Story Of My Destiny

Author : Kim Hye sung / EXOSTics

Main Cast :

Byun Baek Hyun

Kim Jong In

Wu Yi Fan / kris Wu

Other Cast : Park Chan Yeol, dan akan bertambah sesuai alur, keadaan dan tuntutan peran /pakk/

Pair: KaiBaek(?) KrisBaek(?)

Other : Baekyeol

Rated : T

Disclaimer : story and plot is mine! Cast belongs to god! de el..el.

Genre : Romance, feeling by you're self.

Warning : YAOI, OOC banget, Thypo berkuasa. DLDR /ini serius, yang gak kuat baca yang kalian sebut 'Crack pair' itu, jangan baca aja, timbang sakit ati lu entar, okey, semoga ga ada bashing, karna saya memang tidak mengharapkannya/

.

.

.

[Chapter 1]

.

Baek Hyun POV's

Gelap, ya memang gelap, apa yang bisa aku lihat dikegelapan?

Apa yang bisa aku lihat dari sesuatu yang bahkan tidak terlihat?

Bagaimana aku bisa melihat.. sesuatu yang memang.. tidak pernah ada.

Kasih, kau sudah memberiku jiwa untuk kembali hidup, dan hidup ku untuk mu..

Bukan untuk dia..

Mata ku menyipit saat aku melihat pintu kamar ku terbuka, seorang namja dengan seragam sekolah dasar masuk kedalam kamarku, yang memang sengaja tidak ku kunci. Kenapa harus aku kunci? Aku bahkan berharap sesuatu yang buruk menimpaku sekarang, jangan membuang waktu, aku benci dipermainkan oleh takdir dan waktu.

"Baekkie.."Aku menatapnya, bukan kenapa, lagi pula apa kau akan mengabaikan teman masa kecil mu yang terlihat mencemaskanmu?

"Yeollie.."Chan Yeol menatapku, dan tersenyum hangat, bagaimana bisa anak manusia yang bahkan belum menginjak usia sepuluh tahun, memiliki senyum sehangat dia? Semenenangkan dia? Aku selalu bisa melewati apapun wujud permasalahan yang selalu mengantri untuk menghantuiku, aku tidak peduli asal ada Chan Yeol bersama ku.

Ini sudah dua minggu appa dan eomma pergi, pergi meninggalkan aku sendiri, dimalam gelap, aku mengalami trauma berat saat itu, membuatku sangat membenci gelap. Aku hanya bisa menangis menghabisi sisa malam dengan jasad kedua orang tuaku di sampaingku, meringkuk sendiri, hingga pagi menyapa, dan orang menemukan kami.

"Hiks.. Yeolli.. "Kurasakan namja yang memang lebih besar dariku itu memelukku hangat, sangat hangat, aku suka pelukan Chan Yeol, karna aku suka.. Chan yeol.

"Tenanglah.. semuanya sudah terjadi, lagi pula.. ada aku disini."Ucapnya tulus dan mengusap pelan rambutku, dapat aku rasakan berjuta kasih sayang menghujaniku. Aku mengangguk pelan. Masih terus terisak, Chan Yeol tidak pernah mengataiku 'cengeng' meski memang begitulah aku, selalu tergantung pada orang lain, selalu merasa ingin dilindungi tanpa harus ketakutan, selalu menginginkan kasih sayang menghujaniku, meski sulit menemukannya saat 'mereka' sudah.. tidak bersama ku. Aku tidak peduli, bukannya aku manja, aku hanya tidak terbiasa. Mungkin kehidupan mulai sekarang akan semakin kejam padaku.

.

.

.

Aku masih hidup, itu berarti kisahku masih berlanjut, ini adalah tahun kesepuluh sejak saat itu, aku Park Baek Hyun, masih hidup tanpa .. kasih sayang. Dulu masih ada, dulu masih ada Kasih sayang, sangat banyak, bersumber dari satu orang. Tapi tidak selamanya, aku bilang kehidupan akan semakin kejam padaku. Itu terbukti, Bahkan waktu akan mengubah semuanya, semuanya.. tanpa sisa.

Aku .. ah, aku 'Byun' Baek Hyun, aku belum siap mengganti marga ku, walau keluarga Chan Yeol sudah mengadopsiku. diam ditempat sepi dibelakang sekolah, dibawah pohon rindang, dua tahun sudah aku menjadi murid senior high school dan ditahun kedua ini, aku bisa menggambarkan bagaimana waktu mengubah semuanya, aku kehilangan kedua orang tua ku, kerabat yang tidak peduli padaku, Chan Yeol, kekasihku.. dia dan aku sepasang kekasih, kami menjalin hubungan sejak empat tahun yang lalu. Hah, aku tahu aku salah, tapi kami Saling mencinta, dulu.

Sampai sekarang aku masih sangat mencintainya, hanya dia yang aku cintai. Tapi dia.. aku tersenyum kecut melihatnya menggandeng dua orang yeoja melewati rombongan siswa yang selalu memuja ketampanannya. Aku bisa.. mencari namja lain, Se Hun mungkin, dia namja yang baik, atau Lay yang kutahu dia bahkan tidak mengenal kata 'selingkuh'. Mereka menyukai ku tulus, Se Hun bahkan membatalkan acara pertunangannya, Lay yang menolak mentah-mentah cinta masa kecilnya. Aku heran dengan mereka berdua, aku miskin, hidup ditampung oleh keluarga Chan Yeol, yatim piatu. Semua tergantung padaku, aku bisa bersama orang lain, tapi hatiku tidak pernah menemukan orang lain selain Chan Yeol.

Jika dia masih bersama ku sampai saat ini, aku tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya aku. Tapi lihatlah kenyataan, semua hanya khayalan, mimpi, bualan, dan segala kata-kata manisnya hanya omong kosong.

"Chan Yeol-ssi!" seorang yeoja yang entah kapan, berada tepat dibelakangku. Hm, dia melihat kearah kami, maksudku.. yeoja ini.

1 detik..

2 detik..

Tidak akan lebih dari dua detik tatapan kami bertemu. Jangan berharap lebih, aku tidak pantas untuk itu. Kulihat buku yang sedari tadi berada dipangkuanku,

TES

TES

Ah, anni.. aku baru meminjamnya dari perpustakaan pagi ini, kenapa aku sudah membuat sampulnya basah? Dari mana aku bisa mendapatkan uang untuk menggantinya?

Aku peluk buku tebal ini, menundukkan wajah ku sedalam mungkin, kugigit bibir bawahku, juga kurapatkan pejaman mataku.

TES

TES

Tak apa, selama Chan Yeol dan aku masih bisa menjadi, sepasang kekasih. Selama aku bisa mengekspresikan cintaku padanya, sebisa mungkin aku menunjukkannya, walau aku harus berbagi .. dengan banyak hati.

.

.

.

Aku menunggu dengan sabar didepan gerbang sekolah, tentu aku menunggu Chan Yeol. Aku tidak harus memaksakan diri saat aku melihatnya dengan seorang yeoja atau namja lain. Karna jika aku melihatnya, maka aku mengerti.

"Tidak bisa lagi ya.."Kecewa, sudah biasa, langit pun sudah sangat kenal dengan ku, kulihat langit bahkan tidak terlihat cerah hari ini. Setidak nya ada yang mengerti apa yang aku rasakan. Aku diam, berdiri di samping gerbang, mencari tempat yang tidak mungkin terjangkau oleh penglihatannya. Dia menoleh kekanan dan kekiri. Siapa? Kau mencariku? Sebut nama ku..

"Yi Hyun!" Jadi, Yeoja itu yang kau cari Yeol? Dia yang membuatmu tidak membiarkan bayanganku berkeliaran diotakmu?, atau yeoja seksi yang berada disamping kirimu itu?Atau yeoja yang menyuruhmu untuk cepat masuk kedalam mobilnya itu?

"Baek Hyun 'mu' mana Oppa?"Aku masih diam.

"Nugu ? Baek Hyun? Ah, dia pasti sudah pulang, dia bukan kekasihku.. dia hanya anak adopsi yang mengaku sebagai saudaraku." Kau bodoh Baek Hyun.

"Oppa~ kenapa kau jahat sekali…"Manja seorang yeoja pada Chan Yeol, Chan Yeol mengecup ringan pipi tirus yeoja yang mengelus-elus dada Chan Yeol yang masih menggunakan kemeja sekolah.

"Ahha.. dia saja yang bodoh."

DEG

Baik, aku tahu, jika aku benar-benar bodoh. Kalian kenal cinta? Salahkan dia, dia yang membuatku terlihat sangat menyedihkan. Kududukkan diriku,melihat Chan Yeol masuk kedalam mobil, Kaca spion mobil itu memantulkan bayangan Chan Yeol sedang berciuman panas dengan yeoja itu. Pandanganku sedikit mengabur, aku tahu ini kejam, sangat kejam, tapi aku tetap tidak bisa melepas Chan Yeol, dia cinta pertama ku, dia yang membangkitkan ku dari keterpurukan, dia yang selalu ada untukku.

TES

TES

Tidak, aku tidak sedang menangis, aku mengadahkan wajahku, meski wajah ku basah, tapi aku tidak menangis, tapi langit yang menangis. Hujan.

Aku tersenyum, aku belum juga bisa menghilangkan kebiasaan buruk ku, lupa membawa payung. Tapi Chan Yeol sudah dapat menghilangkan kebiasaannya, memayungiku saat hujan turun. Sekarang aku bisa merasakan pipiku basah bukan karna hujan. Menangis ditengah hujan lebat adalah favoiteku, aku bisa menangis tanpa ada satupun orang yang mengetahuinya,

"AGHHHHHHH"aku bisa menjerit sesuka hatiku, karena aku akan mendapatkan kelegaan dari hal itu. Bolehkah aku meminta keringanan? Bolehkah aku menawar pada takdir? Berikan aku Chan yeol maka aku akan membiarkan sekejam apapun takdir padaku, selama ada Chan Yeol disisi ku.

.

.

.

.

Author POV's

Baek Hyun membuka pelan matanya, kepalanya terasa sangat berat, dia menumpukan lengannya diatas keningnya, kepala nya sangat pening. Dia tidak tahu apa yang terjadi, dan dia mendapatkan jawabannya saat dia menolehkan kepalanya ke arah kiri. Ini bukan kamarnya. Sangat jelas, ini kamar, ya.. hanya saja ukuran nya berkali-kali lipat lebih besar dari kamarnya.

Baek Hyun berusaha bangkit, namun sia-sia, kepalanya benar-benar sangat pusing, dia melirik ke arah kanan dan mendapati baskom juga handuk kecil disana. Sementara pintu kamar nya tidak tertutup. Dengan usaha nya Baek Hyun mendudukkan dirinya dipinggir kasur, tangan kecilnya meremas keningnya, terasa seperti beribu pukulan bertubi-tubi tertuju pada keningnya.

"Ah, bisa.. bisakah kau membantuku.."Baek Hyun menoleh dengan wajah pucat yang sudah menggambarkan , 'membantu?' jawabannya 'berdiri saja aku belum bisa' baru saja Baek Hyun menumpukan tangannya hendak berdiri,

"Ah! Tidak.. tidak apa, jangan bergerak dari situ?"Baek Hyun diam, namja itu bersikeras membawa baskom juga nampan makanan dikedua tangannya sekaligus, seakaan mengerti dengan kondisi namja cantik itu.

Namja tampan itu menghela nafas lega, karna baskom dan nampan berisi bubur yang dia bawa tadi terselamatkan. Jika diperhatikan namja ini sangat tampan juga sexy dengan kulit Tan yang umumnya sangat jarang ditemukan dikorea. Atau disini bukan korea?

"Dimana ini? Kau.. siapa?

"Eh? Benar juga.. kau pasti bingung, Kim Jong In bodoh.."Rutuk namja Tan itu, Baek Hyun mengalihkan tatapannya yang sedari tadi menatap lurus kearah pintu kepada namja yang sedang menggaruk tengkuknya itu, mungkin gatal.

"A-aku Kim Jong In.."Namja Tan itu mengulurkan tangannya, tidak perlu menghabiskan beberapa detik, tangan Baek Hyun yang masih terasa dingin menyentuh permukaan telapak tangan Namja itu. Membuat Jong In merasa tubuhnya merinding, sekatika dia tersentak dan mengambil handuk yang belum dia masukkan kedalam baskom.

"Kau kedinginan.. Aigoo.. ruangan ini sudah sangat hangat.. "Namja itu terlihat sangat khawatir, Jong In mengusap-usap tangan dingin itu pelan, Jong In merasa tangan dingin itu menggenggam Tangannya, membuat dia mendongak. Kenapa dia harus khawatir? Memang dia siapa?

DEG

Hanya beberapa detik, karna Jong In juga tidak mengerti dengan jantungnya yang tiba-tiba berhenti berdetak saat menatap manic mata indah itu.

"Baek Hyun.. Park, ah.. Byun Baek Hyun.."Baek Hyun berusaha tersenyum, membuat Jong In juga tersenyum maklum pada Baek Hyun. Dia kembali meletakkan handuk itu dan dengan sedikit tidak ikhlas dia melepaskan tangan Baek Hyun, ini gila. Kim jong In kau gila, pikirnya.

"Makanlah.. aku masih banyak pekerjaan.."Jong In hendak menyingkir sebelum tangan itu kembali menapak di permukaan kulitnya, mengirimkan getaran aneh lagi padanya.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku.."Baek Hyun menatap lurus kearah Jong In, namja itu sedikit berani mengangkat tangannya untuk mengusap pelan surai lembut Baek Hyun, tatapan Jong In juga tengah terfokus pada manic Baek Hyun, Baek Hyun menunduk dan memejamkan matanya sebentar. Jong In tersentak saat Baek Hyun menggenggam tangannya, dia sudah sangat lancang.

"Maaf ak-"

"Tak apa.. aku ingin pulang."

"Ap-apa? Kau yakin?" Jong In membantu Baek Hyun untuk berdiri. Baek Hyun mengangkat alis nya tinggi-tinggi, baju ini. Dia sadar..

Sejak kapan?

Dia jelas tadi tidak memakai piama saat kesekolah.

"Baju ini.."Baek Hyun mengangkat wajahnya, Jong In tersentak wajahnya memerah.

"Bukan.. bukan aku.. tapi eomma, ah! Kau bisa memanggilnya bibi Kim saja, dia yang menggantinya..iya, benar, bibi kim."Baek Hyun sedikit merasa lega. Memang bukan Jong In, tapi Jong In juga sempat melihat sebelum eommanya benar-benar mengusirnya tadi.

"Bibi Kim?" Tanya Baek Hyun. Jong In sedikit tersenyum, dan menyuruh Baek Hyun untuk duduk kembali.

"Begini, aku yakin kau hanya memaksakan diri, jadi.. kau pulang nanti saja, aku yang akan mengantarmu, tenang, aku hanya pelayan disini, jadi aku tidak punya niatan jahat pada siapapun terutama padamu.."

"Istirahatlah dulu.. nanti aku akan menceritakan semuanya, atau kau bisa mencoba mengingatnya dulu.. ng, Baek Hyun." Jelas Jong In panjang lebar, Baek Hyun tidak menemukan nada atau tatapan bohong dari namja ini. Dia ingin pulang, tapi apa yang akan dia dapati dirumah nanti? Tidak ada, nyonya dan tuan Park sangat sibuk, atau dia yakin untuk mendengarkan desahan yeoja dari kamar sebelahnya yang tidak lain adalah kamar Chan Yeol.

"Ke-Kenapa? A-apa? Yang.. aku.. maaf.. aduhh.. Baek Hyun-ssi? Gwaenchana?"Jong In panic melihat Baek Hyun yang malah menanagis, apa perkataannya terkesan menyebalkan? Atau wajahnya yang menakutkan atau.. Baek Hyun tahu jika dia belum mandi? Atau keanehan pada kulitnya? Apa dia ketakutan?

"Kau ..benar, maaf merepotkan, aku tidak.. apa-apa."Baek Hyun akhirnya memilih untuk membaringkan kembali tubuh lemahnya, percuma memaksakan diri, dia juga tidak ingin tahu.

Dia hanya butuh istirahat, benar.. tubuh nya sangat lelah.. begitu pula hatinya.

Dia membelakangi Jong In. namja Tan itu jelas prihatin melihat Baek Hyun yang masih terus menangis, meski teredam dia tahu karena bahu yang terlihat rapuh itu bergetar.

.

.

.

"Jong In, apa namja cantik itu sudah bangun?" Jong In menoleh sebentar sebelum tangannya kembali menata piring diatas meja.

"Ne, Geundae..."

Tak

Yeoja paruh baya yang tadi sempat Jong In bicarakan dengan Baek Hyun, dia bibi kim, meletakkan sup nya diatas meja. Kemudian dia melirik Jong In yang seperti menimbang-nimbang sesuatu, sudut bibir yeoja paruh baya itu terangkat.

"Ada sesuatu? Jong In?"Jong In tersentak, dan mengambil garpu dan memasukkannya ke dalam baskom yang berisi berbagai jenis buah. Jadi sejak kapan, kita mengupas buah dengan.. garpu?

"Ah.. ti-tidak, Baek Hyun baik, dia hanya ..mungkin ah! Dia masih pusing tentu saja, ya.. mungkin karna dia pingsang tadi saat hujan, bukankah kalau hujan memang kita tidak boleh sembarangan keluar? Apa yang sebenarnya dia fikir-"

"Jong In?"

"Ya?"Jong In menyadari kekonyolannya, dia bicara diluar topic, dia bahkan menyebutkan nama Baek Hyun seolah dia sudah akrab dengannya.

"Kau benar Jong In, anak ku?" Jong In tertunduk lemah,

"Entahlah.. mungkin aku memang bukan Jong In."Jawab nya lesu, bibi kim hanya menggeleng-geleng. Sejak kapan Jong In jadi sangat perhatian seperti itu? Pada nya saja, Jong In masih sering membantah.

"Jadi.. namanya Baek Hyun?"Tak tahan dengan sikap aneh Jong In yang masih duduk di kursi bukannya membantu eommanya untuk memasak didapur, akhirnya bibi kim mengganti topic pembicaraannya.

"Ne, eomma.."Bibi kim mengangguk-angguk mengerti sambil menunggu airnya mendidih, bibi kim mendekat dan ikut duduk berhadapan dengan Jong In.

"Menurut mu… Bagaimana Baek Hyun bisa berada ditengah jalan, dalam keadaan pingsang?"Menarik, Jong In menangkup kedua pipinya dan menatap ke atas. Memasang tampang pemikir keras. Yang dia dapatkan mungkin hanya, 'karna namja itu ingin bunuh diri' atau 'tidak sengaja kehujaan, fisiknya mungkin lemah' dan mungkin 'dia suka tiduran diatas aspal.'

Dan kesemuanya adalah alasan yang sangat konyol.

"Aku tidak tahu.."

"Lalu.. apa dia minta pulang tadi?"Jong In mengangguk.

"Lalu kau bilang.. 'apa? Kau yakin?'"Mata Jong In melebar. Ini aneh.

"Ya! Eomma pasti menguntit!"Bibi Kim jelas tidak terima, tapi dia malah menyeringai.

"Dan dia.. bagaimana kau bisa meyakinkannya untuk tinggal?"

"I-itu.."Jong In jelas sekali tengah gugup, dia tidak melakukan hal banyak, tapi ada hal yang mungkin tabu di pendengaran namja cantik itu, hingga saat dia membahasnya raut wajah itu mendingin.

"Aigoo, jong In ku sudah mengalami masa puber ternyata.."Jong In menahan rasa malunya hingga wajah tampan itu memerah sempurna.

"Eomma!, aku bukan anak-anak.. masa puber ku sudah lama-"Bibi Kim menyumpal mulut Jong In dengan potongan buah apel, dan terkikik jahil melihat Jong In yang kini tengah melotot ke arah nya.

"Tapi.. hmm.. eomma, apa Tuan Kris tidak akan marah jika aku membawa sembarang orang kerumahnya?"Bibi Kim diam, dan mendekat ke air yang sudah mendidih tadi. Mematikan kompornya dan menoleh kembali pada anaknya yang masih kesusahan menelan potongan buah apel yang memang agak besar itu.

"Tidak, eomma yakin.. " Bibi Kim diam dan menatap jahil pada Jong In."Mungkin.. akan ada Nyonya Wu sebentar lagi.."Wajah Jong In mendadak suram. Itu jelas tidak mungkin, Karna majikannya itu sangat dingin dan cuek luar biasa.

DEG

DEG

'Astaga manis sekali anak ku ini.. keke' Girang bibi kim dalam hati, dan menahan senyumannya untuk tidak terlalu lebar.

"Sudahlah aku mau mandi,"Dengan raut wajah yang entah kenapa terlihat kesal, Jong In memutuskan lebih baik mandi dari pada kehilangan harga diri.

.

.

.

Yeoja bernama Yi Hyun keluar dengan memakai baju mandi dari kamar mandi yang terletak di kamar Chan Yeol. Dia menatap bingung wajah yang biasa tenang itu tampak sangat khawatir, gelisah atau apalah, tidak ada yang yakin sebelum yeoja itu memastikannya sendiri. Bahkan derap langkah Yi Hyun yang semakin dekat pun tidak tertangkap oleh indra pendengaran Chan Yeol.

"Ahh.. mana byun pabbo itu.."Geram Chan Yeol menggengam erat ponselnya seolah ingin meremas ponsel itu, yeoja bernama Yi Hyun itu jelas mendengarnya.

"oppa!" Chan Yeol hampir saja terjungkal mendengar bentakan yeoja yang entah siapa nya Chan Yeol. Sudah banyak Yeoja, dan status mereka, entah, mungkin hanya 'mainan' saja. Chan Yeol menarik tangan mulus yeoja cantik itu dan mengecup pipinya mesra.

"Yi Hyun Chagi~ maafkan oppa ne?"Yi Hyun masih berpura-pura kesal.

"OPPA! Sebenarnya siapa aku bagimu?"Chan Yeol masih terlihat tenang, meski belang nya sudah terlihat dia akan selalu menjaga image nya.

"Kau.. adalah kekasihku.."

"Lalu Baek Hyun oppa?" Chan Yeol diam sebentar, dia masih membutuhkan yeoja ini, selain uang dia juga masih menyukai tubuh mulus yeoja cantik ini.

"Jangan memikirkan siapapun.. baby"Ucap Chan Yeol mengangkat tubuh Yi Hyun ke atas ranjang berukurang King nya. Membawa yeoja itu kembali melayang seperti beberapa jam yang lalu.

.

.

.

TBC

/mungkin/

Jangan nanya apa hubungan judul ama cerita, karena saya hanya keceplosan saja (?)

[Author Note] Buakakak, siapa yang merindukan saya?*sok cute

Ga ada? /baiklah/*sok tegar

Siapa yang setuju tulisan berantakan yang saja bilang 'fic' saya yang rated M lanjut?

Ga ada lagi /baiklah/

Saya mabok KaiBaek saat ini, ngeliat siaran radio mereka kemaren, tuh anak bedua genggaman tangan segala, nyenderin kepala satu sama lain, kai pakek remes tangan byun baek ku pula, apa deh si kai, resek /jedeer/*asah golok bareng Kris.

Ini ga panjang sayang, ga akan! Hye Sung janji! Cuma tiga atau empat Chapter aja(?)!

Ini juga masih galau mau berakhir apa, KaiBaek, KrisBaek, yang jelas ga akan Baekyeol /dicincang baekyeol shipper/tapi maunya sih.. KaiBaek, ah, ga ..KrisBaek aja. /ck, labil/

Mian,Kris belum muncul.. Hye Sung benar-benar sibuk .. hiks T_T /sok nista di pangkuan Baek/

Maaffff.. updatenya ASAP! besok atau lusa saya akan update fic ini. dan yang rate M jika mau(?), jika mau gampang, review aja, ga review.. eum, tau sendirilah. Saya males jelasinnya, keras kepala semua, mau lanjut tapi ga mau review, sakit tau haatii ku.. sakiitt~! /apa banget/ -_-

Okey, permisi, saya mau kabur!*dilempar asbak*