia pun menyaksikan sendiri bagaimana lembutnya Kyuhyun memperlakukan Heechul. Walaupun hatinya terasa sakit, tapi Sungmin lebih senang melihat sahabatnya itu tersenyum bahagia.

'Chullie terlihat sangat ceria sekali hari ini. Syukurlah, ternyata keputusanku tepat. Aku jadi lega.'

Sungmin teringat akan alasan yang Heechul berikan semalam. Dia hanya bisa merelakan walaupun tidak bisa dipungkiri dia sedikit merasa cemburu melihat Kyuhyun dan Heechul.

.

***Flashback On***

.

"Minnie-yaaaa~" Heechul segera memeluk Sungmin begitu dilihatnya Sungmin sudah berada ditempat dimana mereka sudah janjian sebelumnya.

Sungmin membalas pelukan Heechulsambil tersenyum tulus. "Kau terlihat sangat bahagia sekali Chullie. Apakah semuanya berjalan dengan lancar?"

Heechul melepaskan pelukannya, dia terlihat menunduk malu. "Sangat lancar Minnie. Aku.. a-aku sudah resmi berpacaran dengan Kyuhyun. Dia menerimaku saat aku menyatakan perasaanku padanya."

'DEG'

"B-benarkah? Selamat kalau begitu Chullie." Sungmin berusaha untuk tetap tersenyum walau tenggorokannya tercekat, seakan ingin menangis.

"Tapi, sebelumnya aku ingin minta maaf padamu Minnie. Sewaktu di rumah sakit, Kyuhyun bertanya padaku—'Apakah kau Origami Unnie yang dimaksud oleh Hyunyoung?' Aku tidak bisa berkata apapun, oleh karena itu aku berbohong dan menjawab 'Iya'. Setelah itu Kyuhyun sangat berubah padaku, dia menjadi sangat ramah dan bahkan mentraktirku secangkir cappucino. Maaf ya aku berbohong, nanti aku traktir deh." Jelas Heechul dengan memasang wajah menggemaskan dan tangan yang ditangkup.

Sungmin semakin merasa dirinya sangat malang. Dia tidak banyak berkomentar saat itu, hanya mendengarkan semua cerita Chullie sambil menahan tangis. 'Asal Chullie bahagia akupun bahagia melihatnya. Ya, itu benar'.

.

***Flashback Off***

.

"Sung-Min-ie~" Heechul menghampiri Sungmin dengan langkah yang dibuat seriang mungkin.

"Nee? Kau bersemangat sekali Chullie." Sungmin terkekeh geli melihatnya.

"Hari Minggu ini, Kyuhyun dan teman-temannya akan pergi ke Lotte-theme park. Kau harus ikut ya Minnie!"

Sungmin mematung sebentar dan terlonjak kaget begitu mengerti apa yang Heechul maksud.

"EEHH!"

"Haha, tidak usah sekaget itu Minnie. Tenang saja aku juga ikut kok." Heechul menenangkan.

"Ta-tapi kenapa harus aku?"

"Tentu saja karena kau adalah sahabatku. Ditambah ini adalah hadiah dariku untukmu, karena kau sudah membantu menjodohkan aku dengan Kyuhyun. Lagipula, siapa tahu diantara Donghae, Han Geng ataupun Yesung ada yang tertarik padamu. Benar tidak?" Heechul menyenggol perut Sungmin dengan sikutnya, sembari memasang wajah menggoda.

"Bu-bukan begitu, tapi—"

"Sudahlah. Hari Minggu pukul 10 nanti aku akan menjemputmu, arachi?" putus Heechul sepihak.

.

-Tbc-

.

a/n : hwaa ff macam apa ini? ff ini aku remake dari komik manga yang judulnya He Doesn't Belong To Me. Ada beberapa yang aku rubah sih, tapi tetap gak ngerubah alur cerita aslinya.. ceritanya sangat ringan dan aman dibaca walo sedang berpuasa #promosi XD RnR yaaa ^^