Title : Trouble Friendship

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : Epilog

Ratting : PG-17

Genre : Drama - Fluff - Romance - NC - Yaoi and a little straigh

Cast :

- Jung Yunho

- Kim Jaejoong

- Etc

Happy reading all. . .

#####

P.O.V Author

Jaejoong seolah tidak bisa menghentikan air matanya yang jatuh menuruni pipi mulusnya terus -menerus. Ia tak pernah membayangkan ini terjadi di hidupnya. Sesekali ia melirik ke jendela di depannya, banyak orang tampak berjalan mendatangi rumah ibu Yunho. Semakin membuatnya berderai air mata saja.

~Flashback~

Teriakan kencang yang menyebut-nyebut nama Yunho terus keluar dari bibir Jaejoong. Namja cantik itu seolah telah kehilangan separuh dari hidupnya, begitu dokter menutupi seluruh tubuh Yunho dengan selimut. Ia memeluk Yunho sangat kencang, Nyonya Jung tak dapat berbuat banyak, ia hanya menggelan kepala.

"Yunnie….kau menginkari janjimu untuk menjagaku dan Moonbin. Bangun, Yun. Aku mencintaimu," ucap Jaejoong, masih menangis memeluk Yunho.

"Jangan seperti ini, Joongie. Sudah hentikan." Nonya Jung berusaha agak menjauhkan Jaejoong dari Yunho, ia jadi merasa kasihan dan merasa sudah sangat keterlauan pada Jaejoong. Tapi tertahan.

Jaejoong menepisnya langsung, ia tidak ingin sedetik pun beralih dari Yunho, mungkin untuk yang terahir kalinya. Nyonya Jung tidak tahan lagi melihat keadaan Jaejoong yang jelas sekali sangat terpukul dan hancur.

"JUNH YUNHO! HENTIKAN KEKONYOLAN INI SEKARANG JUGA ATAU EOMMA AKAN BENAR-BENAR MEMBUNUHMU!" teriak Nyonya Jung sambil menyingkap selimut Yunho dengan kasar. Sontak saja membuat Jaejoong terkejut.

#####

Ruang rawat Yunho kini berubah jadi tegang dan agak panas, Jaejoong melihat pada Nyonya Jung dan Yunho bergantian - seolah siap menerkam keduanya. Kenyataanya, Ia baru tahu ia telah di permainkan Yunho dan ibunya. Ya, Yunho bekerja sama dengan ibu dan dokter untuk bersandiwara mengerjai Jaejoong. Jaejoong merasa bodoh, kenapa ia tak terpikir sejauh itu.

Yunho tidak mati, dia hanya berpura-pura. Ia dan Junsu tidak kecelakaan, hanya hampir menabrak seorang pejalan kaki.

" Amnesia itu sebenarnya juga karanganmu saja kan, Jung Yunho." Jaejoong berkata dengan sinis. Ia lalu memand ke luar jendela.

Yunho turun dari ranjangnya, ia berjalan mendekati Jaejoong dan memeluk namja cantik itu dari saja ia sangat merindukan memeluk Jaejoong-nya begini. Yunho juga tahu betul, salah satu cara meredaka emosi Jaejoong adalah dengan memeluknya. Tapi ia tidak menyadari situasi kali ini berbeda dan camdaan biasa – yang Jaejoong terima.

Jaejoong tidak bereaksi apapun, hanya saja saat Yunho ingin menciumnya, ia menghindarinya.

"Aku tidak bohong, aku benar-benar amnesia,"jawab Yunho berbisik, bermaksud menggoda Jaejoong.

"Aku tidak percaya."

"Yunho benar, Joongie. Dia memeng amnesia. Ingatannya kembali setelah tadi hampir menabrak orang." Nyonya Jung menengahi. Ia juga tidak suka suasana begini. Melihat YunJae bertengkar sama sekali tidak nyaman.

"Aku tidak akan tertipu kedua kalinya oleh kalian." Jaejoong berusaha melepaskan pelukan Yunho, justru namja tampan itu malah mengeratkannya.

"Lepaskan aku!" bentak Jaejoong ahirnya, ia semakin kesulitan menengendalikan emosinya.

Kekesalan Jaejoong sangat wajar, ia dibohongi hingga sedemikian rupa. Ia nyaris kehilangan 'separuh dari hidupnya' – semangat hidup. Bahkan sempat terbesit di benaknya untuk mengahiri hidup karena meras tak sanggup jika tanpa Yunho.

"Boo, mianhae," kata Yunho.

"Lepaskan ku bilang! Dan biarkan aku pergi."

"Kau yakin ingin pergi?"

"Sangat."

Dug~

Jaejoong menginjak kaki Yunho, membuat pelukan namja tampan itu padanya terlepas. Jaejoong lantas segera menjauhi Yunho.

" Padahal aku juga mencintaimu, Boo," kata Yunho.

~End Flashback~

"BooJae."

Jaejoong tersentak – terbangun dari pikiran panjangnya. Suar bass yang familiar terdengar dekat telinga Jaejoong. Jaejoong cepat-cepat menyapu air matanya, ia tidak ingin Yunho melihat ia sedang menangis. Tapi tetap saja Jaejoong tak bisa menipunya. Yunho sangat mengenal Jaejoong, bahkan lebih dari Jaejoong sendiri.

"Menangis lagi. Kau menyesal menikah denganku. Hmm…?" Yunho memutar tubuh Jaejoong, dan menyapu air mata namja cantik itu.

Jaejoong menggeleng. Ia bukan menangis karena sedih, melaikan inii air mata bahagia.

"Lalu kenapa menagis?" tanya Yunho lagi.

"Aku sangat bahagia, Yunnie," Jaejoong menjelaskan.

Yunho memeluk erat Jaejoong. Ini seperti mimpi yang jadi nyata. Dulu, Yunho sempat pesimis dengan berbagai macam hambatan yang menghalangi 'hubungan ' mereka berdua. Ia pasrah jika memang ia dan Jaejoong hanya ditakdirkan sebatas sahabat baik.

Kini Yunho seolah tak berhenti bersyukur. Ternyata Tuhan memberinya lebih.

Sret~

Yunho agak terkejut ketika Jaejjong tiba-tiba melepas pelukan mereka.

"Boo, ada apa?" tanya Yunho sama sekali tidak mengerti.

"Sudah ku katakan ,kau tidak boleh selama satu bulan." Jaejoong agak menjauhi Yunho. Terlalu menghayati pikiran panjangya, Jaejoong jadi melupakan sesuatu yang cukup penting. Jaejoong benar-benar kesal Yunho menegerjainya separah ini. Yunho sudah minta maaf berkali-kali tapi Jaejoong tidak mudah memberi maaf seperti biasanya. Wajar, cara bercanda Yunho kali ini memang lebih dari sekedar keterlaluan. Nama cantik itu mau memaafkan Yunho tapi dengan meminta persyaratan – Yunho tidak boleh menyentuhnya selama satu bulan. Jaejoong tidak peduli meski hari ini mereka menikah, perjanjian tetap perjanjian.

"Tapi, Boo, tidak bisakah perjanjiannya di batalkan bisa membuatku mati pelan-pelan."

"Kau juga hampir membunuhku saat kau pura-pura mati."

"Boo…."

"Sekarang pergi keruanganmu dan siap-siap. Kau yang pergi duluan ke altar." Jaejoong sambil mendorong Yunho keluar dari kamar riasnya (Jaejoong). Dan Yunho berusaha menahan Jaejoong.

"Boo…" Yunho masih tidak menyerahmembuat Jejoong agar merubah keputusannya itu. Sungguh, persyaratan itu sangat menyiksanya.

"Pergi!"

"Boo, kalau aku tidak berpura-pura kau tidak akan menyatakan perasaanmu padaku."

Jaejoong terdiam sebentar. Yunho memang benar , seandainya dia tidak berpura-pura mati, Jaejoong mungkin akan menyembunyikan perasaanya tersebut selamanya . Tapi tetap saja Jaejoong tidak menyukai cara Yunho yang demikian tersebut -seolah hanya itu satu-satunya cara untuk bisa mereka berdua saling mengungkapkan perasaan. Jaejoong menatap Yunho agak tajam kali ini. Yunho sebenarnya menyadari itu, tapi ia malah tersenyum.

"Pergi ke ruanganmu atau jangan menyentuhku dua bulan!" ujar Jaejoong, kali ini agak menggertak dan ia berhasil mendorong Yunho keluar dari kamar.

"BooJae…!"

"JANGAN MENYENTUHKU DUA BULAN!"

Brak~

jJaejoong menutup pintun dengan keras. Dalam hati ia tertawa-tawa. Sesekali memang Yunho perlu di beri palajaran.

~THE END~