Summary : Untuk apa aku hidup? / Untukku! / Mengapa selalu kau? / Karena aku takdirmu! / Jangan pernah mendekatiku! / Jangan pernah meninggalkanku/

Pairing : Sakura H. x Sasuke U.

Rate : M

Genre : Friendship, romance, humor, hurt/comfort (maaf jika banyak typo, hehe)

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

WARNING : 00C, alur gaje cerita buatanku, lebay (mungkin), author masih pemula (maklumi), untuk yang sengaja maupun yang tidak sengaja membaca fanfic abal-abal ini tolong komen ya *0* (plak).

/

/

You're the source of my life, forefer!

/

/

Don't like ? Don't read !

Itadakimasu

/

/

/

/

/

Cahaya bulan malam ini sangat terang, bahkan mungkin setengah dari bumi mendapatkan cahayanya. Namun tidak untuk hutan ini, pohon-pohon yang rindang mengakibatkan cahaya bulan tidak dapat menelusup masuk dan memberikan kehangatan pada makhluk hidup di dalamnya.

"Tap Tap Tap" Terdengar suara langkah kaki yang begitu cepat. Suara gesekan berbagai ranting yang di injaknya mengakibatkan para burung yang tengah tertidur beterbangan tak tentu arah.

"Hosh Hosh Hosh!"

Deruan napasnya begitu terdengar. Terlihat tetesan keringat dari wajahnya, meski tidak begitu jelas karena pakaiannya yang tertutup sampai ke wajah dengan tudung berwarna hitam pekat. Beberapa kali ia jatuh dan kembali bangun hanya untuk berlari sejauh mungkin, seperti sedang menghindari sesuatu, namun tak tampak ada yang mengejarnya. Lalu apa?.

"GRAOOOOO!" Saat itu pun terdengar geraman yang sangat keras.

"Ahk!" Ia pun terjatuh tak kala mendengar suara yang sangat menyeramkan itu. Akibatnya tudung yang di kenakannya terbuka. Dan terlihatlah wajahnya yang begitu cantik?, ya dia adalah seorang perempuan, mata emeraldnya begitu indah, rambut merah muda sebahunya bergerak seirama dengan angin yang saat itu berhembus.

"GRAOOOOO!" Geraman itu semakin kencang dan terdengar begitu dekat.

"Aku harus bersembunyi," Ujar wanita itu seraya bangkit dan bersembunyi di salah satu pohon besar.

Wanita itu menelan ludah saat mendengar suara geraman itu semakin mendekat, beberapa pohon tumbang saat itu juga. Tangannya gemetaran dan keringat bercucuran semakin deras. Yang di pikirkannya saat ini hanyalah 'Melarikan diri'. Namun sepertinya hal itu akan gagal untuk yang keberapa kalinya. Mengapa?.

"SAKURA! AKU TAHU KAU ADA DI SINI!" Ujar suara itu.

GLEG. Kembali, wanita itu menelan ludah karena takut. Tubuhnya melemas dan jatuh terduduk di tanah, kedua tangannya menutup mulutnya agar tidak berteriak.

"JAWAB AKU, ATAU AKU AKAN MENGHUKUMMU!" Bentak suara itu semakin keras di sertai deruan angin yang kencang.

KRETAK. Tak sengaja wanita yang bernama Sakura itu mematahkan sebuah ranting di sampingnya, sehingga menimbulkan suara. Dia merutuki dirinya yang tak hati-hati, bahkan dalam keadaan genting seperti ini.

Namun setelah hal itu terjadi, tak ada suara apapun yang muncul. Bahkan suara yang menyeramkan itu bagaikan hilang di telan bumi. Mata emerald Sakura melirik ke samping untuk memastikan. Dan benar saja, sudah tidak ada siapa-siapa di sana, dia sendiri pun bingung kenapa hal itu bisa terjadi begitu saja.

"Huft! sepertinya aku selamat." Gumam Sakura lega.

"Benarkah, hime?" Tiba-tiba suara itu terdengar lagi, dan jaraknya entah kenapa sangat dekat.

Deg. Perasaan Sakura benar-benar gelisah kali ini. Dengan perlahan, Sakura kembali memalingkan wajahnya ke sumber suara. Saat itu juga matanya terbelalak tak kala melihat sesuatu di hadapannya.

"Sa-Sasu-ke?" Ujar Sakura terbata saat menyebutkan nama itu.

Kini, yang ada di hadapan Sakura menyeringai penuh kemenangan. Mata merah menyalanya menyiratkan kesenangan, sayap hitamnya begitu indah jika di lihat pada malam hari. Gigi taringnya menunjukkan haus akan darah, rambut emo miliknya bergerak tak tentu arah akibat kepakkan sayapnya.

"Permainan sudah selesai Sakura, ayo pulang!" Perintah Sasuke dengan ekspresi yang berubah, dingin.

Sakura menutup matanya sesaat, 'Tunjukkan keberanianmu, Sakura!' batinnya.

"Jika kau tidak mau, aku akan~" Perkataan Sasuke terpotong oleh kata-kata Sakura.

"Ini bukan permainan, Sasuke!" Bentak Sakura sekuat tenaga, tangannya mengepal menahan takut dan amarah. Dia tahu jika hal ini di lakukannya, pasti berujung pada hukuman. Namun, apakah itu akan terjadi berulang kali? Sakura tidak mau seperti itu.

Sasuke menyeringai dan tertawa, "HAHAHAHAHA!"

Sakura mengerutkan alisnya, "Aku serius Sasu-Ahk~" sebelum Sakura menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Sasuke mencengkram lehernya sehingga tubuhnya membentur pohon di belakangnya dengan keras.

"Diam, atau aku akan menghukummu lebih dari ini!" Geram Sasuke tepat di telinga Sakura.

"Ahk, le-lepaskan aku," Ujar Sakura seraya mencoba lepas dari cengkraman tangan Sasuke, namun sayang tenaga Sasuke begitu besar baginya.

"Sakura," panggil Sasuke tanpa melepaskan cengkramannya.

Meski menahan sakit, Sakura mencoba untuk membuka matanya saat mendengar Sasuke memanggilnya. Betapa kagetnya dia saat melihat mata yang awalnya merah menyala itu, kini berubah menjadi hitam yang begitu kelam, dan apa itu? air mata?.

"Sa-Sasuke, kau me-nangis?" Gumam Sakura dengan suara yang mulai mencekat karena kehabisan pasokan oksigen.

Menyadari itu, Sasuke langsung melepaskan cengkraman tangannya dan membiarkan Sakura terduduk lemas di tanah. Sakura segera menarik napas dalam-dalam untuk mendapatkan oksigen yang cukup, namun pandangannya tak lepas dari Sasuke. Dia sangat bingung dengan apa yang terjadi barusan, 'Sasuke menangis?'.

"Ayo, jangan sampai membuatku bertindak lebih dari ini!" Perintah Sasuke seraya menarik tangan Sakura. Dan terlihat sayap hitam itu perlahan lenyap dari punggung Sasuke.

"Sasuke," Panggil Sakura lembut.

Mendengar nada bicara Sakura, Sasuke merasakan sesuatu yang aneh. Entah apa itu, namun nada itu melantun dengan sangat lembut, dan bagaikan membelai indra pendengarannya. Namun sayang, Sasuke tak menghiraukannya, dia tetap memaksa Sakura dan menarik tangannya.

"Dengarkan Sasuke, aku mohon," pinta Sakura dengan nada lirih.

Sasuke yang masih membelakangi Sakura segera berhenti melangkah, namun tangannya tak kunjung melepaskan pergelangan tangan Sakura. Di sisi lain Sakura sedang mengumpulkan keberanian untuk mengatakan semuanya sekarang juga pada Sasuke. Tentang kesalahpahaman yang telah menjeratnya selama berminggu-minggu. Mengapa?.

"Sebenarnya aku bukanlah calon permaisurimu, kau tahu itu kan?" Ujar Sakura menatap punggung Sasuke.

Sasuke bergeming, kepalanya menunduk. Dan itu membuat Sakura tak tahu sama sekali ekspresi dari pemuda emo ini.

"Ini hanya salah paham Sasuke, jangan karena aku mirip dengan calon permaisurimu yang sudah tiada dan akulah yang harus menggantikannya," Nada bicara Sakura meninggi, entah sudah berapa lama Sakura menahan ini semua, ya, sejak ia diklaim sebagai calon permaisuri Sasuke. Calon permaisuri dari sang pangeran iblis didunia ini.

"Haruno, itulah margaku, bukan Uchiha yang kau sebut sebagai nama depan calon permaisurimu." Lanjut Sakura mulai menitikkan air mata.

Dia menginginkan kebebasan, bukan kekangan dan kurungan yang menjeratnya sudah hampir dua minggu didunia ini. diperlakukan sebagai calon permaisuri yang menyedihkan, karena harus bersanding dengan pemuda dihadapannya ini. pemuda yang meiliki darah seorang iblis kejam. Kejam?

Bagaimana tidak, pertama kali Sakura bertemu dengan Sasuke, pemuda itu sama sekali tak berbuat baik padanya, sama sekali tidak baginya. Pemuda itu, mengklaim dirinya sebagai miliknya dan memperlakukannya bagaikan budak yang tak akan pernah bebas. Dan itu membuat Sakura merasa tak memiliki harga dirinya lagi.

Jika saja, jika saja dia tidak mendekati danau fujoshi saat itu, mungkin kini ia masih berada didunianya dengan tenang.

#

FLASHBACK

"Sakura." Panggil seorang wanita paruh baya dengan spatula ditangannya.

Yang dipanggil ~Sakura, menengok sambil mengikat tali sepatu but merahnya, "Ada apa bu?"

"Kau mau kemana?" Tanya sang ibu menghampiri Sakura, "Sebentar lagi saatnya makan malam."

Sakura beranjak berdiri setelah kedua sepatunya terikat sempurna, "Aku baru ingat tentang kalung pemberian Ino tertinggal didanau tadi." Jelas Sakura seraya mengambil payung bercorak boneka itu.

Alis sang Ibu mengernyit, "Danau? danau mana maksudmu?"

"Danau fujoshi, siang tadi aku kesana hanya untuk memotret pemandangannya saja." Ujar Sakura mengerti dengan respon sang Ibu mengenai danau itu, "Tenang saja bu, aku hanya ingin mencari kalung itu, lalu pulang." Sambungnya.

"Tapi Sakura, danau itu terkenal sangat kramat, beraninya kau pergi sendirian kesana." Ujar sang Ibu khawatir. "Biar Ibu menelpon Sasori untuk menemanimu ya?"

Sakura menggeleng lalu tersenyum, "Tidak usah bu, aku tidak mau merepotkannya." Jawab Sakura seraya memutar kenop pintu. "Aku pergi."

Ibu Sakura hanya bisa memandang pintu yang telah tertutup itu, dia hanya bisa berharap sang anak akan baik-baik saja.

CRESSSH. Hujan kala itu sangat deras, namun tak mematahkan semangat gadis bersurai merah muda ini untuk mencari sesuatu dihamparan rumput samping danau itu. jarak pandang saat ini begitu minim, sehingga harus menggunakan senter jarak jauh. Tak jarang Sakura menahan napas dalam-dalam untuk sekedar tidak tersedak bau khas tanah yang terguyur hujan itu.

" " Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Dengan susah payah, Sakura mengambil ponselnya dari balik saku rok, 'Ino' itulah nama yang tertera dilayar. "Halo?" Ujar Sakura setelah menekan tombol hijau.

"Sakura, apa yang kau lakukan didanau itu? dasar forehead bodoh, menjauh dari danau itu sekarang juga!" Omel suara diseberang sana.

Sakura memutar bola matanya, "Aku hanya sebentar Ino, setelah menemukannya aku pasti langsung pulang." Jelas Sakura.

"Lalu jika kau tidak menemukannya, kau akan terus berada didanau itu sampai menghilang seperti orang-orang yang nekat mendekati danau itu, hah?" Bentak Ino.

"Aku hanya tidak ingin pemberian sahabatku hilang karena kecerobohanku." Jawab Sakura kesal.

Ino terdengar menghela napas, "Aku mengerti Sakura, tapi kalung itu tak lebih berharga dari dirimu." Ujar Ino menjelaskan, "Aku bisa memberikan hadiah lain, sekarang aku minta kau pulang, tempat itu berbahaya, Sakura." Sambung Ino khawatir.

"Ayolah Ino, itu semua hanya tahayul." Ujar Sakura enteng. "Lagipula aku sudah berada disini, jadi mana mungkin aku pulang dengan tangan kosong."

"Sakura, dengarkan aku dan pulang se~ Tuuuut."

Panggilan berakhir saat Sakura memutuskan untuk menekan tombol merah. Ia tahu jika berdebat dengan sahabatnya itu pasti tak akan berujung hanya dengan hitungan jam. Tubuhnya sedikit membungkuk untuk fokus dengan rerumputan dangkal itu, mencari kalung yang tak sengaja ia tinggalkan saat berkunjung ketempat ini.

"Oh ayolah, kalung itu hadiah ulang tahunku dari Ino tadi siang." Gerutu Sakura yang tak kunjung menemukan kalung itu.

Perlahan namun pasti, Sakura merasa ada yang tidak beres dengan aura disekitarnya. Ia merasa kabut tebal mengelilinginya. Sepertinya tidak berasal dari guyuran hujan yang deras ini, melainkan…

SIIIING. Sakura menyipitkan matanya saat muncul sebuah cahaya menyilaukan dengan tiba-tiba.

"Ap-apa itu?" Tanya Sakura saat melihat sosok manusia yang berdiri ditengah cahaya itu.

WUSSH. Saat itupun angin berhembus begitu kencang, sampai Sakura seperti terhisap kedalamnya. Jika diperhatikan, angin itu membentuk seperti sebuah pusaran. Badai kah?. Sepertinya tidak, buktinya sosok itu semakin jelas dimata Sakura. berdiri dengan tegap ditengah pusaran angin itu, mata kelamnya memandang Sakura penuh arti.

"Siapa dia?" Gumam Sakura bingung.

Sakura mulai memundurkan tubuhnya saat menyadari angin itu menariknya mendekati sosok itu, kaki jenjang Sakura berkali-kali menahan rumput dibawahnya kasar untuk tidak terhisap angin itu lebih dalam. Mata emeraldnya semakin menyipit dan rambut soft pinknya bergerak kesamping mengikuti arah pusaran angin itu.

"Apa-apaan ini?" Ujar Sakura tak mengerti, angin itu semakin ganas berhembus dan semakin menarik dirinya. Samar, Sakura melihat percikan hitam disekeliling tubuh sosok itu.

"KYAAA!" Teriaknya saat dengan telak angin itu menarik tubuhnya, dan terbang memasuki pusaran itu. Pandangannya semakin kabur, saat terasa tubuhnya melayang dengan ringan seperti terjatuh.

"Lama tak jumpa, Sakura." Setelah mendengar suara barithone itu, Sakura kehilangan kesadarannya.

#

"Uugh." Sakura menggeliat manja dalam tidurnya, ia merasa sangat nyaman saat ini. dengan segala kehangatan menyelimuti tubuhnya.

Perlahan namun pasti, emerald itu memperlihatkan sinarnya. Pupilnya mengecil lalu kembali membesar saat mencoba beradaptasi dengan cahaya sekitar, dilihatnya langit-langit atap itu dengan seksama. Ukiran nan unik itu menjadi pandangan pertama yang Sakura lihat.

'Ukiran? seingatku kamarku tidak memiliki ukiran seperti itu.' Batin Sakura heran.

Memorinya kembali berputar saat terakhir kali ia merasakan suatu kejadian yang janggal, namun tak sampai pada ingatan itu, sebuah tangan nan kekar yang bertengger diperutnya membuat Sakura tersentak. Spontan Sakura menoleh kesamping sang pemilik tangan.

Betapa kagetnya ia saat melihat seorang pemuda tidur dengan nyenyak disampingnya, ingin sekali Sakura bangun dan melompat jika tidak ada tangan yang menahannya, memaksa Sakura untuk diam ditempat dan memperhatikan wajah pemuda itu dengan seksama.

'Tampan' Pikir Sakura, tapi dengan cepat ia gelengkan kepalanya. Bukan saatnya menganggumi pemuda ini, yang menjadi masalahnya mengapa dia ada ditempat ini?.

"Ummh, hei." Ujar Sakura memberanikan diri membangunkan pemuda itu dengan menggoyangkan bahu lebar itu pelan. "Bangun."

Dengan sedikit rasa takut, Sakura mencoba tetap memandang mata itu, yang tengah perlahan terbuka dan memperlihatkan kelamnya batu Obsidian. Sakura tersentak, ia tahu mata itu, mata yang menatapnya saat angin nan besar itu menarik tubuhnya.

"Ada apa?" tanya Pemuda itu dingin.

Sakura bergidik saat mendengar nada bicaranya, begitu menusuk. "Umm ano, sekarang aku berada dimana? dan, kenapa kita tidur bersama?" tanya Sakura gugup.

Pemuda itu bergeming, mata kelamnya menatap Sakura datar tanpa berkedip, berbeda dengan Sakura yang menggerakkan tatapannya liar, menghindari tatapan kelam itu. beberapa detik tak kunjung mendapatkan jawaban, Sakura berniat melontarkan pertanyaan lagi sebelum tangan kekar Pemuda itu semakin menariknya dalam sebuah pelukan hangat.

Sakura menahan napas saat Pemuda itu mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura.

"Karena kau adalah calon permaisuriku, Uchiha Sakura." ujar Pemuda itu dingin.

Sakura mengeryitkan alis, "Permaisurimu?" Gumamnya tak mengerti.

"Jangan bilang, karena kepergianmu selama ini membuatmu kehilangan ingatan." Ujar Pemuda itu masih dengan posisi yang sama.

Merasa ada yang tidak beres, Sakura mencoba melepaskan pelukan itu, namun tenaga Pemuda itu sangatlah besar. "Tolong, lepaskan pelukanmu." pinta Sakura.

"Untuk apa?" tanya Pemuda itu.

Sakura mendongkakkan wajahnya, "Untuk mendengarkan penjelasanmu tentang semua ini." Jawabnya, "Dan menjelaskan pernyataanmu tentang aku sebagai calon permaisurimu adalah candaan belaka." Sambung Sakura.

Terlihat mata Onyx itu mengerling tajam, "Jangan berbicara hal yang membuatku marah." Geram Pemuda itu.

"Aku tidak berniat membuatmu marah, aku hanya ingin kau menjelaskan apa yang terjadi." Ujar Sakura tanpa rasa takut seperti sebelumnya.

"Kau."

"Cepat je~ KYAA!" Teriak Sakura saat Pemuda itu menindihnya. "Apa yang kau lakukan?"

"Menghukummu!" Ujarnya seraya mencium bibir ranum Sakura dengan ganas.

Sakura membelalakkan matanya, "Ummh~ lepaskan Umm~aku." gumam Sakura ditengah ciuman ganas Pemuda itu.

Tak menghiraukan rontaan Sakura, Pemuda itu mengalihkan ciumannya pada leher Sakura, dan memberikan beberapa kissmark disana. Sakura mendesah tertahan akibat ulahnya, namun ia sadar dengan apa yang terjadi. 'Ini pemerkosaan' begitulah pikirnya.

Sakura mencoba mendorong dada pemuda itu sekuat tenaga, berharap menjauhkan dirinya dari serangan tak wajar ini. Ia sama sekali belum pernah melakukan ini dengan lelaki manapun, bahkan dengan kekasihnya ~Sasori. mengingat wajah pemuda berambut merah itu, Sakura semakin ingin melepaskan jeratan pemuda Onyx ini. dan…

BRUGH. Pemuda itu terdorong dan jatuh dibawah kingsizenya, tak menyia-nyiakan waktu, Sakura segera berlari kearah pintu dan membukanya, sebelum ia berlari keluar, suara teriakan yang tak lain berasal dari Pemuda itu menggema.

"SAKURAA!"

#

.Tap. Sakura terus berlari, menuruni tangga, berbelok disetiap lorong ini, dan melewati berbagai ruangan yang sangat asing untuk dilihat. Ukuran dan gaya bangunan ini Sakura ketahui, sebuah kastil. Ia tengah berada disebuah kastil nan mengerikan, terus mencoba mencari jalan keluar namun tak kujung ditemukan.

Napas dan tenaga tak cukup mendukungnya, sebagai seorang wanita iapun sangat kewalahan dalam hal ini. Tapi jika dia berdiam diri, pemuda aneh itu pasti akan menemukannya. Karena itulah, Sakura terus berjalan meski rasa sakit telah menggerogoti kedua kakinya, sudah lama ia berlari namun hanya tempat yang sama yang ia datangi. Sepertinya ia tersesat.

Dan sampai akhirnya ia berada disebuah pintu besar, tingginya begitu menyamai gedung tiga tingkat, dan Sakura rasa inilah pintu keluarnya. Tapi jika dipikir secara logika, mana mungkin ia bisa membuka pintu sebesar itu. Tapi jika itu tidak ia lakukan, ia akan terkurung ditempat ini. tanpa berbasa-basi lagi, Sakura mencoba mendorong pintu itu untuk membuka celah ditengahnya, dan apa ini? rasanya begitu ringan.

KREEK. Setelah seperempat dari pintu itu telah terbuka, Sakura segera melewatinya. Bibir yang awalnya menyunggingkan senyuman, mengharapkan dengan ini ia akan bebas ~kembali menunjukkan keterkagetannya yang amat sangat. Bagaimana tidak, kini ia melihat ruangan yang sangat besar dengan berbagai aksen menyeramkan, ditengahnya terdapat meja panjang nan lebar yang sedang ditempati oleh beberapa makhluk yang kini sedang melihatnya.

Sakura mundur satu langkah saat melihat dengan jelas para sosok itu, mereka memiliki perawakan yang sama seperti Pemuda beriris Onyx tadi, memakai jubah serba hitam, dengan sayap besar dengan hitam pekat yang mencolok sedang mengatup. Sekilas, Sakura mengedarkan pandangannya untuk menatap satu persatu sosok itu, dan tepat pada sosok yang memiliki mata Onyx namun beroman wajah yang berbeda, sedang menatapnya intens.

"Sakura?" Tanya sosok itu.

Sakura tersentak saat sosok itu menyebutkan namanya, darimana ia tahu?. Sakura melangkah mundur dan mencoba melarikan diri, sampai saatnya sesuatu menahan punggunya dari belakang. Sontak Sakura menoleh,

"Ka-kau." Gumam Sakura kaget, Pemuda itu,

"Jangan melarikan diri, Sakura." Ujarnya dingin, dengan cepat tangan Pemuda itu melingkar dipinggang Sakura dan menjeratnya erat.

"Ugh, lepaskan aku!" Bentak Sakura mencoba melepaskan diri.

"Sa-Sasuke, bagaimana bisa Sakura~" Ujar suara diseberang sana menghampiri Sakura.

"Akh." Sakura kaget saat tiba-tiba Pemuda itu ~Sasuke yang tengah memeluknya ini mengangkat dan memindahkannya kesamping, menghindari sosok yang menghampiri Sakura.

Sasuke, pemuda itu menatap tajam sosok dihadapannya. "Jangan ikut campur, Itachi."

Itachi membalas tatapan tajam Sasuke, "Bagaimana aku tidak ikut campur, aku ini Kakakmu dan Sakura, dia sudah…" Perkataannya terpotong saat Sasuke melayangkan pukulan pada Itachi, sehingga Itachi tersungkur dilantai.

"Sakura masih hidup! dan buktinya ada dihadapanmu!" Bentak Sasuke kembali menarik Sakura kesampingnya.

Sakura hanya bisa terdiam menanggapi apa yang terjadi, ia sama sekali tak mengerti meski sepertinya dirinyalah tokoh utama dalam pembicaraan ini. dan terlihat Itachi menyeka darah yang muncul disudut bibirnya, Ia menatap tajam Sasuke.

"Tapi dia berbeda Sasuke, auranya tidak sama seperti kita." Ujar Itachi mencoba bangkit.

Sakura kembali mengernyitkan alisnya saat melihat sayap Itachi yang perlahan memudar dan hilang, sehingga dirinya seperti manusia seutuhnya. Sakura pun merasa sangat aneh, apa mungkin dirinya sedang berada didunia lain? Sehingga muncul orang-orang aneh seperti mereka.

"Aku tahu itu, karena aku membawanya dari dunia manusia." Ujar Sasuke menoleh pada Sakura.

Itachi membelalakkan matanya, "Du-dunia manusia katamu?" Bentaknya. "Kau gila, Sasuke!"

"Aku tahu itu! dan aku yakin dia adalah reinkarnasi dari Sakura yang dulu." Jawab Sasuke kesal.

Sakura semakin tidak mengerti, reinkarnasi katanya? apa dia pernah hidup dimasa lalu? itu konyol.

"Sasuke Baka! jangan seenaknya membawa manusia kedunia kita!" Bentak Itachi melesat dan melayangkan satu pukulan pada Sasuke.

Sasuke menatap sang Kakak meremehkan, dia kembali bangkit dan sayap hitam nan pekat itu muncul dibalik tubuh Sasuke, mengepakkannya dan terlihat besar, berbeda dengan milik Itachi. Tubuh Sasuke melayang saat kepakkan sayapnya semakin cepat, dan melesat menuju Itachi.

SET. BUAGH. Sasuke menyerang Itachi dari belakang, melesat bagaikan kecepatan cahaya. Alhasil, Itachi membentur dinding sampai retak. Disaat mereka saling melayangkan pukulan dan serangan, terlihat orang-orang yang sedari tadi diam segera melerai mereka.

"Hentikan! Fugaku-sama pasti akan marah melihat ini semua!" Bentak salah satu dari mereka.

Sasuke dan Itachi menghentikan pertempuran kecil mereka, pertempuran kecil? Dengan darah disetiap sudut bibir dan tubuh mereka, juga sebagian isi diruangan itu porak poranda. Abaikan, kini ekspresi Sasuke kembali seperti biasa, dan sayap dipunggungnyapun sudah hilang bagaikan ditiup angin.

"Lagipula, dimana Sakura-sama?" Ujar sosok yang membantu Itachi berdiri.

Mendengar itu, sontak Sasuke melihat ketempat dimana Sakura berdiri tadi, nihil, gadis bersurai merah muda itu tidak ada disana. Jangan-jangan dia…

"Cih! Sakura berhasil kabur karena kau, Itachi Baka!" Bentak Sasuke kesal.

Itachi hanya diam menanggapi perkataan Sasuke, dia hanya meringis memegangi perutnya yang sempat ditendang adiknya itu. Sampai akhirnya Sasuke pergi dengan tergesa-gesa melewati pintu besar itu, tak lain untuk mengejar Sakura. Itachi sempat berpikir, apa mungkin Sakura itu adalah reinkarnasi dari calon permaisuri Sasuke yang sudah tiada sejak lama? Lalu jika memang benar, Sakura yang sekarang pastilah tidak tahu apa-apa tentang masa lalunya.

Itachi sudah berhasil berdiri dengan tegap, mata Onyxnya menatap lurus kedepan. "Juugo, Kisame, tolong bantu aku." Ujar Itachi tanpa menoleh.

Kedua sosok yang dipanggil Itachi, maju dan menghampirinya. "Tentu." Jawab keduanya.

"Lindungi Sakura, dan tunggu perintah untuk membawanya keluar dari dunia kita." Ujar Itachi masih dengan posisi yang sama. Kedua sosok itu mengangguk dan mengepakkan sayapnya, lalu terbang melewati celah jendela raksasa diruangan itu.

"Aku harap, dengan ini kau akan sadar, Sasuke." Ujar Itachi.

#

. Semak-semak itu bergerak kasar dan muncullah Sakura yang terengah. Kaki jenjangnya masih setia berlari, membawa dirinya menjauh dari kastil itu. beberapa saat lalu ia berhasil keluar dari sana, satu helaan napas lega Sakura muncul saat itu, namun saat itu juga ia menahan napas kembali saat melihat alam luar yang ia pikir kebebasan yang sebenarnya.

Yaitu pohon-pohon besar nan menjulang tinggi, semak belukar yang tajam, langit hitam namun tak begitu kelam, dan cahaya bulan yang memancarkan cahaya merah. Sakura berpikir jika dunia ini adalah neraka, tapi entahlah.

" .hosh!" Deruan napas Sakura begitu terdengar ditelinganya, ia rasa jemarinya sudah memiliki banyak luka karena menyingkirkan beberapa batang berduri dari semak belukar yang ia lewati.

"Dimana jalan keluarnya, dimana?" Gumam Sakura yang mulai lelah.

BRAK. Tubuhnya terpelanting kedepan saat kakinya menyandung akar dari salah satu pohon besar itu. Masih dengan deruan napas yang memburu, Sakura bergeming dengan posisinya yang tengkurap, matanya sayu dan tak kuat melihat jelas keadaan sekitar. Satu yang ia pikirkan 'Mati disini'.

Tap. Suara itu memaksa Sakura menajamkan pandangannya, dengan kepala yang melihat kesamping, Sakura melihat Kaki yang berdiri kokoh dihadapannya. Perlahan, ia angkat kepalanya, dan terlihatlah sosok yang enggan ia temui ~Sasuke. melipat tangan didepan dada dengan sayap yang senantiasa mengembang dan siap untuk mengepak.

"Beginilah akibatnya jika kau coba kabur dariku." Ujar Sasuke berjongkok dihadapan Sakura.

"Lebih baik aku mati disini, daripada harus terjebak bersamamu." Gumam Sakura lemah.

Sasuke tak menggubrisnya, ia malah mendekati Sakura dan mengangkat tubuh mungil itu. menggendongnya ala bridalstyle, sebelum kembali mengepakkan sayapnya, sekilas Sasuke menoleh pada Sakura yang juga sedang menatapnya.

"Tolong bawa aku pulang, aku tidak mau berada didunia aneh ini." Pinta Sakura lirih.

Sasuke memejamkan matanya, "Maaf, tapi bukan itu tujuanku menjemputmu." Jawab Sasuke sekenanya lalu kembali terbang.

FLASHBACK OFF

#

Saat itulah pertama kalinya Sakura kabur dan gagal karena Sasuke menemukannya, dan hal itu terjadi berulang kali sampai sekarang. Sakura pun sudah lelah dibuatnya, namun tak ada pilihan lain selain ini, yang pertama harus Sakura lakukan adalah membuat Sasuke lelah dengan kejadian berulang ini dan bebas dari Sasuke, setelah itu ia akan mencari jalan keluar dari dunia ini.

"Jangan banyak bicara, ayo pulang." Ujar Sasuke tak mengindahkan pernyataan Sakura.

SET. Sakura melepaskan cengkraman tangan Sasuke kasar, "Aku memang ingin pulang, tapi pulang kerumahku didunia sana!" Bentak Sakura tak tertahankan.

"DIAM!" Teriak Sasuke penuh amarah.

Mata kelam itu kembali memerah, dan aura hitampun muncul disekeliling tubuh Sasuke. Melihat itu Sakura mundur beberapa langkah, tubuhnya mulai gemetar.

Deg. Sakura membulatkan matanya saat Sasuke menoleh kebelakang, menatapnya tajam.

"Sudah pernah kubilang, jangan membicarakan hal yang membuatku marah." Geram Sasuke.

Sakura menggelengkan kepalanya kencang. Tidak! ia tidak boleh selalu mematuhi perintah pemuda dihadapannya ini, memangnya siapa dia? Sudah cukup beberapa minggu terakhir Sakura terkurung dalam dunia kejam ini, sekaranglah saatnya untuk bebas. Tapi, bagaimana caranya?.

"Jika kau tidak mau pulang juga, terpaksa aku menggunakan cara kekerasan." ujar Sasuke mengangkat sebelah tangannya keatas.

Emerald Sakura terbelalak saat menyadari apa yang akan dilakukan Sasuke padanya, tangannya bergerak liar mencari sesuatu yang bisa melindunginya, namun nihil, tak ada apapun disekitarnya. Gadis bersurai merah muda itu semakin panik saat Sasuke sudah menggumamkan sesuatu.

"INAZUMA…" ujar Sasuke, diiringi dengan kilatan cahaya yang keluar dari telapak tangannya.

SYUUT. Cahaya itu menembus langit dan mengakibatkan ledakkan petir diatas sana, menggelegar bagaikan sedang mengamuk. Sakura menutup mata dan mengepalkan kedua tangannya didepan dada.

"YA…"

"BAKUEN-GOKAI!"

GLEGARR. Kilatan yang akan dihempaskan Sasuke tiba-tiba meleset dan menggelegar diatas sana, Onyx-nya menatap tajam sosok dihadapan Sakura ~tengah melindunginya.

"Juugo, apa yang kau lakukan!" bentak Sasuke penuh amarah.

Sakura membuka mata dan menatap heran sosok yang ada dihadapannya, 'Juugo-san?' Batinnya.

"Sekarang, Kisame!" Ujar Juugo dengan nada perintah.

Sasuke mendelik kaget saat bayangan hitam melesat tepat kearahnya, bayangan itu menyatu dengan air dan menerkam kaki Sasuke. "Ck, sial!".

Bayangan itu perlahan berubah menjadi sosok manusia dengan sayap sama seperti Sasuke dan Juugo, dengan pedang nan besar bertengger dipunggungnya. Tangan yang menyerupai air dan fleksibel itu mengikat Sasuke dengan kuat, sehingga Pemuda emo itu kewalahan.

"APA MAKSUDNYA INI?" bentak Sasuke.

Juugo menghampiri Sasuke, "Maaf, Sasuke-sama, perintah untuk mengembalikan Sakura-sama telah tiba." Jawab Juugo tanpa rasa takut sedikitpun.

Sasuke mengernyitkan alisnya, 'Perintah?'.

"Pimpinan besarlah yang memutuskannya." Ujar Kisame dibelakang Sasuke.

Sasuke mendecih, 'Tou-san'. Onyx-nya kembali menatap Sakura tajam. "Lalu, kalian akan mengembalikannya kedunia manusia?"

Sakura menatap takut Sasuke, hatinya merasa lega mendengar penuturan Juugo dan Kisame yang tak lain adalah pelayan pribadi Sasuke dan Itachi sebagai pangeran negeri ini. Namun perasaannya yang lain mengatakan hal ini akan menjadi lebih buruk.

"Tentu, dan sekarang saatnya." Gumam Juugo seraya mengangkat kedua tangannya, membalik kehadapan Sakura dan berkata, "Portal!"

Sakura membalikkan tubuhnya saat merasa ada cahaya dibelakang. Matanya terbelalak saat menyadari itu, "Sebuah, portal?" gumam Sakura.

"Sakura-sama, kembalilah kedunia anda sekarang." Ujar Juugo pada Sakura.

Sakura menoleh kebelakang, "A-apa? benarkah?" tanya Sakura tak percaya.

Juugo dan Kisame mengangguk, sedangkan Sasuke menunduk. Sakura merasa khawatir jika memang benar dirinya akan bebas. Memang senang saat ternyata keinginannya terkabul, tapi bagaimana dengan Pemuda itu? Pemuda yang kini tengah menengadahkan kepalanya dan menatap Emerald Sakura tajam.

"Jangan…" Gumam Sasuke samar, kedua tangannya mengepal kuat ~berusaha melepaskan ikatan tangan Kisame. "PERGIII!"

"Ahk!" Sakura terjatuh saat merasakan tekanan kuat dalam diri Sasuke.

Terlihat disana Juugo dan Kisame terpental cukup jauh, "SAKURA-SAMA, CEPATLAH!" Perintah Juugo menahan sakit disekujur tubuhnya.

Sakura mendengarnya dan berusaha untuk berdiri, dengan tertatih-tatih ia mecoba mendekati portal itu. Namun tubuhnya bergetar hebat saat merasa aura hitam dibelakang, tanpa menolehpun Sakura tahu itu siapa. Sakura berusaha untuk tidak memperdulikannya dan kembali berjalan tertatih.

Grep. "Sudah tidak peduli eh?" gumam Sasuke dengan cengkaraman kuat dipergelangan tangan Sakura.

'Uuukh.' Sakura menahan rasa sakit itu dan kembali berjalan, memaksa dirinya tertarik kedepan walau hanya sedikit. 'Sedikit, lagi' Batin Sakura saat tangannya mencoba meraih portal itu.

SET. Sasuke menarik Sakura lebih kuat dan…

"Ummh~" Sakura membulatkan bola matanya saat bibir dingin Sasuke menyentuh bibirnya.

Tangan kanan pemuda itu menarik pinggang ramping Sakura, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menekan kepala Sakura, Sasuke semakin memperdalam ciumannya tanpa memperdulikan rontaan Sakura.

"Tidak akan, tidak akan, tidak akan kubiarkan kau pergi untuk kedua kalinya." Ujar Sasuke sesaat melepaskan pagutan bibirnya, namun kembali dengan cepat mencium Sakura tanpa henti.

'Dia, sudah gila!' batin Sakura kesal.

Sakura masih mencoba memundurkan dirinya mendekati portal ~masih dengan jeratan Sasuke. Emerald Sakura menatap nanar pada dua sosok yang sempat menyelamatkannya itu ~Juugo dan Kisame, mereka tergeletak tak sadarkan diri akibat amukan Sasuke barusan. Ya, hanya dengan satu hentakkan dari Pemuda Onyx ini, kedua manggala kastil itu sampai tak sadarkan diri, sekuat itukah Sasuke?.

Sakura kembali melirik kebelakang, ia lihat portal itu semakin mengecil dan perlahan dengan cahaya yang mulai memudar. Hanya ini kesempatannya untuk kabur, dan tidak akan ia sia-siakan. Kembali ia mendorong Sasuke sekuat tenaga dan ternyata sukses membuat Pemuda itu melepaskan ciumannya, tidak menunggu lama kesempatan itu Sakura gunakan dengan menendang perut Sasuke sehingga ia jatuh ketanah.

"Maaf," Gumam Sakura lalu melompat memasuki portal itu.

DZIIING. Sakura merasa tubuhnya begitu berat, tak disangka energi portal ini begitu kuat sehingga tubuhnya tak bisa bertahan. Pandangannya mengabur dan tubuhnya melemas.

GREP. ia ambruk tepat saat sebuah tangan menahannya.

#

#

Hening,

Dan putih,

"…ra?" Suara itu begitu menggema ditelinga gadis ini.

"Saku…" Terdengar serentet kekhawatiran disana.

"Sakura?" Panggilnya berulang kali.

Emerald Sakura perlahan menampakkan cahayanya, masih dengan setengah sadar ia mencoba mencari sumber suara itu. Dan terlihatlah sosok pemuda yang begitu ia rindukan, rambut merahnya, mata karamelnya, babyfice itu, mampu membuat Sakura tersenyum saat ini.

"Sasori-kun." gumam Sakura mencoba bangkit.

Rasa nyeri muncul begitu saja diseluruh tubuhnya, ia sempat meringis dan memegang bahunya. Rasanya ia baru saja mengalami hal terberat dalam hidupnya, kembali, mata Sakura memperhatikan dimana ia berada, sampai saatnya…

"Sakura, sedang apa kau berada didanau saat hujan seperti ini?" tanya Sasori khawatir.

Sakura sadar, kini ia sedang berteduh disebuah pohon Oak besar ditepi danau. "Ano, aku, hanya ingin mencari kalungku." Jawab Sakura.

Sasori mengernyitkan alisnya, "Kalungmu?"

Sakura mengangguk, "Hadiah ulang tahun Ino untukku, tak sengaja aku meninggalkannya disini, dan berniat menemukannya." Jelas Sakura menunduk.

Sasori menghela napas panjang, "Dan untung saja aku lewat sini, melihat sosok tergeletak mencurigakan akupun langsung menghampirinya." ujar Sasori. "Ternyata itu dirimu." Sambungnya.

Sakura tersentak, ia baru ingat beberapa waktu lalu mengalami hal yang begitu buruk. Ada yang mengganjal dipikirannya, bukankah saat ia masuk kedunia Sasuke sudah berminggu-minggu yang lalu, terus mengapa saat dirinya kembali kedunia nyata waktunya masih sama saat pertama kali kemari? Apa benar hanya mimpi?.

"Kau kenapa, Sakura?" tanya Sasori khawatir saat Sakura memegang kepalanya sendiri.

"Akh, tidak apa-apa." jawab Sakura seraya tersenyum.

Sasori menatap Sakura penuh arti, "Sebaiknya aku antar kau pulang, bisa sakit kalau berlama-lama dengan bajumu yang basah kuyup itu." ujar Sasori seraya memakaikan sweater-nya pada Sakura. Sakura hanya mengangguk lemah dan menuruti Sasori yang membopongnya.

Tanpa Sakura sadari, sosok yang masih tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri kini mulai menggerakkan anggota badannya. Tangan kekarnya mengepal meremas rumput dengan kuat, "Saku-ra."

/

/

/

/

TbC

/

/

/

/

A/N : Chapter perdana single bagi SasuSaku, hahahaha *guling-guling. Habisnya kan selalu ada sibaka Dobe nyelip atau jadi pemeran utama disetiap cerita chibi *Ditendang. Dan sekarang hanya duo cherry and tomato yang muncul. Agak aneh gax ya? soalnya mungkin banyak dari author lain yang juga memiliki tema seperti ini, mungkin. Chibi hanya mengikuti apa yang chibi pikirkan sih, hhahahaha.

Yasudah deh, cukup untuk hari ini, semoga chibi bisa update and publish story-nya lebih cepat ^^.

Dewa mata nochi hodo ^^