LOVE

PAIRING : NARUSASU

GENRE : ROMANCE

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

.

Chapter 10

Bertahan lah Sasuke. Aku mohon!

Naruto terus mengusap wajahnya, ia sedikit kacau. Matanya terus memandang khawatir pada ruang rawat darurat. Kiba dan suigetsu yang berada agak jauh darinya juga sedari tadi cemas.

Tadi dokter Hinata dan suaminya memutuskan untuk segera mengoperasi jantung Sasuke. Sekarang Naruto benar-benar cemas.

Lampu merah yang masih bersinar. Terus di lirik berkali-kali oleh pria dengan rambut pirang itu. Hinata. Dokter yang menangani Sasuke, tadi sempat keluar sebentar. Sasuke masih kritis.

"Naruto bagaimana keadaannya?!" Shikamaru yang baru datang, langsung menghampiri temannya yang duduk di kursi tunggu.

Begitu melihat teman baiknya ini. Naruto tidak bisa menyembunyikan kecemasannya lagi, ia memeluk pria ini. Erat.

Shikamaru diam tidak bertanya lagi melihat kondisi Naruto, ia juga cemas dengan kondisi teman sekaligus pria yang sudah di anggap sebagai adiknya.

Sasuke memang lelaki tertutup. Ia pernah bilang sakit, tapi tidak bilang punya penyakit separah ini.

Pria berkuncir ini menepuk punggung Naruto yang bergetar. Berusaha menekan kecemasannya sendiri.

"Ia akan baik-baik saja. Sasuke pria yang kuat."

Shikamaru memandang prihatin pada Naruto yang sama sekali tidak beranjak. Ia sudah menyuruh lelaki itu untuk istirahat tetapi Naruto menggeleng. Ia masih tetap menunggu.

Tadi istrinya datang. Untung Temari istri yang pengertian, ia membawa makanan. Tapi Naruto menolak untuk makan. Untungnya lagi ada dua orang yang sama sekali tidak di kenal oleh Shikamaru yang mau memakan makanan istrinya. Katanya sih, mereka teman se kantor Sasuke.

Istrinya mengusap lengan Shikamaru. Pria itu tersenyum, istrinya sedang memberinya semangat.

Temari tahu arti Sasuke bagi suaminya. Ia juga sudah menganggap lelaki itu sebagai adiknya. Kondisi Sasuke membuat ia sedih, karena ia merasa tidak terlalu memperhatikan kesehatan adiknya tersebut.

"Bagaimana keadaan Matsuri? Temari."

"Ia baik. Tapi ia dan Gaara tidak bisa kemari." Shikamaru mengangguk mengerti, Matsuri lagi hamil tua. Lagian kondisinya juga sangat rentan. Tadi sebelum ia di telpon Naruto, Gaara memberitahu kalau istrinya masuk rumah sakit.

Ia berniat menjenguk istri iparnya tersebut. Tapi niatnya terhalang begitu mendengar Sasuke yang kritis.

"Naruto. Istirahatlah. Kau tegang sekali."

Naruto menggeleng lemah. "Aku yang salah. Aku tidak pernah tahu apa-apa tentang Sasuke."

Shikamaru menghela nafas. Ia tidak tahu harus memberi semangat seperti apa pada pria ini. Mungkin perasaan bersalah pria pirang ini tidak akan hilang, sebelum Sasuke selamat dari kondisi kritisnya.

Naruto mengusap kembali mukanya. Kemudian ia memalingkan wajahnya melihat Sui dan Kiba. Mereka berdua tersentak.

"Kalian berdua. Kembalilah ke kantor. Beritahu pada sekretarisku. Untuk membatalkan pertemuan dengan Tsunade."

Kiba mengangguk, sebenarnya ia benar-benar tidak ingin pergi kerja. Apalagi kondisi Sasuke yang menkhawatirkan. Namun tepukan Suigetsu di bahunya menghentikan lamunannya. Ia beranjak pergi.

Kiba mengusap tengkuknya.

"Aku sebenarnya ingin terus di rumah sakit." Sui melihat ke arahnya, ia mengerti perasaan Kiba.

"Kau ada pun, tidak akan membantu." Kiba menghela nafas. Suigetsu benar, ia tidak bisa bantu apa-apa, lagian Naruto sudah ada di sana.

"Hei, Kiba kau saja yang melapor pada Sai." Kiba memandang tidak mengerti "Hn?"

"Aku malas bicara dengannya."

"Kau ada masalah pribadi dengannya?" Sui terkekeh, ia memeluk leher Kiba secara tiba-tiba. Kiba malas meladeni pria ini jadi ia membiarkan pria itu melakukan apapun yang ia suka.

"Sekarang kau tertarik dengan urusan pribadiku?" Kiba mendengus.

.

Sudah hampir satu setengah jam. Tidak ada satupun dokter yang keluar dari ruangan tempat di operasi Sasuke. Naruto sudah tidak bisa memendam lagi rasa khawatirnya. Genggaman tangannya pada jari Shikamaru semakin erat. Shikamaru membalas genggaman pria itu.

Rasa khawatir, cemas. Takut menjadi satu membuat linangan air matanya mengalir. Ia tidak bisa menahan isakannya. Shikamaru hanya bisa memeluk pria ini.

"Aku takut Shika. Aku takut Sasuke meninggalkanku."

"Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri bila sampai itu terjadi."

Shikamaru kembali menepuk punggung pria pirang itu. Ia sendiri juga cemas. Berkali-kali melihat ruangan tempat Sasuke di operasi.

Kecemasannya muncul berkali-kali lipat saat melihat dokter Hinata keluar dari ruangan. Naruto lebih dulu berdiri dan menghampiri wanita itu.

"Bagaimana keadaannya?"

Hinata mengusap lengannya, kemudian suaminya ikut keluar. Ia mengelus rambut istrinya.

"Ia sudah berhasil melalui masa kritisnya. Kita hanya harus menunggu ia siuman." Shikamaru bernafas lega. Beban di pundak rasanya sirna. Ia menoleh pada Naruto, namun wajah pria itu lebih mengkhawatirkan dari pada yang tadi.

"Naruto. Tenanglah aku yakin Sasuke pasti sembuh."

"Bagaimana kalau ia tidak bangun?"

Shikamaru meremas bahu pria itu. "Kau harus optimis."

"Benar Naruto-san. Sasuke temanku. Aku tau ia sangat kuat." Hinata tersenyum kepada kekasih Sasuke tersebut. Ia tau kecemasan pria itu.

"Kami permisi dulu." Suami dari dokter perempuan itu membungkuk kemudian ia dan istrinya berlalu.

"Naruto, sebaiknya kau makan dulu. Istirahatkan pikiranmu." Pria dengan mata biru itu akhirnya mengangguk lemah. Lagian, kalau ia masih di sana apa yang ia bisa perbuat.

Setidaknya ia nanti bisa bertemu dengan Sasuke dalam kondisi sehat, ia akhirnya beranjak meninggalkan Shikamaru.

Naruto tersenyum, tangannya membelai pipi Sasuke yang memucat, tadi setelah 3 jam lamanya Naruto menunggu pria itu siuman, akhirnya Sasuke membuka mata.

Sasuke menggenggam tangan Naruto di pipinya, berusaha mengatakan kalau ia baik-baik saja, ia belum bisa di ajak bicara. Pria kulit putih itu masih sangat lemah.

"Istirahatlah. Aku akan menemanimu." Sasuke menarik bibirnya ke atas berusaha tersenyum, ia kemudian mengapai wajah Naruto dengan jari-jari tangannya. Pria pirang itu merunduk sedikit.

Sasuke menarik rambut pirang pria itu, membawanya merunduk lebih dalam. Naruto tahu maksudnya ia kemudian mengecup bibir pucat pria itu. Berusaha membasahinya dengan air liur.

Sasuke membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Naruto terkekeh, ia menyentil dahi pria itu. Kemudian ia menghentak kakinya membuang sepatu di kaki dengan sembarangan.

Ia menaiki ranjang pria itu, telungkup di atas tubuh Sasuke, tapi tidak menghimpitnya ia menopang dengan kaki dan tangannya.

"Kubilang istirahat. Jangan mengodaku, Teme." Pria yang ada di bawahnya hanya memandang Naruto dalam diam, jari tangannya mengusap bibir tebal pria pirang itu.

"Kau tidak akan melakukan 'itu'. Saat Sasuke tidak berdaya, kan?" Naruto tersentak lalu menoleh pada Neji dan istrinya yang baru masuk. Hinata menutup mulutnya sambil mengamit lengan suaminya. Mungkin ia syok.

Naruto tertawa hambar lalu turun dari ranjang. "Ha…ha…tidak." Ia mengusap-usap tengkuknya canggung.

Shikamaru yang bau masuk melipat lengannya di dada, ia memandang malas pada Naruto yang tertawa.

"Dasar. Ia memang seperti itu." Naruto panik, dengan gerakan tangannya ia berusaha menyangkal perkataan Shikamaru.

Neji mendekat, kemudian memeriksa Sasuke, lalu ia bernafas lega. Tangannya menepuk jidat Sasuke pelan. Pria dengan surai raven itu mengirim death glare padanya.

"Dasar 'ayam' keras kepala." Hinata memandang khawatir. "Neji-kun." Lalu mendekat.

"Hinata-chan kenapa kau bisa punya suami seperti dia?" Neji langsung menepuk jidat Sasuke lagi. Naruto mendekat, "Kau bisa bicara."

"Kau pikir dia bisu!" kelihatannya pria dengan rambut panjang itu tidak menyukai Naruto.

"Sudahlah…Sasuke-kun, juga jangan banyak bicara dulu." Pria putih itu tersenyum, lalu menggenggam tangan Hinata. Naruto buru-buru merebutnya. Sedangkan Neji kembali menjitak jidat pria onix itu.

"Jangan pegang-pegang tangan istriku.' Ia memeluk tubuh Hinata posesif. Istrinya tersenyum lembut. Karena tahu prilaku suami dan teman sekaligus pasiennya tersebut, kalau bertemu.

"Sasuke-kun tahu. Aku sedang mengandung 2 minggu." Sasuke memandang Neji datar dan terkesan meremehkan. Ia masih mengelus jidatnya.

"Ia bisa membuat mu hamil? Kupikir ia hanya tahu cara di 'masuki'." Pria dengan rambut panjang itu berkedut-kedut kesal.

"Aku tidak sepertimu. Bangsat!"

"Hn. padahal dulu kau suka padaku." Muka Neji merah padam. Hinata tersenyum maklum. Naruto jelas ia marah. Ia merasa di abaikan saat mereka berbicara.

"Lalu?" Naruto menyilangkan tangannya di dada, nada bicaranya mengancam. Tapi Sasuke tidak peduli pada ekspresi Naruto.

"Dasar ayam sial! Kapan aku suka padamu." Sasuke menyeringai, "mau aku bongkar?"

Naruto semakin kesal.

Duk

Naruto menempelkan dahinya pada Sasuke, pria itu mendecak.

Shikamaru yang masih berada di pintu, menggaruk tengkuknya. Rasanya kok tidak ada yang memperhatikannya. Ya?

Ia berdehem dan mendekat. Lalu menarik kepala Naruto dan mengelus sayang rambut Sasuke. Pria itu tersenyum melihat Shika. Naruto pasang tampang jutek. Efek cemburu

Namun ia tersenyum saat merasa ia terlalu dekat dengan dokter wanita itu, ia dengan berani mengelus bokong Hinata. Wanita itu mendadak syok.

"Hinata-chan kalau suamimu emang lemah. Aku tidak keberatan sekali-kali datang ke tempatmu." Ia tersenyum lebar, Hinata horor.

Neji mengepal jarinya.

DUAKH…

"Ouccch…" Naruto berjingkrak sana sini, sambil memegang area pribadinya. Ia memandang Sasuke sambil meringis.

"S-Sasu-chan…teganya… Hilang masa depanku." Naruto tidak percaya. Sasuke sedang lemahkan? tapi tendangannya bertenaga.

Shikamaru tertawa. Neji tersenyum puas, pria dengan surai reven itu hanya memandang jengah.

"Dasar, tidak berubah sama sekali." Ia mengerutu kesal, melihat Naruto masih mengelus kejantanannya.

"Naruto-kun kenapa jongkok di situ?" pria dengan kulit sawo itu melirik kea rah pintu, di sana ada Shion dan Sai memandang datar padanya.

Sai membungkuk hormat. "Bagaimana?" ia melirik Sasuke yang sedang terbaring.

"Kalau begitu pertemuan dengan Nyonya Tsunade tidak boleh di tunda lagi." Naruto terkejut mulutnya hanya mengeluarkan 'heh?' dan sepertinya Sai tidak peduli. Naruto menggaruk kepalanya. Dasar maniak kerja.

Ia berjalan kembali pada ranjang Sasuke, lalu mencium kening pria itu. "Istirahatlah. Aku pergi sebentar." Sasuke mengangguk, ia melirik sekilas pada Shion yang cemberut. Sebenarnya ia senang wanita itu melihat Naruto lebih memperhatikannya.

Dan bersikap mesra di hadapan perempuan itu.

Naruto beranjak dan dengan sengaja mengacak rambut Shion. Kemudian tertawa melihat wanita itu tambah kesal.

Naji dan Hinata mengundurkan diri setelah sebelumnya menyuruh Sasuke untuk istirahat. Meninggalkan Shikamaru dan Shion bersama Sasuke.

"Sebaiknya aku keluar. Nanti aku akan kembali. Kau mau makan apa Sasuke? Biar kusuruh Temari yang bikin."

Shikamaru maklum dengan suasana tidak enak yang di ciptakan oleh wanita itu, mungkin ia harus memberi mereka privasi.

"Tomat." Shikamaru tersenyum lagi, pria ini memang suka sekali dengan tomat, ia mengangguk kemudian keluar.

Sepeninggal Shikamaru, udara canggung menguap. Shion hanya diam memandang Sasuke yang masa bodoh di atas ranjang.

Sasuke mengerakkan tangannya berusaha mencapai gelas di atas meja, melihat hal itu Shion menghampiri dan menolong pria itu.

Sasuke diam, kemudian meminum airnya.

"Ck, sebenarnya aku benci padamu." Sasuke masih memasang wajah datar.

"Tapi Naruto lebih bahagia bersamamu." Ia jelas memandang benci pada pria putih itu. Ia mengangkat tasnya dan memukul muka pria itu dengan kencang.

"Apa yang kau lakukan PEREMPUAN?!" Sasuke kesal, ia memandang tajam perempuan itu, sambil mengusap mukanya.

"AKU INGIN SEKALI MELAKUKANNYA~! SELAMAT TINGGAL. BRENGSEK!" Shion balik arah lalu membanting pintu dengan keras.

BRAKH…

"Aku juga benci padamu. Jalang!" tapi sudut bibirnya terangkat sedikit. Akhirnya perempuan itu mengakuinya juga.

.

"Jadi bagaimana Sasuke?" Kiba menghalangi muka Suigetsu yang terlalu dekat dengannya .

"Ia Sudah sadar." Sui tersenyum, melihat Kiba yang menutup ponselnya. Pria itu tidak pokus kerja sejak dari tadi, padahal Sui sudah berkali-kali menggodanya, tapi pria itu, lebih banyak melamun.

"Jadi kita bisa kencan , malam ini." Kiba berkedut-kedut. "Sana kembali ke tempatmu crazi prince!" pria itu masa bodoh, tidak lupa satu kedipan ia layangkan sebelum pergi. Membuat Kiba menatap ngeri.

Ia kembali pokus pada pekerjaannya. Setidaknya ia sudah lega mendengar Sasuke dalam kondisi baik.

"Kiba-kun." Ia menengok saat ada yang memanggilnya, di depannya ada perempuan yang suka warna pink.

"Sakura-san." Ia berdiri dan membungkuk hormat pada ketua divisi-nya. Wanita itu tersenyum ramah.

"Ku dengar Sasuke sakit."

"Iya. Tapi ia sudah baik sekarang." Wanita itu mengangguk, kemudian ia berubah merona, Kiba juga canggung melihat wanita itu yang kelihatan salah tingkah.

"K-Kiba-kun…hm…bagaimana kalau dinner…berdua?" pria itu tahu ini adalah kesempatan baginya. Ini adalah ajakan kencan.

Ia melihat kearah Suigetsu yang memandang tajam kearahnya.

"Kurasa tidak bisa ketua. Aku ada janji…malam ini." Wanita itu kecewa. Tapi ia berusaha tersenyum untuk tidak menampilkan kerapuhannya. Mungkin Kiba memang bukan lelaki yang tepat untuknya.

"Oh…kalau begitu. Bekerjalah dengan baik, Kiba-kun." Kiba mengangguk. Ketika ia ingin duduk dan kembali meneruskan pekerjaannya, matanya memandang Suigetsu yang ada di seberang.

Pria itu menyeringai kearahnya. Kiba memijit pelipisnya.

Entah kenapa ada yang aneh di hatinya.

Ia rasa sudah gila sekarang.

"Tidak usah kau gendong ini memalukan. Turunkan aku!" Sasuke terus memberontak. Mukanya memerah ketika orang-orang rumah sakit memperhatikannya.

Tepatnya. Memperhatikan dirinya yang di bopong Naruto, sebenarnya ia sudah menolak, tapi pria keras kepala itu memaksanya.

Neji dan Hinata membolehkannya keluar dari rumah sakit setelah 3 minggu berada dalam pengawasan dokter. Tadi Naruto datang menjemputnya.

Katanya, ibu Naruto. Kushina, ingin bertemu dengannya. Ia gugup Naruto sepertinya serius sekarang. Ia senang tapi bertemu dengan ibu Naruto ia merasa tidak nyaman.

"Berhenti bergerak teme. Kau berat." Sasuke menjitak kepala pria itu.

"Turunkan aku. Kalau kau merasa begitu dobe." Naruto tersenyum, tangannya yang menyanggah bokong Sasuke, ia tekan lebih dalam hingga menyetuh junior Sasuke.

"Tapi aku suka dengan posisi ini."

TAK…

Dasar baka hentai.

Naruto mengaduh, tapi bibirnya tersenyum, ia menaiki kembali Sasuke yang merosot di belakang punggungnya.

"Sasuke. Maaf atas tidak peka ku selama ini. Kau sudah menderita banyak." Sasuke mengeratkan lengannya yang melingkari leher pria itu. Tapi tidak terlalu mencekik. Kepala ia sandarkan pada bahu lebar Naruto.

"Aku cinta padamu." Sasuke tersenyum bahagia di balik bahu pria itu. Ia juga mencintai pria ini walaupun tidak ia ungkapkan dengan kata-kata.

Mungkin jalan mereka masih terjal. Tapi asalkan bersama Naruto ia akan berusaha dengan sebaik-baiknya.

"Suster. ini kartu nama saya. Kalau ada perihal tentang Sasuke, segera hubungi nomer ini. " Suster penjaga itu mengangguk walaupun ia agak risih melihat pria ini menggendong pria lain di belakangnya.

"Tapi boleh juga menghubungi nomer ini kalau ingin kencan. Cantik."

PAK…

Sifat playboy memang sukar di hilangkan.

…End…

Aku mau mengucap banyak terimakasih pada kalian yang terus setia sama fic ini. Yang ngefav. Dan yang sudah ngefolow.

Terimakasih sekali lagi…sampai jumpa di fic yang lain.

Terimakasih kepada :Shawokey, s akit. Ichikawa Arata. Berakhir sesuai dengan pemikiranmu. Mati berdua? Jangan donk. Tapi di manga mereka mau sekarat tu. Kayaknya narusasu memang punya feeling ya..terluka aja sampai berdua begitu ^^. Iekhakyu. ya. Axa Alisson Ganger. Ni lanjutannya. Sekalian habis. Dinda Clyne. em. Yuki Jaeger. Wah sama aku juga galau baca manga sekarang. Aku malah berharap jiraiya kembali. Naminamifrid. Ya kamu bisa tenang sekarang kan^^. ^-^. Angel Muaffi. Wah aku memang senang baca fic yang sasuke di buat menderita haha*ketawa setan. #di hajar. ariesta87. Jangan bawa2 nama tuhan, ane takut.. ok.. y. shin. Semoga ini bisa di sebut asap, ya?. Amour-chan. kamu bisa tenang sekarang kan. Namikaze Narusasu. Ya. Heppy ending semuanya. Nounha Apel 1105. Untui saidan shion nggax terlalu ku bahas lebih jauh. Anggap saja mereka seperti itu. Aicinta. Ya. Semua berakhir baik. Augesteca. kamu bisa tenang sekarang. Cosmo. kamu bisa tenang sekarang. TheBrownEyes'129. kamu bisa tenang sekarang. Chika. ni lanjutannya. Dwi. ^^.

Dan sudah nge fav. Terimakasih banyak.

Aichan hime

09-02-2013

Akasaka Kirachiha

07-22-2013

Akira Veronica Lianis

11-05-2013

Anastasia The Lost Princess

11-04-2013

Angel Muaffi

12-01-2013

Augesteca

08-22-2013

Axa Alisson Ganger

12-13-2013

Azusa TheBadGirl

08-20-2013

Black LIly a.k.a Emiko

12-03-2013

BlacknightSkyeye Yue- Hime

09-04-2013

ChientzNimea2Wind

08-26-2013

Collin Blown a.k.a AnakYunJae

10-06-2013

CrowCakes

12-26-2013

Deyerraa

10-11-2013

Icha Clalu Bhgia

08-01-2013

Ichikawa Arata

01-21-2014

Iekhakyu

12-26-2013

Iko Nacht

08-15-2013

Ivy Bluebell

09-16-2013

Jeje Kim

10-14-2013

Kitsune Syhufellrs

09-05-2013

MIAKO UCHIHA

08-21-2013

Mio Altezza

10-27-2013

Naminamifrid

10-27-2013

Nanami Asuka

01-21-2014

Natsume Yuka

08-27-2013

Ottobre II

09-03-2013

Setsuko Hinata

12-11-2013

ShinKUrai

08-22-2013

Slyeranime

09-28-2013

TheBrownEyes'129

07-23-2013

Toples kaca

08-21-2013

Uzumaki Usagi

10-12-2013

Viviandra Phanthom

09-13-2013

babyyming

02-07-2014

.7739814

10-02-2013

hyunieeeh

02-05-2014

01-31-2014

manize83

09-21-2013

sasunata chan

02-04-2014

shikakukouki777

10-11-2013

shouta Ryuuji

08-20-2013

susisao

08-21-2013

tomoyo to yaroo

09-13-2013

10-12-2013

zazuo

01-11-2014