A Super Junior Fanfiction

~Endless Love~

Pair : Kyumin and other

Warning : GS. Typo(s). Gajeness. Tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. If you don't like my pair, just go out from here.

.

.

~previous chapter~

Kyuhyun membuka pintu kamar dengan santai. Lalu jemari panjangnya menggapai stop kontak, seketika ruangan bercat biru itu terang benderang. Saat berbalik, namja itu berjengit kaget saat melihat Sungmin yang sudah duduk diatas kasurnya.

"Sungmin! kau mengagetkanku." Ujarnya sambil mengelus dadanya. Namja itu menghampiri Sungmin dan duduk disebelahnya. "kenapa tidak bilang ingin kesini?" tanyanya.

Sungmin tersenyum tipis. "hanya takut kau menghindariku lagi."

Dahi Kyuhyun berkerut tipis. "apa maksudmu?"

"kemana kau selama empat hari ini?"

Kyuhyun terdiam sejenak. "aku ada urusan dengan—

"Kim Heechul?" potong Sungmin. yeoja itu tertawa pelan sejenak saat melihat wajah terkejut Kyuhyun. "aku tidak tahu apa hubunganmu dengannya. Tapi, bisakah kau menjauhinya?" pinta Sungmin.

Kyuhyun menggeleng kecil. "tidak, aku tidak bisa."

"waeyo?"

Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari tatapan terluka Sungmin. "dia cinta pertamaku. Aku tidak bisa melepaskannya."

Sungmin terperangah mendengar alasan Kyuhyun. Jadi kau anggap aku apa Kyuhyun. ingin sekali Sungmin meneriaki namja didepannya demikian. Tetapi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.

Kyuhyun meraih lengan kiri Sungmin lalu mengenggamnya erat. "maafkan aku,"

"gwenchana," yeoja itu tersenyum disela rasa sakit hatinya. "dia memang lebih dari segalanya dibandingkan denganku. Terima kasih peduli padaku beberapa waktu ini."

Kyuhyun hanya memperhatikan Sungmin. Dia tau yeoja itu terluka, tapi mau bagaimana lagi? Rasa cintanya pada Heechul tumbuh dan berkembang lagi. Bahkan dia merasa rasa sayangnya pada Sungmin dalam hatinya kini sudah tidak ada lagi.

"Kyuhyun."

"ya?"

"boleh aku menciummu untuk terakhir kalinya?" pinta Sungmin.

Kyuhyun mengangguk. Sungmin memeluk bahu Kyuhyun dan mencium bibir itu untuk terakhir kalinya. Sesuai dengan permintaannya. Yeoja itu semakin memejamkan matanya saat Kyuhyun membalas ciumannya dan mengulum bibir bawahnya semakin dalam.

Kyuhyun barusaja ingin menarik pinggang Sungmin untuk lebih dekat dengannya sampai cairan asin terasa dalam ciuman mereka. Pemuda itu ingin membuka matanya akan tetapi Sungmin terlebih dahulu menjauhkan dirinya.

"aku pergi."

Kyuhyun memandang punggung Sungmin yang menghilang dibalik pintu kamarnya. Dia bisa melihat dengan jelas bahwa yeoja itu menangis.

CHAPTER 3—

Keesokan harinya. Sungmin kembali dengan rutinitas seperti biasa. Diabaikannya segala bentuk bisikan-bisikan dari orang-orang yang ditemuinya dilorong kampus. Sampai sebuah suara menyerukan namanya dengan semangat membuat yeoja itu menoleh.

"Jungmo," gumamnya.

Jungmo mendekat dengan sebuah gitar digenggamannya. "hai, kau tidak ada kelas kan setelah ini?" tanyanya. Sungmin mengelengkan kepalanya.

Jungmo menarik lengan Sungmin dengan lembut. "aku ingin kau mendengarkan lagu ciptaanku." Namja itu menarik Sungmin kearea taman belakang kampus yang luas. Selain itu, disana banyak tumbuh pohon-pohon maple besar yang membuat suasananya semakin sejuk saja. Dan lihatlah, banyak sekali para mahasiswa memilih menghabiskan waktu kosongnya disini.

Sungmin mendudukan dirinya disamping Jungmo, namja itu menyiapkan gitarnya dan mulai memetik gitarnya.

Sungmin terdiam mendengar petikan gitar Jungmo. Entah kenapa, setiap melodi yang dikeluarkan oleh petikan gitar itu terasa pas dengan keadaannya kini.

Jungmo selesai memainkan gitarnya. Namja itu menoleh kearah Sungmin yang masih memandang kosong kearah taman didepan mereka. dia mengambil lengan Sungmin dan mengenggamnya. "Sungmin-ah, waeyo?"

Sungmin seolah baru tersadar dari alam sadarnya. "ah, tidak."

Jungmo tersenyum. "bagaimana dengan laguku?"

Sungmin mengangguk dan memberikan dua ibu jarinya kearah Jungmo. "daebak! Aku suka sekali. Tapi, apa judul lagu itu?" tanyanya penasaran.

"judulnya Blind." Sungmin masih tersenyum. Namun kali ini senyumnya sedikit dengan paksaan. Pas sekali kan? Batinnya dalam hati.

o0o—

Kyuhyun berdecak sebal untuk sekian kalinya. Namja itu sudah satu jam menunggu didepan sebuah apartment mewah dipusat kota untuk menunggu Heechul, tetapi yeoja itu tidak kelihatan juga batang hidungnya.

"sebenarnya dia itu kemana?" gumamnya.

Kyuhyun meraih ponselnya yang dia letakan di dashboard mobil. Sesaat dia terdiam saat melihat wallpaper ponselnya. Wajah manis Sungmin. Entah kenapa dia tidak pernah menggantinya dengan wajah Heechul meskipun dirinya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Sungmin.

Sebulan lalu mereka putus. Kyuhyun kembali dengan Heechul, cinta pertamanya. Dan dia juga dengar jika belakangan ini Sungmin sedang dekat dengan Jungmo.

Namja itu menggelengkan kepalanya untuk mengusir wajah Sungmin dari fikirannya. Dia segera mendial nomor Heechul.

Beberapa kali dia mencoba, hasilnya pun nihil. Ponsel yeoja itu tidak aktif. Dengan terpaksa dia keluar dari dalam Lexus LFA nya dan masuk kedalam lobby apartment. Sebenarnya Kyuhyun malas sekali untuk keluar.

Sejak paparazzi menangkap moment mesranya dengan Heechul beberapa waktu lalu di Jeju, hidupnya seketika bagaikan selebriti. Dikejar wartawan ataupun sekedar fans Heechul yang menanyainya.

Kyuhyun masuk ke dalam lift dan menekan angka 21. Ting.

Kyuhyun keluar dan berbelok kearah kiri. Nomor 2112. Dia memasukan kode pin yang memang Heechul berikan padanya. Saat masuk, alisnya naik saat melihat sepasang sepatu kulit. Apa yang aneh dengan itu? Bukan, itu bukan sepatu kulit untuk wanita. Itu untuk pria. Dan seingatnya dia tidak pernah punya dan meninggalkan sepatu seperti itu diapartement Heechul. Apa yeoja itu ada tamu? Tanya Kyuhyun dalam hati.

Kyuhyun memilih mengabaikan sepatu tersebut dan masuk kedalam ruang tamu. Langkahnya terhenti saat didepannya. Disofa itu, Heechul sedang duduk diatas pangkuan seorang namja. Saling melumat bibir dan tangan namja itu bermain didada Heechul.

"brengsek!" desis Kyuhyun.

Heechul melepaskan pangutannya. Yeoja itu melotot kaget melihat Kyuhyun. Dia segera turun dari pangkuan namja China itu. "Kyuhyun."

Kyuhyun mundur dan menoleh sinis kearah namja China yang masih duduk tenang disofa. "kau tidak pernah berubah Kim Heechul," namja itu segera keluar dari dalam apartement itu dan berlari keluar. Tanpa menghiraukan panggilan Heechul.

o0o—

Sungmin memainkan gitar milik Jungmo ditaman belakang Inha University. Belakangan ini dia tertarik dengan alat musik. Terutama gitar. Mungkin dia terkagum-kagum saat Jungmo mengajaknya ke pentas guitarist tahunan yang diadakan di Inha beberapa waktu lalu.

"Sungmin!"

Yeoja itu terkaget sambil memegang dadanya. Sedangkan sosok yang duduk disampingnya itu hanya terkekeh senang. Senang berhasil mengerjai Sungmin.

Tangan Sungmin memukul lengan atas namja itu yang tak lain adalah Jungmo. "kau! Aku hampir saja membanting gitarmu asal kau tahu!" serunya sewot.

Jungmo cengengesan. "hehe, habisnya wajahmu lucu sekali saat sedang serius."

Sungmin hanya mempoutkan bibirnya dan kembali dengan gitar milik Jungmo itu. Sedangkan namja bermarga Kim itu mengedarkan pandangannya keseluruh bagian taman, alisnya naik saat melihat sosok dari kejauhan itu sedang melihat kearahnya dan saat pandangan mereka bertemu, sosok itu langsung pergi.

Kyuhyun. ada apa? tanya Jungmo dalam hati.

.

Sungmin turun dari Hyundai milik Jungmo tepat didepan rumahnya. "terima kasih sudah mengantarku, hati-hati dijalan." Ucapnya sambil melambaikan tangannya kearah Jungmo yang balik melambai kearahnya.

Saat berbalik, tiba-tiba sebuah lengan mencekalnya dari belakang. Foxy eyesnya membesar saat menyadari siapa gerangan yang menghambatnya. "Kyuhyun." bisik Sungmin.

Ya. Itu Kyuhyun, namja itu baru keluar dari persembunyiannya saat mobil Jungmo sudah pergi. "bisa bicara berdua?"

Sungmin mendorong lengan Kyuhyun untuk membebaskan tangannya. "maaf, aku tidak ada waktu. Lagipula, tidak ada yang perlu kita bicarakan." Sungmin membalikan badannya, tetapi Kyuhyun kembali menyentak lengannya.

Baru saja dia ingin mengeluarkan protesnya, bibir Kyuhyun sudah mengecup bibirnya dengan lembut. Sungmin hanya diam. Terkejut? Jelas saja.

Kyuhyun menarik pingang Sungmin mendekat. Bibir namja itu bergerak semakin intensif dibibir Sungmin sehingga yeoja itu larut dalam ciuman Kyuhyun.

.

Mata Sungmin mengerjap pelan. Yeoja itu perlahan bangun dengan mendekap erat selimut dibagian dadanya dan bersandar pada kepala ranjang. Kejadian semalam menari-nari dalam ingatannya. Ciuman Kyuhyun didepan rumahnya dan berakhir diatas ranjang Kyuhyun.

Entah mengapa Sungmin akan selalu luluh dengan Kyuhyun meski sebanyak apapun perbuatan namja itu yang membuatnya sakit hati. Tetap saja dia akan kembali pada pemuda itu.

"kau sudah bangun?" Sungmin menoleh, Kyuhyun baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian lengkap. Namja itu duduk disamping Sungmin dan mengelus pipi semulus porselen itu dengan lembut.

"ne,"

"bergegaslah, kita harus berangkat kekampus. Aku sudah menyiapkan pakaianmu didalam." Kyuhyun segera bangkit dan keluar kamar setelah menempatkan sebuah kecupan manis didahi Sungmin.

.

Sungmin mengenggam jemari Kyuhyun dengan erat saat sosok Heechul berjalan kearah mereka. Oh Tuhan apalagi kali ini. Ucap Sungmin dalam hati.

"Kyuhyun-ah, aku—

"cukup Kim Heechul. Aku tidak membutuhkan pembelaanmu." Kyuhyun melepaskan jemarinya dengan Sungmin dan merangkul yeoja itu untuk meneruskan perjalanannya.

Sungmin sedikit menoleh kearah belakang. Kim Heechul itu terus menerus memanggil nama Kyuhyun, tapi namja itu seperti tidak peduli. "Kyu. Itu…"

Kyuhyun semakin merapatkan tubuh Sungmin padanya. "sudah, biarkan saja."

o0o—

Sungmin masuk kedalam gereja dengan senyum mengembang dibibirnya. Yeoja itu melempar senyum manisnya kearah Kyuhyun yang sudah berada didepan altar. Lagu pernikahan terdengar, begitu juga kelopak bunga yang disebar oleh yeoja-yeoja kecil didepannya.

Sungmin menerima uluran lengan Kyuhyun dan berjalan sedikit agar tidak menghalangi jalannya pernikahan.

Kalian mengira ini pernikahan Kyuhyun dan Sungmin?

Bukan, hari ini adalah pernikahan Donghae—oppa Sungmin dan Eunhyuk. Keduanya diutus oleh kedua mempelai untuk menjadi pendamping.

Suasana khidmat acara pernikahan itu berlangsung sampai sang pastor memerintahkan kedua mempelai untuk mencium pasangannya. Sungmin tersenyum haru, kakaknya sudah melepas masa lajangnya dengan orang yang dicintainya.

"hei, aku akan menikahimu setelah ini." bisik Kyuhyun.

Sungmin menoleh, yeoja itu memukul lengan Kyuhyun dengan pelan. "jangan bercanda. Kuliahmu saja belum selesai." Cibirnya.

Kyuhyun merogoh saku celananya, dengan perlahan namja itu berlutut didepan Sungmin sembari membuka sebuah kotak berisi cincin berlian kecil. Sungmin sendiri menutup mulutnya tidak percaya.

"Sungmin-ah, aku memang belum menyelesaikan studyku. Tetapi aku benar-benar serius ingin menikahimu. Aku berjanji akan menyelesaikan pendidikanku, bekerja yang mapan dan melamarmu. Bersama kita membangun keluarga yang bahagia." Ucap Kyuhyun.

Keluarga Sungmin dan para tamu hanya menyaksikan kedua sejoli itu dengan senyum mengembang. Berbeda dengan Donghae yang sudah memegang iphonenya dan merekam kejadian itu.

"aku memang tidak bisa bersikap romantic seperti Hae hyung, tapi. Would you marry me?" ucap Kyuhyun lagi.

Sungmin? jangan tanya, yeoja itu sudah ingin menangis meraung karena terlalu bahagia. "I do, Kyuhyun-ah."

Kyuhyun mencabut cincin itu dari tempatnya dan menyematkannya dijemari manis Sungmin lalu mengecupnya dengan lembut. Perlahan namja itu bangkit dan menghapus airmata Sungmin. "Saranghae,"

Sungmin mengangguk. "nado saranghae, Kyu."

Tepukan tangan yang meriah membuat keduanya baru menyadari jika ini masih didalam gereja. Kyuhyun mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, masih dengan cengiran idiot diwajahnya. Sedangkan Sungmin, yeoja itu sudah bersembunyi dibalik bahu Kyuhyun karena malu.

o0o—

Sungmin memperhatikan pantulan dirinya didepan cermin. Dirinya sudah cantik dengan gaun pengantin berwarna putih yang memamerkan bahu mulusnya. Gaun ini adalah salah satu rancangan Eunhyuk, kakak iparnya.

Deritan pintu yang terbuka membuat yeoja itu menoleh. Kangin masuk bersama dengan Leeteuk dengan senyum bahagia. Putrinya sudah bukan menjadi miliknya lagi.

"Appa, umma." Panggil Sungmin.

Kangin memeluk putri cantiknya itu dengan erat, meskipun berhati-hati karena takut merusak gaun Sungmin yang sudah sangat indah itu. "kau sudah besar sayang, dan hari ini kau menjemput kebahagiaanmu. Kau bukan putri kecil appa lagi," ujar Kangin.

"Appa, jangan berkata seperti itu." Rengeknya.

Kangin melepaskan pelukannya pada Sungmin. Namja itu terkekeh saat melihat wajah cemberut Sungmin. sangat menggemaskan. "hei, kau ini mempelai wanita dan akan menjadi istri. Jangan suka beraegyo seperti itu."

Sungmin semakin memanyunkan bibirnya.

"aigoo, kalian ini." ujar Leeteuk. Yeoja yang masih cantik diusianya itu mengelus bahu Sungmin dengan lembut. "kau sudah dewasa sayang, kau juga akan menikah hari ini. Teruslah berbahagia."

Mata Sungmin berkaca-kaca. Kangin mengelus pipi Sungmin dengan lembut. "jangan menangis, kau harus bahagia sayang."

Sungmin mengangguk. "Appa, saranghae."

"nado saranghae, my sweetbunny." Sungmin menepatkan sebuah ciuman dipipi Kangin. Dan Kangin pun membalasnya.

Dan Leeteuk, yeoja itu tersenyum bahagia melihat kedekatan keduanya. Memang Sungmin lebih terlihat manja dan menurut pada Kangin, sedangkan Donghae lebih dekat dengan dirinya. Meskipun begitu, kasih sayang keduanya tidak pernah berbeda kepada kedua anaknya.

"adik ipar, acara pernikahannya segera dimulai. Ayo bersiap-siap." Eunhyuk masuk dan berdiri disamping Leeteuk. Yeoja yang sedang berbadan dua itu tersenyum puas melihat gaun rancangan pertamanya yang sangat indah ditubuh Sungmin.

"aih, cantik sekali adik iparku ini." ujarnya.

Leeteuk menoleh. "itu berkat dirimu. Terima kasih juga untuk baju yang kau buat untuk umma ini." ucapnya.

Eunhyuk tersenyum manis. Memang, dari semua gaun dan jas yang dipakai keluarga Sungmin maupun Kyuhyun adalah hasil dari designnya.

"hyukie, aku menyuruhmu memanggil pengantin wanita untuk segera keluarkan." Donghae masuk kedalam dan merangkul bahu Eunhyuk. Tak lupa sedikit mengelus perut buncit istrinya.

"kajja!" Kangin mengulurkan lengannya dan disambut oleh Sungmin. Mereka semua keluar dari ruang rias dan menuju kedalam gereja.

Lagu A Thousand Years mengiringi langkah Sungmin menuju Kyuhyun. Setelahnya, ucapan janji sehidup semati mereka ucapkan didepan para jemaat.

o0o—

Kyuhyun mengenggam tangan Sungmin dengan mesra dipinggir pantai Waikiki Hawaii. Mereka menghabiskan satu minggu penuh untuk honeymoon dipulau ini. Sebenarnya ini keinginan Kyuhyun, namja itu katanya ingin berselancar dipantai Hawaii.

"sayang, kau tunggu disini oke. Jangan kemana-mana." Kyuhyun meletakan tas berisi keperluan mereka berdua dan menyuruh Sungmin untuk menunggunya dipinggir pantai.

"memangnya mau kemana?"

Kyuhyun menunjuk sebuah tempat penyewaan papan surfing. Sungmin mengangguk mengerti. Yeoja itu menggelar kain panjang yang dipakainya sebagai alas untuknya duduk lalu mengeluarkan sunblock dan kacamata hitam dari dalam tas.

Berjemur sembari menunggu Kyuhyun selesai dengan acara surfingnya sepertinya tidak masalah. Ucapnya dalam hati.

Lima belas menit kemudian Kyuhyun kembali kepinggir pantai sembari membawa papan surfingnya. Namja itu tersenyum saat melihat Sungmin yang dengan seksinya menggunakan bikini yang dipilihnya.

Tetapi matanya langsung mendelik tidak suka saat beberapa pria bule mulai memperhatikan tubuh istrinya itu. Dengan cepat Kyuhyun berjalan kearah Sungmin dan memposisikan tubuhnya melungkup diatas tubuh Sungmin.

"Kyuhyun!" seru Sungmin kaget. Yeoja itu baru saja terlelap dan tiba-tiba tubuhnya terasa ditimpah. Jemarinya terangkat untuk menyentuh rambut Kyuhyun yang jatuh dikening. "kenapa?"

Kyuhyun tidak menjawab dan langsung membungkam bibir Sungmin dengan cepat dan penuh. Beberapa pria bule yang tadi berniat mendekati Sungmin mundur secara teratur.

Sungmin mendesah saat kecupan Kyuhyun beralih ke belakang telinganya. Mereka baru saja menjadi pengantin baru, jadi wajar saja.

"Kyu," Sungmin menangkap lengan Kyuhyun yang sudah berada diatas dadanya.

Kyuhyun mengendus sebal.

"wae?" tanya Sungmin sambil melepaskan kacamata hitamnya.

"kau itu tidak tahu situasi ya. Kau tertidurkan barusan?" Sungmin menanggapi pertanyaan Kyuhyun dengan anggukan.

"tadi ada beberapa pria bule yang dengan kurang ajarnya memperhatikanmu. Bagaimana kalau aku tidak kembali kesini. Mungkin mereka sudah memperkosamu."

"Kyuhyun!"

"haish! Salah kau yang terlalu cantik dan sexy. Salahku juga menyuruhmu memakai bikini ini. Pokoknya besok-besok kau tidak boleh pakai bikini." Namja itu segera bangkit dari atas tubuh Sungmin dan diikuti oleh yeojanya.

"kau cemburu?" goda Sungmin.

"tentu saja."

Sungmin terkekeh pelan. Dengan iseng dia memeluk Kyuhyun dan berbisik dengan nada yang sensual. "baiklah, aku hanya akan memakai bikini didepanmu."

Kyuhyun menyeringai. Dengan satu gerakan cepat dia berdiri dan menggendong Sungmin didepan. Sungmin terpekik dan mengampit lengannya dileher Kyuhyun. "kenapa harus pakai bikini. Aku ingin kau tidak pakai apa-apa didepanku." Bisiknya.

Sungmin mengeratkan pelukannya pada leher Kyuhyun. Yeoja itu malu saat beberapa orang melihat kearah mereka. "dasar mesum."

"hanya padamu."

o0o—

Kyuhyun sedang mengetik dengan laptopnya dalam ruangan kerjanya. Hari ini adalah weekend sebenarnya. Tetapi namja itu tetap mengerjakan laporannya sembari menunggu Sungmin yang sedang pergi keluar entah untuk apa.

Tiba-tiba sebuah lengan melingkar dilehernya dari belakang. Tanpa menolehpun Kyuhyun tau siapa pelakunya. "kau sudah pulang?"

Sungmin menganggukan kepalanya. "Kyu."

Kyuhyun berdehem sebagai jawaban.

"I'm pregnant." Bisiknya.

Kyuhyun menghentikan pekerjaannya lalu membalikan kursi putarnya. "benar?"

Sungmin mengangguk sembari mengelus perutnya yang masih datar. "dua bulan, Kyunie."

Kyuhyun menarik Sungmin untuk duduk dipangkuannya. Namja itu memberikan kecupan bertubi-tubi pada wajah Sungmin. "terima kasih sayang, terima kasih sudah membawa malaikat kecil dalam kehidupanku."

.

Beberapa bulan berlalu, kehamilan Sungminpun berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Tetapi tidak dalam proses melahirkan Sandeul, putri kecilnya. Sungmin sempat kehilangan banyak darah dan tidak sadarkan diri.

Dan untungnya setelah dua hari dirawat intensif ibu muda itu langsung sadar. Kyuhyun mengendong Sandeul tanpa canggung dan memberikannya pada Sungmin untuk diberi asi. "putri pertama kita, Cho Sandeul."

Sungmin menerima Sandeul dalam dekapannya dengan penuh kehangatan. Dengan bantuan Kyuhyun dia membuka kemeja pasiennya dan memberikan asi pertama untuk putri cantiknya.

o0o—

Kyuhyun dan Sungmin terus mengawasi Sandeul. Merawat dan menjaga putri mereka satu-satunya itu dengan tenaga mereka berdua. Sungmin tidak membiarkan Sandeul jatuh ketangan perawat atau pengasuh, dia ingin menjaga putrinya dengan kemampuannya sendiri.

Mereka berdua terus memperhatikan perkembangan Sandeul, dari bayi kecil itu membalikan badan, berbicara, berjalan dan berlari. Moment itu tidak pernah terlewatkan oleh keduanya.

Begitu juga saat dimana fase Sandeul beranjak dewasa dan sudah tertarik dengan lawan jenis. Baro. Lelaki itu yang bisa membuat putri kecil mereka menangis dan tersenyum. Baro adalah cinta pertama Sandeul semenjak SMA.

Sungmin membantu Kyuhyun memakai dasi dan membereskan jas yang dipakai suaminya itu. Sungmin tersenyum melihat wajah Kyuhyun yang masih tetap penuh charisma dan gagah meskipun usianya sudah memasuki umur 45 tahun.

"istriku cantik sekali." Ucap Kyuhyun.

Sungmin tersenyum dan mengelus pipi Kyuhyun dengan lembut. "jangan menggombal, aku ini sudah 45tahun mana mungkin aku masih terlihat cantik."

Kyuhyun menangkup kedua lengan besarnya dikedua sisi wajah Sungmin. "meskipun kau sudah 50 tahu, 70 tahun, kau tetap yang paling cantik dimataku."

Sungmin tersenyum dibuatnya. "aku mencintaimu."

Kyuhyun mengecup bibir Sungmin dengan lembut. "aku juga mencintaimu."

.

Kyuhyun merangkul Sungmin sembari melihat Sandeul yang tampil cantik dengan gaun pengantinnya. Ya, setelah acara pemberkatan, kedua mempelai mengadakan pesta disalah satu hotel yang dimiliki Baro.

"hei besan. Tidak mau menikmati waktu mengobrol bersama." Siwon datang dengan Kibum dalam gandengannya. Siapa yang sangka bahwa Baro adalah anak Sibum. Yeah, dunia memang sempit bukan.

"haha, aku salut pada anakmu. Dia harus membahagiakan putriku." Ucap Kyuhyun.

Siwon memandang pasangan pengantin yang tersenyum disana bersama dengan teman-temannya. "aku pastikan itu."

o0o—

"haraeboji~" Kyuhyun melebarkan kedua lengannya menyambut cucu cantiknya itu untuk mendekapnya. Ya, Cho Jinri atau lebih senang dipanggil Sulli. Putri Sandeul dan Baro yang berusia 7 tahun. Anak ini sangat dekat dengan kakeknya.

"menyenangkan liburan bersama appa umma?"

Sulli mengangguk antusias. "harusnya haraeboji dan haelmoni ikut. Pasti seru."

"Sulli, ayo turun. Kasihan haraeboji masih sakit." Ucap Baro. Namja itu meletakan kopernya didekat sofa dan lalu menghampiri putrinya.

"aniyaaaa~ aku masih kangen sama haraeboji."

Kyuhyun mengelus rambut Sulli dengan lembut. "biarkan saja, aku sudah sehat."

"Appa! Ini sudah malam, sebaiknya Appa istirahat saja." Ucap Sandeul, yeoja itu mendekati Sulli dan Kyuhyun dan mengendong putrinya agar berpindah.

"kalian datang," Sungmin mendekat sembari tersenyum. Tidak lupa memberikan sedikit kecupan dipipi cucunya. "liburanmu menyenangkan sayang?" tanyanya.

"ne, tapi lebih menyenangkan lagi jika haelmoni dan haraeboji ikut." Ucap Sulli.

"maaf sayang, tapi kondisi haraeboji sedang tidak baik sekarang ini. Nanti kita bisa berlibur bersama lagi, ne?" Sulli menepuk kedua tangannya senang.

"Kyu, ini sudah malam. Sebaiknya kau istirahat. Ayo." Kyuhyun bangkit dibantu Sungmin, tetapi namja itu kembali terduduk saat tiba-tiba jantungnya terasa sakit luar biasa.

"Kyuhyun!"

"Appa!"

Baro segera memanggil ambulance. Sedangkan Sandeul mencoba menenangkan Sulli yang sudah menangis melihat Kyuhyun tidak sadarkan diri dalam pelukan Sungmin.

.

Sandeul memeluk Sungmin dengan erat saat peti jenazah Kyuhyun dikebumikan. Setelah semalam berjuang dengan penyakit jantungnya, akhirnya Kyuhyun kalah juga. Namja itu menghembuskan nafas terakhirnya dirumah sakit pagi tadi dalam dekapan Sungmin.

Sandeul memandang ibunya dengan penuh airmata. Dari semalam hingga tadi pagi setelah dokter memvonis ayahnya tidak bisa diselamatkan, ibunya itu hanya diam. Tidak menangis ataupun pingsan. Hanya diam memandang wajah pucat suaminya.

"Umma." Bisiknya.

Para pelayat sudah meninggalkan pusara Kyuhyun. Disana hanya ada Sandeul dan Sungmin yang masih dalam posisi seperti tadi. Sedangkan Baro dan Sulli, mereka menunggu didalam mobil.

Sungmin memicingkan matanya. Genangan-genangan airmata itu sudah menumpuk dan turun perlahan. Sesak didadanya perlahan keluar bersama dengan isakan tangisnya yang mengeras. "Kyuhyun." tangisnya.

Sandeul memeluk Sungmin makin erat. Sandeul tau, ibunya itu sangat mencintai ayahnya. Melebihi dirinya sendiri. Tentu saja kehilangan orang terkasih sekaligus pendamping hidupnya membuat ibunya tidak bisa mengatakan apapun.

"Umma, ada aku disini."

.

Seminggu setelah pemakaman Kyuhyun. Sandeul dan keluarganya memilih untuk pindah kerumah orangtuanya. Sejak kematian Kyuhyun, Sungmin menjadi sosok yang pendiam dan tidak banyak bicara. Bahkan kalau bukan Sandeul yang memaksanya makan dan minum vitamin, ibunya itu tidak akan pernah keluar dari dalam kamarnya.

Dan beberapa hari ini Sungmin sudah keluar kamar. Menyiapkan makanan untuk mereka, berbicara dan bermain dengan Sulli.

Pagi ini Sandeul membawakan bubur labu kesukaan Sungmin. Semalam ibunya demam dan dia yakin masih tertidur dikamar hingga kini.

"Umma." Sandeul masuk kedalam kamar Sungmin yang masih gelap. Benar ternyata, ibunya masih terlelap.

Sandeul menaruh nampan berisi mangkuk, gelas dan beberapa butir obat itu dimeja nakas lalu membuka gorden yang tertutup. Setelah selesai, Sandeul duduk disamping Sungmin yang masih menutup matanya dengan rapat. "Umma, ayo bangun. Aku sudah menyiapkan bubur labu kesukaan Umma." Ujarnya.

Tidak ada respon.

Sandeul menepuk pipi Sungmin dengan lembut. Tetapi yeoja itu langsung terkesiap saat pipi halus itu begitu dingin. Dan saat ibujarinya tidak sengaja berada didepan hidung Sungmin, yeoja itu tidak merasakan hembusan nafas ibunya.

"Umma~" airmatanya langsung mengalir. Sandeul mengeceknya sekali lagi dengan menekan nadi yang ada dileher Sungmin.

Tidak ada denyutan.

Bahkan saat merebahkan kepalanya didada Sungmin, Sandeul merasakan dada itu tidak naik turun seperti manusia hidup lainnya. "Umma." Bisiknya sedih.

.

Sandeul memandang kedua nisan yang ada dihadapannya dengan mata merahnya. Kehilangan Kyuhyun masih belum sembuh benar, dan sekarang Sungmin juga meninggalkannya. Sesuai dengan permintaan keduanya. Makam mereka harus berdampingan.

"Umma, Appa. Aku mencintai kalian berdua." Sandeul memberikan penghormatan terakhir kepada kedua orangtuanya dan berbalik mengenggam tangan Baro yang sudah terjulur padanya.

"aku ingin seperti Umma dan Appa nanti." Ujar Sandeul pada Baro.

"ya, kita akan seperti mereka nanti," Ucap Baro sambil tersenyum.

Which of the place you've travelled is the farthest? If you promise to take me there, I will come with you.

END

.

Hallo, saya datang bawa lanjutan Endless Love-nya. Ini khusus buat joyers yang masih tetap stay, I love you guys. At least, I wanna say I will stay on this ship. I love Kyumin. I cant remove my imagination about them. No matter what happen, I still here, I'm ordinary girl who love Kyumin so much.

Just stay if you want. And go away if it your choice.

.

.

Read, and Review?

Thania Lee