Title : JEBAL DORAWAJYO (Sekuel Mianhae)

Author : Nickey Jung Rae Suk

Rating : T

Cast : YunJae, YooSu, Jung ChangMin.

OC : Jisung (Cha Ji Hyeon PTB)

Genre : YAOI, Familly, Romance, Hurt, Mpreg.

Disclaimer : YunHo MILIK JaeJoong, JaeJoong MILIK YunHo, Cerita ini ASLI MILIK saya..

Lenght : 3 of 3

Warning : YAOI, BOY x BOY, Boys Love, Typo(s), Ide pasaran, EYD kacau, Judul ga sesuai dg cerita, No Majas, alur lambat- kadang cepet(?) TIDAK SUKA JANGAN BACA, NO BASH.

~*YunJae Is Real*~

Jaejoong masih melihat pantulan dirinya di cermin. Saat ini ia dan Jisung tengah memilih Tuxedo yang akan mereka kenakan pada pernikahan mereka nanti.

Semenjak kepergian Yunho, Jaejoong lebih sering melamun. Ia juga tak tahu mengapa. Padahal ini adalah keputusanya. Tapi mengapa ia masih merasakan jika hatinya belum menerima?

Apa keputusannya menikah dengan Jisung adalah benar? Apakah ia akan bahagia jika menikah dengan namja yang usianya terpaut 9 tahun dengannya itu? Bagaimana dengan Yunho? Bagaimana dengan Changmin?

Pertanyaan itulah yang selalu berputar-putar dikepalanya.

"Kau sangat cantik Jae..." Suara Jisung mengembalikan Jaejoong dari lamunannya.

"Oh Hyung, apa kau sudah menemukan yang cocok?"

"Um... Bagaimana dengan yang ini?" Jisung memperlihatkan tuxedo yang sedang dikenakannya.

"Sangat tampan." Puji Jaejoong.

.
.

Selesai memilih Tuxedo, Jaejoong dan Jisung mampir dulu ke Coffee Cojjee milik Jaejoong. Sudah lama Jisung tak berkunjung ke kedai kopi itu karena kesibukannya sebagai pengusaha pertambangan batu bara.

Jisung menikmati Vanilla latte nya, ia melirik Jaejoong yang sedari tadi hanya melamun. Jisung memang merasakan sejak Jaejoong menerima lamarannya dua minggu lalu, namja cantik itu menjadi lebih pendiam. Padahal Jaejoong selalu ceria jika tengah bersamanya.

Tapi Jisung bisa mengerti itu.

Sebenarnya dulu ketika melamar Jaejoong, Jisung tak pernah sekalipun berpikir dirinya akan diterima. Mengingat kekasih Jaejoong yang, yeah... lebih dari 5 orang, apalagi kehadiran kembali mantan suami Jaejoong. Tapi sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padanya, Jaejoong menerimanya. Maka dari itu Jisung memutuskan untuk secepatnya meminang namja cantik itu.

Tapi sepertinya sang dewi enggan selalu berpihak padanya. Meskipun Jaejoong menerima lamarannya, namun sepertinya masih ada sesuatu hal yang mengganjal dihati namja cantik itu. Dan Jisung tahu, itu semua karena namja tampan mantan suami Jaejoong. Jung Yunho.

"Apa yang kau lamunkan Jae?" Jisung memegang tangan Jaejoong yang tersimpan di meja.

"Nde?...Aniya, amudo aniya..." Elak Jaejoong.

"Jae, apa kau mencintaiku?" Tanya Jisung menatap dalam mata bulat Jaejoong.

"Ke...napa Hyung bertanya begitu?" Ucap Jaejoong terbata.

"Kenapa kau mau menikah denganku?"

"Tentu saja karena aku mencintaimu.. Hyung-ah...waegeurae?"

Jisung melepaskan tangan Jaejoong. "Kau tahu? Aku selalu merasa cemburu saat kau masih tinggal dengan mantan suamimu, dan dari sana aku berpikir, mungkin kau masih mencintainya hingga mengijinkannya tinggal bersamamu."

"Hyung itu tidak—"

"Bukankah kau pernah gagal dalam pernikahanmu? Apa kau ingin gagal kembali dengan alasan yang sama?"

"..."

"Kembalilah pada Yunho...Aku tahu kau masih mencintainya..." Ujar Jisung lirih.

"Hyung..."

"Aku mencintaimu Jae, sangat. Hajiman... Aku ingin melihatmu bahagia, walaupun itu bukan denganku."

Jaejoong menundukan kepalanya. Orang lain saja bisa membaca perasaannya, mengapa dirinya sendiri tidak peka?

"Jangan bohongi perasaanmu lagi Jae-yah..."

~*YunJae*~

Jaejoong berdiri di depan pintu apartement Yunho. Sudah satu jam lebih ia menunggu. Tapi sepertinya Yunho belum kembali. Jaejoong merapatkan jaket yang di kenakannya, ia berjongkok di depan pintu itu.

"Jae?"

Sapaan Yunho membuatnya mendongkakkan kepala. "Yun..." Jaejoong bangun dan merapihkan pakaiannya.

"Sedang apa di sini?" Heran Yunho karena ia tak pernah menyangka Jaejoong akan mendatangi apartementnya. "Masuklah..." Yunho membuka pintu itu lebar. Jaejoong mengikuti Yunho masuk.

"Apa kau sungguh akan pergi?" Tanya Jaejoong langsung. Itulah alasan ia menemui Yunho, karena ingin memastikan keputusan namja tampan itu.

"Ne... Aku akan berangkat minggu depan." Jawab Yunho seraya menaruh minuman dingin di meja.

"Jangan pergi Yunho-yah..." Lirih Jaejoong. Yunho menoleh ke arah Jaejoong yang masih berdiri. Ada apa dengan Jaejoong? pikirnya.

"Waegeurae?" Yunho menghampiri Jaejoong.

"Jika aku membatalkan pernikahanku dengan Jisung Hyung, apa kau tidak akan pergi?" Tanya Jaejoong menatap Yunho.

Yunho tersenyum. "Wae? kau ingin membatalkan pernikahanmu? Bukankah kau sangat mencintai ahjussi itu?" Sinis Yunho.

"Aku—"

"Aku sudah memutuskan untuk pergi dari hidupmu Jae-yah. Aku sadar aku tak pantas mendapatkan orang sebaik dirimu... Mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama."

GREP!

"Kajima...!" Jaejoong memeluk Yunho dengan erat. "Jangan tinggalkan aku dan Changmin... Kami membutuhkanmu..." Lirih Jaejoong dengan suara terisak.

Yunho melepaskan pelukan Jaejoong. "Dengar, kalaupun aku pergi, kita masih bisa tetap berhubungan. Karena di antara kita ada Changmin. Geokjeongma..."

"Aku akan menunggumu di gereja minggu depan. Jika kau tak datang aku akan menikah dengan Jisung Hyung." Ancam Jaejoong membuat Yunho bingung. "Galkhe..." Jaejoong pergi meninggalkan Yunho yang masih tak mengerti dengan ucapannya.

"Hahh...sudahlah Jung Yunho...keputusanmu sudah bulat untuk pergi dari sini..."

.
.

Yunho yang sedang membereskan beberapa file harus menghentikan pekerjaannya karena bel apartementnya berbunyi. Ia membuka pintu dan menemukan sebuah bungkusan kecil di depan pintu. Yunho mengambil dan membuka bungkusan itu.

DEG

Ternyata bungkusan itu adalah kartu undangan dari Jaejoong. "Cih... 'jangan pergi Yunho-yah...' " Ucap Yunho menirukan ucapan Jaejoong kemarin. "Tapi apa? Dia bahkan mengirim kartu pernikahannya padaku. Ck..." Yunho membuang undangan itu ke tempat sampah tanpa melihat isinya. Kemudian namja tampan itu meneruskan kembali pekerjaannya.

Jaejoong meremas tangannya yang dingin. Sesekali ia menggigit kuku tangannya gelisah. Ia terus mondar-mandir di ruang rias pengantin itu.

"Jae-yah...sudah saatnya..." Nyonya Kim menghampiri Jaejoong. "Waeyo?"

"Umma... Apa Yunho akan datang? Aku takut dia—"

"Dia pasti datang... Geokjeongma... Bukankah dia bilang mencintaimu eoh? Kkajja..." Nyonya Kim menyeret tangan Jaejoong.

Jaejoong sudah tiba di ruangan tempat ia akan mengucapakan Janji suci. Dilihatnya Jisung tersenyum padanya. Jaejoong pun menghampiri namja tampan itu.

"Kau sangat cantik Jae..."

.
.

"Chunnie... Tunggu aku..." Junsu tergesa-gesa menyusul Yoochun yang telah berjalan jauh di depannya. Mereka berdua akan menghadiri acara pernikahan Jaejoong.

Well... Junsu dan Yoochun sudah kembali bersama. Sejak insiden percobaan bunuh diri yang dilakukan Junsu, Yoochun sadar jika ternyata Junsu memang sangat mencintainya hingga berbuat nekat seperti itu. Dan sebenarnya, karena dirinya pun masih mencintai Junsu, jadi Yoochun memutuskan untuk kembali pada namja imut itu.

"Kkajja..." Junsu sudah siap duduk di mobil. "Chamka..." tahannya ketika merasakan getaran di saku celananya. Junsu membuka sebuah pesan yang dikirim Yunho. "MWOO?" Teriaknya melihat isi pesan itu.

"Waeyo?" Yoochun tersentak.

"Jung Yunho, dia bilang hari ini dia akan pergi ke Jepang dan sekarang dia sudah di bandara."

"MWOO?" Teriak Yoochun tak kalah nyaring.

"Chunnie-ah sepertinya dia salah paham... Kkajja... Kita harus menghentikannya."

Seketika itu juga Yoochun menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju bandara Incheon. Junsu tak berhenti menghubungi Yunho, tapi sepertinya Yunho sedang menelepon seseorang, terdengar hanya suara operator yang menjawab.

Yunho menelepon mantan sekretarisnya dan memberitahukan kepergiannya hari ini. Namja tampan itu duduk menunggu panggilan keberangkatan pesawatnya.

Drrtt...Drrttt...

Ponselnya bergetar. "Junsu?" Bingungnya. Kenapa namja imut itu meneleponnya? Bukankah dia sudah mengiriminya pesan?

"Yeobbosseo?"

["Yak! Jung Yunho, Oddisseo?"] Teriak Junsu disebrang.

Setelah memberitahukan keberadaannya pada Junsu, namja tampan itu kembali menyimpan ponselnya, tapi sebelumnya ia mematikan dulu ponselnya itu, karena sebentar lagi pesawatnya akan berangkat. Ia mengerutkan keningnya, mengapa Junsu meminta menunggunya? Untuk apa dia menyusulnya ke Bandara? Pikir Yunho.

"Jung Yunho!" Junsu terengah-engah menghampiri Yunho, ia berlari untuk bisa lebih cepat ke tempat Yunho. Di belakangnya Yoochun pun sama tengah memegang dadanya karena sesak akibat berlari.

"Kalian, untuk apa kemari?" Tanya Yunho heran melihat pasangan itu.

"Apa maksud kau akan pergi ke Jepang eoh? Kau tak datang ke acara pernikahanmu? Hah...hah..." Junsu berusaha menormalkan nafasnya yang hampir habis.

"Pernikahan siapa? Naega?" Tanya Yunho menunjuk dirinya tak mengerti.

"Bukankah Jaejoong mengirimu kartu undangan?" Kali ini Yoochun yang berbicara. Namja cassanova itu mengusap keringat di kening indahnya.

"Nde, tapi aku langsung membuangnya."

"MWOO? KAU TAK MELIHATNYA DULU?" Teriak Yoochun dan Junsu bersamaan. Dilihatnya Yunho menggelengkan kepalanya tak mengerti.

"Aish ppabo..." Junsu mengambil kartu undangan dari saku jasnya dan memberikannya pada Yunho. "Lihatlah!"

Yunho membuka kartu undangan itu dengan bingung, kartu undangan yang sama seperti yang diterimanya tiga hari lalu.

DEG

Menikah

~Kim Jaejoong

dengan

Jung Yunho~

Yunho membelakan matanya tak percaya, jadi?

"Kkajja... Kita tak punya banyak waktu lagi." Ucap Junsu sambil menyeret pergi Yunho yang masih terpaku.

Sementara itu di Gereja, Jaejoong tengah menahan amarah dan kekecewaanya. Ternyata Yunho tak datang, namja tampan itu berbohong jika ia masih mencintainya.

Jaejoong menarik Jisung ke altar.

"Jae!" Kaget Jisung karena tiba-tiba Jaejoong menarik tangannya.

"Kita akan menikah Hyung. Namja ppabo itu berbohong, dia tak mencintaiku." Ucap Jaejoong mnegrucutkan bibirnya.

"CHAMKAAA...!" Seru Yunho. Namja tampan itu mengatur nafasnya yang berderu karena berlari. "Ehm... Joesunghamnida...aku terlambat..." Ujarnya tersenyum tenang, seolah dirinya memang benar-benar terlambat karena suatu hal kecil. Padahal jika Yoochun dan Junsu tak menyusulnya ke bandara dan menjelaskan semuanya, mungkin Yunho bukan hanya akan terlambat, tapi dirinya tidak akan menikah dengan namja cantik yang sudah mengacaukan hati dan pikirannya itu.

Yunho berjalan menghampiri Jaejoong. Jisung sendiri sudah turun kembali dari altar saat Yunho datang.

"Untuk apa kau datang?" Sinis Jaejoong, ia menatap Yunho dengan tajam. Tapi di mata Yunho, wajah Jaejoong terlihat sangat menggemasan.

"Mian... tadi ada urusan sebentar." Bohong Yunho seraya tersenyum.

"Aku akan membatalkan—"

"Silahkan nikahkan kami, Bapa..." Sela Yunho, memotong ucapan Jaejoong. Jaejoong mendengus sebal. Setelah dirinya hampir dibuat malu, sekarang dengan tenangnya Yunho meminta pada Pendeta untu menikahkan mereka? 'Jung Yunho...Lihat saja, aku akan menghukummu.' Batin Jaejoong menyeringai.

Acara pengucapan Janji suci pun berjalan lancar. Yunho mencium bibir Jaejoong dengan lembut. Semua tamu yang hadir turut bahagia.

Jisung tersenyum melihat keduanya. Seperti yang pernah di ucapkannya pada Jaejoong, Ia bahagia jika Jaejoong pun bahagia. #peluk om Jisung^^

Junsu memeluk lengan Yoochun. Namja imut itu juga turut merasakan kebahagiaan Yunho dan Jaejoong. Cukup sekali kesalahan yang pernah ia dan Yunho lakukan dulu. Inilah akhir yang ia inginkan. Melihat orang yang pernah dicintainya dulu bahagia, dan dirinya pun bahagia bersama orang yang sekarang sangat dicintainya.

Yoochun juga tersenyum. Pengalaman pelampiasan hubungan dengan Jaejoong dulu cukup membuat dirinya tersadar. Ia membalas dekapan tangan Junsu, dan mencium jemari lentik Junsu. Sepertinya mereka harus segera menyusul Yunho dan Jaejoong.

Nyonya dan Tuan Kim juga Nyonya Jung, tak luput dari kebahagiaan. Perceraian Yunho dan Jaejoong dulu membuat mereka sedih. Jika dulu pada pernikahan pertama, Yunho dan Jaejoong tak ada senyuman sedikitpun, kini mereka bisa melihat senyuman itu selalu tersungging dari bibir kedua mempelai.

Orang yang paling bahagia di sini juga adalah Jung Changmin. Tentu saja namja cilik itu sangat gembira dengan bersatunya kembali orangtuanya.

Selama ini Changmin memang tidak mengerti apa yang terjadi pada orangtuanya. Tapi ketika Yunho dan Jaejoong memutuskan untuk berpisah dulu, Changmin merasakan kehilangan sesuatu. Namun kini sesuatu yang hilang itu telah kembali.

.

.

"Jangan menyentuhku!" Hardik Jaejoong seraya beringsut ke samping dan menyelimuti kembali tubuhnya dengan rapat.

"Ayolah Boo... Bukankah aku sudah meminta maaf... Aku sungguh tidak tahu jika undangan itu—"

"Jika Junsu dan Yoochun tak menyusulmu, aku pasti sudah mati karena malu." Sela Jaejoong berlebihan.

"Ne, ne... aku menyesal..." Yunho mendekati Jaejoong dan berusaha membuka selimut yang menutupi tubuh namja cantik itu. Tapi dengan cepat jaejoong menepis tangannya.

"Boo...ini malam pertama kita... Apa kau tega membuat 'adikku' tersiksa?" rajuk Yunho mencebilkan bibir hatinya karena Jaejoong menolak 'bermain' dengannya.

"Tidak ada malam pertama!" Sinis Jaejoong. "YAK! Jung Yunho, kau mau memperkosaku?" Yunho membuka paksa selimut Jaejoong dan menindih tubuh mungil itu.

"Jika itu maumu, aku kan melakukannya." seringai Yunho. Kemudian dengan cepat ia membungkam bibir Jaejoong dengan bibirnya agar namja cantik yang cerewet itu tak lagi berkicau.

"Mmpphhh..."

.
.

Changmin menutup kedua telinganya dengan tangan mungilnya. Ia tak bisa tidur karena mendengar suara berisik dari kamar bumonimnya.

Changmin menyesal. Mengapa tadi siang dirinya tak menrututi perkataan kedua Halmeoninya untuk ikut dengan mereka.

Ia juga menyesal kenapa dirinya tak menginap saja di tempat Chun-jussi nya, padahal dengan jelas kedua pamannya itu- Junsu dan Yoochun- mengajaknya menginap, karena mereka bilang Changmin pasti tidak akan bisa tidur. Tapi ia menolaknya dengan alasan ia akan tidur bersama dengan bumonimnya. Tapi kenyataannya sekarang, ia sendiri di kamarnya tidak bisa tidur.

"Huweeeeee... Halmeoni...Hiks... Chun-jussi... Su-jussi..." Raung Changmin. "Umma sama Appa jahat... Min ga boleh tidur sama mereka... Huweeeee..." Changmin terus menangis.

.
.

"Eung...ahh... di..sanahh.. Yunh..."

"Eummmhh ... Ah... sempith..Boo..."

"Fasterrr Yunh...Arggghhh..!..."

.

.

"Huweeee...Berisiiiikkk... Min ga bisa tiduuuuur..."

Dan sepanjang malam, suara tangisan Changmin dan desahan YunJae mengalun indah di mansion itu. Changmin pun ahkirnya bisa tertidur menjelang pagi. Andai author ada di sana, pasti author akan menemani Angel Max itu dengan senang hati. Dan tak lupa menaruh CCTV di kamar YunJae. #Plakkk...

FIN

Jeongmal gomawo buat yg udah ngikutin FF ini dari awal, ini list readers yg baik hati yg udh bersedia ninggalin jejaknya dari Chap awal, tp maaf jika ada kesalahan penulisan nama ya ;)

PiePilly| Guest| rara| Kinarahayu25| jenny| ajid yunjae| hyukkie-chan| min| ChoFanni| Twink| MaghT| riska0122| Shin Min Gi| bang3424|Minhyunni1318| Cho Sungkyu| PRae15Cha12| KimYcha Kyuu| NisyaraNadya| SeenaPark| SnowyDitactor| abilhikmah| Jihee46| Kjhwang| Jung Jaehyun| BunnyDevil16| dhiniekim| yunjae style| PaprikaPumpkin| Anayanti| Yui the devil| BooBear| Anjani Jaejoong| lipminnie| bumkeyk| Natsume Yuka| iru iru 9|

Dan silent reader yg udah nyediain waktunya buat baca FF aneh ini :D

Oia, saya juga udah post lanjutan FF saya yg lain, yg mau baca silahkan, n akan sangat berterimakasih jika mau ninggalin jejaknya :0)

Mungkin saya akan Repost semua FF yg pernah saya buat di FFn ini, dan semuanya FF YunJae- Yaoi/ BL, dan kebanyakan genrenya Hurt, karena genre favorit saya emang Hurt tapi happy ending, hehehe... buat yg berminat dg tulisan saya yg lainnya ditunggu aja ya.. #Plakkk;)

Bambaya ^_^

YUNJAE IS REAL...!
Always Keep The Faith...!^^