Title : GET OUT
Writer : Nickey Jung Rae Suk
Rating : T
Cast : Kim JaeJoong (26) , Jung YunHo (26), Park YooChun (29), Kim Junsu (24), Jung -Shim- Changmin (5), Park -Cho- Kyuhyun (5), Tiffany Hwang (25), Kim Soo Eun, etc.
Pairing : YunJae, YooSu, YunFany (Hoeekkk), ChangKyu(?)
Genre : YAOI, Straight, Hurt, Mpreg (Lagi), Little bit Angst^^
Disclaimer : YunHo MILIK JaeJoong, JaeJoong MILIK YunHo, Cerita ini ASLI MILIK saya.
Lenght : 6 of 10
Warning : YAOI, BOY x BOY, Boys Love, Typo(s), Ide pasaran, No Majas, EYD kacau, Judul ga sesuai dg cerita, alur lambat-kadang cepet(?) TIDAK SUKA JANGAN BACA, NO BASH.
.
.
.
Chapter 5
Sosok Cantik yang selama lima tahun tertidur itu kini telah terbangun.
Walaupun masih merasakan pusing di kepalanya, tapi ia tetap berusaha bangun. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, ternyata masih pagi.
Jaejoong sang namja cantik berusaha bangun dan berjalan untuk membuka gorden agar cahaya matahari dan udara pagi bisa masuk ke kamarnya. Peralatan medis pun kini sudah terlepas dari tubuh kurusnya.
Srekk
Jaejoong membuka gorden putih itu, ia tersenyum ketika hangatnya cahaya mentari pagi menerpa wajahnya.
CKLEK
Jaejoong menoleh ketika seseorang membuka pintu kamarnya.
"Ah..Kau sudah bangun?" Yoochun masuk dan menaruh nampan yang berisi sarapan Jaejoong di meja yang ada di sana. "Aku membawakanmu sarapan." Ujarnya kemudian menghampiri Jaejoong yang masih berdiri di dekat jendela.
"Gomawo Yoochun-ssi..." Jaejoong tersenyum.
BRUKK!
"Yoochun-ssi!"
"Mianhae...Jeongmal mianhae...aku..aku siap jika Jaejoong-ssi akan melaporkanku ke Polisi, aku siap jika kau menghukumku." Yoochun berlutut, ia menundukan kepalanya menyesal. Jaejoong yang melihat itu menghampiri Yoochun dan segera membantunya berdiri kembali.
"Aniyo...Justru aku yang harusnya berterimakasih.. Mungkin aku memang harus mengalami ini semua. Dulu aku yang salah tak melihat lampu penyebrangan... Kalau saja bukan Yoochun-ssi yang menabrakku waktu itu, dan kalau bukan Yoochun-ssi terus mempertahankan nyawaku, mungkin aku sudah berada di Surga sekarang." Ujar Jaejoong tersenyum. "Aku sudah mendengar semuanya dari Dokter Sung." Imbuhnya lagi.
"Jaejoong-ssi..Aku—"
"Untuk menebus kesalahanmu, maukah kau mengijinkanku tinggal di sini?"
"Ye?"
"Tapi jika Yoochun-ssi tidak mau, aku akan keluar—"
"Aniya...Jaejoong-ssi boleh tinggal di sini sampai kapanpun. Anggap saja ini rumahmu sendiri." Sela Yoochun cepat.
"Gomawo Yoochun-ssi..."
"Ne, cheonma... Ah...panggil saja Yoochun."
Keduanya pun tersenyum.
"Ummaaa..."
GREP!
Jaejoong terpaku, seorang anak kecil berlari dan memeluk kakinya erat serta memanggilnya Umma.
Yoochun yang mengerti keterkejutan Jaejoong tersenyum. "Dia, anak Jaejoong-ssi..."
"A-apa?"
Yoochun mengangguk tersenyum.
"Anakku..." Jaejoong menekuk lututnya kemudian memeluk Kyuhyun . "Anakku...Ini anakku Yoochun-ssi?" Tanyanya lagi masih tak percaya.
"Ne...namanya Kyuhyun, Park Kyuhyun...Mianhae, aku menamainya dan memakai margaku karena dulu aku tak tahu siapa namamu." Jelas yoochun.
"Gwaenchana...Aku suka. Kyuhyun..."
Cup~Cup~Cup~
Jaejoong mengecup wajah Kyuhyun bertubi-tubi.
"Ahahaha...Geli Ummaaa~~" Ronta Kyuhyun, tapi Jaejoong tak peduli. Namja cantik itu terus menciumi wajah Kyuhyun. Mungkin ia terlalu senang dan terkejut juga melihat anaknya sudah sebesar itu. Ternyata tidurnya memang sangat panjang, pikirnya.
Yoochun tersenyum getir melihatnya. 'Mianhae...' Batinnya.
.
.
~*Dong Bang Shin Ki*~
"Bagaimana sekolah barunya? Min suka?" Nyonya Jung tengah memangku Changmin di ayunan yang ada di taman belakang rumahnya. Yeoja paruh baya itu mengelus rambut cucunya. Walaupun Changmin bukanlah cucu kandungnya, tapi Nyonya Jung sangat menyayangi namja cilik itu.
Ia sangat senang akhirnya Yunho membawa Changmin kembali ke Korea. Sekarang Changmin sudah bersekolah di ShinKi Kindergarten. Walaupun baru sebulan di Korea, tapi namja cilik itu sudah bisa beradaptasi dengan baik.
"Ne...Min suka, apalagi ada Kyu..." Jawab Changmin dengan wajah merona.
"Aigoo...sepertinya cucu Halmeoni sedang jatuh cinta eoh?" Goda Nyonya Jung. "Katakan apa dia wanita yang cantik?"
"Kyu mempunyai senyuman yang manis Meoni...Walupun Kyu bukan yeoja tapi Kyu cantik." Jawab Changmin tersipu.
"Ye? Maksud Minnie Kyu itu... Nam...ja?" ragu Nyonya Jung bertanya, ia berharap apa yang dipikirkannya salah.
"Ne...Kyu namja, namja yang manis...Min suka, dan kalau sudah besar nanti Min mau menikah dengan Kyu.." Celoteh Changmin. Nyonya Jung terpaku mendengarnya. Aniya...Ini tidak boleh terjadi, janagn sampai kisah Yunho terulang kembali. Dengan cepat Nyonya Jung menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum, Changmin masih kecil, dia pasti tidak serius dengan ucapannya, pikirnya.
.
.
.
~*Tong Vfang Xien Qi*~
Jaejoong menyiapkan bekal makanan Kyuhyun dengan semangat. Setelah sebulan, ia dinyatakan sembuh dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Selama sebulan Jaejoong tidak pernah keluar rumah, kecuali saat ke Rumah sakit, itupun untuk kontrol rutinnya.
Dan setelah sebulan hanya berdiam diri di rumah, hari ini ia akan mengantar anaknya ke sekolah.
Dengan senyum yang masih mengembang, Jaejoong memasukan kotak bekal itu ke tas kecil Kyuhyun.
"Umma, kenapa bekalnya ada dua?" Tanya Kyuhyun heran, karena biasanya Jaejoong membuatkan bekal untuknya hanya satu.
"Ini untuk temanmu yang suka merebut bekalmu sayang..."
"Mwo? Umma membuatkannya bekal? Andwe...dia udah jahat sama Kyu, kenapa Umma malah membuatkannya bekal?" Kyuhyun mengerucutkan bibirnya imut.
Jaejoong berjongkok dan mengecup bibir anaknya gemas. "Karena, jika Umma membuatkannya bekal juga, dia tidak akan merebut bekal kamu lagi." Jawab Jaejoong.
"Tapi dia rakus Umma.." rajuk Kyuhyun masih tidak terima Ummanya membuatkan makan untuk 'musuh' nya.
"Umma membuat banyak 'ko...sudah..nanti terlambat. Kkajja, Appa sudah menunggu di depan." Ajak Jaejoong. Ia hanya ingin mengajarkan pada anaknya jika kejahatan tak selamanya harus di balas dengan kejahatan lagi. Tapi apakah itu berlaku untuk Yunho?
Sesampainya di depan sekolah, Jaejoong dan Kyuhyun turun dari mobil, sedangkan Yoochun langsung pergi karena harus segera ke Rumah sakit.
Kyuhyun masih cemberut. Jaejoong yang melihatnya hanya tersenyum.
"Sayang, mana temanmu yang suka merebut bekalmu itu?" Tanya Jaejoong, kini mereka sudah berdiri di depan gerbang Shinki Kindergarten.
Kyuhyun mengedarkan pandangannya. "Itu.." Tunjuknya pada seorang namja kecil yang terlihat lebih tinggi dari anak seusianya. Namja kecil itu berjalan dengan riangnya.
"Kyunnie baby..." Panggilnya berlari menghampiri Kyuhyun dan Jaejoong.
"Jangan panggil Kyu, Baby..Huh.." Kyuhyun membuang mukanya sebal. Jaejoong yang melihatnya hanya tersenyum manis.
"Annyeong...Apa kamu yang bernama Changdola?" Sapa Jaejoong.
Changmin mengernyitkan alisnya. "Changdola? Nuguya?"
"Kyu?" Jaejoong melirik tajam ke arah anaknya. Ia pikir Kyuhyun pasti membohonginya dengan mengatakan jika anak yang sering merebut bekalnya itu bernama Changdola. Sebenarnya Jaejoong juga sempat heran dengan nama aneh tersebut.
"Ommona...Yeppeoda~~~" Changmin menganga, matanya berbinar-binar melihat wajah cantik Jaejoong. Namja kecil itu seolah melihat banyak kupu-kupu dan bunga-bunga di sekelilingnya.
Pletakkk
Kyuhyun menjitak kepala kecil Changmin. "Dasar Playboy, katanya Min suka Kyu, tapi kenapa lihat Umma Kyu, Min terpesona begitu? Huh...Kyu benciiii..." Setelah mengucapkan itu Kyuhyun pergi meninggalkan Changmin yang masih mengusap kepalanya yang sedikit sakit karena jitakan dari pujaan hatinya itu.
"Kyu-chan?" Panggil Jaejoong. Tapi namja cilik itu terus berjalan tak menghiraukan panggilan sang Umma.
"Apa Ahjumma, Umma Kyunnie?"
"Ne..." Jawab Jaejoong tersenyum.
"Annyeonghasseo...Choneun Jung Changmin imnida...pacar Kyunnie... Salam kenal Si-Eommoni..." Changmin memperkenalkan dirinya. Jaejoong yang mendengarnya terkekeh. Changmin memanggilnya 'Si-Eommoni'? Sepertinya kelak ia akan menjadi Ibu mertua namja cilik di depannya ini.
"Annyeong Changminnie... Nan Kim Jaejoong... Minnie boleh panggil Ahjussi..." Balas Jaejoong.
"Bolehkan Min panggil, Jeje Umma?"
Jaejoong terlihat berpikir, tapi kemudian ia mengangguk. "Jja...ini bekal untukmu... Mulai sekarang Min ga boleh rebut bekal Kyu lagi ne... Karena mulai sekarang Jeje Umma akan membuatkan Min bekal yang sama seperti Kyu." Jaejoong memberikan kotak bekal satunya lagi pada Changmin.
"Jeongmal? Jeje Umma mau buatin Min bekal setiap hari? Yeeee...Gomawo Umma..." Changmin memeluk Jaejoong. Jaejoong tersentak, tapi kemudian ia balas memeluk Changmin. Ada rasa hangat ketika dirinya mendekap tubuh kecil Changmin. Padahal ia baru pertama kali bertemu dengan namja cilik itu, tapi ia seolah sudah mengenal Changmin lama.
Mulai saat itu Jaejoong menjadi lebih dekat dengan Changmin, terkadang mereka bertiga-Jaejoong, Changmin dan Kyuhyun- selalu menghabiskan waktu bersama saat pulang sekolah. Jaejoong seperti mempunyai dua orang anak sekarang.
Seperti siang ini, Jaejoong tengah menunggu 'kedua anakanya' di depan gerbang sekolah. Ia melihat jam pergelangan ditangan. Sekitar lima belas menit lagi mungkin Changmin dan Kyuhyun baru keluar.
Sembari menunggu, Jaejoong memutuskan untuk membeli minuman di seberang jalan. Ia merasa haus, mungkin karena cuaca hari ini sangat panas.
Jaejoong berjalan dengan pelan.
CKIIITTT!
Tanpa di duga sebuah mobil hampir menabraknya. Beruntung dirinya belum sempat menyebrang. Jaejoong memejamkan matanya erat ia masih trauma dengan kecelakaan yang menimpannya lima tahun lalu.
"Agassi..Gwaenchana?"
Perlahan Jaejoong membuka matanya, ia masih hidup. Ia menoleh pada orang yang bertanya tadi.
DEG
DEG
DEG
Yunho membelakan matanya, orang yang hampir selama enam tahun selalu datang ke mimpinya kini berdiri di hadapannya. Begitupula dengan Jaejoong ia terkesiap melihat kembali seseorang yang sangat dibencinya.
["Aku sangat mencintaimuu Boo, sungguh."]
[" Aku akan menceraikan Tiffany, tapi beri aku waktu sampai anak itu lahir, nde?"]
" Kau tak akan berbohong 'kan?"
" Yakseok. Aku janji."]
.
.
["Bulannya sangat indah.."
"Tapi kau lebih indah Boo.."]
.
.
["Aku mencintaimu Yunnie..."
"Dan aku lebih mencintaimu."]
.
.
["Kau sangat pandai berbohong Jae.."
"Kau pasti mendorong Tiffany, dan karena tubuhmu tak seimbang kau juga ikut terjatuh, iya 'kan?"
"Sudahlah Jae...aku tak mau mendengarnya lagi. Geokjeongma, aku tak akan melaporkanmu pada Polisi, kau boleh pergi, aku akan segera mengirim surat cerai itu."]
.
.
[ "Ibuku benar, hubungan kita memang salah.. Tak seharusnya kita bersama."]
["Kau jangan pernah menyesalinya nanti, karena aku...aku tak akan pernah memaafkanmu. Aku membencimu, sangat."]
.
.
["Selamat Jaejoong-ssi, anda sedang mengandung. Usia kandungan anda empat minngu."]
.
.
["PENCURI!"]
[BRAKKK!]
"Jaejoong-ah..."
Jaejoong membalikan badannya cepat. Ia berlari dan berhenti di depan Sekolah. Jaejoong menarik nafas dalam untuk menormalkan nafasnya kembali. Tubuhnya bergetar, otaknya masih berpikir keras.
Ia tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan orang yang paling di bencinya. Kenangannya bersama Yunho dulu kembali berputar, membuatnya merasakan sakit kembali.
"Umma..!" Kyuhyun dan Changmin menghampiri Jaejoong yang hampir terjatuh.
"Umma gwaenchana?" Cemas Kyuhyun.
"Jeje Umma kenapa? Ini...minum dulu.." Changmin memberikan botol minumannya pada Jaejoong.
"Gomawo..."
"Minnie-ah..." Yunho terpogoh menghampiri ketiganya.
"Appa..!"
DEG
Jaejoong membelakan matanya ketika Changmin memanggil Yunho, Appa.
["Annyeonghasseo...Choneun Jung Changmin imnida.."]
Jaejoong memejamkan matanya, mengapa ia baru ingat kalau Changmin bermarga Jung?
"Ayo Kyu kita pergi!" Ajak Jaejoong, ia memegang tangan Kyuhyun dan sedikit menyeretnya.
"Jeje Umma...Bukankah kita akan ke taman lagi sekarang?" Seru Changmin heran karena tiba-tiba Jaejoong pergi begitu saja.
Jaejoong terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan Changmin.
"Jeje Umma...Jeje Umma...Tunggu... Min ikuuut..." Changmin berlari menyusul Jaejoong dan Kyuhyun.
BRUKK
Namja cilik itu terjatuh. "Huweeeeee..."
"Minnie-ah..." Yunho menghampiri anaknya. "Jeje Umma pergi Appa...Min mau Jeje Umma..." Yunho yang tidak tahu mengapa Changmin bisa kenal dan seperti sangat dekat dengan Jaejoong hanya terdiam. Tapi seketika ia berdiri dan berlari menyusul Jaejoong.
Jaejoong terus berjalan cepat menyeret tangan Kyuhyun, tak dihiraukan seruan Changmin yang memanggilnya. Kenapa? Kenapa disaat dia ingin membuka lembaran hidup baru dia harus bertemu lagi dengan orang yang sudah menghancurkan hatinya, menghancurkan cintanya? Padahal Jaejoong pikir ia tak akan pernah bertemu lagi dengan Yunho. Tapi mengapa Tuhan mempertemukannya kembali dengan namja itu?
"Umma...kenapa ninggalin Min?" Kyuhyun merasa heran karena sang Umma pergi begitu saja. "Umma, Min jatuh!" Teriak Kyuhyun karena mendengar suara tangisan Changmin.
"Sudahlah.. Ayo pergi..." Ucap Jaejoong tak peduli.
GREP!
Yunho memegang pergelangan tangan Jaejoong.
"Jaejoong-ah..."
"Joesunghamnida...Apa kau mengenalku?" Tanya Jaejoong sinis melepaskan cengkraman Yunho.
"Jaejoong-ah... Jebal..."
.
.
"Hahaha...Aku memang tak salah memilih menantu." Tawa Nyonya Jung. Sedari tadi yeoja paruh baya itu tak berhenti memuji keahlian sang menantu. Nyonya Jung melihat kembali ke sekeliling ruangan yang sekarang telah menjadi butik itu. Pakaian yang ada di sana seluruhnya adalah hasil rancangan menantunya.
Well, Tiffany adalah seorang Designer, dulu ia kuliah Design di Belanda.
Semenjak ia menikah dengan Yunho, Tiffany hanya berdiam di Rumah menjadi seorang Ibu Rumah Tangga saja. Tapi ketika di Jepang, Tiffany mencoba menyalurkan bakatnya. Dan ternyata cukup berhasil, sekarang Tiffany menjadi seorang Designer yang cukup terkenal di Jepang dan Korea.
"Umma terlalu berlebihan..." Ucap Tiffany terkekeh menanggapi pujian mertuanya.
"Aniyo...Yunho memang pantas mempunyai istri sepertimu." Sanggah Nyonya Jung. Dan ucapannya itu memebuat Tiffany memudarkan senyumannya.
Nyonya Jung yang mengerti perubahan raut wajah menantunya itu hanya menghela nafas. Ia tahu menantunya itu merasa sedih. Selama hampir enam tahun Tiffany tak pernah bisa membuka hati Yunho untuknya.
"Haahh... Mian membuatmu seperti ini Fanny-yah... Seandainya saja—"
"Sudahlah Umma... Aku cukup bahagia dengan keberadaan Yunho Oppa di sisiku. Apalagi sekarang ada Changmin juga. Aku... aku merasa senang, Umma dan Appa juga sangat menyayangiku." Tiffany mencoba membuat Nyonya Jung tenang.
Bohong jika ia tak merasakan sakit hati. Wanita mana yang mau bertahan dengan rumah tangganya, sedangkan suaminya sendiri tak mencintainya? Tapi ia melakukannya. Walaupun ia tahu Yunho tak pernah mencintainya, tapi ia terus bertahan dengan dalih ' ia percaya suatu saat Yunho akan mencintainya'. #Mimpi kali Yee?
.
.
Changmin dan Kyuhyun terlihat senang bermain pasir di Taman Kota. Mereka berdua tak berhenti tertawa. Dan sesekali saling berkejaran seperti sedang bermain kucing-kucingan(?).
Yunho dan Jaejoong memperhatikan dan menunggu mereka di kursi taman. Sedari tadi Jaejoong mengacuhkan keberadaan Yunho. Ia tak pernah menatap ataupun berbicara pada Yunho. Lain halnya dengan namja tampan itu, ia selalu diam-diam mencuri pandang ke arah namja cantik di sebelahnya.
"Jadi Kyuhyun itu anakmu?" Setelah lama terdiam Yunho pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Ne." Jawab Jaejoong singkat.
"Tapi kenapa dia memanggilmu Umma?" Kembali, namja tampan itu bertanya. "Ahhh... Jangan-jangan kau menikah lagi dengan seorang namja dan—"
Belum sempat Yunho menyelesaikan ucapannya Jaejoong terlebih dahulu menyelanya. "Aku memang Ummanya, Kyuhyun terlahir dari rahimku." Sungutnya.
Yunho terkejut mendengar jawaban Jaejoong. Tapi sedetik kemudian namja tampan itu tertawa. "Hahaha... Leluconmu sangat lucu Jae-yah..." ia terus tertawa. Jaejoong yang melihatnya hanya mendelikan matanya jengah.
"Terserah saja jika kau tak percaya, aku tidak peduli." Ucap Jaejoong sinis. Yunho mulai memelankan tawanya. Sepertinya Jaejoong memang sangat membencinya, pikirnya. Karena sedari tadi Jaejoong selalu sinis padanya.
"Baiklah, aku percaya..." Ucapnya berpura-pura. Yunho kembali memperhatikan Changmin dan Kyuhyun. "Changmin juga anakku. Aku mengadopsinya..." Ucapnya lagi seraya menghela nafas.
"Geurae? Aku pikir dia anak kandungmu... Syukurlah kalau begitu."
"Maksudmu?" Heran Yunho dengan kata 'syukur' Jaejoong
"Nde, aku bersyukur. Berarti ucapanmu yang mengatakan jika Tiffany tidak dapat mempunyai anak lagi itu benar." Jawab Jaejoong. Yunho sendiri masih belum mengerti kemana arah pembicaraan Jaejoong.
"Aku pikir dia akan mati bersama anaknya."
"Kim Jaejoong do?—"
"Wae? Bukankah kau bilang aku mendorongnya? NDE...aku memang mendorongnya, ani, sebelum mendorongnya aku menamparnya, dan menendang perutnya. Aku pikir dia akan mati, tapi—"
"Geuman!" Hardik Yunho. Ia tak pernah menyangka Jaejoong akan sekejam itu. Jadi ternyata benar jika Jaejoong lah yang membuat Tiffany dulu terjatuh? Padahal selama 5 tahun ini Yunho menyesali perbuatannya yang sudah tidak mempercayai Jeajoong, tapi ternyata?
"Changmin-ah... Ayo pulang!" Teriak Yunho menghampiri anaknya.
"Tapi Appa—"
GREPP
Yunho membawa pulang paksa Changmin. Sedangkan namja cilik itu tak berani melawan tatapan tajam sang Ayah, ia hanya bisa menurut.
"Kyu... Besok mainnya terusin yah..."
"Ne..." Sahut Kyuhyun, walupun ia tak mengerti kenapa tiiba-tiba Ahjussi tampan, Appanya Changmin itu membawa Changmin pulang.
"Jeje Umma... Min pulang dulu yah..." Pamit Changmin pada Jaejoong. Jaejoong hanya mengangguk, sedangkan Yunho masih menampakkan wajah marahnya, ia dan Changmin melewati Jaejoong begitu saja tanpa suara.
Jaejoong hanya mendengus melihatnya. Begitu percayakah Yunho pada ucapannya?
Bukankkah kebersamaannya dengan Yunho dulu cukup lama?
Tapi mengapa Yunho tak mengenalnya? Mengenal sifatnya.
Apa dirinya di mata Yunho serendah itu sampai tega harus membunuh rivalnya? Pertanyaan itu masih terus berputar di pikirannya. Biarlah...Bukankah Yunho memang sudah membencinya? Lebih baik Yunho lebih membencinya lagi, karena ia pun sama, sangat membenci Yunho.
.
.
Jaejoong pulang ke rumah masih dengan pikirannya tentang kejadian di taman tadi. Kyuhyun yang berceloteh riangpun tak di tanggapinya.
"Kami pulang..." Ucapnya. Kemudian seorang maid menghampirinya dan mengambil tas Kyuhyun dari tangan Jaejoong. "Gomawo Rae Suk-ah..." Ujar jaejoong ramah. #Author jadi babu lg -_-
Maid itu menganggukkan kepalanya. Ia sedikit kaget karena Kyuhyun tiba-tiba saja berlari. Kebiasaan namja kecil itu jika tiba di rumahnya, ia pasti akan berlari untuk sampai ke kamarnya.
"Ah ye... Tuan ada tamu yang—" Belum sempat maid bernama Rae Suk itu berujar, sang tamu sudah menghampiri mereka.
"Annyeong Nyonya Park..." Sapanya pada Jaejoong.
"Annyeong... Nuguseyo?" Sepertinya Jaejoong tak mengenal namja berambut blue di depannya. (Rambut Suie pas konser di Indo)
"Kau tidak mengenalku? Jinjjayo? Ommo... Hampir seluruh orang Korea mengenalku, tapi kau?" Tanya tamu itu tak percaya.
"Jeongmal Joesunghamnida, tapi aku benar-benar tidak mengenalmu." Jawab Jaejoong ramah. Walaupun ia bisa melihat sikap sombong tamunya itu, tapi ia tetap berusaha bersikap ramah.
"Ckckck..." Junsu menggeleng-gelengken kepalanya. "Kau?" Tunjuk tamu misterius itu pada Rae Suk.
"Ye..?" Kaget Rae Suk.
"Kau tahu siapa aku?"
"Ye... Dangshineun... Xiah Junsu-ssi..." Rae Suk mengggit bibir bawahnya. Jujur saja ia gugup, karena tiba-tiba rumah majikannya kedatangan tamu seorang artis terkenal. Bahkan bukan hanya di negaranya, tapi sang artis sudah terkenal hampir di seluruh dunia. Dan satu hal lagi yang membuat maid itu gugup, karena sang maid adalah fangirl artis muda bernama Xiah Junsu itu.
"Aku tidak mengenalnya." Ucap Jaejoong dengan polosnya.
"Mwo?" Junsu membelakan matanya tak percaya.
"Joesunghamnida... Tuan Jae—"
"Sudahlah... Aku tak peduli kau mengenalku atau tidak." Sela Junsu cepat memotong ucapan Rae Suk. "Kau? Apa kau bisa meninggalkan kami berdua? Ani, apapun yang aku katakan. Bisakah kau menyimpannya sebagai rahasia?" Tatap tajam Junsu pada Rae Suk.
"Ye Junsu-ssi... Aku akan pergi dan menutup mulutku, ani...aku kan menutup telingaku juga." Ucap Rae Suk takut dengan tatapan tajam Junsu. Kemudian maid berambut pendek itu segera meninggalkan Junsu dan Jaejoong yang masih bingung dengan perkataan dua orang di depannya.
Sepeninggal Rae Suk, Junsu kembali memandang Jaejoong. Ada perasaan aneh di dadanya ketika mata sipitnya menelusuri wajah cantik Jaejoong.
"Aku tak ingin berbasa-basi." Ucapnya cepat. Karena entah mengapa ia terhanyut melihat wajah Jaejoong.
"Aku ke sini untuk megambil kembali anakku."
"Musseun marriya?" Jaejoong tidak mengerti ucapan orang yang sekarang diketahuinya bernama Xiah Junsu itu.
"Aku akan mengambil kembali Park Kyuhyun. Anakku." Tegas Junsu.
"Mwo?"
"Kau pasti terkejut bukan? Park Yoochun sudah membohongimu. Anakmu yang sebenarnya sudah hilang." Junsu melipat tangannya di dada.
"Maldo andwe.. Kau pasti bohong..." Jaejoong tak percaya ucapan orang asing di depannya yang tiba-tiba saja mengatakan jika Kyuhyun bukan anakknya.
"Tapi itulah kenyataanya. Anakmu hilang, dan karena tak ingin merasa bersalah Yoochun mengatakan jika Kyuhyunlah anakmu. Padahal sebenarnya, dia adalah anakku, anak yang lahir dari rahimku. Anak Yoochun... Kyuhyun... Anak kami berdua." Jelas Junsu menohok tepat hati Jaejoong. "Kau sudah dibohongi oleh Park Yoo—"
"KIM JUNSU!"
Junsu dan Jaejoong serempak menoleh ke arah suara keras itu. Terlihat Yoochun yang mengepalkan tanganya kuat. Wajahnya memerah menahan marah.
"Wow... Sepertinya aktor utama kita telah datang... Baiklah Nyonya Park, kalau kau masih tak percaya, kau bisa langsung menanyakan pada suamimu." Ucap Junsu menyeringai. Sedari tadi dirinya selalu memanggil Jaejoong dengan sebutan 'Nyonya Park' karena yang Junsu tahu, namja cantik di depannya itu tinggal satu atap dengan mantan kekasihnya. Jadi Junsu menyimpulkannya begitu, walaupun ia sendiri tak ikhlas mengucapkan panggilan itu. Selain itu juga, Junsu memang tak tahu siapa nama Jaejoong.
"Hyung..." Lirih Jaejoong pada Yoochun. Ia ingin meminta penjelasan ucapan Junsu. Ia tak ingin begitu saja percaya jika Kyuhyun bukanlah anak kandungnya.
BRUKK!
"Mianhae..."
.
.
.
.
.
.
TBC
Makasih banyak buat yg udah review, follow,n fav cerita ini, kalau dchap ini yg responnya banyak, saya akan usahain post lanjutannya tiap hari,hehe..
seneng deh ada jg reader yg seumuran bahkan udah punya anak jg, mungkin nanti kita bisa sharing, sesama fangirl IRT,hohoho...
Review lg yah...;)
YUNJAE IS REAL...!
Always Keep The Faith...^^