Title : You are the nine tailed fox

Author: Micky_Milky
Genre: Romance/ Drama

Rate : T ( untuk sementara )

Inspiration from the Gumiho drama n Naruto Anime

Disclaimer: YunJae saling memiliki, DBSK milik orang tua, tuhan, dan Cassiopeia

Pairing: YunXJae… YooSuMin

Length: Chaptered

Warning : Typo, Yaoi, Ooc, Oc, alur kecepatan. Dll

.

.

.

Enjoy reading

"Aku tak akan mengecewakan puteri."

Wajah JaeJoong merona heboh, diperlakukan layaknya seorang puteri membuatnya salah tingkah, dengan satu tarikan genggaman itu terlepas.

"Aku pria, dan lakukan aku layaknya seperti pria gantelman, arraso."

"Arraso."

.

Chap 3

.

.

"Engghh, Yun..hooo. terus sayang… ooohhh."

"BooJae… uuh… uuhh… shit, ini nikmat."

"Aahh… aahhh."

"Boo aku keee…lluuaaarr… uhhh."

PIK

JaeJoong memandangi sekeliling kamarnya, napasnya menderu-deru dan jantungnya berdetak dengan kencang, mimpinya tadi membuat pria cantik itu terjaga, dilirknya jam weker di meja nakas, 2 pagi, masih sangat pagi untuk bangun. Baru saja pria cantik itu menggerakkan tubuhnya untuk bergesar, sesuatu menahan pegerakannya.

"Enghh…"

Erangan seseorang di belakangnya membuat JaeJoong merinding, napas pemuda tampan di belakangnya itu menerpa tengkuknya lembut, dan lengannya melingkar erat di pinggang JaeJoong.

"Ish, dia ini…"

JaeJoong mengumpat kesal, tapi walau begitu tak sedikitpun terbesit di pikiran JaeJoong untuk mengganggu tidur pemuda tampan yang sudah masuk kedalam mimpinya malam ini, mimpi panasnya.

BLUS…

Muka JaeJoong mendadak memerah, dia berbalik dengan berhati-hati, membuat wajahnya berhadapan dengan wajah tampan sang pria rubah itu.

"Ck… dasar, tidur saja mulutnya terbuka."

JaeJoong tertawa geli melihat mulut pemuda itu sedikit terbuka, entah dorongan dari mana, JaeJoong meletakan jari telunjuknya di bawah bibir Yunho, berusaha menutup bibir hati itu dengan pelan.

"Engghhh."

JaeJoong tersenyum lembut, baru kemarin malam dia bertemu pemuda siluman ini, tapi kenapa dia merasa tak canggung pada pemuda ini.

"Puteri JaeJoongie."

JaeJoong mengerjabkan mata saat pria didepannya memanggil namanya dengan embel-embel puteri, lagi.

Awalnya JaeJoong mengira pria itu terbangun, tapi hanya mengigau. Pria cantik itu sempat berfikir, kalau memang dia rengkarnasi puteri JaeJoong yang sudah diceritakan pemuda itu, kenapa dia merasa biasa saja, padahal Yunho sudah mengatakan kalau mereka berdua dulunya saling mencintai.

"Yunho… gerah…"
JaeJoong bergeser sedikit ke belakang dan melepaskan pelukkan Yunho pada pinggangnya.

"Ah~ apa aku mengganggu mu, JaeJoongie?"

JaeJoong menggeleng, mata pemuda rubah itu terbuka, menatapnya dalam, sesaat dia mengingat, bukankah Junsu tadi mengajak Yunho tidur di kamarnya, tapi kenapa pria itu malah berada di sampingnya dan seranjang dengannya saat ini.

"Maaf aku membangunkanmu, kenapa kau bisa berada di sini?"

JaeJoong menyatukan kedua telapak tangannya lalu menghimpitnya ke pipi sebelah kiri. Matanya masih memandang Yunho yang juga memandangnya. Ekor-ekor Yunho yang tadinya tertidur sekarang mulai mengembang dan menari indah, JaeJoong jadi gemas dengan ekor itu, ingin rasanya dia mencabutu bulu-bulu halus itu untuk di buat bantal tidurnya.

"Aku tak bisa tidur dengan panglima, aku sudah terbiasa tidur dengan memelukmu. Tapi semenjak kau pergi aku jadi sangat merindukan hal itu."

JaeJoong menghela napas berat, sangat berbahaya kalau Yunho terus memeluknya saat tidur, bisa hilang keperjagaanya suatu saat nanti.

"Kau bilang kau bisa tidur di mana saja."

"Hehehe… aku bisa tidur di mana saja, asal memelukmu."

JaeJoong mengembungkan pipinya kesal. Ck… memeluknya? Dia kira JaeJoong boneka?

"Ck, masih sangat pagi untuk bangun, ayo tidur lagi."

Yunho mengangguk, lengan kekarnya kembali melingkar di pinggang ramping JaeJoong dan itu membuat pria berwajah cantik itu risih, dengan kesal di lepaskannya rangkulan Yunho, tapi dengan nekat Yunho masih saja merangkulnya dan kembali JaeJoong melepaskan pelukan itu, begitu seterusnya.

.

.

"Hyung… kemana kau menghilang semalam?"

Junsu yang baru saja keluar dari kamar mandi dikejutkan dengan kehadiran Yunho yang asik duduk santai di sofa ruang tengah kontrakkan mereka.

"Mian panglima, aku tidur di kamar tuan puteri."

Alis mata Junsu berkedut-kedut lucu, panggilan Yunho untuknya dan JaeJoong sedikit membuatnya risih.

"Hyung, panggil aku Junsu saja, kau berlebihan memanggilku panglima."

Yunho mengangguk sekali. Tak lama setelah itu JaeJoong keluar dari kamarnya dengan tampang berantakan, rambut acak-acakan, dan mata yang sembab.

"Wae, hyung? Kau habis di perkosa?"

Junsu tertawa geli mendengar guyonannya. JaeJoong mendelik kearah Yunho yang juga melihatnya dengan pandangan teduh.

"Ne, aku di perkosa rubah brengsek yang semalaman memelukkiku, aku tidak bisa tidur semalaman gara-gara dia."

Junsu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, rubah? Siapa? Yunho kah? Mata Junsu melebar sempurna, kalau memang Yunho yang memeluk JaeJoong, OMG otaknya seolah membeku membayangkan hyung cantiknya yang dikenalnya sedikit centil dengan banyak wanita itu di peluk seorang pria tampan seperti Yunho.

"Aku mandi dulu, dan kau…! Mandi sana, hari ini kau harus ikut dengan ku untuk melamar pekerjaan."

Yunho tersenyum polos, lalu berjalan masuk ke kamar mandi yang ada di dapur.

.

.

"Pakai baju ini, ne… ini baju Changmin, baju ku tak muat dengan tubuhmu."

Yunho mengangguk, pria tampan yang sibuk duduk di pinggir ranjang itu memperhatikan gerak-gerik JaeJoong, dia belum mau beranjak dari tempat duduknya. Pria cantik itu terlihat sibuk memandangi dirinya dikaca, seperti sudah jadi kebiasaan untuknya. JaeJoong membuka handuknya dan mengenakan boxser merahnya tanpa menyadari sepasang mata musang yang masih melihatnya dengan intens.

Pria cantik itu melangkah mengambil lotion dari meja riasnya, membalurnya di kulit mulusnya. Entah setan mana, Yunho berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekati JaeJoong.

"Yuunn…enggg… aahh."

JaeJoong mengerang saat merasakan Yunho mengecup tengkuknya. Otot-otot di tubuhnya seakan melemas, ini kah rasa di cumbuh… jujur dia tak pernah di cumbuh seseorang bahkan mencumbuhpun tak pernah.

"Aaahhh… a-apa… engg yang…oooh, kau lakukan… uuhhh."

Yunho tak menjawab, dia masih sibuk menciumi tengkuk JaeJoong bahkan sesekali menjilat dan menghisapnya, terkadang pria tampan itu menggigit telinga JaeJoong dengan sensual, lalu mengambil lotion dari tangan JaeJoong.

"Perlu ku bantu, ku rasa kau perlu bantuan untuk bagian punggung?"

Yunho menyudahi kegiatannya, Yunho melumuri tangannya dengan lotion, lalu melihat pantulan bayangan JaeJoong yang masih terengah-rengah, wow… baru pemanasan saja JaeJoong sudah seperti itu.

"Apa kau baik-baik saja?"

Yunho memasang wajah cemas, dia takut menyakiti JaeJoong.

"Ne, kau gila…"

Yunho tersenyum senang. Lalu menggosokkan lotion di tangannya ke punggung JaeJoong.

"Ennggg…"

JaeJoong mengerang lirih, dia berusaha menahan desahannya, gila… Yunho bahkan tak melakukan hal aneh, hanya membantunya melumuri lotion, dan itu hal wajar, tapi kenapa tubuhnya jadi tak wajar, seluruh system sarafnya menegang, apa lagi si Junior di bawah sana, oh~ pasti sudah sangat mengeras.

"JaeJoongie, wae?"

"Ah… ani, sudah jangan di teruskan, aku bisa sendiri."

JaeJoong mengambil lotionnya dengan kasar, lalu berjalan menjauhi Yunho.

"Dia kenapa? Aku salah apa?"

.

.

"Jadi namamu Jung Yunho?"

Yunho mengangguk cepat, pria setengah baya di depannya sekarang terlihat mengerikan, wajahnya yang tegas, dengan setelan yang terlihat mahal, dan tak lupa aurah menyeramkan dan sedikit wajah wibawah dari pria itu membuat Yunho sedikit gugup.

"Dia sepupu saya, Mr Lee, walau dia tak pernah bersekolah, saya yakin Yunho bisa bekerja dengan jujur dan rajin."

JaeJoong yang duduk di samping Yunho terlihat bersemangat. Pria setengah baya itu menyenderkan punggungnya pada senderan sofa yang dia dudukki, matanya memandang Yunho dengan teliti, Mr Lee pemilik perusahaan tempat JaeJoong bekerja itu tak yakin jika Yunho tak pernah bersekolah sebelumnya, cetakan Yunho adalah cetakan orang sukses, lihat wajahnya yang tampan, belum lagi pria itu terlihat cerdas, jadi jangan salahkan Mr Lee jika dia tak mempercayai JaeJoong sepenuhnya.

"Sungguh dia tak pernah bersekolah sebelumnya?"

JaeJoong mengangguk, dia merasa sedikit takut jika Mr Lee tak menerima Yunho untuk bekerja di perusahaan itu.

"Apa kau tak keberatan ku pekerjakan di gudang dan harus mengangkut barang."

Yunho mengerjab sekali, mata rubahnya teralih untuk menatap JaeJoong yang juga menatapnya.

"Apa aku akan bekerja bersama JaeJoongie?"

Mr Lee tersenyum lembut, pria manly dan gagah seperti Yunho kelihatnnya sangat terikat akan JaeJoong.

"Ne, kau akan bekerja di bawa pengasannya, apa kau bersedia?"

Yunho sumbringai, dia mengangguk mantap menyetujui pekerjaan itu.

"Asal bersama JaeJoongie, aku mau melakukan apapun."

JaeJoong membatu sesaat mendengar perkataan polos dari Yunho, sedangkan Mr Lee terteguh dengan otak yang sibuk mencernah kata-kata itu. Kata-kata yang seolah mengatakan 'Aku siap mati untuk orang yang kucintai'. Mr Lee melirik JaeJoong yang menunduk dalam sambil terlihat mengumpat dan menyebutkan sumpah serapah untuk Yunho saat ini. Tak lama, Mr Lee tersenyum, lalu mengulurkan telapak tangannya ke depan wajah Yunho.

"Baiklah, mulai besok kau bisa bekerja di sini, Yunho-shi."

Yunho membalas jabatan tangan itu dengan senyum konyol (menurut JaeJoong) nya. Lalu melirik JaeJoong yang bernapas legah.

.

PLAK

Satu jitakan sayang mendarat mulus di kepala Yunho, pria rubah itu meringin merasakan pukulan bertenanga dari JaeJoong di kepalanya.

"Memalukan, kau tahu, perkataanmu tadi seolah menerangkan kalau kita ada hubungan yang iya-iya pada bos ku."

Yunho mengerjab imut, lalu memiringkan kepalanya dengan ekspresi polos.

"Kata-kata yang mana?"

JaeJoong mengeram, kakinya di hentak ke tanah beberapa kali. Penampilannya yang terlihat modis kemejah biru muda di padu dengan dasi hitam dan celana katun hitam serta sepatu kulit hitam mengkilat tak membuat pemuda itu terlihat manly, sifat kekanak-kanakannya kembali muncul, pria cantik sekaligus tampan itu mengerucut bibirnya kesal.

"Kau berkata, akan melakukan apapun asal bersamaku, kau tahu Mr Lee pasti mengira sesuatu yang aneh terjadi pada kita. Kau seolah bicara kalau kau itu ingin melindungiku."

Yunho menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aku hanya berkata jujur, bukankah kau yang mengatakan aku harus bersikap jujur."

"TAPI TIDAK DENGAN BERKATA SEPERTI ITU."

JaeJoong menjerit histeris di depan wajah Yunho, membuat pria tampan itu bingung. Padahal sebelum menuju kantor, JaeJoong berkata kalau dia harus jujur terkecuali tentang dirinya yang seekor siluman rubah. Dan lihat sekarang, dia malah di marahi karena berkata jujur, apa salahnya coba.

"Jadi aku tak boleh bicara sesuatu tentang hubungan kita?"

Urat-urat di dahi JaeJoong mengkerut, hubungan? Memang mereka berhubungan apa?

"Maksudmu?"

"Itu, tentang aku yang menyukai JaeJoongie."

PLAK…

Kembali, satu jitakan mendarap di kepala Yunho, "Coba saja kau bicara seperti itu pada Mr Lee dan teman-teman kantor, akan aku bunuh kau."

Dan setelah berkata seperti itu, JaeJoong berjalan dengan langkah lebar menjauhi Yunho.

.

.

"Bagaimana? Apa kau diterima, Hyung?"

Changmin melahap semangkuk nasi dengan lauk daging panggangnya dengan lahap sambil menunggu respon Yunho untuk menjawab pertanyaannya.

"Ne, aku diterima, Pangerang."

Yunho menyuap satu potong daging panggang ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya berlahan.

"Kau suka daging, Hyung? Kulihat kau tek henti mengunya dari tadi."

Yoochun yang sedari tadi melihat gerak gerik Yunho sedikit aneh dengan pria satu ini. Kemarin malam Yunho tak makan dan dia mendengar dari Junsu kalau tadi pagi pun Yunho tak ingin makan karena JaeJoong memasak mie instan, sore tadi juga, saat mereka pulang, JaeJoong membawa sekotak cake lezat, tapi secuilpun Yunho menyentuhnya. Malam ini JaeJoong sengajah membuat daging panggang, dan lihat pemuda tampan itu sangat lahap memakannya.

"Ne, aku suka daging, hanya daging yang bisa aku makan?"

"Kau alergian ya, hyung?"

"Ani, tapi dari kecil aku terbiasa memakan daging, panglima. Aku sejenis hewan karnivora. Hehehe…"
TUIK…

Alis mata YooChun naik sebelah, karnivora? Ck, yang di tahu bukankah manusia pemakan segalanya.

"Oh…"
itulah respon YooChun akhirnya, matanya kembali melirik Yunho yang masih semangat mengamati daging-daging didepannya. Tinggal daging terakhir yang tersisa di pemanggangan, dan daging itu telah di ambil Changmin, membuat mata Yunho berbinar sedih. YooChun tersenyum lembut, lalu meletakkan satu iris daging ke mangkuk Yunho.

"Makanlah, hyung… kebetulan aku sudah kenyang."

"Gomawo, Panglima Park."

Yunho tersenyum senang, membuat YooChun tersenyum tulus, tapi senyum itu memudar saat dia mendengar sebutan aneh dari Yunho untuk dirinya.

"Hyung, panggil aku YooChun saja, kau tak usah memanggilku panglima."

"Umm…"

Yunho menangguk, tapi tidak dengan Changmin, pria tinggi itu sedang melirik Yunho tajam.

"Hyung, tetap panggil aku pangeran ne, kalau bisa panggil aku pangeran di depan gadis-gadis…hohoho…"

"Ne, pangeran, Shim."

Junsu dan JaeJoong yang sedari tadi hanya diam menghela napas berat.

"Ck, evil…"

.

.

"JaeJoongie, apa kau lelah? Ingin ku pijit?"

JaeJoong yang sedari tadi sibuk membaca novelnya mendongak melihat Yunho yang asik mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil milik JaeJoong. Semenjak Yunho pindah, pemuda tampan itu sering sekali menggunakan barang-barang milik JaeJoong, dari mulai handuk, sikat gigi, sabun, bahkan kaus singlet, tapi tak jarang dia juga meminjam baju Changmin, karena di dalam rumah kontrakan kumuh itu, hanya tubuh Changmin yang sesuai dengan tubuh Yunho.

"Tidak, aku tidak apa-apa."

Yunho tak merespon, dia langsung berjalan menuju meja rias JaeJoong, mengambil sisir dan menata rambutnya dengan santai.

"Yun, apa ekor itu tidak bisa hilang?"

Yunho melirik JaeJoong dari pantulan kaca, terlihat pemuda itu sibuk memperhatikan ekor Yunho yang asik bergoyang. Ya… ngumpung hanya mereka berdua makanya Yunho tak segan-segan menunjukkan ekornya pada JaeJoong.

"Bisa, tapi hanya sebentar, seperti yang kau tahu, JaeJoongie."

Yunho berbalik arah, lalu berjalan mendekati JaeJoong yang sedang asik bergelung di tempat tidurnya.

"Ja… tidurlah, ini sudah sangat malam."

"Ani…"

JaeJoong menggeleng cepat, dia teringat akan kejadian semalam, dimana dia selalu di peluk oleh Yunho saat tidur.

"Wae?"

"Aku takut kau akan memelukku."

Yunho terkikih, pria tampan itu duduk di bibir ranjang JaeJoong. Walau puterinya berenkarnasi menjadi seorang pria, tapi tetap saja jiwa puterinya yang keras kepala dan suka terlihat malu-malu itu masih terlihat.

"JaeJoongie, apa kau menyukaiku?"

JaeJoong mengerjab sebentar, dia bingung harus menjawab pertanyaan Yunho saat ini.

"Maksudmu?"
"Maksudku, apa kau menyukaiku, ani… cinta, apa kau mencintaiku?"

BUAK…

Satu bantal guling sukses mendarat di wajah Yunho. JaeJoong memasang wajah horror, kenapa Yunho bertanya seperti itu.

"Mana mungkin aku menyukaimu, bodoh."

Yunho terhenyak, dia menunduk dalam, keheningan terjadi diantara mereka berdua, JaeJoong jadi menyesal sudah mengatakan hal itu pada Yunho.

"Puteri JaeJoong sangat mencintaiku, tapi kenapa saat itu aku tak bisa menyelamatkannya..."

JaeJoong terdiam, pria tampan di hadapannya saat ini mulai terlihat rapuh.

"… se-sebenarnya aku bisa saja menyelamatkannya, hanya saja aku terlalu egois, aku terlalu mementingkan diriku."

Mata JaeJoong meredup, kelihatannya dia benar-benar salah bicara.

"Aku bisa menukar kehidupanku untuk puteri, dengan mengorbankan seluru ekorku, aku bisa saja menghidupkan puteri kembali saat itu."

"Eh?"

Perkataan Yunho yang terakhir membuat JaeJoong terkejut, otaknya berusaha berfikir keras mencernah kata-kata Yunho.

"Kau tahu? Kehidupanku ada pada ekor ini, jika ekor ini menghilang, maka kehidupanku pun akan menghilang."

"Yun… su-sudahlah, jangan di teruskan, lebih baik kita tidur, bukankah kita akan beker…"

"Kau harus tahu ini, selama beratus tahun aku merasa bersalah pada puteri, seharunya aku menukar jiwaku untuknya, melindunginya, dan selalu bersamanya, tapi saat itu aku malah menyakitinya, aku membunuhnya, JaeJoongie. Aku rasa itulah kenapa renkarnasi puteri bersikap acuh padaku, itu karena dia membenciku."

JaeJoong beranjak dari tempatnya, mendekati Yunho dan berdiri tepat didepannya, memeluk pria rubah itu dengan lembut.

"Aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya pada puterimu, tapi kalau memang aku renkarnasi puteri JaeJoong, mungkin suatu saat nanti aku akan bisa mencintaimu."

"Jinjjai?"

"Entahlah, aku tak yakin."

.

.

.

Tbc

A/N

Maaf kan milky baru bisa updet…

Kangen kalian #hug…

Big thanks to…

[Edelweis], [Choi Hyun Gi], [Guest, jungjungie], [Vivi, KimYcha Kyuu], [BooMilikBear], [ifa. ], [Juuunchan], [vampireyunjae], [dee nnaa], [Jung Eunhee], [], [Kim Eun Seob].

Mian milky gak bisa balas repyu na satu", tapi milky senang baca repyu kalian semua…^^

Repyu lagi ne…^^

Micky_Milky^^