My teacher My angel

Chapter 6

Disclaimer: Naruto © Kishimoto Masashi

Rated: T

Genre: romance friendship

Summary: Sasuke harus menerima kenyataan bahwa dia kini mencintai guru sekolahnya sendiri.

Don't like don't read

Happy reading.. ^^


Pagi sudah menyambut hari ini, seperti biasa para murid KHS menyambut hari ini dengan ceria. Namun sepertinya ada yang beda di hari ini. Terlihat pemuda berambut pirang tengah berjalan santai di KHS meski seragamnya berbeda dari murid KHS, atau bisa di bilang dia bukan murid sekolah ini.

"Fuuuh, pagi yang cerah. Tapi di mana Sakura-chan ya?" Ucapnya santai sambil menikmati udara paginya.

Semua mata murid memandangnya heran, mereka berfikir untuk apa Murid SHS(Suna High School) berada di sekolah ini? Perasaan mereka tak ada jadwal tanding dengan sekolah ini. Yah seperti itulah pemikiran mereka. Namun, tak sedikit juga para murid perempuan memandang Naruto dengan memuja.

"Ohayou Naruto-kun."

Sebuah suara mengalihkan pandangannya dari acara menikmati paginya di KHS ini.

"Ah, Sakura-chan Ohayou." Kata Naruto yang membalas salam Sakura dengan cengirannya. Terlihat Sakura dan di belakangnya Ino baru saja memasuki gerbang depan sekolah.

"Cih, sedang apa kau di sini baka?" Kata Ino dengan nada kesal.

"Aku cuma mau ketemu dengan Sakura-chan, Ah~ Sakura-chan aku kangeeeen~." Kata Naruto dengan posisi siap memeluk Sakura. Namun..

'Eh, kenapa tubuh Sakura-chan besar begini ya?' Kata Naruto yang belum membuka matanya.

"Aku tak menyangka kau tidak normal Dobe, sesenang itukah kau memelukku sampai kau belum melepasku?"

DOEEEENG

Ternyata yang di peluknya bukan Sakura saudara-saudara, melainkan si pemuda Uchiha yang berada di depan Sakura dan menjadi pembatas antara Sakura dan Naruto.

"..."

1 Detik

2 Detik

3 Detik

KRIKK KRIKK KRIKK

"GYAAA, APA YANG KAU LAKUKAN DI SANA TEME?" Teriak Naruto yang refleks lari mundur agar tidak di sangka Gay(?)

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan di sekolahku?" Kata Sasuke dengan nada santai. Sedangkan Ino dan Sakura yang ada di belakangnya hanya menjadi penonton perdebatan mereka.

"Aku di sini ingin bertemu Sakura-chan, kenapa kau ada di sini juga?" Kata Naruto dengan kesal. Bagaimana tidak kesal, niatnya yang ingin memeluk Sakura tidak terwujud dengan adanya Pria muka datar di depannya ini.

"Karena aku anjing penjaganya, tentu aku harus memastikan dia tidak mendapatkan gangguan dari hidung belang seperti kau."

"TEME SIALAN, MEMANGNYA AKU MELAKUKAN APA SAMPAI KAU BILANG AKU HIDUNG BELANG HAH?" Yah, sepertinya emosi Naruto sudah naik pemirsa.

"Bisakah kalian tidak bertengkar di depan gerbang sekolah? Kalian berisik." Sebuah suara membuat mereka mengalihkan pandangan mereka. Rupanya Sabaku bersaudara baru saja masuk di area sekolah.

"Ohayou minna." Kata Sakura yang tersenyum manis pada ketiga sepupunya.

"Ohayou Saku-chan/Saku-nee." Balas mereka bersamaan.

'Cih, para pengawal Sakura-chan sudah muncul.' Batin Naruto yang mempunyai firasat bahwa dia sebentar lagi akan di usir dari sini.

"Kenapa kau masih di sini? Sebaiknya kau kembali di habitat asalmu rubah." Kata Gaara dengan sinis. 'Benarkan apa dugaanku' batin Naruto.

"Cih, kau pikir aku ini hewan apa? Sampai jumpa Sakura-chaaaan." Ucap Naruto sambil melambai-lambai dan memberikan ciuman jauh pada Sakura dan mereka yang ada di sana hanya bisa mual-mual melihat tingkah bodoh Naruto.

"Ayo minna kita ke ruanganku, aku sudah bawa bekal yang banyak buat kalian. Sasuke-kun, kau ikut juga ya?" Kata Sakura-chan tersenyum manis sambil membawa bekalnya.

"Hn."

"Buat apa dia ikut? Bikin jatahku berkurang saja."

"Dasar Babi."

"APA KAU BILANG MaNIAK PATUNG?"

"Berhenti bertengkar, jika tidak kalian tidak dapat jatah."

"Saku-nee, biar aku yang bawakan."

Yah, sepertinya mereka melakukan ritual pagi mereka. Yaitu sarapan bersama di ruang kesehatan.

.

.

.

.

.

.

#SepulangSekolah

"Hai Sakura-chan"

"Astaga, kau mengagetkanku Naruto-kun". Kata Sakura yang kaget melihat Naruto muncul dari jendela.

"Apa kau sibuk Sakura-chan?" Kata Naruto yang mulai masuk-dengan tidak sopan-melalui jendela.

"Aku sedang mengerjakan laporan, dan bisakah kau memanggilku dengan "Haruno sensei" Naruto-kun?" Kata Sakura yang agak sebal karena merasa tak di hormati sebagai guru.

"Tidak mau, soalnya "Sakura-chan" lebih enak di dengar dari pada harus memanggilmu "Sensei" di sini."

SRETTTT

"Apa yang kau lakukan Naruto-kun? Lepaskan aku." Kata Sakura yang berusaha tenang karena di peluk dari belakang.

"Tidak mau"

"Naruto-kun."

"Hmm?"

"Aku sarankan untuk lepaskan aku, kalau tidak aku tidak menjamin apa yang akan terjadi padamu." Kata Sakura yang menghela nafas saat melihat bayangan seseorang yang masuk ke ruangannya. Muncul perempatan siku di dahi Sasuke, seseorang yang baru masuk itu saat melihat kejadian itu di depannya.

BUAAKKHH

"ITTAAIIII, APA YANG KAU LAKUKAN BAKA?" Bentak Naruto yang memegang pipinya yang sakit terkena bogeman mentah dari Sasuke.

"Enyahlah dari sini." Geram Sasuke dengan aura gelap.

"SASUKE-KUN, hentikan. Jangan pakai kekerasan." Jerit Sakura yang melihat akan ada perkelahian di sini.

"Memangnya kau ini siapa Sakura-Sensei hah?" Ucap Naruto yang tidak terima dengan kelakuan Sasuke pada dirinya.

"Aku-"

"Sasuke-kun itu murid yang baik yang selalu melindungiku dari sesuatu yang buruk karena aku adalah gurunya." Kata Sakura dengan tenang, entah kenapa Sasuke yang mendengarnya merasa tertohok.

"Jadi dia memang anjing penjaga?" Desis Naruto.

"..."

"Kemarilah Naruto-kun, biar ku obati lukamu." Ucap Sakura akhirnya yang membantu Naruto duduk di kursi ruangannya.

"Itta.. Itta.. Ittai, Sakura-chan pelan-pelan." Ringis Naruto saat Sakura mulai memakaikan obat pada luka Naruto.

"Sabar, ini aku sedang mengobati lukamu ini. Tapi kenapa dengan pipimu in? Ini seperti bekas cakaran, apalagi jika di lihat ini masih baru. Apa yang terjadi?" Kata Sakura saat melihat luka Naruto.

"Ah, ini karena aku minta putus pada pacarku tadi. Dia tidak terima dan menangis lalu mencakarku dan pergi." Kata Naruto yang menceritakan kejadian tadi saat dia memutuskan Shion, pacarnya.

"Wanita itu, hanya terlihat manis pada awalnya. Ujung-ujungnya mereka akan menangis dan menunjukan sifat aslinya pada akhirnya. Itu menyebalkan." Lanjut Naruto.

"..."

"Memang seperti itulah wanita Naruto-kun". Lirih Sakura.

"Maksud Sakura-chan?"

"Wanita akan menangis jika hatinya merasa sakit, dan wanita akan marah jika merasa di permainkan bahkan melawan jika di sakiti. Kau fikir Wanita itu seperti apa? Mereka memang lembut, namun bisa tegar dan rapuh sekaligus. Tergantung dengan siapa yang mereka hadapi." Kata Sakura yang merasa tidak terima dengan perkataan Naruto, sedangkan Sasuke terus mengamati Sakura, entah kenapa dia melihat ada pandangan terluka di matanya.

"Nah selesai."

"Arigato Sakura-chan. Lalu apa Sakura-chan pernah seperti itu juga?" Kata Naruto penasaran dengan Sakura. Tapi baru saja Sakura mau menjawabnya..

"Ah, kalau itu dia pernah membuatku sampai terkapar di lantai."

Sasuke sudah menjawabnya, yang membuat Sakura kesal karena mengingat peristiwa menjengkelkan itu.

'Lain kali sensei harus melatih otot perut.'

.

.

.

"KALIAN SEMUA KELUAR DARI SINI!"

BRAKKK

"Eh, kenapa aku juga yang kena?" Kata Naruto yang tidak terima dirinya di usir.

.

.

.

.

.

"Hiks~ Hiks~, aku gak segemuk itu kok. Dasar Sasuke-kun baka." Sakura menangis di dalam ruangannya mengingat ucapan muridnya itu.

"Apakah jika aku gemuk kau tetap akan menyukaiku?"

"Aku.. Tidak harus mencari penggantimukan? Aku merindukanmu."

To Be Continued


Haiii minnaaaa #Plak

Oke, maafkan aku yang baru publish cerita ini. Gara-gara sibuk ngejar omset jadi begini nih. Fic di terlantarka. Hampir setahun. Maafkan daku yang bersalah ini, tapi hari ini demi fic ini aku rela gak tidur sampai sahur lohh buat publish fic ini. #Horraii

Seperti biasa, blum bisa balas review kalian satu-satu. Maaf ya?

Fic ini sebenarnya udah aku ketik sampai beberapa chapter. Tapi publishnya gak ada waktu. Jadi nunggak deh.

Oh iya, kalau ada kata yang kurang mengenakkan, mohon maaf ya!

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

SALAM

YURI