My First Happiness

Summary: Aku yeoja yang selalu tidak dianggap oleh Oppaku, tapi kedatangan Kyuhyun sungguh merubah hidupku. Ku harap, semua kepedihanku akan lenyap bersama debu-debu masa laluku. Aku, Lee SungMin, akan menjadi yeoja yang ceria mulai sekarang! –Lee Sung Min/ KyuhyunXSungmin/ GenderSwitch.

Rate: T

Genre: Romance, Family, Hurt/Comfort, Friendship.

Author: Yeo Syeo

Cast: Super Junior, and some from DBSK, SNSD, EXO, etc.


Preview Chapter:

"ambillah.. kamu tidak cocok untuk menangis.. seperti kelinci kelaparan saja~"

'Eh? Sapu tangan? Dari siapa?'

"Kau sedang menangis?" ucap seseorang itu –Lagi-. Aku tidak tahu siapa itu, aku sedang menundukan kepalaku. Tapi aku merasa kalau suara orang itu sangat familiar ditelingaku.

Aku hapus dengan kasar sisa-sisa air mataku dengan sapu tangan tadi, kemudian mendongakan kepalaku. Mataku membulat, mulutku terbuka.

"KAU? EONNI?!"


Chapter 3

"KAU? EONNI?!" Sungmin memekik keras saat kedua bola matanya menangkap sosok yang dua tahun telah meninggalkannya di Korea. "Hahaha, kau seperti melihat hantu saja!" Yeoja itu terkekeh saat melihat ekspresi Sungmin yang bisa dikatakan agak berlebihan. Ia dengan cekatan mengambil tempat duduk disebelah Sungmin dan mengelus sayang surai hitam Sungmin.

"Eonni jahat!" tiba-tiba saja Sungmin mendumel dan mengerucutkan bibirnya, ngambek. "Eoh? Wae?" Yeoja yang dipanggil Eonni tadi berhenti mengelus rambut Sungmin, ia kini menatap Sungmin dengan penuh tanda tanya di kepalanya. Baru datang dari Jepang kok di bilang jahat sih? Tanyanya dalam hati.

"Kenapa eonni pergi tanpa memberiku salam perpisahan, eoh?!" ucap Sungmin tanpa melihat Eonninya. "Ck! Aku kan sudah berpesan pada Yunho agar memberitahumu. Aku sangat terburu-buru saat itu, tahu." Belanya. "Tapi ..oppa tidak bilang apa-apa padaku…" mimik wajah Sungmin berubah lagi menjadi senduh. Bahkan untuk menyampaikan pesan dari Eonni padaku saja dia tidak sudih, haah..

"Jinjja? Astaga! Kalian belum ada perkembangan?" Sungmin menoleh ke arah lawan bicaranya, lalu menggeleng lemah. "Apa perluku bantu?"

Sebelum Sungmin menjawab, seseorang telah menginterupsinya. "Apanya yang perlu dibantu Jaejoong-ah dan... sejak kapan kau disini?" celetuk seorang namja tamvan(?) berbadan atletlis yang tiba-tiba saja datang dari arah depan mereka. "Yunho?! Bongoshipoooyoo~" Jaejoong langsung berhambur memeluk tubuh Yunho. Cih, giliran sama aku dia tidak mengucapkan bongoshipo padaku! Sungmin semakin mengerucutkan bibirnya karena kelakuan Jaejoong.

"Hey! Hey! Aku bertanya padamu tadi." Walaupun berkata begitu, Yunho tetap membalas pelukan Jaejoong yang sudah lama ia rindukan. "Aku tadi pagi baru sampai di Seoul, Yun. Lalu aku bertanya pada Lee ajusshi dimana kalian berada, habisnya tujuan aku kembali kan karena kalian~" Jaejoong berucap manja tanpa melepaskan pelukannya dengan Yunho.

Yunho tersenyum manis. Ini pertama kalinya untuk Sungmin. "Oh, lanjutkan di rumah saja ne. Sudah sore joongie~" Yunho mencubit gemas kedua pipi Jaejoong setelah melepaskan pelukan mereka. "Kajja!" Yunho menarik pergelangan tangan Jaejoong dan membawanya keluar dari lapangan basket.

Sungmin ?!

"YAK! YUNHO-AH! Kau meninggalkan Sungmin, babbo!" Jaejoong melepaskan gandengan Yunho dan berbalik menuju Sungmin yang masih duduk dengan tatapan nanar pada punggung tegap Yunho. Yunho memutar bola matanya dengan malas. Cih

"Kajja, Min!" Sungmin hanya pasrah ditarik oleh Jaejoong.

Setelah sampai di parkiran, Yunho sedikit bersmirk-ria setelah memikirkan sesuatu. "Oops, sepertinya uri Sungmin harus naik bus untuk sampai rumah." ujarnya dengan nada mengejek. "Lho? Wae?" bukan. Bukan Sungmin yang membalas perkataan Yunho, tapi Jaejoong. "Aku 'kan Cuma bawa motor, Joongie." Yunho melirik ekspresi Sungmin melalui ekor matanya. "Lalu kenapa?" tanya Jaejoong lagi. "Kau kan―"

"Arraseo! Oppa benar, sebaiknya aku memang naik bus saja. Eonni kan tidak mungkin naik bus. Oppa, jaga Eonni ne? Annyeong." Sungmin mengulas sebuah senyum tipis dan berlalu dari hadapan Yunho dan Jaejoong. Setelah mendengar pernyataan dari adiknya, smirk yang terpapar disana semakin melebar. Rencana berhasil.

"SUNGMIN TUNGGU!" Jaejoong mengerjar Sungmin yang sudah beberapa meter di depannya dan menarik pergelangan tangannya yang sedikit kurus dari yang dulu. Sungmin berbalik dan memberi tatapan 'kenapa' pada Jaejoong. "Aku bawa mobil kok. Kau ikutlah dengan eonni, biar oppamu yang menunjukan jalan." Ucap Jaejoong dengan lembut, berusaha membujuk Sungmin yang keras kepala.

"YUN! AKU BAWA MOBIL. KAU TUNJUKAN JALAN NE? AKU MAU BERDUAAN DENGAN DONGSAENGMU!" pekik Jaejoong. "Eotteohke?" Akhirnya Sungmin mengangguk dan menuruti kemauan Eonninya. Sementara di seberang sana, Yunho sedang mengumpat tidak jelas karena rencananya gagal.

Jaejoong menarik Sungmin agar masuk ke dalam mobilnya, ia juga melihat Yunho sedang menstarter motornya dan memberi instruksi pada Jaejoong agar mengikutinya dari belakang.

Hening menyapa kedua insan yang duduk dalam mobil. "Min.." panggil Jaejoong dengan lembut. "Nde?" jawab Sungmin seadanya dan menatap Jaejoong yang sedang sibuk menyetir. "Kau kenal dengan Cho Kyuhyun?" balas Jaejoong tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Ke―kenal. Wae?" Sungmin gugup, ia memilih menatap jalanan di depannya daripada menatap Jaejoong yang serius menyetir.

"Dia teman dari sepupuku. Eum.. Bagaimana hubungan kalian?"

Aduh jawab apa nih?

"Eum biasa saja eonni. Memangnya kenapa?" ya kurasa itu jawaban yang tepat.

"Anni, hanya saja..cobalah untuk dekat dengannya. Masa kecilnya sungguh buruk, bahkan lebih buruk darimu. Mungkin kalian bisa saling memberi inspirasi." Jaejoong terkekeh kecil. Benarkah? Tapi kalau dilihat seperti biasa, dia seperti orang yang mempunyai kehidupan sempurna.

"Jinjjayo? Memangnya dia kenapa?" tanya Sungmin dengan mata membulat. Jaejoong justru terkekeh geli. "Nanti kau juga akan tau.. Menurutku, kalian bisa saling kerja sama." Jaejoong mengangguk-anggukan sendiri kepalanya.

Sungmin menarik napas sejenak. "Arraseo. Akan kucoba." Jawab Sungmin seraya mengulas sebuah senyum tipis.

...

...


Sungmin POV

"Hahh..hahh.. Hah.."

Ini hari kedua aku HAMPIR terlambat! Arghh.. Ini semua gara-gara Jaejoong-eonni. Andai saja dia tidak overcurhat padaku kemarin malam. Zz

Kelasku ada di depan! Ayo Lee Sungmin! Hwaiting!

Sedikit lagi….

Kalau boleh jujur, kakiku sangaaaaattt pegal.

Hap-hap-hap―AKHIRNYA… SAMPAIIIII~

BRUK!

"YAK! HATI-HATI DONG KALAU JALAN! ITU MATA APA JENGKOL?" sebuah suara agak cempreng terdengar saat pantatku sukses jatuh menyentuh lantai karena tertabrak –oh maksudku menabrak sesuatu.

Aku mengaduh kesakitan, dan melihat seorang yeoja di depanku juga yang sedang mengusap-ngusap bagian tubuhnya yang sakit. Dia yeoja yang cantik, wajahnya mulus dan imut. Rambutnya hitam bergelombang. Tubuhnya yang langsing terlihat pas dengan seragam yang ia gunakan.

Dia mulai berdiri dan.. wow! Dia juga tinggi! Astaga! Benar-benar..sempurna sekali. Aku iri!

"Heh, kamu engga mau minta maaf?" dia melipat siku tangannya di depan dada, mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Sombong.

Aku tersadar. Aku segera berdiri lalu meminta maaf secara tulus padanya. Tapi, dia justru menatapku dengan pandangan meremehkan. Oke, aku gendut, pendek, dan yah pokonya berbeda jauh darinya. Tapi aku TIDAK PERNAH bersikap angkuh sepertinya!

Aku meminta maaf sekali lagi padanya. "Sekali lagi aku minta maaf.. Eum―" aku melirik nametagnya, tapi dia lebih dulu menyebutkan namanya.

"Seohyun." Potongnya masih dengan wajah angkuh. Ikh! Nyebelin kan?

"N-ne, a-aku minta maaf, Seohyun-ssi" jawabku takut-takut. Aku tidak mau mencari masalah dengannya. Well, masalahku hanya… OH IYA! Aku kan sedang...TERLAMBAT T.T!

" . ,annyeong" ucapku cepat-cepat dan berlari sedikit menuju pintu kelasku yang berjarak tiga langkah dari insiden tadi.

"Minggir sana!" usirnya dengan sangat 'sopan' padaku yang sedang mengintip ke dalam kelas setelah sedikit berlari. Ternyata dia juga ingin masuk ke kelasku.

MWO?

Jadi dia murid baru? Setelah Kyuhyun, sekarang tambah lagi Seohyun? Astaga!

Kulihat, dia mengetuk pintu kelasku 3x lalu berjalan memasuki kelas dengan anggun. Aku melihat dari arah depan pintu sedangkan guruku menatap ke arahku. Eh tidak! Dia menatap Seohyun yang berjalan di depanku.

Writer's POV

Guru Bahasa Jepang Sungmin masih dalam posisi menghadap Sungmin dan Seohyun, sedangkan tangan kanannya mengangkat sebuah spidol hitam. Namja paruh baya itu mengernyitkan dahinya, bingung.

"Eum, mian? Nuguseyo?" tanyanya dengan aura berwibawa.

"Seohyun imnida. Aku murid baru di kelas ini, saem." Jawab Seohyun seraya menebarkan senyum manisnya. Berbeda 180 derajat saat bertemu dengan Sungmin tadi.

"Jinjja? Aku tidak diberitahu!" gumam guru tersebut. Iris matanya tidak sengaja menangkap sosok Sungmin yang masih setia berdiri di depan pintu kelas. Lee SungMin, murid favoritnya!

"Lee Sungmin. Sampai kapan kau akan berdiri disana? Masuk dan segera duduk!" pintahnya. Guru tetaplah guru. Tidak boleh pilih kasih, tapi namanya juga murid kesayangan, mau diapakan lagi? Sedikit tidak tegas tak masalah bukan? Lagipula ini baru kesalahan pertama Sungmin di jam pelajarannya..

"N-ne. Gamsahamnida!" Sungmin sedikit berlari kecil untuk mencapai kursi yang biasa di dudukinya.

Sebelum benar-benar duduk, obsidian Sungmin menangkap bayangan Kyuhyun dibelakanganya yang sedang menatapnya dengan tatapan, errr..?

Entahlah.

"Sstt! Minnie! Kamu kok bisa berangkat dengan murid baru itu?" terdengar bisikan bass dari arah belakang Sungmin. Sebut saja itu suara Siwon.

Sungmin menengok ke arah belakang kanannya, ia melihat Siwon yang menatapnya seakan minta penjelasan. "Aku bertemu dengannya di depan kelas." Ujar Sungmin. Telunjuknya menunjuk ke arah depan pintu kelas yang tertutup rapat.

Siwon membulatkan bibirnya dan mengangguk mengerti.

Mereka berdua kembali fokus ke depan setelah mendengar seruan guru mereka. "Baiklah, silakan duduk di kursi manapun yang kosong!" pinta Guru Bahasa Jepang tadi pada Seohyun.

Semua pasang mata kelas X-B tertuju pada Seohyun yang sedang berjalan ke meja barisan Sungmin. Para namja memandang kagum kecantikan dan keanggunan Seohyun, sedangkan para yeoja menatap iri padanya. Ups! Terkecuali bagi Sungmin dan Kyuhyun.

Kyuhyun sedang menunduk di bawah kolong meja dan terlihat sangat serius. Well, dia memainkan PSP kesayangannya.

Seohyun berhenti di depan meja Sungmin. Oh ayolah, apa lagi sekarang?

"Oh ia, saem." Panggil Seohyun tak sopan.

"Ne?"

"Bisakah kau menasihati orang ini?" telunjuk Seohyun menunjuk pada wajah Sungmin yang memasang wajah heran.

"Memangnya Sungmin berbuat apa?" Guru tersebut mengernyit bingung. Sebab, Sungmin adalah yeoja yang cukup pintar, sopan, dan displin.

"Dia tadi menabrakku dan tidak mau meminta maaf." Adu Seohyun.

Sungmin langsung berdiri dari kursinya. "MWOYA?! Bohong, saem! Aku bahkan sudah meminta maaf padanya berkali-kali!" bantah Sungmin tidak terima.

"Dia yang bohong saem. Dia tadi juga bersikap sangat angkuh padaku." Adu Seohyun lagi.

"Apanya yang angkuh! Justru tadi kamu yang angkuh! Kamu juga tidak menerima permintaan maafku tadi!" nafas Sungmin tidak beraturan. Dia semakin kesal dengan Seohyun yang memfitnah dirinya.

"Alah~ kamu sendiri yang tidak minta maaf kok! Dasar pembual." Seohyun mendorong bahu Sungmin dengan kencang hingga membuat Sungmin terjungkal kebelakang.

Ryeowook terbelalak dan berusaha menahan tubuh teman sebangkunya. Tapi, tubuhnya kan lebih kecil dari Sungmin!

Sungmin menutup matanya, menahan nafasnya, dan bersiap menahan sakitnya kayu-kayu yang akan menyapa punggungnya. Dia tidak sempat menyeimbangkan tubuhnya.

Detik demi detik berlalu, tapi Sungmin sama sekali tidak merasakan sakit. Dia merasa melayang...(?) Perlahan-lahan dia mencoba membuka matanya dan menemukan wajah Kyuhyun di depan wajahnya. Terlihat gurat-gurat kekhawatiran yang menghiasi wajah Kyuhyun.

Kenapa...Dia menyelamatkanku?

"Sshh! Sakit bodoh! Kenapa mendorongku?!" rintih Seohyun. Ternyata dia sudah terduduk di lantai yang keras karena di dorong oleh Kyuhyun yang ingin menyelamatkan Sungmin.

"Aku benci kekerasan!" Kyuhyun melepaskan pelukannya di pinggang Sungmin dan berjalan kembali ke kursinya yang tepat berada di belakang kursi Sungmin.

Kelas menjadi hening.

Siwon menatap kagum pada Kyuhyun yang bisa secekatan tadi menangkap Sungmin.

Guru yang sedari tadi diam, kini bersuara, "Seohyun-ssi. Kau murid baru disini. Jangan mencari masalah, okay? Sungmin, aku percaya padamu."

Sungmin tersenyum puas pada Seohyun yang menggurutu tidak jelas. Satu angkatan disini sudah pasti tau kalau Sungmin itu orang yang baik, hanya saja hubungannya dengan kakaknya memang tidak sebaik orangnya.

"Sudah-sudah. Lebih baik kita mulai pelajarannya."

Seohyun berjalan kearah tempat duduk barunya, sedangkan Sungmin sudah duduk dengan tenang, tetapi pikirannya berkecamuk tentang Kyuhyun dan Kyuhyun! Dia melirik Kyuhyun yang terlihat sedang sibuk mencatat.

Huh~

Tapi diam-diam, ternyata Kyuhyun juga tidak bisa konsentrasi! Dia memikirkan kenapa tadi ia mau menolong Sungmin? Padahal... ingat padanya saja... TIDAK.

Disisi lain, masih ada Seohyun dengan sejuta rencana liciknya. Dia menyeringai sejenak, tapi seseorang telah menangkap seringaian tersebut.

Dia tau Seohyun punya rencana B, C, D dan seterusnya untuk membalas dendam ke Sungmin.

.

.

.

.

TBC


Aaaa~ Maaf buat semuanya, terutama para pembaca FF ini. Dosa Syeo bener-bener banyak! FF ini Pending lama banget -_- tapi untungnya bisa lanjut dan harus tetap lanjut sampai END! –AMIN-

Btw, ini FF udah aku tulis berbulan-bulan dari sebelum UN -_-. Tapi, pas mau update selalu aja ada halangan :( dan lagi TBC nya begitu banget -_- wkwk

Hah~ sudahlah. RnR ya?

Gamsahamnida ^^

See you in next chapter~