Rin : nga ada ide update lanjutan, tapi malah ada ide lain jadi…mohon bersabar bagi para reader yang masih nunggu kelanjutan cerita yang kutulis terutama yang rate M karena bikin dilema mo ngepost apa ngak di bulan puasa kayak gini! NEW STORY…BEGIN!

.

.

.

Mari kita pikir…Tsuna jadi Dame karena lahir di keluarga yang ibunya masa bodo dan begitu gampang di bohongi. Menurut ilmu psikologi, seorang anak akan tumbuh dengan baik jika mendapat asuhan yang baik dari kedua orang tua sejak masih dalam kandungan. Jika seorang anak lebih dekat dengan ayah maka mereka akan pintar matematika dan koleganya tapi tidak dalam hal lain. Jika dekat dengan ibu maka mereka akan cenderung menjadi lebih pandai dalam olahraga dan bahasa. Nga percaya/ silakan tanya mbah Google! *ditendang.

.

Jika kita ubah keadaanya dimana kedua orangtua Tsuna telah tiada dan akhirnya ada orang lain yang merawatnya, gimana kah pertumbuhan bayi imoet nan inocent itu? Apakah tetap sama atau malah…berubah ke arah baik atau malah jadi buruk? Mari kita saksikan bersama!

.

Disclaimer : KHR NOT MINE

Tsuna X ALL / 27xAll

Warning : OOC, AU, GAJE, ABSURB, BLA-BLA-BLA, etc

Dislike? Please click back.

.

.

.

"Ini adalah Putra dari Iemitsu Sawada yang merupakan keturunan dari Primo Vongola. Anak ini akan menjadi pemimpin Vongola berikutnya." Vongola Nono menggendong seorang bayi yang usianya belum genap 1 tahun. Dalam pertemuan darurat setelah kejadian mengenaskan di keluarga Sawada beberapa waktu lalu.

.

Semua yang ada di ruang kerja Don Vongola tersebut terdiam seribu bahasa, atau lebih tepatnya terpesona (?) pada KE-I-MUT-AN sosok bayi mungil yang memandang semua yang ada di hadapannya dengan bola mata ambernya yang besar dan penuh rasa ingin tahu.

.

"Apa kalian mau membantu mengasuhnya? Aku perlu satu orang yang bersedia mengawasinya secara pribadi karena tak mungkin hanya menyerahkannya pada para maid, butler dan pengasuh sementara."

"MOU! Aku mau~!" Lussuria joged-joged macam belut dilempar garam. Tsuna yang didekati oleh Sun Guardian Varia itu langsung menangis keras-nga mau. "HIKSH! Pertama kalinya dirikuh ditolak! HUWAAA!" dengan slow motion dan airmata beserta ingus yang membuatnya makin aneh Lussuria lari meninggalkan ruangan Nono tanpa ada yang memperdulikannya.

LUSSURIA : GAGAL.

.

Kembali ke Topic! Tsuna kini duduk di lantai sambil ngedot botol yang isinya susu formula. Bayi itu mengacuhkan semua mainan yang berserakan di sekitarnya dan dengan antengnya minum sendiri dari botolnya.

.

"Hyare-yare, kalau di bayar aku mau." Tukas Mammon sambil menunjukkan bill per-bulan untuk mengasuh Tsuna.

"Uang memang bukan masalah, tapi aku tak mungkin membiarkan Bayi mengasuh bayi" KRIK! Mammon membatu, kalo dipikir iya juga kan? Bayi ngasuh bayi sungguh aneh *author diilusi*

MAMMON : GAGAL

.

"Pangeran tak mau mengasuh bayi! Itu bukan tugas yang pantas untuk-"

"Che, aku juga pikir kau tak pantas mengasuh bayi karena kau sendiri adalah bocah. Lebih baik aku saja." Gumam levi yang dihadiahi pisau oleh Belphegor. (A/N : Disini Belphegor usianya 10 tahun.) Thunder Guardian itu mencoba meraih Tsuna namun….GRAUK! Bayi itu malah menggigit tangannya. Oy, oy, oy…pinter banget yah nih bayi milih orang.

LEVIATHAN : GAGAL

.

"USHISHISHISHISHI!" Belphegor cekikikan smbil gegulingan di lantai, sebuah pisaunya jatuh dari saku dan menarik perhatian Tsuna. Dengan cepat bayi itu merangkak mendekati objek berkilau yang menarik perhatiannya. Dengan kedua tangan kecilnya diraihnya pisau keperakan milik Storm Guardian Varia. PENASARAN, bayi itu menjilatnya dan…alhasil dia muntah karena ada rasa aneh yang berasal dari pembersih yang digunakan mengkilapkan pisau yang sebelumnya berlumuran darah. "Hei, itu milik pangeran." Belphegor menghampiri Tsuna.

"Uwekh! DAH!" dengan sembarangan bayi itu melemparnya hingga nyaris mengenai sang pemilik pisau itu sendiri. Gimana bisa? Jangan tanya author karena dia juga heran kok bayi bisa begitu! Belphegor jatuh kelantai dengan tubuh memutih. "A…H!" Dengan MASA BODO-nya Tsuna kembali meraih botol susunya yang masih setengah terisi.

BELPHEGOR : GAGAL TANPA MENCOBA

.

"Sisanya tinggal kalian." Timoteo menatap kedua remaja yang tersisa, SQUALO dan XANXUS.

"Voi, aku tak mungkin mengurusi bayi! Tolak Squalo mentah-mentah.

"Apa kah kau mau menjadi ayahnya, Xanxus?" Timoteo beralih pada putra angkatnya.

"H-Huh?! Aku tak pernah mengasuh bayi!" reaksi Xanxus nga jauh-jauh dari rekannya.

"Kalau dia tak ada yang mau mengasuh bagaimana nasibnya?" Nono pasang pose prihatin dan aura mendung. Kedua remaja yang bagai Yin dan Yang itu mundur pelan-pelan, tak mau terpancing oleh Don Vongola yang mencoba memancing rasa yang entah apa namanya dari dalam lubuk hati terdangkal mereka. "Apakah kalian tak kasihan dengan anak malang yang telah kehilangan orangtuanya di usia semuda ini?"

Xanxus dan Squalo saling lirik, seakan bicara dengan telepati yang mengatakan

X : 'Hitungan ketiga'

"Betapa kerasnya dunia mafia sehingga tak berbelas kasihan padanya." Nada mendramatisir kembali terdengan dari Timoteo.

S : 'Kita kabur'

"Jika tak hanya diserahkan pada pembantu nanti dia akan tumbuh dengan kepribadian menyimpang." Sang nono mencerocos tanpa tahu apa yang ada di benak keduanya.

X : 'Satu…'

"Aku ini sudah tua, dan lagi sebagai seorang Don Vongola aku banyak kesibukan yang membuatku hampi tak bisa berada di kediamanku setiap saat. Apa lagi dengan adanya anak sekecil ini, bisa-bisa dia menjadi sasaran para musuh jika bersamaku."

S : 'Seratus! KABUR!'

.

Keduanya berbalik 180 derajat dan BRUK! GDABRUK! Di saat yang sama pula keduanya jatuh mencium lantai.

"AUHHH!" keduanya menoleh ke belakang, seorang bayi memegang ujung celana panjang mereka sambil menggigit botol susu yang sudah kosong.

.

Mata bayi itu berkaca-kaca dan kesal entah karena jidatnya yang memerah karena kena tendang keduanya saat jatuh -yang bikin jatuh kan elu, Tsuna…-atau karena susunya abis. Dengan kecepatan cahaya (?) bayi itu merangkak ke Xanxus begitu kedua remaja itu berdiri, langsung nemplok nga lepas-lepas dari kaki Don Varia itu. Dengan mata berkilat bayi manis nan inocent (?) itu melirik Squalo yang ada di sebelah Xanxus.

.

"U-TU! (terjemahan : minta susu lagi!)" teriaknya sambil melempar botol susunya yang sudah kosong ke muka Squalo. Kemudian entah bagaimana bayi ajaib itu memanjat tubuh Xanxus hingga mau tak mau remaja bersurai gelap itu menggendongnya karena takut tuh anak manis, OON, aneh nan berbahaya jatuh. "AAIIH! (terjemahan : Main yuk!)" anak itu berteriak girang sambil menarik-narik hiasan yang setia terpasang di rambut Xanxus.

"Wah, wah, wah…sepertinya dia malah dengan sendirinya memilih kalian. Baguslah!" Timoteo tertawa puas melihat Tsuna akhirnya mau juga dengan orang lain selain dirinya.

'BAGUS DARI MANANYA?!' jerit Squalo dan Xanxus dalam hati. Kedua remaja itu sungguh menyesal nga kabur duluan sejak tadi.

"Hoh, Hoh, Hoh, karena aku masih ada acara di luar, tolong jaga Tsuna mulai sekarang! Ciao, ciao!" Timoteo ber-dadah ria ala Reborn dengan tawa ala pak Tanaka (?) meninggalkan kedua remaja yang masih mematung di tempat dan bayi aneh bin ajaib yang girang karena dapat teman main baru.

.

"INI SEMUA KARENA KAU LAMBAT LARINYA!" teriak Xanxus-melempar kesalahan.

"VRAAAOOOIIIIII, ITU BOKAP LOE JADI BUKAN GUE YANG SALAH!"

"AAAUUUHHH! BUUUUH, DAAAAA!" keduanya terdiam, menoleh ke arah bayi yang ikut-ikutan teriak nga jelas sembari ketawa ketiwi, cengar cengir cengengesan diantara penderitaan mereka. DEMI CELANA BUNTUT MERLIN (Reader: salah fandom woy!) ini adalah BENCANA bagi KEBEBASAN dan PERGAULAN MASA DEPAN (?) MEREKA!

.

Mulai hari ini, di daulat lah soerang Squalo Superbi dan Xanxus Del Vongola sebagai orang tua asuh sekaligus baby sitter bagi Tsunyoshi Vongola. Bagaimanakah jadinya Tsuna dan nasib keduanya?

.

.

.

Mari tunggu aja chapter selanjutnya alias TBC *digebuk masa*

.

.

.

MIND TO REVIEW?