Kaito

Aku punya satu permintaan

.


.

Jemari Kaito meraih kulit porselennya, menjelajahi sisi-sisinya dan mengusapnya penuh sayang. Suara lelaki itu merangkak menuju telinganya, wajah Kaito berada di atasnya, dekat sekali — wajah Kaito dekat sekali dengan wajahnya. Lalu lelaki itu berucap selamat tidur sebelum pada akhirnya gadis itu menarik jiwanya menuju surga.

.


.

Surai biru Kaito bersatu dengan tiap benang halus hijau toska-nya, suara lelaki itu parau dan jemarinya tak hentinya memeluk kekasihnya. Kaito merasakan tetesan air mata meluncur dari kelopak matanya menuju dagunya yang bidang, dan sesekali air mata itu jatuh mengenai kekasihnya; Miku.

.


.

Kaito ingat gadis itu berpesan jangan merindukannya; jangan rindukan Miku sedikitpun; jangan bersedih karenanya dan carilah orang lain yang bisa diajak menjalani hidup bersama-sama dengan bahagia. Jangan pilih lagi gadis sakit-sakitan yang pada akhir ceritanya, sudah dapat ditebak bahwa kau; Kaito yang bodoh, harus berpisah dengannya.

.


.

Saat itu Kaito menatap matanya yang telah tertutup sempurna, yang memiliki bulu mata lentik yang menghiasi wajahnya. Kaito masih terpukau karena kecantikannya, dan Kaito tak hentinya memuja keanggunannya, hei, Kaito juga tak masalah dengan sikapnya yang begitu labil layaknya anak-anak. Semua itu bukanlah perkara sulit; karena Kaito mencintainya.

.


.

Selalu.

Dan selamanya.

.


.

(Esok harinya, di koran kota, headline news berkata: Seorang lelaki ditemukan tewas gantung diri.)

(Kaito, Miku pasti bersedih.)

(Karena kau akan masuk neraka.)

(Bukannya surga.)

(Di neraka, kau tidak akan bertemu Miku.)

"Tidak masalah."

"Karena aku mencintainya."

(Begitu katamu?)

.


.

disclaimer: saya tidak memiliki hak cipta apapun untuk vocaloid; and i do not gain any financial profit from this fanfiction

catatan: AAARGHHHHH maaaaaaf balik lagi ke fandom vocaloid malah nyampah. astaga. gue mau nangis dulu, mari gali kuburan ok bye